Friday, September 28, 2007

E-Books : Kitab Al Bidayah wa Nihayah, Masa Khulafaur Rasyidin

http://indrayogi.multiply.com/
Judul asli : Tartib wa Tahdzib Kitab Al-Bidayah wan Nihayah
Pengarang : Ibnu Katsir
Penyusun : Muhammad bin Shamil As-Sulami

Judul Terjemah : Al-Bidayah wan Nihayah, masa Khulafaur Rasyidin
Penerjemah : Abu Ihsan Al-Atsari
Muraja'ah : Ahmad Amin Sjihab, Lc.
Penerbit : Darul Haq, Jakarta, Cet. I, 1424 H/ 2004 M
Tebal : xxi+559 hal (Hard Cover - Lux)
-----------------------------------------------------------

- Benarkah Khalifah Pertama Abu Bakar Ash-Ashiddiq diracun hingga menyebabkan kematian beliau?

- Benarkah penyebab umar bin Khaththab mencopot khalid bin walid dari jabatannya sebagai panglima pasukan karena adanya intrik pribadi antara keduanya?

- Benarkah isu-isu tendensius yang menyebutkan bahwa Utsman bin Affan lebih mengutamakan karib kerabat untuk memegang jabatan-jabatan strategis dalam pemerintahan seperti yang dituduhkan sebagian orang?

- Apa yang melatarbelakangi peperangan Jamal yang terjadi antara Ali bin Abi Tholib dengan az-Zubair, Thalhah dan 'Aisyah ?

- Dan Apa pula yang melatarbelakangi peperangan antara Ali bin Abi Tholib dengan Mu'awiyyah hingga menyebabkan kematiannya?

Begitu banyak isu-isu kontroversional yang disebutkan dalam buku-buku sejarah, namun banyak yang perlu diluruskan. Yang disebutkan diatas hanyalah sebagian kecil dari penyimpangan sejarah. Sementara, sejuta pertanyaan lain masih menggelayut dalam benak menuntut sebuah jawaban. Dimanakah jawabannya?

Buku yang hadir di hadapan pembaca ini memberikan jawabannya. Dipetik dari buku al-Bidayah wan Nihayah, sebuah karya monumental seorang ulama besar yang tidak asing lagi; Al-Hafidz Imaduduin Abul Fida' Ismail bin Umar bin Katsir yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Katsir.

Sebagai pembukan, buku ini dimulai dengan metode penyusunan dan penyuntuingan, biografi Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Katsir dan Kitabnya Al-Bidayah Wan Nihayah serta metode dan referensi yang digunakan.

Dalam buku ini pembaca dapat membaca sejarah khulafa'ur rasyidin dan dapat menyaksikan masa-masa keemasan Islam yang disajikan secara apik oleh Dr. Muhammad bin Shamil as-Sulami. Mudah-mudahan kehadiran buku ini dapat meluruskan sejarah-sejarah yang banyak diselewengkan oleh tangan-tangan jahil.

Dari saya :

Kitab ini cocok untuk yang senang mempelajari kisah-kisah para sahabat pada masa khulafaur rasyidin seperti Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali ra. Kalau anda senang membaca sirah nabawiyah, kemungkinan anda juga akan tertarik dengan kitab ini. Insya Allah kitab ini akan memberikan jawaban atas pertanyaan tentang fitnah al kubra yang selama ribuan tahun menggelayuti umat Islam. Pembahasan dalam kitab ini pun cukup detail sampai hal-hal kecilnya.

Ada saatnya rasa haru muncul ketika membaca kisah-kisah kehidupan para sahabat ra dalam kitab ini. Dan ada pula saatnya muncul rasa kagum dan bangga. Bagi saya pribadi, membaca buku ini cukup seru dan seandainya kisah-kisah dalam kitab ini dijadikan film, maka film itu insya Allah akan menjadi film yang hampir lengkap mulai dari action, drama dan tentunya tanpa esek-esek seperti kebanyakan film. Insya Allah akan ada banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari kehidupan mereka.

Silakan downlod ebook Islam ini…

Download Buku Islam Al-Bidayah wa Nihayah, Masa Khulafaur Rasyidin

Atau klik kanan dan pilih save as link

E-Books : Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 (Indonesian)

http://perpustakaanmuslim.freehostia.com/al-quran/tafsir-ibnu-katsir-jilid-1/

Kitab Tafsir Ibnu Katsir terkenal sebagai kitab tafsir yang dikelompokkan ke dalam tafsir bil ma’sur(tafsir ayat-ayat Al-Qur’an dengan hadis-hadis Nabi SAW) sehingga terhimpun di dalamnya faedah yang sangat banyak karena di dalam kandungarinya termuat dua pokok sumber hukum Islam, yaitu Alqur’anul Karim dan Sunnah Rasul-Nya.

Tiada suatu ayat pun yang ada di dalamnya melainkan diterangkan dengan hadis yang melatarbelakangi penurunannya, sehingga memperjeias makna yang dimaksud dan subjek yang ditujunya. Bahkan di dalam kitab tafsir ini disebutkan pula sanad setiap hadis yang dikemukakan sebagai tanggung jawab iimiah dari Al-Imam Ibnu Katsir dalam penukilannya.

Pada kenyataannya tidaklah seperti apa yang dituduhkan oleh para penulis sekarang yang meringkasnya, di antaranya ada yang beralasan tafsir ini banyak hadis daif dan israiliyatnya. Padahal kalau kita kaji lebih mendalam, menjadi jelaslah duduk perkaranya. Dalam penyajiannya Al-lmam Ibnu Katsir tidak sembarangani mengeluarkan hadis-hadis yang daif, melainkan hanya yang tidak ada kaitannya dengan hukum. Dan apabila berkaitan dengan kisah umat-umat terdahulu, yang dikenal dengan istilah israiliyat. Adapun kalau. sehubungan dengan ayat-ayat hukum, maka baik hadis maupun sunnah yang diketengahkannya berpredikat sahih dan paling tidak hasan. Secara garis besar Tafsir Ibnu Katsir merupakan tafsir yang menggabungkan antara ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis, sehingga sangat diperlukan oleh setiap kaum muslim yang ingin mempelajari tafsir dalam skala yang lebih mendalam.

Download Tafsir Ibnu Katsir Jilid I :

Tafsir Ibnu Katsir Jilid I Bagian Pertama
(39.5 MB)halaman 1-200

Tafsir Ibnu Katsir Jilid I Bagian Kedua
(42 MB)halaman 201-400

Tafsir Ibnu Katsir Jilid I Bagian Ketiga
(41 MB)halaman 401-598

Sumber : Kampungsunnah.co.nr

E-Books : Ilmu Hadits (Ulumul Hadits) Untuk Pemula

http://indrayogi.multiply.com

Rasulullah saw bersabda: Akan senantiasa ada sekelompok orang di antara ummatku yang menampakkan kebenaran, orang-orang yang menyelisihi mereka tidak akan mencelakainya sehingga datangnya hari kiamat.

Ibnu al-Mubarak berkata: Mereka itu menurutku adalah ashabu al-hadis Riwayat al-Khathib dalam Syarf Ashabi al-Hadis no. 42 dengan sanad yang shahih

Hadits dalam hukum Islam merupakan sumber hukum kedua setelah Al Quran, oleh karenanya seorang muslim dituntut paling tidak menguasai dan mempelajari hadits sebagai peninggalan Rasulullah SAW yang harus dijadikan pegangan setiap muslim dalam melangkah selain Al Quran.

Ulumul Hadits atau Ilmu hadits diperlukan untuk membedakan tingkatan-tingkatan hadits, serta memilah kualitas hadits sehingga kaum muslimin tidak terjebak mengamalkan hadits hadits dhoif atau bahkan maudhu, yang tentunya malah menimbulkan penyimpangan ibadah yang tidak bernilai disisi Allah (SWT) (SWT).

Untuk itulah buku islam/ebook ini hadir, untuk memberi gambaran dasar dasar Ilmu Hadits bagi pemula yang ingin mempelajari hadits dengan cara yang mudah dan cepat dimengerti, mudah mudahan buku ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas keilmuan dan keimanan kita, download buku/ebook Islam Ilmu Hadits Untuk Pemula dibawah:

Sambil Ngabuburit : Download buku "Sifat Shaum Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Fii Ramadhan" Karya Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid

http://www.freewebtown.com/herisetiawan/ebooks/islam/Sifat%20Puasa%20Nabi.pdf

Disalin dari Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, edisi Indonesia Sifat Puasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan Pustaka Al-Haura, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata

Download Buku Islam:

Sifat Puasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly dan Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid

Sambil Ngabuburit : Download buku "Sifat Sholat Nabi"nya Syaikh Al-Albani

http://www.esnips.com/doc/f58f7308-7fae-433d-a04b-229a490c4437/aslu-sifat-sholat-nabi

Adalah syaikh Al-albani memiliki/menulis 3 buah kitab tentang sifat sholat nabi dari takbir hingga salam, yang masing-masing merupakan ringkasan dari kitab yang lebih lengkapnya.

Kitab yang ada di hadapan pembaca adalah kitab asal atau kitab besar dari sifat sholat nabi yang mana dua versi turunannya sudah banyak beredar dan diterbitkan semasa beliau hidup.

Adapun kitab ini dengan berbagai udzur baru bisa di terbitkan setelah beliau tiada.

Kitab ini diterbitkan sebanyak 3 Jilid, dan bahasannya begitu lengkap dan monumental, sehingga seolah-olah tidak ada ruang gerak yang tersisa bagi ulama sesudahnya untuk membuat kitab sejenis, saking luas nya bahasan hadits dan kokohnya pengambilan fiqihnya.

selamat menelusuri jejak rasulullah ketika sholat.

