Friday, December 30, 2005

Interview with Kang Abik (Ayat-ayat Cinta) from Sabili

Rating:★★★★
Category:Other
(sabili.co.id)

Habiburrahman el-shirazy
Penulis novel Ayat-Ayat Cinta (AAC)

Saya ingin menyampaikan islam yang indah. Sebuah novel pembangun jiwa. Sebuah cerita tentang romantisme pria dan wanita. Sebuah cerita berlatarbelakang mahasiswa Indonesia yang sedang nyantri di Universitas al-Azhar Kairo, Mesir. Sebuah kisah yang sarat nilai-nilai Islam, bukan romantisme cengeng ala novel percintaan umumnya. Novel ini cukup menyita perhatian publik pecinta cerita-cerita Islami. Menjadi perbicangan dari mulut ke mulut.

Yup! Ayat-Ayat Cinta! Untuk itulah, eL-Ka kali ini mewawancarai man behind the pen dari novel AAC tersebut. Sebenarnya sudah lama eL-Ka ingin mewawancarai sosok satu ini, sejak novelnya booming di pasaran. Tapi takdir baru mempertemukan eL-Ka dengan Kang Abik, panggilan akrab Habiburrahman eL-Shirazy, penulis novel AAC pada edisi ini. Berikut perbincangannya:

Apa filosofi Kang Abik (panggilan Habiburrahman) dalam menjalani hidup?
Dalam menjalani hidup ini, saya ingin seperti air. Mengalir dengan alami. Terus mengalir tidak berhenti. Meski dibendung terus berusaha menerobos. Terus maju. Di mana pun air berada selalu berusaha menjadi salah satu unsur lahirnya tunas kehidupan baru. Selalu membersihkan. Sifat dasar air adalah menyucikan yang kotor. Air senantiasa memberikan manfaat pada siapa saja. Air termasuk benda di alam semesta ini yang selalu taat dan patuh mengikuti aturan hukum Allah SWT.

Siapa saja orang yang sangat berperan dalam kehidupan Kang Abik sehingga bisa menjadi seperti sekarang ini?
Jelas yang pertama adalah kedua orang tua. Merekalah orang yang pertama kali mengenalkan saya dengan Tuhan. Mereka juga yang pertama mengenalkan saya dengan Nabi dan ajarannya. Mereka yang pertama memasukkan program software akhlak yang mulia dalam lembaran jiwa. Ibu saya bahkan orang yang pertama kali mengajarkan saya membaca al-Qur’an. Saya belajar alif ba ta dan mengeja al-Qur’an pertama kali dari Ibu saya tercinta. Baru setelah itu para guru yang mendidik saya, mulai dari guru SD, guru madrasah sore, semua guru di pesantran bahkan para guru besar di Universitas al-Azhar.

Adapun yang cukup berperan melejitkan kemampuan saya dalam dunia tulis menulis, harus saya akui, selain para guru yang mengajarkan tulis baca ketika di SD adalah para penulis senior dunia islam dan tanah air tercinta. Saya pernah belajar menulis pada Dr.Daud Rasyid saat awal-awal tiba di Mesir. Mungkin dia sudah lupa. Saya juga belajar secara tidak langsung cara melukiskan suasana hati dan memilih bahasa yang indah dalam sebuah tulisan pada Dr Muhammad Said Ramadhan al-Buthi lewat karya-karyanya, terutama novel beliau Mamo Zein dan karya terkenal beliau Fiqhus Sirah. Saya juga belajar memilih kalimat yang sederhana, lugas, dan mudah dipahami siapa saja pada Dr Yusuf al-Qaradhawi lewat karya-karyanya. Di antara buku yang saya sukai adalah ash-Shahwah al-Islamiyyah Bainal Jumud Wat Tatharruf ,juga karya drama beliau yang menggetarkan, Al-‘Alim wath Thahiyyah.” Karya beliau ini bahkan pernah saya terjemahkan dan saya pentaskan di airo dalam pertunjukan drama dengan judul “Sang Kyai dan Sang Durjana.”

Tidak bisa saya ingkari saya juga berguru pada Pak Ahmadun Yosi Herfanda. Saya belajar darinya cara menuliskan misi dengan tidak menggurui. Saya harus banyak berterimakasih pada Mbak Helvy Tiana Rosa. Dia termasuk penulis senior yang membengkeli karya saya, bahkan dia pula yang pertama kali mengekpos cerpen saya di tanah air lewat majalah yang dia pimpredi saat itu yaitu ANNIDA. Saya dikuatkan dalam bidang tulis menulis oleh semua teman yang bergabung di Forum Lingkar Pena atau FLP. Sebuah forum komunitas penulis muda terbesar di Indonesia, bahkan mungkin di dunia saat ini. Kepada mereka semua, juga kepada banyak orang yang belum tersebut di sini,saya banyak berutang ilmu dan lain sebagainya, saya sampaikan jazakumullah khairan.

Gimana perasaan Kang Abik saat mengetahui novel AAC begitu booming dan populer di masyarakat, khususnya di kalangan anak muda?
Senang, bahagia, dan semakin merasakan betapa besar kasih sayang Allah SWT. Saya bersyukur bahwa karya saya diapresiasi oleh masyarakat. Ini nikmat yang agung dari Allah dan ini menjadi pendorong saya untuk terus berkarya yang lebih baik. Mohon doanya ya.

Yang melatarbelakangi penulisan AAC?
Keinginan untuk ikut bersaham membentuk carácter building generasi muda bangsa ini, juga keinginan untuk menyampaikan keindahan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Itulah yang melatarbelakangi penulisan novel AAC.

Berapa lama proses penggarapan novel AAC dan apakah ada pengalaman-pengalaman menarik selama pembuatan novel tersebut?
Saya tulis siang malam dalam waktu kurang lebih satu bulan. Saya mulai menulis awal September 2003 dan selesai awal Oktober 2003. Baru kemudian dimuat bersambung oleh Republika mulai April 2004. Diterbitkan dalam bentuk buku Desember 2004.

Pengalaman yang mungkin menarik selama menulis novel Ayat Ayat Cinta adalah saya sering menangis sendiri saat menulis. Saya larut dan terharu dalam banyak tempat dan kejadian yang ada di AAC.

Novel AAC begitu menyentuh, apakah ini mewakili kisah pribadi Kang Abik?
Tidak sepenuhnya, meskipun ada beberapa pengalaman selama belajar di Kairo yang hadir dalam novel AAC seperti talaqqi al-Qur’an, pergi kuliah naik Metro, minum ashir ashab dan ashir mangga di musim panas, berdebat dengan orang Mesir, juga bertemu dengan mahasiswa dari Turki.

Sebagai penulis, apa visi dan misi Kang Abik dalam menjalani profesi ini?
Beribadah dan ikut bersaham dalam menyampaikan risalah Islam yang indah, menyejukkan dan penuh rahmah.

Apa obsesi Kang Abik ke depan?
Menulis karya-karya yang dicatat sejarah sebagai karya yang turut berpengaruh memperbaiki peradaban manusia. Mohon doanya.

Aktivitas Kang Abik saat ini?
Saat ini aktivitas harian saya mengajar di kampus, ikut serta mengisi pengajian rutin di masjid dekat saya tinggal saat ini, memenuhi undangan mengisi pengajian, diskusi dan bedah buku, juga menulis. Saat ini saya juga aktif di Forum Lingkar Pena. Juga, sedang ikut menata Pesantren Karya dan Wirausaha Basmala di Semarang.

Artawijaya (sabili.co.id)
Foto Kang Abik taken from here (Terima kasih ya)

Tuesday, December 27, 2005

Buku : Shaidul Khathir, Cara Manusia Cerdas Menang Dalam Hidup

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Imam Ibnu Al Jauziy
Judul asli : Shaidul Khatir
Penerbit : Maktabah Nazar Musthafa al-Baz
Pengarang : Imam Ibnu Al Jauziy
Judul terjemahan : Shaidul Khathir, Cara Manusia Cerdas Menang Dalam Hidup
Penerbit : Pustaka Maghfirah, 2005


Anda tahu bahwa Anda terkalahkan oleh hawa nafsu Anda, dan Anda tahu bahwa Anda tak sanggup menaklukkannya. Alangkah anehnya, jika Anda gembira dengan ketertipuan Anda, larut dalam kealpaan Anda terhadap hal yang tersembunyi dari dari Anda. Anda tertipu oleh kesehatan Anda, namun Anda lupa betapa dekat penyakit dari diri Anda. Anda bangga dengan afiatmu namun Anda lalai akan betapa dekat saat sakit Anda.

Telah Anda saksikan dengan mata kepala sendiri tempat pembaringan akhir Anda, dan telah tampak di hadapan Anda ranjang-ranjang kematian lewat orang-orang yang ada di sekitar Anda. Sungguh Anda telah tenggelam dan hanyut dalam kelezatan-kelezatan dunia, hingga Anda lupa akan kerusakan diri Anda:

Kau laksana tidak dengar kabar orang-orang yang telah berlalu
Tidak juga kau lihat waktu memperlakukan teman-temanmu
Jika engkau tak sadar itulah rumah-rumah abadi mereka

Kubur-kubur mereka lenyap tertimpa angin menderu. Betapa banyak Anda lihat penghuni rumah yang tak pernah memasukinya, sebelum dia dipaksa memasukinya. Betapa banyak pemilik singgasana, diduduki musuh-musuhnya setelah dia diturunkan secara paksa?! Wahai orang-orang yang detik-detiknya terus merambat menuju ke sana! Namun anehnya kelakuannya seperti manusia yang tak tahu dan tak mengerti apa-apa. Bagaimana mata bisa nyenyak terpejam? Padahal dia tak tahu kemana tempat kembali.

Disadur dari Buku Best Seller Sepanjang Masa "Shaidul Khathir" Karya Ibnu Jauzi (terjemahan) diterbitkan oleh Maghfirah Pustaka Jakarta, 2005
___________________________________________

Komentar dari Dr. Aidh al-Qarni :

"Buku paling bagus dan paling menarik yang pernah saya baca adalah SHAID AL-KHATHIR karya Ibnu al-Jauziy. Dalam pandangan saya, buku ini adalah buku terbaik yang pernah ditulis oleh ulama besar ini. Sulit bagi kita untuk tidak membaca buku ini. Selain tidak berat dan tidak sulit, buku ini menggambarkan kejujuran penulisnya, keluasan cakrawala ilmunya, kekayaan pengalamannya, kecermatan analisanya, dan kelurusan pikirannya. Buku ini merupakan buah kehidupannya.

Saya menyarankan Anda untuk membaca buku ini. Isinya sangat menarik, sarat dengan pesan moral, penuh dengan pengalaman-pengalaman manusia yang cukup panjang. Bahasanya lugas dan penyampaiannya sederhana sehingga mudah dicerna dan dipahami oleh setiap orang. Buku ini telah dikomentari oleh begitu banyak cendekiawan dan diterbitkan dalam berbagai bahasa, selalu laris di pasaran dan bisa diterima oleh banyak kalangan seolah-olah buku ini baru saja ditulis. Buku ini telah memberikan manfaat yang tidak terhitung kepada umat ini. Siapa yang ingin menulis, menulislah sepertinya dan tirulah pola yang digunakannya."

