Saturday, June 25, 2005

Memburu Aliran Sesat

Rating:★★★★★
Category:Other
Memburu Aliran Sesat
www.sabili.co.id

Aliran sesat kian merajalela. Berbagai modus dijalankan untuk menarik pengikutnya. Saatnya aparat berburu, sebelum umat yang melakukannya.

Setelah Yusman Roy, pimpinan Pondok I’tikaf Ngaji Lelaku di Malang yang melakukan shalat dua bahasa akhirnya diproses secara hukum, satu persatu ajaran dan aliran sesat di berbagai daerah terdeteksi oleh publik. Di Probolinggo, sebuah padepokan bernama Yayasan Kanker dan Narkoba Cahaya Alam, merilis tafsir al Qur’an dalam bentuk buku yang dibuat pimpinan padepokan, Muhammad Ardhy Husein. Jika tafsir tersebut benar, tentu saja tak ada masalah. Tapi tafsir yang disusun dan diberi judul Menembus Gelap Menuju Terang tersebut nyeleneh dan penuh masalah.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) wilayah Probolinggo, menfatwa buku ini sesat dan menyesatkan. Tak hanya itu, MUI juga mengatakan padepokan yang dipimpin oleh Ardhy Husein itu telah melakukan penodaan agama dan meresahkan umat Islam. Satu dari sekian tafsir aneh yang digagas Ardhy adalah bahasan untuk surat at-Tin ayat empat dan lima. Menurutnya, dalam ayat tersebut manusia adalah ruh dan bukan jasad. Ruh kini ditempatkan di tempat yang paling hina, yang disebut raga.

Ia juga mengatakan tentang status nabi dan rasul yang sebetulnya masih berlangsung. Kenabian menurutnya memang terhenti dan selesai pada diri Muhammad, tapi rasul akan terus berlangsung sampai akhir zaman kelak. Bahkan ia juga memilah-milah golongan manusia menjadi empat: aulia, ulama, kasab dan kehampaan. Hal aneh lainnya di padepokan yang ia pimpin adalah, istri-istri bertugas mengurus kelancaran yayasan. Ada Wati, istri pertama yang bertanggungjawab pada logistik. Ada Siti Sundari sebagai ketua yayasan, ada Irma Nurhayati dan Wulandari, istri ketiga dan keempat yang bertugas sebagai bendahara dan koordinator lapangan. Tapi menurut keterangan penduduk sekitar, jumlah istri Ardhy lebih dari itu. Jika dihitung, ada sekitar 11 orang perempuan lain yang menjadi istri Ardhy yang disebut-sebut sering shalat di Masjidil Haram dengan cara duduk bersemadi di rumahnya. Kini MUI setempat sedang melakukan tindakan dan upaya pembubaran padepokan.

Belum lagi tuntas benar kasus Probolinggo, aliran sesat kembali terendus, kini di tengah kota Surabaya. Di Jl Petemon Barat no. 9, berdiri sebuah pondok pesantren bernama al-Mardhiyah yang dipimpin oleh Maulaya. Akhir Mei lalu, penduduk setempat melaporkan al-Mardhiyah pada aparat keamanan karena dianggap meresahkan. Ritual-ritual aneh yang dilakukan Maulaya, serta gelaran pusaka-pusaka setiap Jumat Legi dirasakan penduduk sekitar tak sesuai dengan syariat Islam.

Pondok ini juga disebutkan mengajarkan paham sesat seperti zakat badan, mutu atau meditasi serta ajaran-ajaran yang disebut datang langsung dari Allah lewat mimpi gaib yang dialami Maulaya. MUI Surabaya, untuk kasus ini nampak masih belum mengeluarkan fatwa tegas. MUI Surabaya hanya menyebutkan al-Mardhiyah syirik dan mengajarkan kemusyrikan. Padahal, banyak pihak berharap MUI mengeluarkan fatwa sesat dan melarang pondok ini mengajarkan pahamnya untuk para santri. (Baca: Aliran Sesat di Sarang Bonek).

Sementara itu, ketika al-Mardhiyah masih penuh kontroversi, di wilayah utara Jawa Timur, tepatnya di Bojonegoro, masyarakat dibuat heboh oleh kabar selentingan tentang sebuah yayasan yang menerapkan dzikir dan wirid bugil. Adalah Yayasan Kesejahteraan Umat Madani (Yakuma) yang disebut-sebut menjalankan laku shalat dan wirid serta harus menghadap ke selatan bagi para pengikutnya.