Download Buku Islam:

Sifat Sholat Nabi Oleh Syaikh Albanni Jilid I

Sambil Ngabuburit : Download buku "Fatwa-Fatwa Puasa" nya Syaikh Abdul Aziz Bin Bazz

http://abu.salma.web.id/wp-content/uploads/2007/09/fatwa-puasa.zip

Ramadhan telah datang kehadapan kita semua oleh karenanya diperlukan persiapan yang sungguh-sungguh untuk menyambut bulan ramadhan, diantaranya adalah memahami hakekat dan hukum berpuasa, sehingga apa yang kita lakukan senantiasa berada dalam naungan syariatnya dan tidak menyimpang dari kaidah kaidah yang ditetapkan.

Buku ini merupakan kumpulan 28 fatwa syaikh bin bazz seorang ulama terkenal dan mempunyai ilmu yang luas dan beliau adalan mufti kerajaan saudi arabia. Dalam buku ini beliau memaparkan kaidah kaidah syariat dalam menjalankan puasa, sehingga para pembacanya menjalankan ibadah puasa dengan tuntunan syariat yang shoheh dan didasarkan atas Al Quran dan hadits.

Download Buku :

28 FATWA-FATWA SEPUTAR PUASA - Syaikh Abdul Aziz Bin Bazz

Sambil Ngabuburit : Download buku "Bekal-Bekal Ramadhan" Karya Syaikh Muhammad Jamil Zainu

http://abu.salma.web.id/wp-content/uploads/2007/08/bekal-ramadhan.zip

Sesungguhnya puasa itu merupakan salah satu rukun Islam, yang tampak di dalam keikhlasan, ihsan dan amanah, dan hal ini dicapai ketika seorang yang berpuasa menahan dari makan, minum dan perkara yang dapat membatalkannya sedangkan ia tidak menahan diri dari perkara ini melainkan karena muroqobatullah (merasa diawasi Alloh Ta’ala) dan ru`yah (penglihatan) Alloh kepadanya.

Syaikh Muhammad Jamil Zainu telah memaparkan di dalam buku ini tentang keutamaan puasa, adab-adab dan hukum-hukumnya, pembatal-pembatal puasa, sholat malam di dalamnya, lailatul qodar dan keutamaannya. Syaikh juga memaparkan tentang I’tikaf, zakat fithri, sholat ‘ied dan selainnya dari perkara-perkara yang penting.

Download Buku :

Bekal-bekal Ramadhan Oleh Syaikh Muhammad Jamil Zainu

 

Sumber : AbuSalma.Wordpress.com

Friday, September 21, 2007

Sempurnakan Kiblat Anda

http://rismata.multiply.com/photos/album/5/Sempurnakan_Kiblat_Anda_

Ditulis oleh agorsiloku di/pada November 27th, 2006

Seberapa tepatkah ketika kita melaksanakan sholat, tepat menghadap Kiblat?.

Sholatlah di Mesjid, tentu akan tepat. Bagaimana kalau sedang sholat di rumah, seberapa tepatkah arah Baitullah dengan rumah kita?

Jawabnya :

“Wah… wah…., butuh peta, butuh teodolit, posisi azimuth bintang, arah Utara, dan sebagainya. Pokoknya hanya orang yang ahli saja deh pada bidangnya yang bisa melakukan hal ini…

Tidak juga. Teknologi jaman kini sudah berbeda. Sekarang, saya tahu persis, bahwa selama ini saya sholat ke arah yang salah (kurang tepat), walaupun tempat tinggal saya hanya berbeda 2 blok dari mesjid. Sekarang saya tahu (meskipun tidak persis) bahwa rumah tinggal saya nyaris sama dengan arah kiblat. Jarak rumah ke kiblat menurut garis lurus (tapi saya belum tahu nih, lurusnya mengikuti arah garis pada bidang ekuipotensial atau nggak, tapi tampaknya mengikuti bidang ekuipotensial). Jarak lurus rumah yang saya tinggali dengan Baitullah adalah 7.917,93 km.

Dan ini saya dapatkan dengan gratis pula dan hanya butuh waktu kurang dari 2 menit untuk melakukannya. Asyikkan!?

Bagaimana caranya?

Gunakan Google Earth (ketik kata ini di gugel, donlot programnya, dan jalankan saja).

  1. Cari lokasi Baitullah di Arab Saudi.
  2. Tandai dimana lokasi rumah tinggal kita.

Gunakan menu ruler dari Google Earth. Klik tempat tinggal kita, lalu geser mouse untuk mencari lokasi Baitullah. Maka garis lurus maya akan dibuat oleh Oom Gugel dan dari garis itu, akan tampak perpotongannya dengan bangunan rumah kita tinggal. Jadi, tahulah kita sekarang berapa jarak rumah tinggal kita dengan Baitullah dan arahnya (mengikuti garis lurus maya yang dibuat).

Kenapa tidak mencoba. Juga mesjid yang akan dibangun atau telah dibangun.

Tentu juga untuk kepentingan apapun juga. Lebar bangunan 5 x 5 meter persegi pun masih tampak di gugel. Untuk mengukur luas bangunan pun, Oom Gugel masih cukup teliti, selisih perhitungan jaraknya bisa ketelitian 0,25-0,5 meteran. Jadi jarak lurus 100 meter akan variasi antara 99,5 - 100,5 meter. Cukup baik.

Kenapa tidak mencoba.

_______________

Link yang saya cantumkan diatas memuat gambar beberapa masjid dan arah kiblatnya. Gambarnya baru ada 4 masjid yaitu Masjid At-Taqwa Kemanggisan, Masjid Al-Azhar, Masjid Istiqlal, Masjid Baitul Ihsan di Bank Indonesia. Kalau ingin menambahkan silahkan ke http://www.qiblalocator.com/ dan cari masjid anda disana, dimulai dari nama kota dan jalan. Semoga bermanfaat.


Meramu Sains dengan Islam (Tentang International Islamic University Malaysia)

Rating:★★★★★
Category:Other

Irwandi Jaswir
Associate Professor bidang Bioteknologi, International Islamic University Malaysia, Peneliti Tamu pada National Food Research Institute, Tsukuba, Jepang.

www.republika.co.id


Artikel berjudul 'Identitas Kampus Islam' yang dimuat di harian ini pada 6 September 2007 lalu sangat menarik untuk direnungkan. Betapa kita perlu menyimak kembali paradigma keislaman universtas-universitas yang melabeli diri mereka sebagai universitas Islam.

Tulisan berikut memberikan sedikit perbandingan bagaimana sebuah universitas Islam di luar negeri dijalankan sebagai bahan masukan untuk universitas-universitas Islam lain di Tanah Air. Penulis tidak bermaksud mengklaim bahwa International Islamic University Malaysia (IIUM) yang akan diceritakan ini sebagai contoh ideal. Namun dengan segala kemodernan dan keunikan yang dimilikinya, beberapa hal barangkali bisa dipelajari dari kampus yang berlokasi di Gombak, pinggiran Kuala Lumpur ini.

IIUM sendiri berdiri pada 1983 sebagai pemenuhan aspirasi komunitas Muslim global kontemporer untuk mendapatkan kembali pemimpin-pemimpin umat yang berpengetahuan. Dengan memiliki akar sejarah yang sangat dekat dengan Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak heran kalau IIUM beroperasi di bawah arahan Lembaga Gubernur yang terdiri dari 8 negara OKI. Sebagai sebuah institusi internasional nan Islami, wajar kalau IIUM mematok visi untuk menjadi pusat kecemerlangan pendidikan internasional yang menggabungkan 'ilmu wahyu' dan nilai Islam dalam semua cabang ilmu pengetahuan.

Perlu dicatat di sini bahwa masyarakat kampus IIUM mengartikan Islamic revealed knowledge sebagai 'ilmu Wahyu' dan bukan ilmu agama atau ilmu Islam. Hal ini karena IIUM menganut prinsip tiada pemisahan ilmu Islam dengan ilmu dunia. Semua ilmu pengetahuan sebenarnya adalah sejalan dengan Islam dan semuanya datang dari Allah Maha Pencipta. Di samping memiliki 13 fakultas, IIUM juga mempunyai 12 pusat kecemerlangan (centre of excellence), termasuk pusat kanker payudara yang cukup terkenal di Malaysia.

Sebagai sebuah universitas berbasis Islam dan internasional, IIUM mengusung misi Triple- ICE, yakni integrasi, internasionalisasi, Islamisasi, serta kecemerlangan menyeluruh (comprehensive excellence). Universitas ini menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar.

Berpusat di masjid
Kalau kita lihat kampus IIUM di Gombak, kita akan disuguhi pemandangan menakjubkan berupa rangkaian bangunan berarsitektur klasik bercorak Arab dengan kubah masjid kampus nan megah menjadi pusatnya. Di IIUM, masjid memang menjadi nadi segala kegiatan pembelajaran. Semua kegiatan akan terhenti setiap azan berkumandang dan para warga kampus akan berbondong-bondong datang untuk shalat berjamaah. Imam kepala masjid di IIUM menduduki posisi yang setara dengan dekan dan otomatis menjadi anggota senat universitas.

Masjid tidak hanya menjadi tempat shalat berjamaah. Banyak kegiatan kemahasiswaan diatur oleh manajemen masjid. Halaqah, pengajian rutin topikal dengan jumlah peserta terbatas setiap kelompok, yang menjadi mata kuliah wajib universitas, misalnya, dikorrdinasi oleh masjid. Begitu juga dengan pembelajaran Alquran, yang juga menjadi mata kuliah wajib serta program menghapal Alquran yang menjadi kegiatan ko-kurikuler favorit di kampus ini. Ini belum termasuk berbagai kegiatan untuk para staf universitas.

