Wednesday, August 24, 2005

Buku : Al-Bidayah wan Nihayah

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Ibnu Katsir
Judul asli : Tartib wa Tahdzib Kitab Al-Bidayah wan Nihayah
Pengarang : Ibnu Katsir
Penyusun : Muhammad bin Shamil As-Sulami

Judul Terjemah : Al-Bidayah wan Nihayah, masa Khulafaur Rasyidin
Penerjemah : Abu Ihsan Al-Atsari
Muraja'ah : Ahmad Amin Sjihab, Lc.
Penerbit : Darul Haq, Jakarta, Cet. I, 1424 H/ 2004 M
Tebal : xxi+559 hal (Hard Cover - Lux)
-----------------------------------------------------------

- Benarkah Khalifah Pertama Abu Bakar Ash-Ashiddiq diracun hingga menyebabkan kematian beliau?

- Benarkah penyebab umar bin Khaththab mencopot khalid bin walid dari jabatannya sebagai panglima pasukan karena adanya intrik pribadi antara keduanya?

- Benarkah isu-isu tendensius yang menyebutkan bahwa Utsman bin Affan lebih mengutamakan karib kerabat untuk memegang jabatan-jabatan strategis dalam pemerintahan seperti yang dituduhkan sebagian orang?

- Apa yang melatarbelakangi peperangan Jamal yang terjadi antara Ali bin Abi Tholib dengan az-Zubair, Thalhah dan 'Aisyah ?

- Dan Apa pula yang melatarbelakangi peperangan antara Ali bin Abi Tholib dengan Mu'awiyyah hingga menyebabkan kematiannya?

Begitu banyak isu-isu kontroversional yang disebutkan dalam buku-buku sejarah, namun banyak yang perlu diluruskan. Yang disebutkan diatas hanyalah sebagian kecil dari penyimpangan sejarah. Sementara, sejuta pertanyaan lain masih menggelayut dalam benak menuntut sebuah jawaban. Dimanakah jawabannya?

Buku yang hadir di hadapan pembaca ini memberikan jawabannya. Dipetik dari buku al-Bidayah wan Nihayah, sebuah karya monumental seorang ulama besar yang tidak asing lagi; Al-Hafidz Imaduduin Abul Fida' Ismail bin Umar bin Katsir yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Katsir.

Sebagai pembukan, buku ini dimulai dengan metode penyusunan dan penyuntuingan, biografi Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Katsir dan Kitabnya Al-Bidayah Wan Nihayah serta metode dan referensi yang digunakan.

Dalam buku ini pembaca dapat membaca sejarah khulafa'ur rasyidin dan dapat menyaksikan masa-masa keemasan Islam yang disajikan secara apik oleh Dr. Muhammad bin Shamil as-Sulami. Mudah-mudahan kehadiran buku ini dapat meluruskan sejarah-sejarah yang banyak diselewengkan oleh tangan-tangan jahil.

Dari saya :

Kitab ini cocok untuk yang senang mempelajari kisah-kisah para sahabat pada masa khulafaur rasyidin seperti Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali ra. Kalau anda senang membaca sirah nabawiyah, kemungkinan anda juga akan tertarik dengan kitab ini. Insya Allah kitab ini akan memberikan jawaban atas pertanyaan tentang fitnah al kubra yang selama ribuan tahun menggelayuti umat Islam. Pembahasan dalam kitab ini pun cukup detail sampai hal-hal kecilnya.

Ada saatnya rasa haru muncul ketika membaca kisah-kisah kehidupan para sahabat ra dalam kitab ini. Dan ada pula saatnya muncul rasa kagum dan bangga. Bagi saya pribadi, membaca buku ini cukup seru dan seandainya kisah-kisah dalam kitab ini dijadikan film, maka film itu insya Allah akan menjadi film yang hampir lengkap mulai dari action, drama dan tentunya tanpa esek-esek seperti kebanyakan film. Insya Allah akan ada banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari kehidupan mereka.


Tuesday, August 23, 2005

Kita bersabar untuk apa ?