More books review, click here.

Buku : Syarah Tsalatsatul Ushul

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Judul Asli : Syarh Tsalasatil Ushul
Penulis : Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Pensyarah :Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Penerbit : Al-Qowam, Solo


Halaman pertama dari buku tersebut diawali dengan tulisan tentang biografi penulis Kitabut Tauhid yaitu Al-Imam Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, beliau adalah ulama besar yang dilahirkan di negeri Al 'Uyainah pada tahun 1115 H, dalam rumah yang penuh ilmu, kemulyaan dan agama. Sebelum usia sepuluh tahun beliau sudah hafal Al-Qur'an, lalu mempelajari ilmu fikih sampai mendalam, dan beliau banyak membaca kitab-kitab tafsir dan hadits dan selalu terlihat menuntut ilmu, baik di siang atau malam hari. Diantara guru beliau adalah Al-Allamah As Syaikh Abdullah bin Ibrahim Asy Syamiri, Syaikh Abdullah bin Ibrahim dan seorang ahli hadits tersohor yaitu Muhammad Hayat As-Sindy, beliau banyak memiliki karya-karya yang bermanfa'at. Dan Rahimahullah meninggal pada tahun 1206 H.

Sedangkan pensyarah Kitabut Tauhid ini adalah Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, yang dilahirkan di kota 'Unaizah pada tanggal 27 Ramadhan 1347 H, beliau belajar Al-Qur'an kepada kakek dari pihak ibunya, yaitu Abdurrahman bin Sulaiman Al-Damigh Rahimahullah sampai hafal, kemudian kepada Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa'dy yang dikategorikan sebagai Syaikh-nya yang utama beliau belajar kitab Tauhid, Tafsir, Hadits, Fiqih, Ushul Fiqih, Fara'idh, Musthalahul hadits, Nahwu dan Sharaf, disamping itu juga beliau belajar kepada Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah yang merupakan guru kedua beliau setelah Syaikh As Sa'dy. Beliau Hafizhahullah banyak memiliki karangan salah satu diantaranya kitab ini. Dan sekarang ini beliau menjadi anggota Hai'atu Kibaril Ulama Saudi Arabia.

Dengan memperhatikan penulis dan pensyarahnya, dan latar belakang keilmuan kedua ulama tersebut, maka tak pelak lagi buku ini merupakan kitab yang agung dan sangat berfaedah, dan dari sini juga, kita dapat mengambil suatu contoh dan pelajaran yang sangat besar sekali, yaitu ; walau terjadi perbedaan kurun waktu diantara ulama-ulama Ahlus Sunnah, tetapi dari generasi terdahulu sampai generasi sekarang diantara mereka para Ulama Salaf tidak ada perbedaan dalam memahami agama Islam ini, malahan mereka saling menjelaskan satu dengan yang lainnya. Dan dalam perkataannya, mereka selalu mendahulukan telah berfirman Allah Azza wa Jalla dan telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, sehingga perkataan dan ilmu mereka dipenuhi dengan faedah dan manfaat yang amat luas serta banyak, karena dilandasi firman Allah dan sabda Rasulullah.

Sesuai dengan judulnya buku ini menjelaskan tentang Tiga Landasan Utama dan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menjelaskannya untuk kita dengan bahasa yang sistimatis, ringkas dan lugas, sehingga anda-pun insya Allah bisa lebih cepat untuk memahaminya, seperti masalah-masalah ; Makna Ibadah, Pengertian Rabb beserta Dalilnya, Tafsir Tauhid, Rukun Iman, Penjelasan tentang Hijrah, Dakwah setiap Rasul adalah Ibadah kepada Allah dan Larangan Syirik, Syarat Tinggal di Negeri Kafir, dan lain-lain permasalahan yang berhubungan dengan tiga landasan utama, yaitu : Siapa Tuhanmu.? Apa Agamamu ? dan Siapa Nabimu ?.

Dengan ulasan singkat ini dan kekaguman terhadap buku tersebut, maka sangat wajarlah apabila aku menyarankan temen-temen semua untuk memiliki buku tersebut, dan ajaklah keluarga atau temen yang lain untuk membacanya, dengan demikian, insya Allah andapun sudah termasuk orang yang meyebarkan dakwah. More book reviews, click here.


End of the year



Assalamualaikum wr wb,


Ngga
terasa sekarang kita telah berada di penghujung tahun. Waktu seperti
terasa begitu cepat berjalan. Rencana dan tujuan berlibur pun mulai
banyak dipertanyakan dari temen-temen kita. Ada yang punya rencana ke
pantai, backpacking, party all night long dan banyak lagi rencana
lainnya untuk menyambut tahun baru ini dan yang pasti kata mereka harus
lebih baik perayaannya dibanding tahun-tahun sebelumnya. Semua manusia
di muka bumi ini tentu akan berharap mendapatkan yang lebih baik di
tahun yang akan datang. Semangat baru, pacar baru, mobil baru,
pekerjaan baru dan semua yang "fresh from the oven".

Tapi
ternyata di penghujung tahun kemarin, sebagian dari kita malah seperti
sudah kehilangan harapan-harapan itu beserta hilangnya pula mimpi-mimpi
mereka. Harapan-harapan mereka runtuh bersamaan dengan runtuhnya
bangunan rumah mereka yang diterjang bencana. Mimpi-mimpi mereka hilang
bersamaan pula dengan hilangnya suami,istri,anak,sanak saudara dan
harta benda mereka yang dihanyutkan oleh ombak bencana.


Seperti terasa baru kemarin kita dikejutkan oleh berita di penghujung
tahun yang membuat semua manusia terperangah karena terjadinya bencana
alam yang sungguh hebat dan memakan ribuan bahkan puluhan ribu korban
meninggal. Saat itu disetiap media massa memuat berita yang sama dan
bermunculan pula website, blog yang mengkhususkan diri untuk menampung
informasi, dan sumbangan dari segala penjuru daerah di tanah air ini.
Semoga kita belum lupa atas apa yang terjadi setahun kemarin.


Jika hidup ini seperti buku yang dipercayakan oleh Allah kepada kita
untuk menulisnya. Maka kita bisa mengisinya sesuai dengan keinginan
kita, akan kita isi dengan kebaikan dan manfaat atau coretan-coretan
yang memalukan. Buku macam apa yang sedang kita tulis ? Apakah buku
pengetahuan, buku agama, buku filsafat, buku keuangan, ataukah buku
pornografi.

Semua tergantung apa yang paling sering kita
lakukan dan apa yang paling kita kejar dalam hidup ini. Tapi di buku
yang berjudul kehidupan ini tak seorangpun yang tahu berapa halaman
lagi yang tersisa. Jika halaman telah habis maka buku itu akan
dikembalikan kepada Sang Pemilik. Buku yang indah dan bermanfaat akan
ditempatkan ke tempat terhormat di sisi-Nya sedangkan yang tak
bermanfaat akan dicampakkan atau dibakar sebagai sampah.

Dan
sekarang lembaran baru dari buku kehidupan kita akan segera datang
menyapa. Banyak janji yang terucap dan tak sedikit pula rencana yang
dibuat. Entah apakah di tahun baru kali ini segala janji dan rencana
itu akan terlaksana dan sudah menjadi hal yang lumrah bagi sebagian
besar masyarakat dunia bahwa tahun baru adalah sesuatu yang identik
dengan perayaan yang sebenarnya kalau dalam konteks Islam maka hal itu
tidak ada. Bahkan beberapa dari kita mungkin akan bingung ketika
ditanya tentang kapan tahun baru itu menurut penanggalan Islam.


Perayaan tahun baru seperti apa yang akan anda lakukan tahun ini,
check-in di hotel, partying at the clubs or beach while drinkin vibe,
illusion or maybe weed smokin, atau mungkin lebih memilih berpikir
-agar kita lebih termotivasi untuk menjadi lebih baik di tahun yang
akan datang- andaikan lusa adalah kiamat, saat langit terguncang dan
gunung beterbangan orang yang tanpa dosa pun takut lalu bagaimana
dengan orang yang bertahun-tahun hidup dengan dosa.



Terdapat perbedaan
besar antara terompet tahun baru dengan terompet sangkakala, yang satu
menggambarkan kesenangan dan yang satu lagi menggambarkan ketakutan dan
kesedihan yang amat sangat. I just hope this end of the year doesn't turn into the end of....

Tapi sungguh Allah selalu mempunyai
hamba-hamba yang cerdas. Mereka menyifati dunia dengan bijaksana dan
takut akan fitnah. Ketika melihat dunia ini, maka mereka akan segera
menyadari bahwa dunia bukanlah negeri yang abadi. Mereka menganggapnya
lautan penuh deru ombak lantas mereka jadikan perbuatan shaleh sebagai
perahunya. Semoga kita termasuk para hamba itu. Semoga....

______________________________



Tulisan ini sekaligus mengundang temen-temen yang mau hadir untuk
diskusi kajian Islam dirumahku hari Sabtu tanggal 31 Desember 2005 jam
3 sore bersama Ustadz Fauzi Nurwahid. Dengan tema seputar instropeksi
diri dan perayaan tahun baru menurut Islam. Mudah-mudahan bermanfaat.




Wassalamu'alaikum wr wb







Surat untukmu


Assalamu'alaikum wr wb

________________________________________

Assalamu'alaikum wr wb



Apakabarmu calon istriku ? Bagaimana kabar keluargamu yang lain ? Kuharap semua baik-baik saja adanya dan selalu berada dalam lindungan-Nya. Walaupun aku belum mengenalmu dan juga belum pernah ku melihat wajahmu, tapi kata orang barat 'others might catch my eyes, but you caught my heart' :).

Wahai calonku,
Apakah kau menungguku ?. Menunggu untuk sebagian orang memang membosankan, tapi bagiku tidak begitu. Menunggu...hanya sedikit orang yang menganggapnya sebagai hal yang istimewa. Dan bagiku, menunggu adalah hal istimewa. Karena banyak manfaat yang bisa dikerjakan dan yang diperoleh dari menunggu. Membaca, menulis, diskusi ringan, atau hal lain yang bermanfaat.

Wahai perhiasan terindah...
Hidupmu jangan kau pertaruhkan. Hanya karena kau lelah menunggu. Apalagi hanya demi sebuah pernikahan. Karena pernikahan tak dibangun dalam sesaat, tapi ia bisa hancur dalam sedetik. Gerbang pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan suci oleh karena itu masukilah gerbang itu dengan hati yang suci, tulus dan ikhlas karena sekali engkau berada didalamnya, maka Allah akan membenci ketika ada yang berusaha keluar dari gerbang itu. Isilah hari-harimu dengan bermunajat kepada-Nya, mohonlah petunjuk hanya kepada-Nya, doakan aku di shalat malammu. Mudah-mudahan kau juga mendapatkan hal-hal yang berfaedah selama menungguku. Aamiin.