Di IIUM, tidak aneh menemukan mahasiswa yang hapal Alquran atau sedang dalam proses menghapal Alquran. Ketika diberi amanah menjadi pembantu dekan bidang kemahasiswaan di IIUM, penulis awalnya juga sempat 'terkejut' ketika seorang mahasiswa bioteknologi yang datang ke kantor untuk berkonsultasi ternyata sudah hapal 20 juz. Padahal, dia juga seorang pemain hoki kebanggaan universitas yang berprestasi nasional.

Kini, bahkan IIUM lebih memfasilitasi kegiatan hapalan Alquran dengan lebih serius. Lewat kerja sama dengan Jabatan Kebajikan Islam (Jakim), Kantor Perdana Menteri Malaysia, IIUM sudah merintis program melahirkan sarjana-sarjana di berbagai bidang ilmu pengetahuan yang hapal Alquran sejak tahun 2000. Misinya tidak lain untuk melahirkan para cendekiawan masa depan yang menguasai 'ilmu wahyu' dan bidang pengetahuan lainnya dengan sama baiknya.

Caranya, mereka-mereka yang diterima masuk IIUM dan lulus tes calon penghapal Alquran, tidak langsung masuk kampus utama di jurusan masing-masing. Mereka dikehendaki masuk kelas khusus hapalan Alquran di Sekolah Tahfiz yang disebut Darul Qur`an selama 3 semester, namun status mereka sudah jelas sebagai mahasiswa IIUM, dengan beasiswa dan tunjangan asrama yang sama dengan mahasiswa lainnya. Setelah lulus menjadi penghapal Alquran, barulah mereka-mereka ini masuk ke jurusan-jurusan yang sudah mereka pilih sebelumnya.

Ramuan kurikulum
Di IIUM, untuk program S-1, terdapat dari lebih 20 SKS mata kuliah wajib universitas, yang sebagian besar bernapaskan `ilmu wahyu.` Sebut saja, Islam, Knowledge and Civilization, Ethics and Fiqh for Everyday Life, Islamic Worldview, Professional Ethics from Islamic Perspective, Methods of Dakwah, dan sebagainya. Selain itu, setiap mahasiswa juga wajib lulus beberapa level mata kuliah bahasa Arab untuk semua program studi yang dipilih, bahkan untuk mahasiswa non-Muslim sekalipun.

Di samping itu, setiap mata kuliah yang diajarkan pada semua program studi sedapat mungkin mengandung muatan Islam. Di jurusan bioteknologi misalnya, Islamic Ethics in Biotechnology mendapat porsi tersendiri, sedangkan di jurusan matematika, sejarah kejayaan para saintis Islam silam pun turut diajarkan. Begitu juga di program-program lain, nilai-nilai Islam selalu dikedepankan.

Mengingat kandungan kurikulum yang bersandarkan 'ilmu wahyu' yang cukup banyak, tak jarang mahasiswa IIUM turut mengambil minor di beberapa jurusan di Kulliyyah of Islamic Revealed and Human Sciences. Artinya, dengan mengikuti beberapa mata kuliah IRK-HS, mereka bisa lulus dari IIUM sebagai arsitek atau sarjana computer dengan minor di IRK, misalnya. Adalah jamak juga buat para mahasiswa mendapat double degree ketika lulus, hanya dengan menambah beberapa semester saja dari jadwal kelulusan normal. Konsekuensinya, para staf pengajar juga dituntut memiliki dasar-dasar `ilmu wahyu` yang mencukupi, meskipun mata kuliah yang mereka ajarkan tidak berhubungan langsung dengan konsep Islam.

Di luar itu universitas ini juga berupaya menerapkan nilai-nilai Islam dalam sistem dan kehidupan kampus sehari-hari, walaupun tidak secara kaku. Asrama untuk mahasiswa laki-laki dan perempuan, misalnya, terletak di dua area yang terpisah jauh. Dalam kegiatan kemahasiswaan tiga batasan selalu menjadi panduan, yakni waktu shalat, hijab, serta percampuran laki-laki dan perempuan. Pelanggaran dalam hal ini berakibat sanksi tindakan indisipliner. Namun begitu, semuanya tidak menghalangi mahasiswa beraktivitas dengan leluasa, bahkan beberapa di antaranya juga menjadi kebanggaan universitas. Begitulah sedikit banyak bagaimana IIUM meramu sains dan ilmu pengetahuan dalam bingkai Islam.

Ikhtisar
- Gambaran mengenai model kampus Islam, antara lain bisa dilihat di kampus International Islamic University Malaysia.
- Di kampus ini, Islam dijadikan dasar bagi seluruh proses perkuliahan maupun kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa.
- Masjid memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan di universitas ini.
- Tak hanya di perkuliahan, dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai Islam juga dijalankan dengan baik.

_____________________

Irwandi Jaswir lahir di Medan pada 20 Desember 1970 namun dibesarkan di kampung halamannya di Bukittingi, Sumatera Barat. Setelah menuntaskan SMA-nya di SMAN I Bukittinggi. Irwandi kemudian meneruskan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor lewat jalur mahasiswa undangan. Menyelesaikan program studi Teknologi Pangan dan Gizi pada awal 1994, Irwandi kemudian mendapat beasiswa pemerintah Malaysia untuk melanjutkan pendidikan S-2 di Universiti Pertanian Malaysia (UPM) pada bidang Kimia dan Biokimia Pangan.

Pada tahun 1997, mantan Sekjen dan Presiden PPI se Malaysia ini berkesempatan melanjutkan pendidikan doktoral pada bidang yang sama di UPM dan University of British Columbia, Kanada, dari 1997-2000 dengan fasilitas beasiswa hasil kerjasama pemerintah Malaysia dan Kanada Ayah tiga orang anak ini memulai karir di Department of Biotechnology, International Islamic University Malaysia (IIUM), Kuala Lumpur pada 2001 sebagai Assistant Professor.

Pernah menjabat sebagai Head Department dan Deputy Dean (Student Affairs) di kampusnya, pemilik puluhan artikel ilmiah di jurnal luar negeri ini meraih gelar Associate Professor pada 2004, tahun dimana dia juga berhasil menyelesaikan pendidikan Diploma dalam bidang Islamic Revealed Knowledge di IIUM. Kini Irwandi menjadi peneliti tamu di National Food Research Institute (NFRI), Tsukuba, Jepang pada bidang Bioteknologi Pangan hingga 2008.

Diantara anugerah ilmiah lain yang pernah diraih urang awak yang juga penulis tetap Tabloid Bola ini adalah Medali Emas dan Perak pada The 34th International Exhibition of Inventions, New Techniques and Products of Geneva, 5-9 April 2006; Medali Perak pada 16th International Invention Innovation Industrial Design & Technology Exhibition 2005 (ITEX 2005), Kuala Lumpur; Peneliti Terbaik International Islamic University Malaysia (IIUM) 2004; serta nominee 2006 Selangor Young Scientist Award di Malaysia.

Identitas Kampus Islam

Rating:★★★★★
Category:Other

H Fuad Nashori 
Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Ketua Asosiasi Psikologi Islam (API) Indonesia

Konferensi Perguruan Tinggi Islam (PTIS) se-Indonesia akan berlangsung 8-9 September 2007. Dalam acara yang rencananya dibuka oleh Wakil Presiden M Jusuf Kalla ini para pimpinan perguruan tinggi Islam se-Indonesia bertemu dan membincangkan berbagai masalah yang dihadapi perguruan tinggi Islam.

Dalam kesempatan ini saya ingin membuka kembali wacana tentang universitas Islam. Persoalan ini penting untuk kita bahas karena seringkali identitas keislaman perguruan tinggi Islam hanya terletak pada visi, misi, tujuan perguruan tinggi, namun belum dapat diturunkan dalam kurikulum maupun dalam berbagai macam hal operasional lainnya. Kalau dalam perguruan tinggi Islam dapat masuk sejumlah mata kuliah keislaman yang jumlahnya mencapai belasan hingga puluhan SKS, namun ia belum memiliki paradigma ilmu yang sesuai dengan pandangan dunia Islam (Islamic world view). Tulisan ini juga akan melihat pentingnya universitas Islam melihat aspek moralitas saat menyeleksi mahasiswa baru.

Kriteria Universitas Islam 
Saya ingin mengutip salah satu pandangan tentang Universitas Islam. Dalam buku The Concept of Islamic University yang ditulis oleh Hamid Hasan Bilgrami dan Sayid Ali Asyraf diungkapkan bahwa ciri Universitas Islam adalah memiliki konsep pendidikan yang bersandar pada tauhid. Selain itu, konsep ilmu yang diajarkan di universitas ini juga bersandar pada Alquran dan Alhadis, staf pengajarnya menjunjung tinggi nilai Islam, dan sebagainya. Adakah sains yang Islami? Dalam kurun lebih kurang 30 tahun ini, ilmuwan Islam mengembangkan wacana yang namanya islamisasi pengetahuan (Islamization of knowledge). Tokoh-tokoh utamanya di antaranya adalah Ismail Raji Al Faruqi, Syed Muhammad Naquib Al Attas, Osman Bakar, dan sebagainya.