Assalamu'alaikum wr wb



Ada satu kisah menarik dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dan Imam Muslim mengenai kesabaran. Saat itu Abdullah bin Abbas ra
sedang berada di dekat Rasulullah saw dan beliau saw berkata "Demi
Allah, maukah kamu aku tunjuki kepada seorang wanita dari
penghuni surga ? Dia menjawab, "Iya".



Lalu ada seorang perempuan berkulit hitam tanpa hijab mendatangi Rasulullah saw dan berkata, "Wahai
Rasulullah, sesungguhnya aku pernah menderita penyakit ayan (epilepsi),
dimasuki jin dan kesurupan. Maka berdoalah kepada Allah untukku"




Rasulullah saw pun menjawab, "Kalau
kamu menghendaki, aku akan berdoa kepada Allah untukmu, tetapi kalau
kamu menghendaki, kamu bisa bersabar dan kamu akan mendapatkan surga"
[HR. Bukhari 5652, Muslim 2576]



Betapa indahnya dua pilihan ini dan betapa sangat indahnya pilihan yang
kedua ini. Rasulullah saw memaparkan dua langkah kepadanya, memilihkan
dua jalan kepadanya dan menurunkannya kepada dua posisi. Maka perempuan
itu berkata, "Aku akan bersabar dan mengharapkan pahala hanya dari
Allah. Kemudian perempuan itu berkata lagi, "Sesungguhnya aku ini masih
terbuka tanpa hijab wahai Rasulullah, berdoalah untukku supaya aku
tidak terbuka lagi. Maka Rasulullah pun mendoakan sang perempuan
tersebut agar tidak terbuka lagi.



Dia termasuk penghuni surga yang berjalan di permukaan bumi karena dia
telah merasa puas dengan akalnya yang merupakan nikmat yang paling
agung. Tatkala dia menyerahkan semua urusannya kepada Zat yang
Mahahidup lagi Maha Mengatur semua urusan hamba-Nya, maka Allah
membalasnya dengan surga yang seluas langit dan bumi.



Untuk di zaman sekarang ini dan bagi yang tinggal di kota-kota besar
tentulah nilai kesabaran ini merupakan hal yang amat sangat berharga
tetapi sulit untuk diamalkan. Sangat banyak hal-hal yang menuntut kita
untuk selalu bersabar seperti kalau kita pulang dari kantor dan
kemacetan di jalan sudah menunggu. Belum lagi ketika ditengah kemacetan
itu ada mobil yang tiba-tiba mogok di depan kita, atau mungkin ada bis
yang tanpa memakai sein langsung mengambil jalan didepan kita dan
banyak lagi hal lainnya yang menuntut kita untuk bersabar.



Kemarin kakak saya bercerita tentang musibah yang dialami temannya yang
mempunyai seorang anak yang berumur sekitar 1 tahun. Ketika sang ayah
dan ibunya sedang tidur siang, anaknya ini terbangun dan merangkak ke
arah kamar mandi. Dia melihat mainannnya ada di dalam bak tempat dia
biasa mandi dan berusaha mengambil mainan itu yang di dalam bak mandi
itu masih ada airnya. Seperti sudah bisa ditebak, anak itu terjatuh
kedalam bak mandi. Inna lilahi wa inna ilaihi raji'un,
tanpa diketahui pemilik sementara dari anak itu, Sang Pemilik yang
sesungguhnya mengambil milik-Nya dengan cara yang tak terduga. Anak itu meninggal karena tenggelam....



Bisakah kita bersikap sabar ketika keadaan semakin menyedihkan seperti
cerita teman kakak saya diatas ? Bisa !. Hanya saja dalam prakteknya
mungkin akan sedikit berat. Oleh karena itu Allah swt berfirman "Hai
orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar"
[QS 2:153]



Semoga orangtua sang anak itu ingat bahwa Allah swt pernah berfirman dalam hadits Qudsi, "Tiada
seorang hamba-Ku yang Ku-ambil kembali kekasihnya, yakni anggota
keluarga, ayah-ibu, dan orang-orang terdekatnya. Lalu ia mengharapkan
pahala dari-Ku, kecuali baginya surga sebagai balasannya"
[HR. Bukhari]