Wahai calonku,
mungkin masa laluku tidak seperti ikhwan-ikhwan yang kau kenal, dan engkau pasti telah mendengar kisah tentangku yang rasanya memang sulit aku hapuskan dari sel-sel otakku. Oleh karena itu, tak ingin ku menutup-nutupi lagi tentang masa laluku kepadamu, biarlah kau mengetahui semua tentangku agar nantinya komunikasi antara kau dan aku dapat terbuka dan supaya lebih mudah engkau menerimaku apa adanya dan begitu juga sebaliknya.

Calonku,
Beberapa keluarga terdekatku pernah menanyakan tentangmu. Memang tidak secara detil mereka bertanya tapi aku bisa menangkap bahwa mereka bertanya tentang siapa calonku nanti, yaitu kamu. Pertanyaan-pertanyaan mereka hanya kujawab dengan senyuman karena aku ingin membuat kejutan untuk mereka nanti. Ya, pasti mereka akan terkejut ketika tahu bahwa nanti akan ada seorang bidadari yang hidup ditengah-tengah mereka. Tak sabar kuingin melihat ekspresi wajah mereka nanti :).

Dan yang pasti selama aku menunggu saat itu datang, aku akan introspeksi diriku sebelum melangkah mengarungi kehidupan ini bersamamu calonku. Agar aku bisa menjadi manusia yang baik dihadapan-Nya dan dihatimu, agar aku layak menjadi nahkoda kesayanganmu nanti. Kau pasti pernah mendengar di Al Quran surat An Nuur ayat 26 yang isinya tentang laki-laki yang baik untuk wanita yang baik dan begitu juga sebaliknya, aku ingin seperti itu agar layak mendampingimu nanti. Kalau sampai saat ini kita belum juga dipertemukan oleh-Nya, aku yakin itu karena aku belum cukup baik untukmu. Aku ingin menjadi laki-laki yang baik untukmu karena kuyakin kau juga yang terbaik untukku dan pilihan Allah takkan pernah salah :).

Calonku,
aku pasti datang, tapi mungkin tidak sekarang. Karena jalan ini masih panjang. Banyak hal yang menghadang. Hatiku pun melagu dalam nada angan. Seolah sedetik tiada tersisakan. Resah hati tak mampu kuhindarkan. Tentang sekelebat bayang, tentang sepenggal masa depan.

Calon istriku...
Ku tahu kau merinduiku, bersabarlah, saat indah 'kan menjelang jua. Saat kita akan disatukan dalam ikatan indah pernikahan. Apa kabarkah kau disana ? Lelahkah kau menungguku berkelana ?, lelahkah menungguku kau disana ?, tetap bertahanlah disana. Aku akan segera datang, sambutlah dengan senyum manismu. Bila waktu itu telah tiba, kenakanlah mahkota itu, kenakanlah gaun indah itu. Masih banyak yang harus kucari, 'tuk bahagiakan hidup kita nanti. Doakan aku ukhti dan tetap bersabarlah menanti...


Wassalamu'alaikum wr wb

________________________________________



Wanita-wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang tidak baik,
dan laki-laki yang tidak baik adalah buat wanita-wanita yang tidak baik (pula),
dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik
dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)

[QS : An Nuur: 26]

Surat cinta dari-Nya ini ternyata membuatku dan para hamba-Nya berpikir lebih arif dan bijaksana dalam memilih pasangan hidup. Membuat kita para hamba-Nya mengoreksi diri kita sendiri, sudah cukup baikkah kita untuk menjadi pasangan hidup seseorang. Adalah suatu hal yang egois ketika mengharapkan pasangan yang terbaik sementara diri ini sendiri masih jauh dari kata "terbaik". Allah Maha Adil dan merupakan sunnatullah bahwa orang yang baik akan mendapatkan yang baik pula, begitupun sebaliknya. Sudah cukup baik dan pantaskah kita untuk mendapatkan yang terbaik dari-Nya.


Wassalamu'alaikum wr wb

Monday, December 26, 2005

Bandung-Daarut Tauhid, 24-25 Desember 2005




Setelah dari Tasik tanggal 23-nya, kita (Aria, Boy, Dani) berempat melanjutkan perjalanan ke Bandung dan rencana kita memang menginap di rumah Dani di daerah Kawaluyaan. Hari Sabtu tanggal 24 kita muter-muter kota Bandung, atau mungkin lebih tepatnya mah muter dari distro satu ke distro lainnya, dari f.o satu ke f.o lainnya hehehe. Saya mah cuma nemenin ajah kakak saya dan temen-temennya belanja. Tapi lumayan, akhirnya dibeliin kemeja juga sama kakak saya, mungkin dia ngga tega juga kali yah liat saya ngalamun wae di luar toko hehehe.

Hari Minggu pagi adalah hari yang kita tunggu karena saya dikabari sama temen bahwa hari itu akan ada Aa Gym ngisi ceramah di Daarut Tauhid jam 11 siang. Kebetulan karena saya dan kakak saya belum pernah ke sana, jadi makin penasaran. Ta'limnya dimulai jam 9 pagi dengan pembicara Ust. Fuad yang materi ceramahnya tentang "Niat". Setelah 2 jam beliau ceramah, beliau mengatakan bahwa sesi selanjutnya yang jam 11 akan diisi oleh Ust. Jalaludin As-Syatibi. Itu berarti Aa Gym berhalangan hadir :(. Tapi ternyata dua ustadz pengganti tadi cukup pinter ngabodor, jadinya suasana tetap segar. Sesegar wajah-wajah yang datang pagi itu, kalau kata ustadz Fuad, "Nah ini dia wajah-wajah tawadu....", sebagian hadirin ada yang senyum-senyum malu ketika dibilang seperti itu. Lalu dilanjutkan oleh Ust. Fuad dengan pelesetannya, "TAra maWA DUit"....

Daarut Tauhid memang beda. Saya kesana hanya berdua dengan kakak saya, sedangkan temannya yang lain memilih jalan-jalan ke tempat yang lain, rugi pisan euy hehe.Saya dan kakak saya (Aria) sudah merasakan atmosfir yang berbeda ketika baru memasuki pintu gang Gegerkalong. Dengan spontan kita berdua ngucap Subhanallah, karena kita ngga melihat pemandangan seperti di tempat-tempat lain. Istilahnya, kampung DT itu seperti menjadi kampung tersendiri yang berisikan komunitas muslim. Toko-toko dan perusahaan yang ada di sederetan jalan itu hampir semuanya berisikan ruh Islami. Di pinggir-pinggir jalan banyak kita temui wajah-wajah calon bidadari surga.

Selanjutnya silahkan dilihat foto-fotonya aja...

 

Sunday, December 25, 2005

Tasikmalaya, 23 Desember 2005




Ini hasil jalan-jalan saya tanggal 23 Desember ke Tasik. Saya kesana dengan kakak, Aria (kacamata) bersama dua orang temannya, Boy dan Dani. Tujuan kita berempat ke Tasik karena selain jalan-jalan mengisi libur natal yang lumayan panjang, dan juga bersilaturahmi ke saudaranya Boy yang bertugas disana sebagai kasatlantas. So here's the pictures....



Wednesday, December 21, 2005

Buku : Muzil Al-Ilbas fii Al-Ahkam 'ala An-Nas

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Reference
Author:Sa'id bin Shabir Abduh
Judul asli : Muzil Al-Ilbas fii Al-Ahkam 'ala An-Nas
Penulis : Sa'id bin Shabir Abduh
Penerbit : Griya Ilmu
Cetakan : I (pertama), September 2005
Tebal : vi + 364 halaman
Harga : Rp 33.000,- (Kwitang price)


Muzilul Ilbas, Hukum Mengkafirkan dan Membid'ahkan


Kita sering terkejut tatkala mendengar seseorang berkomentar, "Si itu kafir", "Si anu ahli bid'ah", "Si ini ahli maksiat". Demikian pula ketika ada yang berkata, "Al Quran adalah mahluk", "Allah ada dimana-mana", bahkan lebih dari itu bahwa "Al Quran sudah tidak sesuai lagi dengan zaman modern".

Apakah semata melakukan perbuatan kekufuran, bid'ah, bergaul dengan pelaku maksiat telah menyebabkan seseoarng dianggap kafir ?, ahli bid'ah, dan ahli maksiat ? Ataukah ada perkara-perkara yang perlu diperhatikan sebelum kita menetapkan hukum kepada seseorang ? Bagaimana pula sikap kita dengan orang-orang yang berkata "Al Quran adalah mahluk", "Allah ada dimana-mana" dan "Al Quran sudah tidak sesuai lagi dengan zaman modern" ?

Buku ini disusun oleh Sa'id bin Shabir Abduh. Penulis dengan penuh kesungguhan menyajikan pembahasan-pembahasan menarik dan syarat makna berkaitan dengan kenyataan-kenyataan kekinian tentang penetapan hukum kepada seorang Muslim, apakah ia kafir, ahli bid'ah, ataukah Ahlus Sunnah, yang ia nukil dari tulisan, jawaban, dan buku-buku para ulama Salaf terkemuka abad ini. Diantaranya, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syaikh Abdullah bin Jibrin, dan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani.

Penulis banyak mengambil rujukan dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang salah satunya adalah, "Saya termasuk orang yang paling keras melarang mengkafirkan orang tertentu, ataupun menuduhnya fasiq dan maksiat, kecuali jika terbukti bahwa telah sampai kepadanya hujjah risalah dimana orang yang menyalahinya dapat menjadi kafir, fasiq, atau bermaksiat." [Majmu Al-Fatawa 3/229]. Penulis juga mengambil banyak referensi dari Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab yang memperingatkan, "Secara ringkas, orang harus menasihati dirinya untuk tidak berbicara masalah ini kecuali dengan ilmu dan hujjah dari Allah...". [Ad-Dur As-Sunniyah 8/217]

Buku ini insya Allah akan menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas secara tuntas, sehingga kita akan lebih bijaksana dan berhati-hati dalam menetapkan hukum kepada sesama Muslim. Juga menjelaskan bagaimana sikap kita dalam bermuamalah dengan non Muslim dari kalangan Yahudi, Nasrani dan isme-isme lainnya.

Bukankah berhati-hati dalam bersikap dan tidak tergesa-gesa menetapkan hukum kepada sesama Muslim adalah sesuatu yang diperintahkan oleh Rasulullah saw kepada umatnya. Jangan sampai sikap terburu-buru menyebabkan kita tergolong dalam kategori yang disebutkan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya, "Jika seseorang berkata kepada saudaranya, 'Wahai kafir!' maka tuduhan itu akan kembali kepada salah satu dari keduanya". [HR.Bukhari, Al-Adab, bab Man akfara akhahu bi ghairi takwilin fahuwa kama qala. Fathul Bari 10/514]

Friday, December 16, 2005

Jangan mundur wahai Al-Qarni !

Rating:★★★★★
Category:Other

eramuslim - Dr. Aidh al-Qarni, mungkin sedikit saja dari kita yang belum pernah mendengar nama ini. Nama Aidh al-Qarni beberapa tahun belakangan, memang nyaris menyedot perhatian banyak kaum Muslimin. Terlebih bagi mereka yang gemar membaca buku-buku Islam yang kini bak jamur di musim hujan.