Gagasan islamisasi ilmu ini dilatarbelakangi oleh konsep ilmu pengetahuan yang diterima dan dikembangkan umat Islam masih menggunakan paradigma sains Barat. Sains Barat, sebagaimana kita ketahui bersama, dikembangkan dengan menafikan kebenaran yang bersumber dari kitab suci. Kebenaran menurut mereka disandarkan pada akal dan realitas. Ciri-ciri sains Barat sebagaimana diungkapkan Kuntowijoyo adalah sekuler dengan menggunakan etika humanisme. Hal ini berbeda dengan paradigma ilmu Islam yang bersifat integralistik dengan menggunakan etika humanisme-teosentris.

Dalam buku The Islamization of Knowledge, Ismail Al Faruqi mengusulkan agar mencari cara-cara untuk melakukan sintesa kreatif antara khazanah Islam dan khazanah ilmu pengetahuan modern. Proyek ini dilestarikan oleh sejumlah perguruan tinggi Islam. Sebagai contoh, Universitas Islam Antar Bangsa (International Islamic University) Malaysia mewajibkan setiap mahasiswa strata satu (program sarjana), strata dua (program master), hingga strata tiga (program doktor) untuk mengambil mata kuliah yang namanya The Islamization of Knowledge.

Gagasan yang sarat nilai Islam ini mendapat tanggapan yang luas dari ilmuwan Islam. Hal ini terbukti dengan makin maraknya wacana ekonomi Islam, psikologi Islam, hukum Islam, Ilmu Politik Islam, dan sebagainya. Namun, sebagian ilmuwan Islam tidak menyetujui konsep Islamisasi pengetauan yang ditawarkan Al Faruqi dan kawan-kawannya itu. Kuntowijoyo dalam Islam Sebagai Sains mengungkapkan pendapat yang menunjukkan dirinya adalah salah seorang yang tidak menyetujui gerakan Islamisasi pengetahuan model Al Faruqi. Salah satu kritik Kuntowijoyo adalah masih menggunakan paradigma Barat. Gerakan Islamisasi ilmu masih terjebak dalam kerangka keilmuan Barat.

Apapun wacana yang dikembangkan, islamisasi pengetahuan atau ilmu sebagai sains, yang penting gagasan ini dapat diturunkan dalam wujud yang operasional. Ia seharusnya dapat masuk ke setiap kurikulum program studi yang ada di perguruan tinggi Islam. Ia seharusnya masuk dan memberi warna ke dalam setiap mata kuliah yang ada pada setiap program studi universitas/perguruan tinggi Islam. Karenanya, menurut penulis, tidaklah cukup bila suatu perguruan tinggi Islam hanya menawarkan mata kuliah keislaman seperti tauhid, ibadah, akhlak, Alquran, Alhadis, pemikiran dan peradaban Islam, serta kepemimpinan Islam. Sebagai contoh kongkret, program studi psikologi universitas Islam mestinya berisi: psikologi umum Islami, psikologi kepribadian Islami, psikologi pendidikan Islami, psikologi perkembangan Islami, psikologi sosial Islami, psikologi klinis Islami, psikologi industri dan organisasi Islami, statistik psikologi Islami, psikodiagnostika Islami, dan sebagainya.

Bagi penulis, salah satu tugas yang perlu dilakukan secara bersama-sama oleh perguruan tinggi Islam di Indonesia khususnya dan di dunia umumnya adalah menghidupkan gagasan untuk pengembangan ilmu yang beraparadigma Islam. Agenda-agenda Konferensi Perguruan Tinggi Islam se-Indonesia juga semestinya menyentuh masalah ini.

Seleksi mahasiswa 
Tidak mudah mendapatkan mahasiswa. Universitas Islam khususnya dan perguruan tinggi Islam umumnya mendapatkan mahasiswa yang tidak berhasil menembus perguruan tinggi negeri. Sekalipun demikian, identitas Islam kadang membuat seorang calon mahasiswa rela untuk meninggalkan peluang kuliah di perguruan tinggi negeri. Saya menemukan sejumlah mahasiswa di Universitas Islam Indonesia yang memilih UII dan rela meninggalkan panggilan dari Rektor PTN terbesar di Indonesia. Alasannya adalah kuliah di universitas Islam menjadikan mahasiswa memahami ilmu dan Islam sekaligus.

Sedikit dan banyaknya pendaftar ternyata mempengaruhi seleksi. Seleksi akan memilah mahasiswa yang diinginkan dan mahasiswa yang tidak memenuhi syarat. Yang jadi persoalan adalah kriteria yang digunakan untuk seleksi tersebut. Sebagian besar perguruan tinggi Islam menggunakan pengetahuan agama Islam sebagai dasar untuk melakukan seleksi terhadap mahasiswa yang akan mereka terima, di samping kriteria yang lain. Menarik untuk mengangkat pandangan dari Bilgrami dan Ashraf sebagaimana mereka tulis dalam buku The Concept of Islamic University. Dua orang tersebut menawarkan aspek moralitas sebagai komponen penting dalam seleksi mahasiswa baru.

Moralitas adalah masalah kebaikan dan keburukan. Seleksi berdasarkan moralitas adalah seleksi dengan meletakkan kebaikan dan keburukan sebagai dasar untuk penerimaan mahasiswa baru. Mahasiswa yang tersleksi secara akademik tentu harus memiliki syarat minimal. Namun, kekuatannya di aspek moralitas diharapkan dapat menjadi kekuatan bagi yang bersangkutan untuk bertindak secara benar.

Dengan seleksi moralitas ini akan dapat disaring mana mahasiswa yang baik (berpotensi baik) dan mahasiswa yang buruk (berpotensi buruk). Dengan cara seleksi yang baik ditambah dengan ketersediaan orang untuk diseleksi akan dimungkinkan mahasiswa yang dimiliki universitas/perguruan tinggi Islam akan berbeda dengan generasi sebelumnya.

Sekalipun demikian, universitas/perguruan tinggi Islam yang memposisikan dirinya sebagai bengkel (tempat memperbaiki sumber daya manusia) bagi mahasiswa baru dapat saja tetap menerima mahasiswa yang moralitasnya tidak memadai. Kalau ini dilakukan, maka proses pendidikan selama menempuh pendidikan tinggi harus dibuat sedemikian rupa sehingga yang bersangkutan dapat mengalami transformasi moral.

Pendampingan atau pembinaan kepada mahasiswa harus dilakukan dengan menekankan pengembangan moral. Staf pengajar dan pegawai administratif juga harus meletakkan moralitas sebagai dasar seluruh pemikiran, sikap, dan perilaku, karena mereka akan menjadi lingkungan yang menumbuhkembangkan moralitas mahasiswa. Begitu juga dengan proses belajar mengajarnya harus dijalankan dengan berparadigma moral. Ia memiliki kekuatan untuk memproses sedikit demi sedikit mahasiswa untuk menjadi pribadi yang bertransformasi.

Bila lulusan universitas Islam sudah menyelesaikan studinya dan mereka mencari atau menciptakan sendiri pekerjaan, maka mereka akan menjadi kekuatan baru bagi bangsa bahkan umat manusia. Orang muda yang profesional ini akan mengubah peta moral dunia.Bagaimana menurut Anda?

Ikhtisar
- Banyak perguruan tinggi Islam yang menjalankan kegiatan pendidikannya dengan paradigma Barat.
- Kini sedang berkembang program islamisasi ilmu pengetahuan untuk menjadikan kampus-kampus Islam bisa memiliki paradigma keilmuan yang berbeda dari Barat.
- Selain soal paradigma, semestinya perguruan tinggi Islam juga menjadikan moral sebagai komponen penting dalam menyeleksi mahasiswa barunya.
- Pegawai, pimpinan, dan staf pengajar di kampus Islam juga harus menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan moral mahasiswanya.

( H Fuad Nashori )

Friday, September 14, 2007

Diskusi INSISTS : Kerusakan Ilmu dan Pendidikan di Indonesia: Dampak & Solusinya

Start:     Sep 29, '07

Kerusakan ilmu adalah akar dari semua masalah yang menimpa suatu masyarakat. Ilmu yang salah melahirkan guru, dosen, ilmuwan, cendekiawan, pemimpin, dan ulama yang salah dalam berpikir, mengajar, mengambil kebijakan, dan mengeluarkan fatwa. Dominasi paham liberalisme, materialisme, hedonisme, dan pragmatisme semakin memperparah kerusakan masyarakat. Ilmu dikomersialkan, sekaligus dinisbikan. Ilmuwan ditelantarkan dan dicampakkan. Hiburan dan penghibur menjadi idola.

Kekeliruan konsep ilmu di dunia pendidikan Tinggi di Indonesia telah melahirkan dua kondisi yang memprihatinkan: (a) Di Perguruan Tinggi Umum terjadi ignorance (kebodohan) terhadap ilmu-ilmu agama. Kampus-kampus umum banyak melahirkan  sarjana-sarjana yang nyaris buta terhadap ilmu-ilmu fardhu ’ain sepanjang hidupnya. (b) Di Perguruan Tinggi Islam terjadi confusion (kekacauan ilmu).

Berbagai Perguruan Tinggi ini melahirkan sarjana-sarjana agama yang keliru ilmunya yang kemudian disebarkan ke tengah masyarakat. Lebih parah lagi, saat pragmatisme dan relativisme telah merasuki bidang studi Islam, sehingga banyak melahirkan sarjana-sarjana agama yang justru ragu dengan agamanya sendiri. Padahal, para sarjana agama inilah yang nantinya akan menempati pos-pos strategis dalam bidang keagamaan, sebagai guru agama, dosen agama, pimpinan pesantren dan organisasi Islam, pejabat Majelis Ulama dan Departemen Agama.