Juga firman Allah swt dalam surat az-Zumar, "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas" [QS 39:10]



Dan untuk kita semua termasuk saya, semoga bisa selalu ingat bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, "Ketahuilah bahwa sesungguhnya kemenangan itu diraih dengan kesabaran."[HR. Tirmidzi].
Kemenangan yang dimaksudkan bisa jadi bukan untuk di dunia ini, tapi
untuk di akhirat.
Oleh karena itu ada baiknya kita coba
dan terus berusaha untuk bersabar demi kemenangan di akhirat nanti.
Semoga kita semua termasuk didalam orang-orang yang sabar. Amin Ya
Rabbal Alamiin.





"Allahumma alhimni rusydi waqini syarra nafsi"

Ya Allah, anugerahkanlah kebenaran kepadaku

dan lindungilah
aku dari kejahatan hawa nafsuku

[HR. Tirmidzi 3483, al-Misykat 2476]




Wassalamu'alaikum wr wb















Dialog Sunni - Syiah

Start:     Aug 31, '05
Location:     Gedung Jakarta Design Center
Dialog akan diselenggarakan pada hari:

Rabu, 31 Agustus 2005

Jam 13.00 – 17.00 WIB

Gedung Jakarta Design Center, Lt. 6, Ruang Flamboyant
Jl. Gatot Subroto, Kav. 53, Jakarta.


Pembicara :

- KH. Fauzan Al-Anshari (Majelis Mujahiddin Ind)

- KH. Halawi Makmun (Majelis Mujahiddin Ind)

- KH. Jalaluddin Rakhmat (Syi’ah)

- KH. Ali Umar Habsyi (Syi’ah)


Susunan Acara :

13:00 – 13:05 (05’) Moderator membuka dialog13:05 - 13:35 (30’) Presentasi dari pihak pertama

13:35 - 14:05 (30’) Presentasi dari pihak ke dua

14:05 - 14:15 (10’) Eksepsi dari pihak pertama

14:15 - 14:45 (30’) Jawaban dari pihak ke dua

14:45 - 14:55 (10’) Eksepsi dari pihak kedua

14:55 - 15:25 (30’) Jawaban dari pihak pertama

15:25 -15.50 (25') ISHOMA

15:50-17:50 FORUM


Prosedur Diskusi :

1. Diskusi dibuka dan dipandu oleh moderator. Moderator mengumumkan topik diskusi : “DALIL-DALIL SYAR’I TENTANG KEBENARAN MADZHAB SUNNI ( bagi pihak Sunni) atau KEBENARAN MADZHAB SYIAH (bagi pihak Syi’ah).

2. Moderator merundingkan pihak mana yang memulai pembicaraan dan menentukan batas waktu bagi setiap pembicara.

3. Pihak pertama menyampaikan dalil-dalil syar’I tentang kebenaran madzhab pihak pertama berdasarkan text yang tertulis dalam jangka waktu yang ditentukan.

4. Pihak kedua menyampaikan dalil-dalil syar’I tentang kebenaran madzhab pihak kedua berdasarkan text yang tertulis dalam jangka waktu yang ditentukan

5. Pihak pertama mengajukan tidak lebih dari 5 pertanyaan dan atau keberatan kepada pihak kedua.

6. Pihak kedua menjawab semua pertanyaan dan atau keberatan kepada pihak pertama.

7. Pihak kedua mengajukan tidak lebih dari 5 pertanyaan dan atau keberatan kepada pihak pertama.

8. Pihak pertama menjawab semua pertanyaan dan atau keberatan kepada pihak kedua

9. Moderator menunjuk penanggap dan atau penanya dari forum dan mengaturnya kepada beberapa termin yang tersedia

10. Topik dibatasi pada dalil-dalil syar’i yah yang mendukung kebenaran mengikuti madzhab Sunni (bagi pihak Sunni) atau Syi’ah (bagi pihak Syi’ah)

11. Setiap dalil yang disampaikan harus dibuktikan dengan rujukan dalam kitab-kitab yang diperlihatkan secara terbuka kepada para hadirin

12. Setiap pembicara maupun hadirin harus menjaga akhlak Islam dalam pembicaraan dengan tidak menggunakan kekerasaan dalam kata-kata dan perilaku (termasuk berteriak “Allahu Akbar!” tidak pada tempatnya) demi lancarnya acara.