Karya Aidh al-Qarni yang berjudul "Laa Tahzan" dan diterjemahkan dengan "Dont be Sad" atau "Jangan Bersedih", laris manis bak kacang goreng di pasar pembaca buku Islam Indonesia. Buku tersebut bahkan diterbitkan oleh puluhan penerbit dan umumnya mencapai angka penjualan yang fantastik. Hampir di setiap sampul buku tersebut, tercantum logo "best seller" yang menandakan buku itu memang termasuk golongan buku yang amat disukai pasar.

Berniat Uzlah dari Dunia Dakwah

Tapi, tahukah Anda apa yang kini sedang dialami oleh ulama yang dijuluki ulama semilyar umat itu? Sejumlah informasi di berbagai media, kini tengah mengangkat rencana pengunduran diri Syaikh Aidh al-Qarni dari dunia dakwah. Beberapa waktu lalu, Syaikh al-Qarni bahkan diundang khusus untuk datang ke rumah walikota Riyadh, Salman bin Abdel Aziz. Undangan untuk al-Qarni, menurut Salman, sebenarnya adalah untuk mengklarifikasi informasi tentang pernyataan al-Qarni yang ingin undur diri dari aktifitasnya berceramah.

Soal keinginan itu memang sudah dilansir sejumlah media sebelumnya, antara lain harian Asy-Syarq Ausath, yang memuat rangkaian syair milik Syaikh al-Qarni yang bertajuk "al-Qaraar al-akhiir" atau "keputusan terakhir."

Dalam rangkaian syair itu al-Qarni menyebutkan keputusannya untuk mengisolasi diri dari khalayak dan dakwah. al-Qarni menegaskan dirinya akan lebih banyak berdiam di rumah, mengkaji di perpustakaannya, lantaran tekanan dan respon negatif yang ia terima dari banyak pihak terkait sepak terjang dakwah yang dilakukannya. Anehnya, tekanan yang membebani Syaikh al-Qarni justru datang dari rekanannya sesama juru dakwah di ranah Saudi sendiri. Meski ada pula yang datang dari berbagai arus ideologi lain yang mengkritik dirinya. Namun, tetap saja yang paling membelenggu al-Qarni adalah tudingan dan tekanan yang datang dari teman-temannya itu.

Dalam pertemuan dengan walikota Riyadh itu, Salman bin Abdul Aziz melakukan klarifikasi tentang keputusan Syaikh al-Qarni yang membuatnya terhenyak itu. Salman juga meminta agar keputusan itu ditinjau ulang karena umat Islam sangat menginginkan dan membutuhkan kehadirannya di medan dakwah seperti yang selama ini sudah dilakukan syaikh al-Qarni.

Al-Qarni mengatakan dirinya sangat menghargai kegundahan dan keinginan yang disampaikan Salman, dan berjanji akan berpikir dan meninjau kembali rencananya akibat suasana yang sangat mempengaruhi kejiwaannya. Syaikh al-Qarni berjanji akan menyampaikan keputusannya satu bulan kemudian kepada Walikota Salman.

Qasidah atau syair yang ditulis al-Qarni sepanjang 70 bait itu disebarluaskan secara utuh oleh harian Al-Madinah terbitan Arab Saudi. Isi syair menghebohkan publik Saudi yang segera meminta klarifikasi dan meminta agar Syaikh al-Qarni membatalkan niatnya itu. Sejumlah organisasi dan pribadi mewakili kaum Muslimin di berbagai tempat resah dengan isi syair tersebut dan mengirimkan surat untuk Syaikh al-Qarni.

Koresponden Islamonline menyebutkan, "Sejumlah tokoh muslimat juga berupaya menenangkan Syaikh al-Qarni yang ingin mengundurkan diri dari dakwah. Mereka yang berikirim surat kepada Syaikh mengaku mewakili harapan banyak kaum Muslimat yang meminta agar syaikh al-Qarni membatalkan keinginannya, mengingat banyak sekali nasihat, ceramah dan buku-buku syaikh al-Qarni yang begitu berperan dalam perkembangan pemikiran dan pribadi Muslimat." Situs Islamonline bahkan membuka polling khusus untuk merespon para pengunjung situsnya, terhadap rencana mundurnya Syaikh al-Qarni dari dunia dakwah.

Atas desakan dan permintaan tersebut al-Qarni pun lalu mengatakan ingin berpikir dan menenangkan diri selama satu bulan. Ia tetap mengatakan bahwa dirinya memang cenderung untuk melakukan uzlah dari khalayak karena respon dan tekanan yang kerap ia terima.

Ada apa dengan Syaikh al-Qarni?

Lalu apa sebenarnya yang menjadi inti keresahan al-Qarni hingga tokoh yang banyak membangkitkan motifasi masyarakat luas itu merasa terhimpit dan ingin mengambil langkah yang mungkin justru bertolak belakang dengan seruannya selama ini?

Al Qarni mengatakan, "Aku menerima tuduhan yang banyak sekali. Orang-orang yang mengaku mendalami hadits menuduhku sebagai khawarij. Orang-orang yang berpaham takfir (mengkafirkan) menudingku sebagai ulama penguasa. Sebagian orang yang ada di lapangan politik memandangku sebagai orang yang plin-plan. Bahkan ada pula yang mengatakan diriku oportunis yang hanya mengambil untung dari situasi tertentu. Ada juga yang memfitnah dan mengatakan aku mengganti kulit untuk memperkaya diri...." Inilah yang ternyata yang menjadi inti kegelisahan Syaikh al-Qarni. Tudingan dan tuduhan yang seperti memekakkan telinga dan membebani hatinya.

Rangkaian tuduhan itu makin nyaring di telinga al-Qarni, ketika ia terlibat menjadi salah satu bintang dalam film dokumenter berjudul "Nisaa bila Dzill” yang diproduksi oleh wanita Saudi Haifa Mansur. Hasil film dokumenter itu lalu dipublikasikan pada tanggal 12 Maret 2005 di salah satu gedung konsulat Prancis di Jeddah. Dalam film itu, Syaikh al-Qarni mendapat kritikan keras karena fatwanya yang membolehkan wanita menampakkan wajahnya. al-Qarni bahkan mengomentari bahwa tragedi fatwa itu memang mewakili sebagian dari penderitaan yang ia alami.

Siapa Syaikh al-Qarni?

Masih belum banyak yang tahu detail tentang profil ulama besar Saudi yang namanya mencuat jadi buah bibir masyarakat Saudi dan berbagai belahan dunia Islam itu. Pada bulan Ramadhan lalu, Syaikh al-Qarni tampil di televisi dalam rangkaian ceramah dari buku monumentalnya "Laa Tahzan." Buku yang kini telah diterjemahkan ke dalam 29 bahasa dunia itu telah terjual lebih dari 120 ribu eksemplar dalam edisi bahasa Arabnya saja. Belum terhitung berapa jumlah buku yang terjual dalam bahasa yang lain.

Syaikh al-Qarni dikenal sebagai tokoh yang disebut orang berani mengeluarkan pendapat, meski itu bisa mengundang kontraversi. Misalnya saja, ia pernah menyatakan bahwa pendapat yang melarang wanita mengemudi mobil itu bukan masalah prinsip dalam agama Islam. Ia mengatakan, "Jika saya diajukan pilihan apakah sebaiknya wanita mengendarai mobil atau ia pergi dengan supir orang asing (bukan mahram) berdua di dalam mobil, pasti saya memilih agar wanita itulah yang sebaiknya mengendarai mobil sendiri."

Menyuarakan Hak Kaum Perempuan

Al-Qarni juga dikenal dengan pendapatnya yang selalu menuntut pemberian hak-hak perempuan secara utuh sesuai syariat Islam, dan diberi kesempatan yang luas untuk terlibat dalam urusan sosial kemasyarakatan. Ia juga yang menyatakan kaum pria penting berdiskusi dengan kaum perempuan dan mendengarkan pendapat mereka, bahkan kaum perempuan dianjurkan memiliki ikatan organisasi khusus perempuan untuk bisa memberi sumbangsih perannya di masyarakat.

Tidak sampai di situ, Syaikh al-Qarni juga menyerukan pembentukan mahkamah yang secara khusus memperhatikan kezaliman atas kaum perempuan. Seperti pengaduan kaum perempuan terhadap kezaliman ayahnya, suaminya atau edurhakaan anak-anaknya.

Syaikh al-Qarni mulai populer sejak pertengahan tahun delapan puluhan melalui sejumlah kaset ceramah yang ia keluarkan. Para jamaah tempatnya menyampaikan ceramah keagamaan selalu penuh dan antusias dengan nasihat-nasihat Syaikh al-Qarni.

Itu sebabnya, berita uzlah yang akan dilakukan Syaikh al-Qarni begitu mengejutkan kaum perempuan Saudi. Karena selama ini, jarang sekali ulama Islam yang berani menyuarakan hak-hak mereka secara vokal, baik dalam aspek keagamaan maupun aspek sosial kemasyarakatan. Dan al-Qarni, mewakili suara mereka di dua aspek tersebut.

Ulama yang Mumpuni di Berbagai Bidang Ilmu Syariah

Syaikh al-Qarni adalah ulama kelahiran Saudi pada tahun 1379 H. Ia menuntut ilmu di madrasah Ibtidaiyah Ali Salman, selanjutnya ia belajar di Ma'had Ilmi sejak bangku mutawassitah (setara SMP), hingga lulus sarjana strata 1 dan Majister di tempat yang sama. Salah satu karya ilmiyahnya adalah "Al-Bid'ah wa atsaruha fi ad-Diraayah wa ar-Riwayah" . Desertasi doktornya berjudul "Al-Mufahhim ala mukhtashar Shahih Muslim".

Kelebihan Syaikh al-Qarni karena dia adalah orang yang mendalami ilmu syariah dan dakwah. Ia juga seorang hafiz al-Qur'an dan mendalami ilmu tafsir seperti Ibnu Katsir, At-Thabari, al-Qurthubi, Zaadu al-Masiir Ibnul Jauzi, al-Kassyaf karya Az-Zamakhsyari, bahkan tafsir Fi Dzilalil Qur'an milik Sayyid Quthb.

Selain mendalami ilmu al-Qur'an, ia juga fokus mendalami ilmu hadits. Dalam catatannya, Syaikh al-Qarni menyelesaikan pembahasan kitab Bulugh al-Maraam sebanyak lebih dari 50 kali. Ia juga mengajarkan pengajian hadits Mukhtashar al-Bukhari, Mukhtashar Muslim, al-Muntakhab, al-Lu'lu wa al-Marjan dan lainnya di berbagai masjid. Ia juga mengajarkan ilmu aqidah, sirah dan fiqih dalam pengajian-pengajiannya di berbagai masjid.

Syaikh al-Qarni terkenal dengan sikapnya yang lembut dan kasih sayang. Ia mengarungi dakwah Islam sepanjang lebih dari 25 tahun dan kini kaset-kaset ceramahnya telah diedarkan lebih dari seribu copy dan diperdengarkan di masjid, yayasan, universitas dan sekolah-sekolah di berbagai belahan dunia. Sementara kitab-kitab karyanya sudah lebih dari 70 kitab yang juga diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Kini, waktu satu bulan tenggat waktu yang diminta al-Qarni untuk meninjau kembali keputusannya mundur dari dunia dakwah Islam sudah lewat. Tanggal 11 Desember 2005 lalu, ia telah mengirimkan pernyataan khusus kepada Islamonline tentang hasil pemikirannya itu. Apa hasilnya?