Bagaimana sebenarnya kerusakan ilmu dan pendidikan ini berlangsung? Apa dampaknya terhadap masyarakat di masa depan?  Dan bagaimana solusinya? Insyaallah, masalah ini akan dibedah dalam serial seminar INSISTS tentang keilmuan dan pendidikan. Seri pertama akan dilakukan pada:

  • Hari/Tanggal      : Sabtu/29 September 2007.
  • Waktu               : pukul 13.00-18.00 (Buka bersama)
  • Tempat             Gedung Gema Insani, Jl. Ir. Juanda-Depok, Tlp. 021 7708891-3 fax. 021 7708894

Pemakalah  dan Tema  :

  • Adian Husaini, M.A. (Menelusuri Fenomena dan Akar Kerusakan Ilmu di Indonesia: Studi kasus mata kuliah ”Studi Islam di Indonesia”).
  • Adnin Armas, M.A. (Konsep Ilmu dalam Islam: Mengapa Diabaikan Oleh Perguruan Tinggi Kita?)
  • Henri Shalahuddin, M.A. (Kekeliruan Studi Teologi di Perguruan Tinggi Islam).

(Para pemakalah adalah peneliti INSISTS dan juga dosen mata kuliah Islamic Worldview di Program Pasca Sarjana PSTTI-Universitas Indonesia, Universitas Ibn Khaldun Bogor, dan Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Administrasi:

  • Biaya seminar Rp 100.000,- / orang dan mahasiswa Rp 75.000,-/ orang sudah termasuk makalah dan buka puasa.
  • Kursi terbatas untuk 100 orang. Peminat bisa segera menghubungi kantor INSISTS, 021 7940381 HP 08111102549/081316663707/08176895797.
  • Pembayaran bisa melalui transfer ke Rek. BCA No. 4212344161 AN. ADIAN HUSAINI.
___________________________________________

Biodata Pembicara :


Adian Husaini, MA
Tmp/Tgl lahir: Bojonegoro/ 17 Desember 1965
 
Pendidikan:

- S-3:  Kandidat Doktor bidang pemikiran dan peradaban Islam di Universitas Islam Internasional Malaysia.

- S-2: Hubungan Internasional Universitas Jayabaya Jakarta.

- S-1: Fakultas Kedokteran Hewan IPB

- Pesantren Ar-Rasyid Bojonegoro, Pesantren Ulil Albab Bogor & LIPIA Jakarta.
 
Aktitivitas :

1. Dosen (luar biasa mata kuliah Islamic Worldview) di Pasca Sarjana Program Studi Timur Tengah dan Islam--Universitas Indonesia

2. Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia

3. Wakil Ketua Komisi Hubungan antar-agama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

4. Pengurus Majelis Tabligh PP Muhammadiyah

5. Penulis tetap program ”CATATAN AKHIR PEKAN ADIAN HUSAINI” di Radio Dakta 107 FM dan www.hidayatullah.com
 
Pengalaman:

- Guru Biologi
- Wartawan Harian Berita Buana dan Republika
- Dosen jurnalistik Universitas Ibnu Khaldun Bogor
- Analis berita di Radio Muslim FM.
 
Buku-buku yang sudah ditulis telah lebih dari 20 judul buku, diantaranya:

1. Pragmatisme Politik Luar Negeri Zionis Israel (2003)

2. Islam Liberal: Sejarah, Konsepsi, Penyimpangan, dan Jawabannya (2002).

3. Tinjauan Historis Konflik Yahudi, Kristen, Islam (2004).

4. Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-Liberal (2005) – buku ini mendapat penghargaan sebagai buku terbaik untuk kategori non-fiksi dalam Islamic Book Fair di Jakarta tahun 2006.

5. Pluralisme Agama: Parasit Bagi Agama-agama (DDII, 2006).

6. Hegemoni Kristen-Barat dalam Studi Islam di Perguruan Tinggi (2006) – buku terbaik ke-2 dalam Islamic Book Fair tahun 2007.


Adnin Armas, M.A menyelesaikan pendidikannya di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo tahun 1992 dan melanjutkan ke Universitas Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM), dalam bidang Filsafat. Memperoleh Sarjana dari International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) bidang Pemikiran Islam (Islamic Thought) dengan tesis berjudul Fakhruddin arRazi on Time pada tahun 2003.

Saat ini beliau adalah kandidat doktor di ISTAC UIAM aktif sebagai peneliti INSIST (Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization). Karya beliau antara lain adalah: Metodologi Bibel dalam Studi al-Qur’an; Pengaruh Orientalis terhadap Islam Liberal. Di samping itu beliau sangat aktif menulis artikel-artikel ilmiah di beberapa majalah dan surat kabar di Indonesia.

Karya tulis :

- Menjernihkan Ide Kesatuan Agama (Republika, February 2003)

- Menelusuri Originalitas Gagasan Sekularisasi Nurcholish Madjid (Jurnal Dirosah Islamiyah, Vol. 1, No. 2 (2003).

- Simbol Kegagalan Kristen Melawan Barat (Majalah Hidayatullah, December, 2003)

- Sekularisasi Menghempaskan Agama (Majalah Hidayatullah, February 2004)

- Pembela dan Penghadang Sekularisasi (Majalah Hidayatullah, March 2004)

- Tafsir al-Qur'an atau Hermeneutika al-Qur'an (Majalah Islamia, March 2004)

- Orientalisme dan Teori Pengaruh Terhadap Islam (Republika 6 May, 2004)

- Pengaruh Metodologi Bibel Terhadap Studi Al-Qur'an (Republika, 29 November 2004).

- Orientalis dan Studi Al-Qur'an: Tanggapan Atas Tanggapan (Republika, April 2005).

Books Published

- Christian and Orientalist Influences on Liberal Islam. An interactive dialogue with activists of the Liberal Islam Network, Jakarta: Gema Insani Press (GIP) 2003.

- Biblical Methodology in Qur'anic Studies: A Critical Analysis, Jakarta; Gema Insani Press (GIP) 2005.


Henri Shalahuddin, lahir di Bojonegoro, Jawa Timur, 5 September 1975, putra keenam dari pasangan M. Subhi Ali (aIm) dan Mardhiyyah (almh). Pendidikan formalnya dimulai di SDN I Sumberrejo Bojonegoro (1982-1988), MTs al-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro (1989) dan KMI Pondok Modern Darussalam Gontor (1989-1995). Melanjutkan jenjang Strata 1 (S1) di Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Pondok Modern Gontor (1995-1999) di fakultas Ushuluddin. Sedangkan pendidikan S2, ditempuhnya di International Islamic University Malaysia (HUM), Fakultas Islamic Revealed Knowledge and Human Science (IRKH), Department ofUsul aI-Din and Islamic Thought.

Di antara riset yang pernah ditulisnya dalam Bahasa Arab adalah: "Mawqif Ahli l-Sunnah wa l-Jama'ah min al-Usul al-Khamsah li l-Mu'tazilah" (Ahlussunah's Attitude toward Five Principles of Mu'tazilah, 120 halaman) di bawah bimbingan Drs. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A. Sebuah penelitian untuk memenuhi persyaratan S1 di ISID Gontor Indonesia. "Dawr al-Ghazali fi Tatwir Manhaj 'Ilmi l-Kalam min khilali Kitabihi al-Iqtisad fi l-l'tiqad" (al-Ghazali' s Role in Developing of Islamic Theology based on his Book al-Iqtisad fi l-l'tiqad). Tesis Master di IIUM Gombak Kuala Lumpur, 110 halaman, November 2003, di bawah bimbingan Prof. Dr. Abu Yaarib al-Marzouqi (Tunis) dan Prof. Dr. Ibrahim Zein (Sudan). Abstraknya telah dipublikasikan di Jurnal IIUM, "TAJDID", 8th year, February 2004, issue no. 15, sebagai salah satu tesis master terbaik.

Di samping itu, terdapat sebuah artikel penulis tentang aI-Imam al-Ghazali: Mu,tawwir Manhaj 'Ilmi l-Kalam yang dimuat dalam jurnal Pascasarjana, "al- Risalah", an Annual Academic Refereed Journal, Fourth Year - December 2004 - Dhul al-Qi'dah l424H-Issue No.4, Centre for Postgraduate Studies (CPS) IIUM dan beberapa artikel lainnya berbahasa Indonesia di Majalah Media Dakwah, Harian Republika, dan Majalah Hidayatullah.

Menikah dengan Elisabeth Diana Dewi (November 2004) dan dikarunia satu putra, Taif Ahmad Nabil (8 Januari 2006).

Penulis pernah aktif mengajar di beberapa lembaga pendidikan, di antaranya di Pondok Modern Darussalam Gontor (April 1995 - November 2000), dosen di Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor dalam materi Ilmu Kalam (Islamic Theology) sejak November 1999 hingga November 2000, Pesantren al-Rasyid Bojonegoro (Desember 2000-Juni 2001), dan Sekolah Rendah al-Amin Gombak Selangor, Malaysia (Januari-April 2002).

Beberapa pengalaman yang mengembangkan intelektual penulis di antaranya adalah menjadi asisten riset Assoc. Prof. Dr. Abd. El Salam Beshr Mohamed (dosen IIUM asal Mesir mulai September-Desember 2003), asisten riset Prof. Dr. 'Abdul Qahhar Dawud al-'Ani (dosen IIUM asal Irak) editor karya-karya ilmiah di percetakan Kachi Trading. Sdn. Bhd. IIUM Kuala Lumpur (Maret-Juli 2003), dan petugas haji (Mission of Indonesian Hajj), Desember 2004-Februari 2005. Saat ini ia aktif sebagai peneliti dan sekretaris di Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS), dosen STID M. Natsir serta sebagai Freelance translator di beberapa penerbit dan majalah.