Catatan :

Untuk informasi hub. OASE Jl. Anggur I No. 20 AA Cipete-Jkt Slt Telp. 7657821, 75907704, Ulie 08128531496

Saturday, August 20, 2005

When you're in trouble


Jika hati telah diliputi rasa putus asa

dan hati yang lapang telah menjadi sesak.

Kala ujian dan cobaan telah menjalar

dan didalam hati telah berdiam semua bencana.



Engkau tahu harus kemana mengusir kesulitan

dan tidak pula bermanfaat usaha orang-orang pintar.

Saat itulah datang bantuan untuk putus asamu,

Dari Rabb Yang Maha Pemberi dan Maha Dekat.



Semua peristiwa walaupun telah memuncak,

akan bersambung dan akan ada jalan keluar

dalam waktu dekat...



In time of difficulties, don't ever say, "God, I have a big problem"

but instead, "Hey problem, I have a big God ! ".









Satu Juta Jilbab untuk Muslimah

Rating:★★★★★
Category:Other
Sebuah majalah muslimah non provit yang bergerak di bidang sosial memiliki sebuah program pengumpulan dan penyebaran jilbab untuk satu juta muslimah di seluruh Indonesia. Selain itu juga membuka konsultasi jilbab melalui milis majalah_smart@yahoogroups.com. Targetnya, dalam waktu tiga tahun ini, hingga 5 Agustus 2008 akan tersebar satu juta jilbab untuk seluruh muslimah yang membutuhkan di seluruh Indonesia. Insya Allah.

Jika Anda ingin berjilbab, saudari Anda ingin berjilbab, tetangga anda ingin berjilbab, Anda dapat merekomendasikan pada kami dan kami akan berusaha membantunya dengan cuma-cuma.

Bantuan permuslimah berupa 7 pasang jilbab lengkap. (kerudung, jubah, kaos kaki). Kami usahakan, maksimal 3 bulan, paket jilbab sudah sampai ke tempat anda (sesuai dengan bantuan yang masuk pada kami).

Cukup kirimkan biodata Anda dan biodata muslimah yang hendak Anda bantu ke alamat kami di:

Majalah SMART
Pogung Lor 109 B
Sinduadi, Mlati, Sleman,
Yogyakarta.
Email: majalah_smart@yahoo.com
Milis: majalah_smart@yahoogroups.com

Tulis di pojok amplop sebelah kiri: SATU JUTA JILBAB MUSLIMAH.

Kami membuka dengan sangat kepedulian Anda untuk turut membantu program ini. Bantuan dapat Anda kirimkan melalui No. rekening di bawah ini, atau Anda datang langsung kepada kami:

Bank: BNI Yogyakarta Syariah OnLine
No: 801.000073574.901
Atas Nama: Syarifudin

Transparansi alokasi dana dapat anda lihat dalam milis kami. Anda dapat merekomendasikan untuk diri anda sendiri :

1.Anda memang belum berjilbab

2.Anda memang membutuhkan bantuan jilbab tersebut

3.Mengisi lengkap formulir

4.Mengirim pas foto berwarna satu badan penuh

Jika Anda adalah perekomendasi muslimah lain untuk berjilbab, silahkan mengisi biodata perekomendasi. Paket jilbab akan kami kirimkan ke alamat perekomendasi. Kami mohon melengkapi pendataan sebagai berikut :

1.Mengisi lengkap formulir perekomendasi

2.Mengisi lengkap formulir untuk muslimah yang direkomendasikan

3.Mengirim pas foto berwarna satu badan penuh.

4.Kirimkan melalui pos ke alamat kami diatas.

Biodata Perekomendasi

Nama : ...............................................

Tempat/Tgl Lahir : ................................................

Laki-laki/Perempuan : ..........................................

No. Telp:

No. Handphone:

Email:

Alamat lengkap:

Jln..................................................

Rt.............Rw...............No......................

Desa/Kelurahan....

Kecamatan......................................