Jangan terkejut. Tokoh ulama besar yang cukup langka kepiawaiannya dalam dunia dakwah serta banyak dijadikan idola itu mengatakan, "Hingga kini saya masih belum mengurungkan rencana semula untuk mundur dari dakwah."

Semoga Allah swt memberi kekuatan kepada Sang Da'i Semilyar Umat, Dr. Aidh al-Qarni. Dan semoga, kerisauannya menjadi cermin yang mengingatkan semua pihak terutama umat Islam, untuk lebih berhati-hati menuding dan menuduh sesamanya. (na-str/iol,algrn)

------------------------------------------------------------------------------------------

Balillaahu maulaakum wa huwa khairun naashiriin ! [QS. 3:150]
Fash bir inna wa'dallaahi haqquw wa laa yastakhiffannakal ladziina laa yuuqi-nuun [QS. 30:60]


Thursday, December 15, 2005

Kerancuan kisah menjelang wafatnya Rasulullah saw


Assalamu'alaikum wr wb


Beberapa bulan yang lalu ketika saya sedang surfing di belantara internet, saya pernah menemukan satu artikel menarik disuatu website. Artikel itu ada yang berjudul "Detik Terakhir" atau ada judul versi lain yaitu "Detik-Detik Menjelang Wafatnya Rasulullah", atau juga "Air Mata Rasulullah saw". Mungkin beberapa dari kita ada yang familiar dengan kisah di dalam artikel tersebut. Silahkan search di Google dengan tiga keyword diatas, maka akan anda temukan kisah itu banyak di posting di berbagai macam website. Bahkan kisah itu sering bertebaran di bulletin board friendster, juga pernah saya lihat di multiply ini. Ya, kisah yang menggambarkan suasana wafatnya manusia mulia di hadapan Fatimah dan Ali itu berhasil membuat orang yang membacanya terharu biru dan rindu dengan sosok Rasulullah saw.

Tapi ada yang janggal di kisah itu. Didalam artikel itu tidak dijelaskan siapa yang menceritakan kisah itu. Juga tidak jelas diambil dari riwayat-riwayat manakah kisah itu, padahal kisah itu menceritakan momentum wafatnya Nabi kita yang mulia yang sudah seharusnya kisah itu bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Kalau dalam ilmu hadits, perkara seperti ini dinamakan laa asla lahu (tidak ada sandarannya) karena tidak adanya kejelasan siapa perawi yang meriwayatkan kisah itu dan dari kitab apa kisah itu diambil.

Jadi apakah suasana Rasulullah saw ketika beliau wafat sama seperti artikel tersebut. Saya coba untuk mencarinya didalam buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang ditulis oleh KH Moenawar Chalil terbitan PT. Bulan Bintang Cetakan ke-7, tahun 1994. Buku ini berjumlah delapan jilid dan kisah tentang wafatnya Nabi Muhammad saw ada didalam buku ini di jilid ke tujuh halaman 193. Saya tidak menemukan kisah seperti artikel diatas dalam buku ini. Gema Insani Press juga telah menerbitkan kembali buku ini tahun 2001 dengan jumlah enam jilid.

Lalu siapakah yang ada disisi Rasulullah saw ketika beliau wafat, Fatimah dan Ali, ataukah Aisyah ?. Didalam buku rujukan saya tadi jillid ke tujuh hal. 193 dikisahkan ketika Nabi saw kesehatannya mulai terlihat membaik, para sahabat seperti Abu Bakar, Umar dan Ali meminta izin kepada Nabi saw untuk bisa pergi mengerjakan urusannya masing-masing karena hampir setengah bulan mereka selalu sibuk merawat Nabi saw sehingga banyak keperluan mereka sehari-hari yang terbengkalai. Maka Abu Bakar pergi ke rumah istrinya, Kharijah di Sunuh (nama suatu kampung di pinggir kota Madinah) dan dua sahabat lain, Umar dan Ali pun pergi meninggalkan rumah Rasulullah. Yang tinggal hanyalah Aisyah lalu kemudian datang Abdurahman bin Abi Bakar saudara laki-laki Aisyah. Dan ketika itulah Rasulullah saw wafat. Rasulullah saw wafat diwaktu matahari sedang terang-terangnya, pada hari Senin tanggal 13 Rabi'ul awwal tahun ke XI Hijriah, atau pada tanggal 8 Juni 632 Masehi [hal.196]. Para ulama ahli tarikh ada yang berselisih pendapat tentang tanggal wafatnya Nabi saw. Tapi bukan itu yang akan dibahas disini.

Mungkin hadits berikut akan lebih menjawab dipangkuan siapakah Nabi saw wafat. Dari hadits Abdullah bin Aun dari Ibrahim at-Taimi dari al-Aswad, dia berkata, Ditanyakan kepada Aisyah, mengenai perkataan orang-orang yang menerangkan bahwa Rasulullah saw telah memberikan wasiat kepada Ali maka ia berkata, "Apa yang diwasiatkan Rasulullah kepada Ali ?" Aisyah menjawab, "Beliau (Rasulullah) menyuruh agar bejana tempat buang air kecil dibawakan, kemudian ia bersandar dan akulah yang menjadi tempat sandarannya, tak lama kepala beliau terkulai jatuh dan ternyata beliau telah wafat tanpa aku ketahui. Jadi bagaimana mungkin orang-orang itu mengatakan bahwa Rasulullah saw memberikan wasiat kepada Ali ?" [Shahih al-Bukhari, kitab al-Wasaya 5/356 dari Fathul Baari, dan Muslim, kitab al-Wasiyah hadits no.1637]. Hadits tersebut ada didalam kitab Al-Bidayah wan Nihayah yang ditulis oleh Ibnu Katsir, terbitan Darul Haq, Jakarta, Cetakan pertama tahun 2004 halaman 58.

Entah apa motivasi si pembuat artikel tanpa riwayat tersebut, yang jelas ada penyimpangan sejarah yang terjadi dan kalau dirunut dengan serius dan teliti tentang siapa yang berada di balik pembuatan kisah berbau propaganda tersebut, maka akan dengan mudah terjawab dan dengan mudah pula akan terlihat ada motivasi apa dibalik pembuatan kisah itu. Kelihatannya perkara ini hanyalah hal yang kecil bagi beberapa orang. Tapi dalam konteks ini kita sedang membicarakan sosok manusia mulia yang menjadi teladan bagi seluruh umat Islam di dunia, yang tentu dalam menceritakan setiap gerak-geriknya haruslah mempunyai dasar atau dalil yang shahih dan bisa dipertanggung jawabkan.

Dan yang lebih menyedihkan dibandingkan isi dari artikel itu sendiri adalah biasanya diakhir artikel yang laa asla lahu itu selalu dinstruksikan untuk disebar ke teman-teman yang lain. Harapan dengan disebarnya artikel itu mungkin ingin membuat temannya untuk ikut terharu dan lebih mencintai Rasulullah saw dan itu adalah niat yang sungguh baik. Sayangnya cara yang ditempuh kurang tepat. Padahal Al Quran telah jelas melarang hal tersebut, "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya." [QS. 17:36].

Dan hendaknya kita juga selalu ingat hadits yang satu ini agar lebih berhati-hati dalam meriwayatkan kisah atau hadits yang berhubungan dengan Rasulullah saw. Hadits yang diriwayatkan dari Salamah bin Akwa, ia berkata. Aku telah mendengar Nabi SAW bersabda : "Barangsiapa yang mengatakan atas (nama)ku apa-apa (perkataan) yang tidak pernah aku ucapkan, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka". [HR Bukhari (1/35) dll, HR. Imam Ahmad (4/47)].


Wassalamu'alaikum wr wb


Wednesday, December 14, 2005

Diskusi Kajian Islam, 17 Desember

Start:     Dec 17, '05 3:00a
Location:     Rumahku
Assalamu'alaikum wr wb


Insya Allah hari Sabtu tanggal 17 Desember, jam 3 (after Ashar on time) akan ada diskusi kajian Islam lagi dirumah saya. Tema yang akan diangkat di pertemuan ini adalah tentang kristologi dan sejarah natal. Mengenai pembicaranya, semula akan diisi oleh Drs.H. Sanihu Munir, SKM,MPH seorang kristolog dari Yayasan Mitra Center tetapi kemudian karena kesibukan beliau, maka batal. Selanjutnya tadinya akan digantikan oleh Drs. Abu Deedat Shihab M.H, Sekjen Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (FAKTA) Jakarta, tapi berhubung beliau sedang tidak sehat, maka akan digantikan oleh anggota timnya yaitu, Ust. Ahmad Saihu. Insya Allah, semoga kali ini bisa berjalan dengan lancar.

Untuk yang berminat hadir, tolong dikonfirmasikan lagi kepastian hadir atau ngganya, hari Jumat malam 16 Desember. Supaya makanannya ngga kekurangan/kelebihan :). Konfirmasi bisa ke mas Iwan atau lewat saya.


Wassalamu'alaikum wr wb

Monday, December 12, 2005

Islamic Books Review




Assalamu'alaikum wr wb,

Ini sebagian buku yang saya punya dan sempat saya review atau saya tulis resensi dan komentarnya. Sebagian besar dari buku-buku ini pernah saya pasang di kolom review, dan untuk lebih memudahkan, maka saya kumpulkan disini semuanya. Beberapa buku ada yang saya tulis reviewnya sendiri dan sebagian lainnya dari republika.co.id dan swaramuslim.net. Untuk supaya bisa baca resensinya, klik di setiap gambarnya. Mudah-mudahan review ini bisa berguna sebagai referensi buat yang mau beli buku-buku Islam. Insya Allah kedepannya akan ada tambahan resensi lagi. Have a nice books hunting, shopping, reading and spreading the knowledge :).

Oh ya, untuk tips merawat buku, silahkan klik disini dan untuk tips speed & effective reading, klik disini.

Wassalamu'alaikum wr wb

Friday, December 9, 2005

Tentang Metodologi Hadits Versi Orientalis

Rating:★★★★
Category:Other

Assalamu `alaikum Wr. Wb.

Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d


1. Studi Para Orientalis

Para orientalis barat itu meski ada satu dua yang niatnya baik dan jujur, namun umumnya adalah orang-orang yang punya niat tidak baik terhadap ajaran Islam. Kalau pun niatnya baik, tapi karena mereka tidak mengenal ajaran Islam dengan benar sesuai dengan manhaj Rasulullah SAW, maka baik metode maupun kesimpulan akhirnya selalu melenceng jauh dari objektifitas.

Dan yang lebih parah lagi, umumnya para orientalis itu tidak menguasai bahasa arab, tapi sering terdengar mereka melakukan kritik atas kitab-kitab bahasa arab. Ini jelas dari awal tidak logis dan sama sekali jauh dari kesan ilmiyah. Kalau pun ada satu dua yang mengerti bahasa arab itu, maka kemampuannya sangat menyedihkan. Sehingga pada dasarnya mereka tidak pernah mengerti dan tahu apa yang sedang mereka baca. Tapi dengan gigih selalu melontarkan kritik disana sini.