_______________________________________________


Tuesday, September 11, 2007

Minta maaf sebelum Ramadhan memang baik, hanya kita perlu hati-hati

Rating:★★★★★
Category:Other
Sumber : http://andri.cisco.or.id/


Banyak sekali email yang kuterima, maupun orang yang memposting di blog-nya berisi ucapan permintaan maaf menjelang Ramadhan, dan tidak lupa mencantumkan kalimat-kalimat ini :

“Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada Shalat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Amin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Amin sampai tiga kali.

Ketika selesai shalat Jum’at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah Amin-kan do’a ku ini,”
jawab Rasullullah.

Do’a Malaikat Jibril itu adalah:
“Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri;
3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.

Membaca hadits itu, wow….ngeri sekali rek. Maka kemudian kutelusuri, adakah hadits yang periwayatannya memang seperti ini, maka ternyata kemudian kutemukan hadits lain yang mirip, redaksinya seperti ini:

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke atas mimbar kemudian berkata, “Amin, amin, amin”. Para sahabat bertanya :

“Kenapa engkau berkata ‘Amin, amin, amin, Ya Rasulullah?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Telah datang malaikat Jibril dan ia berkata :

‘Hai Muhammad celaka seseorang yang jika disebut nama engkau namun dia tidak bershalawat kepadamu dan katakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘celaka seseorang yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan katakanlah amin!’, maka aku berkata : ‘Amin’. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi. ‘celaka seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup tetapi justru tidak memasukkan dia ke surga dan katakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin”.

(Hadits Riwayat Bazzar dalam Majma’uz Zawaid 10/1675-166, Hakim 4/153 dishahihkannya dan disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi dari Ka’ab bin Ujrah, diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 644 (Shahih Al-Adabul Mufrad No. 500 dari Jabir bin Abdillah)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Ath Thabrani

Berkata Nabi SAW, telah datang jibril dan dia berkata, Wahai Muhammad, barang siapa menemui bulan Ramadhan dan kemudian mati dan tidak diampuni (dosanya), maka dia akan dimasukkan ke dalam neraka dan Alloh akan mengabaikannya (jauh darinya ??), katakan Amin, maka aku berkata Amin. [HR. Thabrani dari Jaabir] - ini terjemahan bebas dariku, kalau salah tolong dikoreksi, soalnya dapet haditsnya di website arab, so no terjemahan -

Nah, sampai dengan saat ini, belum pernah kutemukan riwayat hadits yang pertama (kalau itu betul-betul hadits - kalau ada yang nemuin, tolong saya dikasih tahu ya !), dan kepada rekan-rekan sekalian, berhati-hatilah ketika hendak memforward email/posting, siapa tahu anda justru turut serta menjadi “tersangka” penyebar HOAX, dan ini HOAXnya lebih parah, memalsukan hadits Nabi SAW. Padahal ancaman pemalsu hadits nabi tuh berat sekali, berhati-hati tentu menjadi suatu hal utama disini.

But, anyway, kalau mau maaf menjelang Ramadhan menurutku sih oke-oke saja, hanya saja jangan sampai kita mengharuskan diri kita untuk meminta maaf sebelum Ramadhan, kalau tidak maaf, khawatir puasanya tertolak. Karena sebenarnya perbuatan maaf-memaafkan (jauh lebih utama memaafkan loh dari pada minta maaf :) - Ciri orang bertaqwa: Berinfaq dalam keadaan lapang maupun sempit, menahan amarah, dan memaafkan manusia) adalah perbuatan yang baik. Kapan pun bisa kita lakukan, tidak perlu menunggu momen sebelum Ramadhan maupun menjelang Idul Fitri. OK!

Sebelumnya, bagi terutama yang kenal dengan saya, saya telah memaafkan segala kesalahan antum sekalian, juga dengan ini saya mohon maaf untuk semuanya, saya banyak khilaf dan salah. Semoga Alloh memudahkan kita untuk banyak beramal dan beribadah di Ramadhan ini. Aamin.

Tulisan ini bukan bermaksud mendiskreditkan budaya maaf-memaafkan menjelang Ramadhan, tapi lebih memberi penekanan agar kita berhati-hati ketika hendak memforward sesuatu, jangan sampai memforward tanpa kita klarifikasi/periksa terlebih dahulu, siapa tahu ternyata HOAX atau Hadits palsu, dan jangan sampai kita mengharuskan sesuatu yang Nabi SAW tidak pernah memerintahkannya.

_____________________________________


Malaikat berdoa Rasullulah Mengaminkannya

Oleh:Yussamir Aljohori
September 6, 2007

Berkenaan dengan hadis yang mengatakan Malaikat Jibril berdoa yang sedang hangat disebar luas itu saya harap dapat dihentikan.Kerana hadis ini tidak dapat dipastikan lagi sumber periwayatannya,oleh itu lebih kita berdiam diri dalam hal ini.Ini bertepatan dengan satu peringatan dari Nabi iaitu:

اتقوا الحديث عنى الا ما علمتم(رواه ترمدذى و ابو شيبه)

takutlah(hati-hatilah) kamu didalam menyampaikan hadis daripada saya, kecuali apa-apa (hadis) yang engkau semua telah ketahuinya“[1]

Ini hadisnya yang sedang hangat disebar luas melalui pelbagai medium,terutama di Universiti saya dengan menggunakan Yahoo Messenger (YM) :

Doa Malaikat jibril Menjelang Ramadhan "Ya Allah tolong abaikan puasa umat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut: * Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada); * Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri; * Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya." Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali. Dapat kita bayangkan, yang berdoa adalah Malaikat dan yang meng-amiinkan adalah Rasullullah dan para sahabat, dan dilakukan pada hari Jumaat.[2]

Memang hadis itu tidak dapat diketahui lagi tentang kesahihannya,namun disebabkan ketidaktahuan kita tentang sumbernya maka perlu kita berdiam diri.

Saya telah mengadukan hal di atas kepada sahabat saya dan bertanyakan hal ini kepada beliau adakah beliau tahu mengenai hadis diatas .Dan beliau secara peribadi mengatakan beliau tidak pernah mengetahui adanya hadis diatas(beliau adalah seorang pelajar Timur Tengah yang mengambil bidang hadis).Namun menurut beliau hadis yang didalamnya terdapat Rasullulah mengaAminkan doa Malaikat adalah seperti dibawah ini:

عن كَعْب بن عُجْرَة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: احْضُرُوا المنبَر، فَحضرْنَا، قلمَّا ارْتقَى درجَةً قَال: آمين، فلما ارتقى الدرجَة الثانية: قال آمين، فلما ارتقى الدّرجَة الثالثة قال: آمين، فلما نزل، قلن: يا رسولَ الله لقَدْ سمعنَا مِنْكَ الْيَوْمَ شَيْئاً ما كُنَّا نَسْمَعُه! قال: إن جِبْريلَ عليه السلام عَرضَ لِي فقال: بَعُدَ منْ أدرَكَ رمَضَانَ فَلِمْ يُغْفَرْلَهُ قلت: آمين، فلما رقيت الثانية قال: بَعُدَ منْ ذكرت عنده فلم يصلّ عَلَيْكَ فقلت آمين، فلما رقيت الثالثة قال: بَعُدَ مَنْ أَدرَكَ أبويهِ الكبر عنده أو أَحَدَهُمَا فلم يُدْخِلاَهُ الْجنَّةَ قلْتُ: آمين

Maksud hadis:

Dari Ka’ab Bin ‘Ujrah (ra) katanya: Rasulullah (sallallahu alaihi wasalam) bersabda: Berhimpunlah kamu sekalian dekat dengan mimbar. Maka kamipun berhimpun. Lalu beliau menaiki anak tangga mimbar, beliau berkata: Amin. Ketika naik ke anak tangga kedua, beliau berkata lagi: Amin. Dan ketika menaiki anak tangga ketiga, beliau berkata lagi: Amin. Dan ketika beliau turun (dari mimbar) kamipun bertanya: Ya Rasulullah, kami telah mendengar sesuatu dari tuan pada hari ini yang kami belum pernah mendengarnya sebelum ini. Lalu baginda menjawab:

“Sesungguhnya Jibrail (as) telah membisikkan (doa) kepadaku, katanya: Celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan tetapi dosanya tidak juga diampuni. Lalu aku pun mengaminkan doa tersebut. Ketika aku naik ke anak tangga kedua, dia berkata lagi: Celakalah orang yang (apabila) disebut namamu di sisinya tetapi dia tidak menyambutnya dengan salawat ke atasmu. Lalu aku pun mengaminkannya. Dan ketika aku naik ke anak tangga yang ketiga, dia berkata lagi: Celakalah orang yang mendapati ibubapanya yang sudah tua atau salah seorang daripadanya, namun mereka tidak memasukkan dia ke dalam surga. Lalu aku pun mengaminkannya.[3]

Oleh itu saya berharap semua orang dapat menghentikan menyebarkan hadis diatas yang tidak tahu asal-usulnya,dan dapat menggunakan hadis satu lagi yang sudah terang akan kesahihannya itu.

*Terima kasih kepada sahabat saya yang telah bersusah payah mencari hadis ini..Untuk memastikan penggunaan Hadis yang satu lagi itu tidak disebarluas.Moga ada manfaat untuk kita bersama.



[1] Riwayat imam tarmidzi dan Abu Syaibah didalam kitab Mubahas fi ulumul hadis oleh Manna’ Khalil Al-Qathan.

[2] Hadis ini tidak dapat dipastikan asal-usulnya oleh itu lebih baik kita berdiam diri dan tidak menyebar luaskannya.