Menerima laporan dan mendengar isu ini, Kapolsek Temayang, Bojonegoro menginstruksikan pengintaian pada anggotanya. Yayasan yang sekaligus rumah pimpinannya, Rasimin, diawasi oleh anggota kepolisian. Dari sore hingga malam hari, di dalamnya ada 11 orang, termasuk Rasimin yang sedang melakukan aktivitas. Tepat tengah malam, saat suara dzikir mulai terdengar, polisi menggrebek Yakuma. Namun aparat keamanan menemukan peserta pengajian yang sedang wirid masih lengkap mengenakan pakaian.

Meski tak mendapatkan bukti, polisi tetap meminta Rasimin dan peserta pengajian ke Polres Bojonegoro untuk dimintai keterangan. Rasimin sendiri kepada wartawan mengatakan tidak pernah melakukan shalat dan wirid telanjang. Hanya wirid dan khataman al-Qur’an saja. Ia mengaku hanya seorang petani yang ingin sama-sama mengajak orang lain untuk beribadah dan berbuat kebaikan. Bahkan, Rasimin mengatakan dirinya siap ditembak kalau memang benar-benar melakukan shalat dan wirid sambil telanjang.

Daftar pelaku aliran sesat ternyata masih panjang. Di Bekasi, baru-baru ini polisi menciduk Syekh Maulana yang memiliki gelar panjang sekali: Al-Imam Arrobani Khalifatullah Aulia bil Ghoib As Syech Maulana Muhammad Amirullah. Ia dijerat pasal penodaan agama, perbuatan tidak menyenangkan dan tindakan asusila.

Kisah ini bermula dari sebuah jamaah pengajian al-Musyarofah yang diasuh oleh Syekh Maulana. Dalam jamaah ini, sang Maulana menerapkan penghormatan yang sangat mulia pada dirinya. Misalnya saja mencium tangan, bolak-balik, telapak dan punggung tangan serta mencium telapak kaki. Tak hanya itu, menurut salah seorang anggota jamaah yang telah menarik diri, sang pimpinan pengajian juga mengajarkan agar membayangkan wajahnya sebelum mengangkat tangan takbiratul ikhram setiap saat menjelang shalat.

“Nama ajaran itu biasa disebut thariq. Setiap jamaah harus menghadirkan wajah mursyid sebelum shalat. Kalau wajah sang mursyid sudah hadir, maka shalat inilah yang akan dibawa ke mi’raj,” terang Abdullah, sebut saja begitu.
Menurut Abdullah, di dalam jamaah ada tingkatan dan level tertentu untuk para anggota. Tergantung kedekatannya dengan sang mursyid. Ada yang tingkatan ustadz, habib, habibah atau kiai. Tapi lucunya, yang mengangkat dan memberhentikan semua level itu adalah Maulana. “Suatu hari pernah ada 9 ustadz, 3 kiai dan 2 habib diberhentikan lagi oleh Maulana, entah kenapa,” ujarnya lagi.

Syahri, seorang anggota lain yang telah sadar mengaku, dulunya ia sangat patuh dan mengagungkan Maulana. “Sampai-sampai saat kampanye, semua orang pakai kaos gambar calon presiden, saya pakai kaos gambar Maulana dengan tulisan For President,” ujarnya merasa geli saat mengingat kembali.

Seperti kebanyakan pemimpin aliran sesat lainnya, Maulana juga sering terlihat tak shalat Jumat. Konon, sang mursyid sedang shalat di Masjidil Haram, Makkah. Tentang hal ini, kepada jamaahnya Maulana selalu berkata, jangan selalu mencerna pakai otak, cernalah pakai hati. “Jadi setiap dia keluar dari biliknya, kami semua berebut salaman. Ingin dapat berkah, wong baru pulang shalat dari Makkah,” terang Syahri lagi.

Dalam proses pengajian, tak dibenarkan tanya jawab sebelum diizinkan oleh Maulana. Dan apabila ada seorang jamaah yang diberi kesempatan bertanya lalu berbicara tanpa mengucapkan salam kepada Maulana, yang bersangkutan langsung diperintahkan untuk bertaubat. “Nggak salam langsung dianggap dosa, disuruh taubat,” jelas Abdullah.

Kepada pengikutnya, Maulana menyebut dirinya sebagai Wali Allah, wali terakhir dan wali akhir zaman. Itu semua karena, secara gaib konon ia pernah dijemput jibril dan dibawa menghadap Rasulullah untuk berbaiat. Karena itu ia berhak membaiat, sebab, menurutnya, ia telah dibaiat oleh Rasulullah. Dan ia juga menjamin seluruh jamaah al-Musyarofah berserta tujuh turunan ke atas dan tujuh turunan ke bawah akan masuk surga.