Kabupaten..............................................

Propinsi.......

Kode Pos......

Pendidikan:

SD...........................................

SMP.........................................

SMA..........................................

Perguruan Tinggi..................................

Organisasi:

1. ....................................................

2. ....................................................

3. ....................................................

4. ......................................................

5. .....................................................

Hubungan dengan muslimah yang direkomendasikan :

a.saudara
b.sahabat
c.teman biasa
d.tetangga...
dst



Wednesday, August 17, 2005

Mengingat kematian

Rating:★★★★★
Category:Other
Oleh : Imran Rosadi, Lc.


Manusia dalam bahaya

Sesungguhnya manusia senantiasa berada dalam keadaan rawan. Karena kematian senantiasa mengancamnya dari segala arah, bahkan kenyataannnya setiap detik ada orang yang meninggal. Baik karena bencana seperti banjir, longsor, gempa, atau karena konflik, kecelakaan, kejahatan, penyakit dan wabah, bahkan banyak di antara kita yang sehat wal'afiat, jauh dari wilayah konflik dan bencana serta hidup dengan aman sejahtera, namun mendadak meninggal.

Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahihnya, pasal hadits-hadits para nabi, bab kematian Nabi Musa , dari Abu Hurairah : " Malaikat maut diutus kepada Nabi Musa (dengan menyerupai manusia) membawa kabar kematian. Maka Nabi Musa menampar mukanya tepat pada matanya. Lalu malaikatpun kembali kepada Allah dan berkata: ya Robbi Engkau telah mengutusku kepada orang yang tidak menginginkan kematian. Allah menjawab: baiklah katakan pada Musa agar meletakan tangannya pada tubuh sapi dan katakan bahwa usianya akan ditambah sebanyak bulu sapi yang tertutup oleh telapak tangannya itu, 1 helai sama dengan 1 tahun. Seteleh pesan itu disampaikan Nabi Musa u berkata: ya Robbi setelah itu apa? Allah I menjawab: "setelah itu adalah kematian". Akhirnya Nabi Musapun berkata: kalau demikian halnya matikanlah saya sekarang".

Jadi masalahnya bukan bagaimana caranya kita menghindari kematian itu. Karena kematian itu pasti datang, baik ditunggu ataupun dilupakan, baik dalam keadaan genting ataupun aman, dalam keadaan senang atau sedih. Tapi masalahnya adalah bagaimana keadaan kita ketika kita sudah masuk ke alam barzakh (kubur) kemudian masuk ke alam Akhirat. Apakah kita akan masuk ke dalam golongan orang-orang mu'min atau sebaliknya masuk ke dalam golongan orang-orang berdosa dan kafir.

Dari Barra bin Azib, bahwa Rasulullah saw bersabda dalam hadits yang panjang:

" Sesungguhnya hamba yang mu'min jika sudah dalam detik-detik meninggalkan dunia menuju Akherat, ia akan didatangi oleh serombongan Malaikat yang banyaknya sejauh mata memandang, wajah mereka bersinar laksana matahari, mereka membawa kain kafan dari Surga yang amat wangi. Lalu turunlah malaikat maut untuk mencabut ruhnya. Lalu dikeluarkanlah ruh itu dengan amat mudah seperti mengeluarkan setetes air dari mulut teko. Kemudian para malaikat pun segera mengambil ruh itu dan meletakkannya di atas kain kafan, maka tersebarlah aroma wewangian yang luar biasa. Lalu rombonganpun membawa ruh itu ke atas langit sampai bertemu dengan Allah I. Setiap malaikat langit yang berpapasan bertanya kepada mereka: Ruh siapakah gerangan yang harum ini? rombonganpun menjawab: ini adalah ruh fulan bin fulan dengan menyebut nama panggilannya yang paling bagus ketika ia di dunia. Lalu seluruh malaikat langitpun ikut mengiring ruh yang baik ini sampai bertemu dengan Rabbul Izzah. Ketika sampai, Allah I berfirman: tulislah hambaku ini ke dalam golongan orang-orang yang tinggal di Surga 'Illiyyin" (surga yang tinggi). Lalu rombongan-pun kembali ke bumi dan memasukan kembali ruh itu ke dalam jasadnya ketika ia sudah berada di lubang lahad …...