[3] HR Al-Hakim dan Sanadnya Sahih)


Tradisi Bermaafan Sebelum Puasa

Rating:★★★★★
Category:Other

Assalamualaikum wr wb ustadz,

Pertanyaan saya sebagai berikut:

Apakah bermaaf-maafan sebelum memasuki bulan Ramadhan sejalan dengan Hadis Rosululloh SAW? Bila ya, bisa ustadz tolong jelaskan dengan hadisnya.

NHLB

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sepanjang apa yang kami ketahui, sampai saat ini -wallahu a'lam- kami masih belum menemukan nash hadits yangmenyebutkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan atau mencontohkan kita untuk saling bermaafan, khususnya pada saat menjelang masuknya bulan Ramadhan.

Entahlah barangkali ada ustadz atau ulama hadits yang menemukan dalilnya. Tentu kalau ada dan shahih serta eksplisit redaksinya, kita pun perlu untuk melakukannya.

Adapun bermaaf-maafan secara umum, tidak terkait dengn masuknya bulan Ramadhan, sudah tidak perlu dipermasalahkan lagi. Begitu banyak dalil untuk meminta maaf dan memberi maaf. Salah satunya adalah firman Allah SWT berikut ini:

فَاعْفُواْ وَاصْفَحُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. Al-Baqarah: 109)

Demikian juga di dalam ayat lain disebutkan bahwa memaafkan orang lain adalah sifat orang bertaqwa. Sementara tujuan kita berpuasa adalah juga agar kita menjadi orang yang bertaqwa.

وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَالَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(QS. Ali Imran: 132-133)

Di dalam ayat lain, disebutkan bahwa memaafkan kesalahan orang lain itu mendekatkan kita kepada sifat taqwa. Dan taqwa adalah tujuan dari kita berpuasa.

وَأَن تَعْفُواْ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى

Dan memberi maaf itu lebih dekat kepada takwa. (QS. Al-Baqarah: 237)

Memaafkan kesalahan orang lain adalah sebuah ibadah yang mulia. Dan sebagai muslim, Allah SWT telah mewajibkan kita untuk memberi maaf kepada orang lain. Sehingga hukum memberi maaf itu adalah wajib 'ain, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلينَ

Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.(QS. Al-A'raf: 199)

Selain itu, memaafkan kesalahan orang lain yang telah berbuat salah itu akan diganjar oleh Allah SWT dengan ampunan atas dosa-dosa kita kepada Allah.

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ألاَ تُحِبُّونَ أنْ يَغْفِرَ اللهُ لَكُمْ

Dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. An-Nuur: 22)

Meski pun seorang yang dizalimi dibenarkan untuk membalas, namun memaafkanjauh lebih baik, di mana Allah akan memberi ganjaran dan pahalatersendiri.

وَجَزَاء سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa mema'afkan dan berbuat baik maka pahalanya atas Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.(QS. Asy-Syura: 40)

Even untuk Saling Memaafkan

Secara umum saling bermaafan itu dilakukan kapan saja, tidak harus menunggu even Ramadhan atau Idul Fithri. Karena memang tidak ada hadits atau atsar yang menunjukkan ke arah sana.

Namun kalau kita mau telusuri lebih jauh, mengapa sampai muncul trend demikian, salah satu analisanya adalah bahwa bulan Ramadhan itu adalah bulan pencucian dosa. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW tentang hal itu.

عن أَبي هريرة أنَّ رسول الله ، قَالَ: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيماناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ متفقٌ عَلَيْهِ

Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang menegakkan Ramadhan dengan iman dan ihtisab, maka Allah telah mengampuni dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari dan Muslim)

Kalau Allah SWT sudah menjanjikan pengampunan dosa, maka tinggal memikirkan bagaimana meminta maaf kepada sesama manusia. Sebab dosa yang bersifat langsung kepada Allah SWT pasti diampuni sesuai janji Allah SWT, tapi bagaimana dengan dosa kepada sesama manusia?

Jangankan orang yang menjalankan Ramadhan, bahkan mereka yang mati syahid sekalipun, kalau masih ada sangkutan dosa kepada orang lain, tetap belum bisa masuk surga. Oleh karena itu, biar bisa dipastikan semua dosa terampuni, maka selain minta ampun kepada Allah di bulan Ramadhan, juga meminta maaf kepada sesama manusia, agar bisa lebih lengkap. Demikian latar belakangnya.

Maka meski tidak ada dalil khusus yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW melakukan saling bermaafan menjelang Ramadhan, tetapi tidak ada salahnya bila setiap orang melakukannya. Memang seharusnya bukan hanya pada momentum Ramadhan saja, sebab meminta maaf itu dilakukan kapan saja dan kepada siapa saja.

Idealnya yang dilakukan bukan sekedar berbasa-basi minta maaf atau memaafkan, tetapi juga menyelesaikan semua urusan. Seperti hutang-hutang dan lainnya. Agar ketika memasuki Ramadhan, kita sudah bersih dari segala sangkutan kepada sesama manusia.

Bermaafan boleh dilakukan kapan saja, menjelang Ramadhan, sesudahnya atau pun di luar bulan itu. Dan rasanya tidak perlu kita sampai mengeluarkan vonis bid'ah bila ada fenomena demikian, hanya lantaran tidak ada dalil yang bersifat eksplisit.

Sebab kalau semua harus demikian, maka hidup kita ini akan selalu dibatasi dengan beragam bid'ah. Bukankah ceramah tarawih, ceramah shubuh, ceramah dzhuhur, ceramah menjelang berbuka puasa, bahkan kepanitiaan i'tikaf Ramadhan, pesantren kilat Ramadhan, undangan berbuka puasa bersama, semuanya pun tidak ada dalilnya yang bersifat eksplisit?

Lalu apakah kita akan mengatakan bahwa semua orang yang melakukan kegiatan itu sebagai ahli bid'ah dan calon penghuni neraka? Kenapa jadi mudah sekali membuat vonis masuk neraka?

Apakah semua kegiatan itu dianggap sebagai sebuah penyimpangan esensial dari ajaran Islam? Hanya lantaran dianggap tidak sesuai dengan apa terjadi di masa nabi?

Kita umat Islam tetap bisa membedakan mana ibadah mahdhah yang esensial, dan mana yang merupakan kegiatan yang bersifat teknis non formal. Semua yang disebutkan di atas itu hanya semata kegiatan untuk memanfaatkan momentum Ramadhan agar lebih berarti. Sama sekali tidak ada kaitannya dengan niat untuk merusak dan menambahi masalah agama.

Namun kita tetap menghormati kecenderungan saudara-saudara kita yang gigih mempertahankan umat dari ancaman dan bahaya bid'ah. Insya Allah niat baik mereka baik dan luhur.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

Monday, September 10, 2007

Amalan Sunnah dan Anjuran di Bulan Ramadhan

Rating:★★★★★
Category:Other

Assalamu 'alaikum wr wb.

Pak Ustadz yang saya hormati, sebelumnya saya sekeluarga mengucapkan selamat datangnya bulan Ramadhan, mohon maaf lahir batin.

Pak Ustadz, Ramadhan sudah menjelang, mohon nasehat dari ustadz terutama dengan amal-amal ibadah sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan selama bulan Ramadhan ini.

Semoga bisa menjadi bekal bagi saya sekeluarga dalam meraih keutamaan yang banyak di bulan suci ini.

Terima kasih ustadz, semoga selalu berada dalam lindungan Allah SWT.

Micheal
micheals@london.com

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabrakatuh,

Semoga Anda sekeluarga juga dilindungi Allah SWT dan diterima pahala puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan Ramadhan nanti.

Terkait dengan permintaan anda, barangkali sedikit di antara bentuk ibadah atau pekerjaan yang disunnahkan dalam berpuasa sebagaimana petunjuk dari dari Rasulullah SAW yang dapat kami sampaikan di halaman maya adalah sebagai berikut:

1. Makan sahur dengan mengakhirkannya

Para ulama telah sepakat tentang sunnahnya sahur untuk puasa. Meski demiian, tanpa sahur pun puasa tetap boleh.

تسحروا فإن في السَّحور بركة

Dari Anas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Makan Sahurlah, karena sahur itu barakah”. (HR Bukhori 1923 dan Muslim 1095).

Dasarnya lainnya adalah hadits berikut ini dengan sanad jayyid.

Dari al-Miqdam bin Ma‘dikarb dari Nabi SAW. Bersabda, Hendaklah kamu makan sahur karena sahur itu makanan yang diberkati.(HR An-Nasa‘i: 4/146).

Makan sahur itu menjadi barakah karena salah satunya berfungsi untuk mempersiapkan tubuh yang tidak akan menerima makan dan minum sehari penuh.

Selain itu, meski secara langsung tidak berkaitan dengan penguatan tubuh, tetapi sahur itu tetap sunnah dan mengandung keberkahan. Misalnya buat mereka yang terlambat bangun hingga mendekati waktu subuh. Tidak tersisa waktu kecuali beberapa menit saja. Maka tetap disunahkan sahur meski hanya dengan segelas air putih saja. Karena dalam sahur itu ada barakah.

السحور بركة، فلا تدَعوه، ولو أن يجرع أحدكم جرعة ماء، فإن الله وملائكته يصلون على المتسحرين

Dari Abi Said al-Khudri RA. “ Sahur itu barakah maka jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya alah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur. (HR Ahmad: 3:12)

Disunahkan untuk mengakhirkan makan sahur hingga mendekati waktu shubuh.