Dan yang palng parah, mereka pun tidak pernah bisa mandiri dalam pendapatnya. Bukti-bukti ilmiyah bercerita kepada kita bahwa para orientalis itu memiliki struktur dan level senioritas. Umumnya yang menjadi senior itu adalah yang paling memusuhi Islam, semacam Goldziher, H.A.R Gib, Greetz dan sejenisnya. Bila ada di barisan yuniornya yang menulis tentang Islam tapi agak condong untuk membela Islam, maka para seniornya akan memusuhi dan mencaci makinya serta akan mengatakan bahwa tulisan itu terlalu terbawa perasaan dan sentimentil.

Apalagi orientalis yang sampai masuk Islam semacam Maurice Buccile, maka pastilah akan dipojokkan oleh para seniornya. Karena itu jangan dikira kalau orientalis itu pasti objektif dan ilmiyah. Kebanyakan dari mereka justru sekedar bikin sensasi dan aktualisasi diri. Sehingga buat kita para orang Islam ini, jangan terlalu banyak berharap dengan apa yang mereka lakukan. Kalaupun mereka benar dan masuk Islam semua pun, Islam tidak akan menjadi lebih tinggi Izzahnya, karena yang meninggikan izzah Islam itu hanya Allah semata.


2. Kedudukan Shahabat

Kalau studi yang dikatakan itu sedang mencari dan membuktikan kebenaran hadits dari tingkat shahabat seperti Abu Hurairah kepada Rasulullah SAW, maka ini jelas-jelas perangkap besar yang siap mencaplok umat Islam yang tidak mengerti ilmu hadits.

Kelihatan jelas dan pasti bahwa studi itu memang untuk merusak pemahaman dan aqidah Islam. Mengapa ?

Karena dalam pandangan aqidah Islam ahlussunnah wal jamaah, para shahabat itu semuanya adalah `udul (adil). Mereka adalah orang-orang yang diridhai oleh Allah SWT dalam Al-Quran. Dalam Al-Quran telah disebutkan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang diredhai.

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.(QS. At-Taubah : 100).

Kalau masih mempertanyakan kebenaran shahabat radhiyallahu anhum dalam meriwayatkan hadits, maka ini adalah usaha pembusukan aqidah Islam. Karena kedudukan para shahabat itu sangat vital dalam ajaran Islam. Mereka adalah jembatan antara umat Islam ini dengan Rasulullah SAW. Sehingga dengan menyerang posisi dan kedudukan para shahabat, orientalis itu ingin menebang pohon Islam dari akarnya.

Hal itulah yang pernah dilakukan oleh Ignaz Goldziher, seorang orientalis yahudi dari Hongaria. Dia menuduh bahwa metodologi kritik hadits yang ada selama ini lemah, karena hanya menggunakan kritik sanad dan tidak menggunakan kritik matan. Padahal sebenarnya kritik matan pun sudah dikenal dan digunakan dalam metodolgi para ulama Islam. Hanya saja yang dimaksud Goldziher itu tidak lain adalah bahwa matan sebuah hadits itu harus sesuai dengan `kemauannya` dia sendiri. Untuk itu dia mengatakan bahwa matan harus sesuai dengan politik, sains. Sosio kultural dan seterusnya.

Yang jadi contoh sasaran kritiknya apa lagi kalau bukan hadits shahih tentang Al-Aqsha yang berbunyi :

Tidak diperintahkan bepergian kecuali untuk mendatangi tiga masjid : Masjid Al-Aqsha, Masjid Al-Haram dan Masjid Nabawi". .

Goldziher yang yahudi itu menuduh bahwa hadits itu palsu. Dan dia mengarang cerita bahwa Abdul Malik bin Marwan (khalifah dari Dinasti Umayyah di Damaskus) merasa khawatir apabila Abdullah bin Zubair (yang memproklamirkan dirinya sebagai khalifah di Mekkah) mengambil kesempatan dengan menyuruh orang-orang Syam yang sedang melakukan ibadah haji di Mekkah untuk berbaiat kepadanya. Karena itu menurut Goldziher, Abdul Malik bin Marwan memerintahkan Az-Zuhri untuk mengarang hadits yang intinya untuk pergi haji tidak harus ke Mekkah tapi cukup ke Al-aqsha saja. Sungguh durjana Goldziher itu sampai tega-teganya mengarang cerita dan melontarkan tuduhan hina kepada tokoh-tokoh Islam. Padahal hadits itu shahih dan lolos seleksi Al-Bukhari yang terkenal ketat dalam mensortir hadits. Dan umat Islam seluruh dunia sepakat akan keshahihannya.

Tuduhan itu tentu saja dijawab oleh para ulama Islam, diantaranya adalah Dr. Musthafa Al-A`zhami, seorang pakar hadits dan guru besar di Univ. Riyadh Saudi Arabia. Beliau meruntuhkan tuduhan Goldziher dan berhasil membuktikan


3. Ilmu sanad dan riwayat hadits adalah ilmu yang sangat ilmiyah.

Barat belum pernah memiliki kemampuan untuk meneleiti suatu riwayat secara ilmiyah. Mereka tidak memiliki ilmuwan semacam Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa`i, Ibnu Majah, At-Tirmizy dan lainnya yang berkelana keliling dunia mengejar riwayat sebuah hadits. Bahkan hingga hari ini pun mereka tidak pernah bisa membayangkannya, apalagi melakukannya.

Jangankan bicara tentang kejadian belasan abad yang lampau, sekedar memastikan siapa yang membunuh JFK, presiden US itu pun sampai sekarang tidak jelas. Ada banyak riwayat dalam kasus pembunuhan mantan orang nomor satu di AS itu. Dan semuanya bila dibandingkan dengan satu hadits dalam ilmu hadits, semuanya termasuk dhaif jiddan bahan mursal dan maudhu`. Karena semua periwayatnya tidak ada yang memenuhi kriteria `Adil dan Dhabit.

`Adil dan Dhabit ? Ya, `Adil dan Dhabit adalah istilah yang tidak pernah dikenal dalam sejarah peradaban barat. Padahal standar `Adil dan dhabit itulah yang turut menentukan derajat sebuah hadits.

Lalu bagaimana sebuah peradaban yang belum bisa mengeja istilah `Adil dan Dhabit itu ingin mengajari metodologi periwayatan hadits ? Apakah tidak terlalu percaya diri ?

Bukankah para ilmuwan barat telah berani berbohong selama sekian abad kepada umat manusia tentang teori evolusi yang nyata-nyata tidak ilmiyah ? Bukankah semua lukisan tentang manusia purba itu ternyata hanya rekaan para seniman ? Lebih jauh lagi, bukankah lukisan Yesus itu jelas-jelas rekaan manusia. Apalagi dengan assesoris tambahan berupa kandang domba dan bunda Maria.

Lalu bagaimana mungkin peradaban yang `kaya` dengan kebohongan itu ingin mengajari metodologi ilmiyah, khususnya sejarah dan khususnya lagi tentang perkataan, perbuatan dan taqrir sosok seorang nabi terakhir ?

Kalau metologi ilmiyah dari bidang ilmu eksakta, barangkali kita masih mengakuinya. Karena memang kasat mata dan bisa diindera. Benar tidaknya pun langsung bisa dibuktikan. Tapi untuk urusan `kejujuran`, hanya mereka yang terbukti jujur saja yang berhak untuk berkata jujur.


Kritik Hadits Versi Orientalis

Kalau ada diantara orientalis yang pernah berusaha menciptakan metode kritik hadits, maka sudah bisa dipastikan arahnya, yaitu untuk menjegal metodologi yang selama ini ada. Dengan demikian akan terjadi perubahan besar dalam hukum-hukum Islam akibat dari berubahnya hadits shahih menjadi maudhu` atau yang maudhu` malah akan jadi shahih.

Dan akibat yang akan ditimbulkan sudah bisa anda bayangkan juga. Nantinya syariah Islam akan berubah 180% derajat. Sesuatu yang haram bisa jadi halal dan yang halal bisa jadi haram. Bahkan zina, khamar, judi, mut`ah, mencuri dan segala kemungkaran menjadi halal. Dan sebaliknya, jilbab, qishash, hudud dan menegakkan hukum Islam menjadi terlarang. Karena haditsnya telah berubah status. Dan perubahannya itu ditentukan oleh para orientalis. (syariahonline.com)


Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,

Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

Tuesday, December 6, 2005

Buku : Tasawuf, antara Al-Ghazali & Ibnu Taimiyah

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Reference
Author:Dr. Abdul Fattah Muhammad Sayyid Ahmad
Judul : Tasawuf, antara Al-Ghazali & Ibnu Taimiyah
Penulis : Dr. Abdul Fattah Muhammad Sayyid Ahmad
Penerbit : Khalifa
Cetakan : I (pertama), Juni 2005
Tebal : vi + 479 halaman


Tasawuf, antara Al-Ghazali & Ibnu Taimiyah

Tasawuf. Kata ini termasuk kata yang paling sering menimbulkan kontroversi. Dan sebagaimana layaknya hal-hal kontroversial lainnya, tentu saja tasawuf bergulir terus antara yang pro dan yang kontra dengannya. "Perbincangan" tentang tasawuf ini akan semakin hangat jika kata ini dikaitkan dan dihubungkan dengan dua tokoh penting dalam sejarah peradaban Islam. Tokoh pertama adalah Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali, atau yang lebih dikenal sebagai Imam Al-Ghazali. Sementara tokoh yang kedua adalah Syaikhul Islam Ahmad bin Abdil Halim bin Taimiyah. Semoga Allah merahmati mereka semua.

Pihak yang pro dengan tasawuf biasanya akan menyanjung dan menjadikan Imam Al-Ghazali sebagai rujukan, dan sekali lagi; biasanya-menganggap Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sebagai musuh bebuyutan. Demikian pula dengan pihak yang kontra terhadap tasawuf. Jika mereka ditanya, biasanya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah salah satu rujukan utama mereka, dan Imam Al-Gjazali adalah tokoh yang harus diwaspadai.

Apa sebenarnya yang terjadi antara tasawuf, Al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah? Benarkah Al-Ghazali "menggandrungi" tasawuf begitu rupa sehingga kehilangan daya kritisnya? Dan benar pulakah Ibnu Taimiyah sedemikian benci tasawuf hingga kehilangan rasa keadilan dalam mendudukan setiap persoalan? Jika anda ingin menemukan jawaban atas semua pertanyaan itu, maka buku "Tasawuf, antara Al-Ghazali & Ibnu Taimiyah" ini akan memberikan jawabannya untuk anda.


From me :

Pertama kali melihat buku ini di toko buku seorang teman, rasanya saya ragu untuk membelinya. Tapi karena rasa penasaran saya dan juga berhubung dulu saya pernah ikut thariqat di suatu tempat di Tasik yang akhirnya saya banyak menemukan ketidak cocokkan disana, membuat saya tertarik untuk membawa pulang buku ini dan menelaah sendiri tentang tasawuf.