Tapi, menurut Imran, bukan nama sebenarnya, semua itu adalah fitnah untuk sang mursyid. Imran, pengikut Maulana yang enggan disebut namanya ini menghubungi SABILI untuk memberikan klarifikasi tentang jamaah pengajian al- Musyarofah. Menurut keterangan Imran, ia sama sekali tak pernah mendengar kalimat tentang wali akhir zaman, jaminan masuk surga dan sebagainya keluar dari bibir sang mursyid. “Yang saya tahu, gelar-gelar saja, seperti al-ghoib, robbani dan mursyid,” terangnya dengan nada tak rela.

Ia mengaku miris melihat tayangan TV yang mendiskreditkan mursyidnya. Lewat polisi didapatkan keterangan bahwa Maulana juga mengaku beberapa kesalahan lain seperti pelecehan seks dan perbuatan cabul. “Saya nggak percaya itu. Tahu sendiri kan, polisi Indonesia seperti apa?” sergahnya tak terima.

Tapi, bukan satu dua pengaduan yang masuk tentang tokoh ini. Di meja redaksi SABILI, ada pengaduan dari beberapa perempuan anggota jamaah yang pernah dizinahi oleh Maulana. Ada yang baru sekali dua kali, tapi juga ada yang sampai sembilan kali karena ancaman bala dan azab yang dikeluarkan Maulana. Surat pengaduan yang juga telah dikirimkan ke Komnas Perempuan dan Majelis Ulama Indonesia wilayah Bekasi ini memang ditanggapi serius oleh aparat keamanan. Dan kini, Maulana berada di tahanan Polres Bekasi.

Pada berkas pengaduan perempuan yang dizinahi Maulana, bahkan pernah ada yang dilakukan pada saat puasa Ramadhan, pukul 09.00 pagi. Pada setiap korbannya, Maulana menyampaikan, sesungguhnya secara hakikat mereka telah dinikahkan Allah sejak 50.000 tahun yang lalu. Atau alasan lain seperti, Allah telah memilihnya untuk menjadi istri dan ibu dari anak-anak yang akan dilahirkan dari Maulana.

Sepanjang zaman, aliran sesat dan paham-paham yang menggelincirkan akidah memang sering kali terjadi. Tidak saja yang diselubungi penjelasan ilmiah yang masuk akal, yang irasional dan sangat aneh pun bisa saja dapat pengikut. Seperti yang baru-baru ini terjadi di Serang, Banten. Belasan orang mengaku pengikut seorang nabi palsu, melakukan ritual menyambut kiamat yang dikabarkan akan datang pada 8 Juni 2005. Kiamat tersebut akan didahului oleh gelombang tsunami yang menghantam Banten lalu melumatkan seluruh alam. (Baca: Nabi Palsu di Negeri Jawara).

Di berbagai penjuru negeri, sebetulnya banyak sekali yang terjadi seperti ini. Dari Sabang sampai Merauke. Ini adalah tantangan bagi dakwah, menjelaskan dan menerangkan tentang Islam yang sebenarnya. Tentu saja bukan tugas mudah, tapi inilah kewajiban kaum Muslimin di Nusantara.

Dan bagi segenap kaum Muslimin, selidiki dan laporkan saja semua kelompok yang nampak aneh, nyeleneh dan merusak akidah. Biasanya, modusnya tak jauh-jauh, menawarkan ajaran tidak shalat, tidak zakat serta tak jarang mengajarkan seks sebagai ritualnya. Jika bertemu yang demikian, gelandang saja ke kantor polisi dan jangan biarkan mereka merusak agama yang mulia.

Herry Nurdi
Artawijaya, Afriadi Murwanto, Fadli Rahman (Bekasi), Chairul Akhmad (Jawa Timur), Arif Kirdiat (Banten)


4 comments:

  1. Koq meng-gilani seperti itu yeah. Macam2 saja alirannya. Baru tahu. Mungkin itu pentingnya kita pintar2 baca2 (hadist, al Quran, dan ttg sunnah2), agar tidak mudah dibohongi yeah.

    ReplyDelete
  2. wah serem deh.
    semoga qta selalu mejadi hamba Allah yang istiqomah. amien.

    ReplyDelete
  3. Betul dan setuju dengan langkah ini :)

    ReplyDelete
  4. Gak ada toleran tuk aliran sesat, hapus aliran sesat dari alam semesta ini !!!

    ReplyDelete