Adapun hamba yang kafir saat kematiannya tiba, datanglah rombongan malaikat yang bermuka hitam, banyaknya sejauh mata memandang, mereka membawa kain lap kumal dan berbau busuk. Lalu turunlah malaikat maut, mengumpulkan nyawanya dari seluruh anggota tubuh, lalu keluar dengan menarik ruhnya sekaligus seperti mencabut kawat berduri dari kapas yang basah,. Maka rombongan malaikatpun dengan kasar meletakan ruh itu ke atas kain busuk tadi sehingga tersebarlah bau busuk yang menyengat. Lalu rombonganpun membawa ruh tersebut ke atas langit. Setiap kali berpapasan dengan malaikat, malaikat itu menghindar sambil bertanya: ruh siapakah gerangan yang amat bau ini ? rombongan pun menjawab : ini adalah ruh si fulan bin fulan dengan menyebut namanya yang paling jelek waktu di dunia .Ketika sampai di langit pertama pintu pun di ketuk, namun malang malaikat penjaga langit tidak mengizinkannya untuk menghadap Rabbul Izzah.

Lalu Rasululah membaca ayat:

"Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan berlaku sombong terhadapnya tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak akan masuk Syurga hingga seekor unta dapat melewati lubang jarum, dan demikianlah kami membalas orang-orang jahat" . (Surat Al-A'raf:40)

Maka rombonganpun melemparkan ruh itu dan menghempaskannya ke bawah dengan sekeras-kerasnya. Lalu Rasulullah membaca Firman Allah : "Dan barang siapa yang menyekutukan Allah maka sesungguhnya itu seperti dilemparkan dari atas langit sehingga disambar burung atau diterbangkan angin ke tempat yang dalam".(Surat Al-Haj:31). (Hadits riwayat Ahmad, Abu Daud dan Nasai).

Demikianlah perjalanan ruh setiap anak manusia setelah kematiannya. Hanya ada dua kemungkinan, menjadi ruh yang baik atau sebaliknya menjadi ruh yang buruk. Dan bagi orang yang mu'min kematian adalah merupakan 'bel istirahat' dari kepenatan kehidupan dunia. Sekarang ia beristirahat di alam barzah yang luas terbentang menunggu Hari Kiamat dengan tidur pulas sehingga tidak merasakan kejemuan menunggu.

Sementara ruh bagi orang yang kafir dan banyak dosa , maka kematiannya merupakan bagaikan 'sirine kebakaran'. Ia akan memulai hari-harinya dengan kesibukan-kesibukan menghadapi siksa Allah yang tidak pernah ada hentinya. Firman Allah I :

"Kepada mereka dinampakkan api Neraka setiap pagi dan petang. Dan pada hari Kiamat (diperintahkan kepada Malaikat): masukanlah Fir'aun dan pengikutnya ke dalam azab yang sangat keras". (Surat Al-Mu'min:46)

Mengingat Mati adalah obat mujarab

Banyaknya problema kehidupan yang kita hadapi, dan menumpuknya kewajiban yang kita pikul sehingga seorang muslim merasakan benar apa yang dikatakan oleh seorang juru da'wah bahwa kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang tersedia - Tentu akan membuat lelah fisik, penat pemikiran dan ruhiyah. Sehingga banyak yang merindukan adanya hari ke delapan dan ke sembilan.

Seseorang datang kepada Umar bin Khattab lalu mengatakan: "Tidakkah tuan ingin beristirahat sejenak dari pekerjaan ini". Beliau menjawab: "Bukan di sini tempat beristirahat, tapi tempat istirahat kita adalah di Akhirat".

Tidak ada yang lebih ampuh nasehatnya daripada nasehat yang diberikan jenazah dan batu nisan, oleh karenanya menghadirkan gambaran keadaan kita ketika maut menjelang adalah perbuatan yang sangat utama bagi orang yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya.