Penilaian saya tentang tasawuf tidaklah terlalu penting tapi yang pasti saya tidak menemukan kecocokkan disitu. Untuk buku ini, bisa saya bilang cukup netral dan jauh dari sikap hujat-menghujat. Penulis benar-benar pandai memainkan alur tulisan dan gaya bahasanya sehingga disatu tempat kita akan menyangka bahwa penulis adalah seorang pengikut tasawuf, tapi ditempat lain malah sepertinya berseberangan dengan tasawuf.

Tentu sudah jelas, bahwa bersikap adil dalam menilai segala hal adalah jalan pilihan terbaik. Semangat inilah yang hendak dihadirkan oleh penulisnya, Dr. Abdul Fattah Muhammad Sayyid Ahmad. Terlepas dari setuju atau tidak dengan kesimpulan yang diambil oleh penulis, namun yang pasti buku yang ditulis dengan 222 referensi ini menawarkan sebuah cakrawala baru bagi kita semua. Semoga ada ibroh yang bisa dipetik dari karya beliau ini.



Sunday, December 4, 2005

Buku : Kitab Tawwabin

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Ibnu Qudamah Al Maqdisi
Judul : Kitab Tawwabin
Penulis : Ibnu Qudamah Al Maqdisi
Penerbit : Al Mawardi Prima
Cetakan : I (pertama), Agustus 2005
Tebal : vi + 226 halaman


Jalan Tobat Para Hamba Pemuka

Dalam Alquran surat An Nur ayat 31, Allah SWT menekankan hamba-Nya untuk senantiasa bertobat. Karena, dengan selalu bertaubat, para hamba Allah akan beruntung. Selanjutnya Surat Al Hujurat ayat 11 menyatakan bahwa orang yang tidak bertaubat itu termasuk orang yang dzalim.

Secara sederhana, istilah tobat bisa diartikan sebagai kembalinya seorang hamba ke jalan yang benar, setelah menempuh perjalanan yang sesat. Tidak semua taubat bisa diterima oleh Allah SWT. Hanya taubat yang dilakukan secara sungguh-sungguh yang bisa membebaskan seorang hamba dari kezaliman. Allah SWT juga hanya bersedia menerima tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Hamba yang bersedia bertobat secara sungguh-sungguh adalah hamba yang menginginkan dirinya terbebas dari perbuatan salah dan dimurkai Allah SWT. Pada hakikatnya, tidak ada manusia di dunia ini yang tidak pernah salah. Bahkan para nabi dan rasul pun memiliki kesalahan. Cuma, kesalahan para nabi dan rasul itu secara otomatis diampuni Allah SWT.

Buku ini memberi gambaran kisah tentang jalan yang dilalui para hamba terkemuka untuk kembali ke jalan Allah SWT. Sebelum mulai menyajikan kisah-kisah yang menawan, penulis membuat penjelasan ringkas seputar tobat. Dari penjelasan tersebut bisa disimak tentang langkah-langkah bertobat, tanda taubat yang diterima, kondisi yang menyebabkan seorang hamba bertobat, dan sebagainya.

Setelah memberi penjelasan soal tobat, barulah penulis memulai kisah para hamba terkemuka dalam menempuh jalan tobat. Kisah-kisah ini diklasifikasi menjadi delapan bagian. Yakni kisah malaikat, para nabi dan rasul, penguasa terdahulu, umat para nabi, para sahabat, para pemimpin umat, para wali Allah, dan para mualaf.

Malaikat yang dikisahkan pertobatannya adalah malaikat Harut dan Marut. Kedua malaikat ini pernah diutus Allah SWT untuk berperan sebagai manusia di bumi. Kedua malaikat ini seperti menjadi alat percobaan untuk menjawab kegalauan para malaikat atas rencana Allah SWT untuk menciptakan makhluk bernama manusia di bumi.

Begitu di bumi, Harut dan Marut kemudian dihadapkan pada berbagai pemandangan godaan. Singkat cerita, keduanya tergoda, sehingga mereka sadar dan bertobat. Dari kisah inilah kemudian para malaikat memahami betapa besarnya godaan yang harus dihadapi setiap manusia di dunia.

Kisah berikutnya menceritakan soal jalan tobat yang dilalui para nabi. Ada enam nabi yang kisah pertobatannya diabadikan dalam buku ini. Mereka adalah Nabi Adam AS, Nabi Nuh AS, Nabi Musa AS, Nabi Dawud AS, Nabi Sulaiman AS, dan Nabi Yunus AS. Para nabi ini memang pernah ditegur langsung oleh Allah SWT atas kesalahan yang mereka lakukan. Namun kesalahan-kesalahan para nabi itu kemudian diampuni Allah SWT.

Seluruhnya, dalam buku ini terdapat 98 kisah menarik yang menceritakan tobatnya para hamba Allah SWT. Kisah-kisah yang diambil dari perjalanan hidup para nabi dan malaikat yang ditulis dalam buku ini, disebutkan rujukan sumber otentiknya berupa ayat Alquran dan Sunah. Sehingga kita sangat terbantu untuk melacak kebenaran kisahnya.

Secara umum memang kisah-kisah yang termuat dalam buku ini diambil dari Alquran dan Sunah. Dengan demikian, kebenaran inti ceritanya relatif terjamin. Cuma memang penulis mengungkapkan kembali kisah-kisah pertobatan ini dengan bahasa penulisnya sendiri. Hal ini membuat jalan cerita gampang diikuti.

Banyak sekali hikmah yang bisa dipetik dari kisah-kisah yang tersaji dalam buku ini. Selain berupa inspirasi untuk menempuh kembali jalan yang benar, kisah-kisah ini juga memberi gambaran yang jelas bahwa semua hamba Allah mempunyai potensi bersalah. Hal ini akan merangsang para pembaca untuk segera mengingat kesalahannya dan secepatnya menempuh jalan tobat dan memohon ampunan dari Allah SWT.



Tuesday, November 29, 2005

Sujud



Assalamu'alaikum wr wb




Kata "sujud" banyak disebutkan dalam al Qur'an yang jumlahnya
melebihi lima puluh kali. Hakikat sujud hanya bisa kita rasakan ketika
manusia mengetahui dan paham kepada siapa mereka menyembah. Dia yang
menciptakan alam semesta ini, Dia yang menyempurnakan bentuk jiwa dan
raga manusia, Dia yang memberikan nikmat kepada seluruh mahluk-Nya.
Hanya Allah-lah yang patut disembah. Allah dengan kasih sayang-Nya
memerintahkan seluruh manusia untuk sujud, tunduk dan patuh kepada-Nya,
tapi manusia dengan segala sifat sombongnya kadang tidak atau belum
mengerti makna dari perintah tersebut.

Allah Yang Maha Mulia
dan Maha Kaya tidak memerlukan seluruh manusia untuk sujud kepada-Nya,
karena apabila seluruh mahluk di muka bumi ini bersujud kepada-Nya, hal
itu tidak menambah sifat mulia dan tidak pula menjadikan kerajaan-Nya
semakin besar, karena memang hanya Allah-lah yang mempunyai kuasa yang
paling besar dan luas. Dia-lah Sang Maha Raja yang tidak membutuhkan
mahluk-Nya untuk membuat kerajaan-Nya besar.

Allah telah
berfirman dalam satu hadits qudsi yang diriwayatkan dari Abu Dzar Al
Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Wahai
hambaku seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai orang
terakhir, dari kalangan manusia dan jin semuanya berada dalam keadaan
paling bertakwa diantara kamu, niscaya hal tersebut tidak menambah
kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama
diantara kalian sampai orang terakhir, dari golongan manusia dan jin
diantara kalian, semuanya seperti
orang yang paling durhaka diantara kalian, niscaya hal itu tidak mengurangi kerajaan-Ku"

Subhanallah,
Allah telah menyatakan bahwa Dia tidak memerlukan mahluk-Nya untuk
membuat kerajaan-Nya semakin mulia. Manusia-lah yang membutuhkan Allah,
manusia-lah mahluk lemah yang senantiasa membutuhkan karunia dan
pertolongan dari-Nya. Setiap detik, setiap jam dan setiap saat manusia
dalam keadaan miskin, bangkrut dan membutuhkan kekayaan-Nya. Maka
mengapa masih ada manusia sombong yang mengatakan bahwa apa-apa yang
dihasilkannya itu adalah murni dari hasil usahanya sendiri sehingga
lupa atau sengaja melupakan diri untuk bersujud, bersyukur dan
menyembah-Nya.

Salah
satu wujud rasa syukur yang bisa dilakukan oleh manusia adalah sujud
syukur yang bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Diriwayatkan
dari Abi Bakrah bahwa Rasulullah saw apabila mendapatkan kabar yang
menyenangkan, maka beliau tunduk sujud karena Allah [Sunan Abu daud 2/534].


Sujud syukur bagi beberapa orang mungkin telah melupakannya, atau malah
bagi sebagian lain, sujud syukur ini begitu diumbar sehingga tempat dan
kondisi tidak lagi diperhatikan sebagai kelayakan untuk melakukan sujud
syukur. Misalnya, kita sering melihat ketika seorang penyanyi yang
berpakaian serba mini yang ketika memenangkan sebuah perlombaan menyanyi, maka
dia pun sujud syukur dan entah disadari atau tidak, auratnya pun
terbuka. Astaghfirullah, kita berlindung kepada Allah dari sifat khilaf
seperti itu.

Sujud
adalah bentuk rasa syukur dan penghambaan manusia kepada Tuhannya yang
paling  Mulia. Banyak penelitian dari sisi ilmiah tentang manfaat
sujud yang dikatakan semakin sering kita sujud maka akan membawa
manfaat yang baik untuk sisi jasmani seorang manusia karena ketika
sujud, bagian otak mendapatkan pasokan darah yang mengalir dengan
lancar.

Terlepas dari shahih atau tidaknya penelitian
tersebut, hendaknya manusia memahami bahwa ketika dalam posisi sujud,
bagian belakang yang merupakan tempat kotor, berada diatas bagian
kepala dan wajah. Posisi tersebut mengingatkan kita bahwa bagian kepala
(pikiran) dan  wajah manusia adalah tempat berkumpulnya
bibit-bibit dosa, diantaranya adalah mata dan lidah. Bagian tersebut
bisa menjadi bagian yang lebih kotor dibandingkan bagian belakang
apabila tidak terjaga.

Maka sudah sepatutnya manusia bersujud
sambil merasa malu, takut dan "menyembunyikan" wajahnya yang telah
dikotori dan hina ketika sedang berkomunikasi dengan Tuhannya sambil
terus memohon ampun atas segala dosa yang telah dilakukan. Bersyukur
atas segala nikmat yang diberikan-Nya tanpa pamrih, atas setiap
hembusan nafas dan atas semua yang telah ditetapkan bagi manusia.
Sujudlah untuk meraih ridha-Nya, kenali dan dekati Dia, bukankah
saat-saat manusia paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika bersujud ?
dan juga inginkah kita menjadi teman dari seorang nabi kita yang mulia,
Rasulullah saw di surga nanti ?.