لا تزال أمتي بخير ما عجلوا الفطر وأخروا السحور

Dari Abu Zar Al-Ghifari ra. dengan riwayat marfu`, ”Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan buka puasa dan mengakhirkan sahur.(HR Ahmad: 1/547)”

Di dalam sanad hadits ini adalah Sulaiman bin Abi Utsman yang majhul.

2. Berbuka dengan menyegerakannya

Disunnahkan dalam berbuka puasa untuk menta‘jil atau menyegerakan berbuka sebelum shalat Maghrib. Meski hanya dengan seteguk air atau sebutir kurma.

لا يزال الناس بخير ما عجلوا الفطر حَسَا حَسَوات من ماء

Dari Sahl bin Saad bahwa Nabi SAW bersabda, ”Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan berbuka.”(HR Bukhari 1957 dan Muslim 1058)

كان رسول الله صلّى الله عليه وسلم يفطر على رُطَبات قبل أن يصلي، فإن لم تكن رطبات فتَمَرات، فإن لم تكن تمرات

Dari Anas RA. Berkata bahwa Rasulullah SAW berbuka dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat. Bila tidak ada maka dengan kurma. Bila tidak ada maka dengan minum air. (HR Abu Daud, Hakim dan Tirmizy)

3. Berdoa ketika berbuka

Disunnahkan membaca do‘a yang ma‘tsur dari Rasulullah SAW ketika berbuka puasa. Karena do‘a orang yang puasa dan berbuka termasuk doa yang tidak tertolak.

للصائم عند فطره دعوة لاتُرد

Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Bagi orang yang berpuasa ketika sedang berbuka ada doa yang tak akan ditolak.. (HR Tirmidzy)

Sedangkan teks doa yang diajarkan Rasulullah SAW antara lain

اللهم إني لك صمت، وعلى رزقك أفطرت، وعليك توكلت، وبك آمنت،

Ya Allah, kepada Engkaulah aku berpuasa dan dengan rizki dari-Mu aku berbuka". Doa ini didasarkan oleh sebuah hadits mursal riwayat Abu Daud dan Al-Baihaqy.

ذهب الظمأ، وابتلت العروق، وثبت الأجر إن شاء الله تعالى

Telah hilang haus dan telah basah tenggorakan dan telah pasti balasan Insya Allah.”

Lafaz doa ini didasarkan atas hadits Abu Daud 2358 dan An-Nasa`i 3329 serta Al-Hakim: 1/422)

4. Memberi makan orang berbuka

Memberi makan saat berbuka bagi orang yang berpuasa sangat dianjurkan karena balasannya sangat besar sebesar pahala orang yang diberi makan itu tanpa dikurangi. Bahkan meski hanya mampu memberi sabutir kurma atau seteguk air putih saja. Tapi lebih utama bila dapat memberi makanan yang cuup dan bisa mengenyangkan perutnya.Sabda Rasulullah SAW:

من فطَّر صائماً كان له مثل أجره، غير أنه لا ينقُص من أجر الصائم شيء

Siapa yang memberi makan (saat berbuka) untuk orang yang puasa, maka dia mendapat pahala seperti pahala orang yang diberi makannya itu tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya. (HR At-Tirmizy, An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaemah).

5. Mandi

Disunnahkan untuk mandi baik dari janabah, haidh atau nifas sebelum masuk waktu fajar. Agar berada dalam kondisi suci saat melakukan puasa dan terlepas dari khilaf Abu Hurairah yang mengatakan bahwa orang yang berhadats besar tidak syah puasanya.

من أصبح جنباً فلا صوم له

Orang yang masuk waktu shubuh dalam keadaan junub, maka puasanya tidak sah (HR Bukhari)

Meski demikian, menurut jumhur ulama apabila seseorang sedang mengalami junub dan belum sempat mandi, padahal waktu subuh sudah masuk, maka puasanya syah. Namun hadit ini ditafsirkan bahwa yang dimaksud dengan junub adalah seseorang meneruskan jima' setelah masuk waktu shubuh.

كان النبي صلّى الله عليه وسلم يصبح جنباً من جماع، غير احتلام، ثم يغتسل، ويصوم

Adalah Rasulullah SAW pernah masuk waktu subuh dalam keadaan junub karena jima‘ bukan karena mimpi, kemudian beliau mandi dan berpuasa.(HR Muttafaq 'alaihi)

6. Menjaga lidah dan anggota tubuh

Disunnahkan untuk meninggalkan semua perkataan kotor dan keji serta perkataan yang membawa kepada kefasikan dan kejahatan. Termasuk di dalamnya adalah ghibah (bergunjing), namimah (menagdu domba), dusta dan kebohongan. Meski tidak sampai membatalkan puasanya, namun pahalanya hilang di sisi Allah SWT. Sedangkan perbuatan itu sendiri hukumnya haram baik dalam bulan Ramadhan atau di luar Ramadhan.

من لم يدع قول الزور والعمل به، فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang tidak meninggalkan perkataan kotor dan perbuatannya, maka Allah tidak butuh dia untuk meninggalkan makan minumnya (puasanya). (HR Bukhari, Abu Daud, At-Tirmizy, An-Nasai, Ibnu Majah)

Apabila kamu berpuasa, maka jangan berkata keji dan kotor. Bila ada orang mencacinya atau memeranginya, maka hendaklah dia berkata, ”Sungguh aku sedang puasa.”

إذا كان يوم صوم أحدكم، فلا يرفث ولا يصخب، فإن شاتمه أحد أو قاتله، فليقل: إني صائم

Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kamu melakukan rafats dan khashb pada saat berpuasa. Bila orang mencacinya atau memeranginya, maka hendaklah dia berkata, "Aku sedang puasa." (HR Bukhari dan Muslim)

Namun menurut para ulama, mengatakan aku sedang puasa lebih tepat bila dilakukan bila saat itu sedang puasa Ramadhan yang hukumya wajib. Tetapi bila saat itu sedang puasa sunnah, maka tidak perlu mengatakan sedang puasa agar tidak menjadi riya‘. Karena itu cukup dia menahan diri dan mengatakannya dalam hati.

7. Meninggalkan nafsu dan syahwat

Ada nafsu dan syahawat tertentu yang tidak sampai membatalkan puasa, seperti menikmati wewangian, melihat sesuatu yang menyenangkan dan halal, mendengarkan dan meraba. Meski pada dasarnya tidak membatalkan puasa selama dalam koridor syar‘i, namun disunnahkan untuk meninggalkannya.

Seperti bercumbu antara suami isteri selama tidak keluar mani atau tidak melakukan hubungan seksual, sesungguhnya tidak membatalkan puasa. Tetapi sebaiknya hal itu ditinggalkan untuk mendapatkan keutamaan puasa.

8. Memperbanyak shadaqah

Termasuk di antaranya adalah memberi keluasan belanja pada keluarga, berbuat ihsan kepada famili dan kerabat serta memperbanyak shadaqah. Adalah Rasulullah SAW orang yang paling bagus dalam kebajikan. Dan menjadi paling baik saat bulan Ramadhan ketika Jibril as. mendatanginya.

أنه صلّى الله عليه وسلم كان أجود الناس بالخير، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل

Adalah Rasulullah SAW orang yang sangat murah dengan sumbangan. Dan saat beliau paling bermurah adalah di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. (HR Bukhari dan Muslim)

Adapun hikmah yang bisa di dapat dari perbuatan ini adalah membesarkan hati kaum muslimin serta memberikan kegembiraan pada mereka sebagai dorongan untuk beribadah kepada Allah SWT.

9. Menyibukkan diri dengan ilmu dan tilawah

Disunnahkan untuk memperbanyak mendalami ilmu serta membaca Al-Quran, shalawat pada Nabi dan zikir-zikir baik pada siang hari atau malam hari puasa, tergantung luangnya waktu untuk melakukannya. Dasarnya adalah hadits shahih berikut ini:

كان جبريل يلقى النبي صلّى الله عليه وسلم في كل ليلة من رمضان، فيدارسه القرآن

Jibril as. mendatangi Rasulullah SAW pada tiap malam bulan Ramadhan dan mengajarkannya Al-Qur’an.(HR Bukhari dan Muslim)

10. Beri‘tikaf

Disunnahkan untuk beri‘tikaf terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Salah satunya untuk mendapatkan pahala lailatul qadar yang menurut Rasulullah SAW ada pada malam-malam 10 terakhir bulan Ramadhan.

قالت عائشة: كان النبي صلّى الله عليه وسلم إذا دخل العشر الأواخر أحيا الليل، وأيقظ أهله، وشد المئزر

Aisyah RA berkata, ”Bila telah memasuki 10 malam terakhir bulan Ramadhan, Nabi SAW menghidupkan malam, membangunkan keluarganya (isterinya) dan meninggalkan isterinya (tidak berhubungan suami isteri).(HR Bukhari dan Muslim)

Juga disunnahkan untuk membaca pada lailatul qadar doa berikut:

Ya Allah, Sungguh Engkau mencintai maaf maka maafkanlah aku.

11. Shalat Tarawih, Tahajjud dan Witir

Selain ibadah di atas, tentunya yang sangat penting dan jangan sampai terlewat adalah shalat tarawih, tahajjud, witir dan lainnya. Namun khusus tentang shalat tarawih ini rasanya kami sudah beberapa kali mengangkatnya di halaman ini. Silahkan browsing di eramuslim untuk mendapatkan informasi tentang shalat tarawih.

Demikian, semoga pandungan sederhana ini bisa mendorong kita untuk meraih keutamaan Ramadhan yang belum tentu di tahun depan kita masih diberi umur oleh Allah SWT.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

http://www.eramuslim.com