Karena Rabi'ah ibn Malik al-aslami pernah bertanya sambil memohon kepada Rasulullah saw,  "Wahai Rasulullah, saya memohon kepadamu agar dapat menjadi temanmu di surga". Rasulullah saw berkata, "Apakah ada yang lainnya ?". Rabi'ah ibn Malik menjawab, "Cukup itu saja". Lalu Rasulullah saw pun bersabda, "Tolonglah aku untuk memperbanyak sujud".[HR. Muslim 1046, Abu Dawud 1320, an-Nasa'i 1136].





Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami,


adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami),



mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya,



sedang mereka tidak menyombongkan diri.



[QS : As Sajdah 15]





Wassalaamu'alaikum wr wb
 






Sunday, November 27, 2005

Review Diskusi Kajian Islam, 26 November 2005



Assalaamu'alaikum,



Terima kasih buat
temen-temen yang kemarin hari Sabtu tanggal 26 November nyempetin
dateng ke rumahku untuk mengikuti diskusi kajian Islam. Alhamdulillah
kajian kemarin berjalan dengan lancar walaupun ada pergeseran waktu
yang cukup signifikan tapi tetap ngga mengurangi bobot dari berbagai
materi yang disampaikan ustadz Fauzi Nurwahid. Insya Allah diharapkan
kedepannya bisa lebih on time mengingat waktu yang dimiliki ustadznya
juga terbatas.

Materi-materi yang hari itu disampaikan mencakup tiga topik yang semula hanya satu yaitu tentang Munakahat
(persiapan pernikahan). Topik munakahat ini ternyata cukup mendapat
sambutan yang meriah dan itu terbukti dengan cukup banyaknya pertanyaan
yang diajukan berkenaan dengan munakahat.

Topik yang kedua yaitu Tren Sinkretisme
yang tampak sebagai fenomena yang begitu mengesankan dalam sejarah
pemikiran agama, dulu maupun kini. Tren sinkretisme adalah suatu
kecenderungan pemikiran yang berusaha mencampur dan merekonsiliasi
berbagai unsur yang berbeda-beda (bahkan mungkin bertolak-belakang)
yang diseleksi dari berbagai agama dan tradisi, dalam suatu wadah
tertentu atau dalam salah satu agama yang ada (berwujud suatu aliran
baru).

Di dalam materi itu dijelaskan mengenai efek dari
kebudayaan atau tradisi yang beragam di Indonesia yang bercampur dengan
nilai-nilai agama sehingga banyak terjadi distorsi atau kesalahpahaman
mengenai mana yang bernilai ibadah dan mana yang bernilai tradisi.
Contohnya seperti, acara tunangan, midodareni, sekatenan, tukar cincin
dsb yang oleh sebagian umat Islam hal-hal tersebut dianggap bernilai
ibadah dan tabu untuk dilewatkan.

Topik yang ketiga yaitu tentang Evaluasi Ramadhan,
dimana disitu dijelaskan tentang apa yang bisa kita lakukan setelah
Ramadhan berlalu dan bagaimana menciptakan atmosfir atau suasana yang
kurang lebih sama dengan ketika Ramadhan. Juga dijelaskan bagaimana
kita menumbuhkan rasa khauf (takut) kepada Sang Pencipta yang nantinya
akan berdampak dengan timbulnya rasa al hubb (cinta) kepada-Nya,
sehingga ibadah-ibadah yang kita lakukan semata bukan hanya untuk
menunaikan kewajiban tetapi karena memang kita membutuhkan dan
mencintai bentuk-bentuk ibadah itu untuk meraih ridha-Nya.

Insya Allah, pengajian berikutnya akan diadakan hari Minggu tanggal 11 Desember 2005 dengan topiknya, "Menjemput Hidayah" (tapi biasanya topiknya akan lebih meluas lagi) dan ustadz Fauzi Nurwahid sebagai narasumber. Syukron Jazaakumullah khair.


Wassalaamu'alaikum wr wb
 




Buku : Ensiklopedi Tokoh Orientalis

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Reference
Author:Abdurrahman Badawi
Judul buku: Ensiklopedi Tokoh Orientalis
Penulis: Abdurrahman Badawi
Penerjemah: Amroeni Drajat
Penerbit: LKiS Yogyakarta
Tebal : 448 halaman


Keberadaan kaum orientalis bagi dunia Islam telah menimbulkan perdebatan panjang. Sebagian umat Islam menolak mentah-mentah terhadap kajian yang dilakukan kaum orientalis, karena dipandang telah melecehkan Islam. Hal ini berangkat dari sebagian kesimpulan kaum orientalis yang mewartakan bahwa Islam sebagai agama "saduran" dari agama-agama dan budaya sebelumnya. Kesimpulan seperti ini jelas berkaitan dengan sikap ideologi dan kecemasan kaum orientalis dalam beragama, selain agama yang mereka anut adalah musuh, dan harus dihancurkan.

Perlawanan umat Islam terhadap kaum orientalis model ini, biasanya melakukan counter dengan ajarn agama pula. Bahwa untuk meruntuhkan tesis kaum orientalis yang negatif tersebut, umat Islam harus senantiasa menghidupkan tradisi Islam seperti pada masa jayanya, zaman Rasulullah dan para sahabat. Semua konsep hidup yang baik dapat digali dari agama sendiri tanpa harus memakai konsep barat.

Buku Ensiklopedi Tokoh Orientalis ini berusaha mengenalkan kepada masyarakat tentang profil 205 tokoh orientalis, fokus kajian, aktifitas dan pandangan dan penilaian mereka terhadap Islam. Beberapa nama dalam buku ini, bagi pemerhati bidang islamic thought, tentu telah dikenal seperti, Ignaz Goldziher, Joseph Schacht, Christian Snouck Hurgronje, Theodore Noldeke dan masih banyak lagi nama lainnya. Walaupun hasil penelitian yang mereka lakukan perlu diwaspadai, tetap saja usaha yang mereka lakukan tidak main-main. Banyak diantara para orientalis itu yang menguasai bahasa arab dan bahkan menjadi guru di universitas di dataran timur tengah.

Christian Snouck Hurgronje misalnya, pada tahun 1884 mengadakan petualangan ke jairah Arab, dan menetap di Jeddah sejak Agustus 1884 hingga Februari 1885, sebagai persiapan menuju Mekah, yang merupakan tujuan utama dari petualangannya. Snouck sampai di Mekah pada tanggal 22 Februari 1885 dengan menggunakan nama samaran Abdul Ghafar, karena memang Mekah tertutup untuk yang selain muslim. Dia menetap di Mekah selama enam bulan dan menghasilkan karya berjudul Makah. Namun akhirnya pada bulan Agustus, Snouck dipaksa keluar dari Mekah oleh konsul Prancis.

Usaha yang dilakukan para orientalis memang tidak main-main dalam usahanya untuk meruntuhkan Islam. Genderang perang pemikiran (ghazwul-fikri) terhadap umat Islam telah ditabuh sejak lama. Simaklah apa yang diikrarkan oleh Samuel Zwemmer, seorang orientalis Yahudi pada Konferensi Misionaris di kota Yerussalem, Palestina (1935), Zwemmer mengatakan, "Misi kolonialisme dan misionaris terhadap Islam bukanlah menghancurkan kaum Muslimin. Namun mengeluarkan seorang Muslim dari Islam agar dia menjadi orang Muslim yang tidak berakhlak. Dengan begitu akan membuka pintu bagi kemenangan imperialis di negeri-negeri Islam".

Harry Dorman dalam bukunya, Towards Understanding Islam (New York: 1948), mengungkapkan pernyataan seorang misionaris, "Boleh jadi dalam beberapa tahun mendatang, sumbangan besar misionaris di wilayah-wilayah Muslim tidak akan begitu banyak memurtadkan orang Muslim, melainkan lebih banyak menyelewengkan Islam itu sendiri. Inilah bidang tugas yang tidak bisa diabaikan". Maka tunggu apalagi ? siapkan senjata (knowledge) dan kokohkan benteng keimanan. Inilah saatnya ghazwul-fikri.



Thursday, November 24, 2005

Buku : Wanita Yang Dirindukan Surga

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Dr Mushthafa Murad
Judul buku: Wanita Yang Dirindukan Surga
Penulis: Dr Mushthafa Murad
Penerjemah: Muhammad Aniq, Lc
Penerbit: Senayan Abadi Cetakan: I, September 2005


Wanita Pencari Surga

Surga adalah cahaya yang berkilau, aroma wangi yang membuai, istana yang berdiri kokoh, baju, kerudung, dan kebun-kebun rindang yang meneduhkan dan buahnya mudah dipetik. Kalau mau jujur, setiap wanita Muslimah pasti ingin menjadi penghuni surga. Bahkan, lebih dari itu, mereka berharap menjadi wanita yang dirindukan surga.

Seperti apakah wanita yang dirindukan surga itu ? Penulis buku ini menjelaskan dengan gamblang bahwa sesungguhnya wanita yang dirindukan surga adalah wanita yang hatinya selalu bergantung di langit. Bagi wanita pencari surga, hendaknya selalu berpuasa, bangun tengah malam, beribadah, taat, beriman, tobat, bersyukur, sabar, taat kepada Tuhan, taat kepada suami, melaksanakan kewajiban, mendidik anak-anaknya, mengarahkan saudara, menasehati teman, dan menjaga hak tetangga.

Selain itu, berbakti kepada bapak, sayang kepada ibu, selalu introspeksi diri, dan mengawasi jiwa. Mereka harus ingat kesusahannya saat orang-orang bergembira. Mereka harus ingat tangisnya ketika orang-orang tertawa. Penulis juga menegaskan bahwa wanita pencari surga hendaknya mudah tersentuh dan meneteskan air mata, merasa sedih, halus, pendiam, tidak kasar, tidak pelupa, tidak mengumpat, berteriak-teriak, pemarah, pengganggu, berbuat keji, egois, atau suka pamer. "Wanita pencari surga hatinya selalu bergantung di langit dan ruhnya berjalan di surga-surga." (hlm 7)

Untuk menyentuh hati para wanita Muslimah, penulis menyajikan bahasan ringkas namun padat mengenai wanita-wanita mulia yang telah dijamin oleh Allah SWT, akan masuk surga. Para wanita yang mendapat tiket ke surga itu adalah Sarah RA (istri Nabi Ibrahim), Maryam (ibunda Nabi Isa AS), Fatimah binti Muhammad saw (pemimpin para wanita), Siti Khadijah binti Khuwailid (pemimpin wanita umat ini), Aisyah RA (seorang ulama wanita), Hafshah binti Umar RA, Al-Ghumaishaa', Ummu Aiman, Nasibah binti Ka'ab al-Anshariyah (pejuang wanita pertama dalam Islam), dan Atha' bin Abi Rabah. Bagian akhir buku ini menyajikan sifat-sifat bidadari penghuni surga, jumlah bidadari, serta keistimewaan para penhuni surga.

Buku ini amat perlu dibaca oleh setiap Muslimah. Membaca kisah-kisah para wanita yang telah mendapat tiket ke surga, sungguh sangat inspiratif dan akan memberikan dorongan lahir dan batin untuk mengambil teladan dari mereka. Seperti pesan penulis, "Saudariku, bersabarlah di dunia beberapa jam untuk kebahagiaan bermiliar tahun. Bersabarlah sesaat untuk meraih surga, taman-taman indah, dan segala kemuliaan."