Wallahu A'lam Bishshawab

Sunday, August 14, 2005

Keutamaan Musibah

Rating:★★★★★
Category:Other
Oleh : Aji Setiawan
republika.co.id


Ketahuilah, sesungguhnya rasa syukur itu timbul karena mendapatkan sesuatu yang membahagiakan. Sedangkan sabar muncul karena tertimpa sesuatu yang tidak menyenangkan atau menyusahkan. Meskipun keduanya bertentangan, tetapi kadang ketika memperoleh suatu musibah manusia dapat bersabar sekaligus bersyukur. Ini bisa terjadi jika yang bersangkutan menyadari bahwa di dalam kesabaran itu terdapat kenikmatan tersendiri yang harus disyukuri.

Amirul Mukminin Umar bin Khathab RA berkata, ''Tidaklah aku diuji dengan sebuah musibah melainkan di dalamnya kutemukan empat kenikmatan dari Allah, yaitu karena musibah tersebut tidak menimpa agamaku, tidak lebih besar dari yang sedang terjadi, aku ridha dengan musibah itu, dan aku dapat mengharapkan pahala darinya.'' Begitulah kunci yang diberikan Umar bin Khattab RA kepada kita saat ditimpa musibah agar kita bisa senantiasa bersabar dan bersyukur.

Mengingat begitu banyak nikmat di balik musibah, maka sepantasnya manusia harus tetap bisa bersyukur atas musibah yang menimpanya. Hikmah itu sangat nyata sebagaimana Allah firmankan, ''Dan menyempurnakan untuk kalian nikmat-nikmat-Nya lahir dan batin.'' (QS Al Luqman (31): 20). Ayat tersebut ditafsirkan sebagian ulama bahwa Allah telah menjadikan berbagai musibah zhahir sebagai nikmat, sebab di balik musibah terdapat pahala dan pendidikan dari Allah SWT.

Perpaduan berbagai musibah duniawi dan rasa syukur itu adalah sebuah kebahagiaan dan kesabaran yang menjadi reaksi dari rasa sakit. Sebenarnya berbagai musibah duniawi tersebut merupakan obat penyakit hati sebagaimana rasa sakit menjadi obat bagi penyakit jasmani. Karena itulah sebagian kalangan memahami bahwa untuk membuang sakit itu memang diperlukan kesakitan.

Kendati demikian, memperoleh sehat tetap lebih baik daripada sakit. Karena itu, Rasulullah SAW berlindung kepada Allah dari segala jenis bencana di dunia dan akhirat serta memohon keselamatan darinya. Rasulullah SAW bersabda, "Mintalah kepada Allah kesehatan, sebab tidak ada karunia yang diberikan kepada seorang hamba yang lebih utama daripada kesehatan, kecuali keyakinan.'' (HR Ibnu Majah dan Nasai). Yang dimaksud dengan keyakinan dalam hadis tersebut adalah terselamatkannya hati dari kebodohan.

Rasulullah SAW juga pernah berdoa, ''Dan karunia kesehatan-Mu lebih kusukai.'' (HR Ibnu Ishaq dan Ibnu Abi Dunya). Sesungguhnya Allah Mahakuasa untuk membuat seseorang memperoleh kenikmatan yang sempurna di dunia dan pahala yang besar di akhirat.

Oleh karena itu, kita mohon kepada-Nya agar dengan kemurahan-Nya, dalam segala hal, Dia memberi kita kenikmatan zhahir maupun batin yang sempurna dan berkesinambungan. Sabar atau syukur adalah kunci yang bisa kita miliki untuk menggapai kenikmatan tersebut. Sabar dan syukur juga menjadi senjata yang sangat kuat untuk membantu kita dalam menghadapi segala macam bentuk musibah.


Saturday, August 13, 2005

Menjadi teladan



Assalamu'alaikum wr.wb





Tersebutlah Abdul Ghani al Muqaddasi, seorang pakar hadits, ahli ibadah
dan seseorang yang hatinya selalu takut kepada Allah SWT. Dalam
biografi beliau dikatakan bahwa Abdul Ghani seringkali dipenjara karena
membela Islam dan seringpula ditempatkan di sel bersama orang-orang
kafir.





Pada suatu malam, Abdul Ghani bangun dan mengambil air wudhu lalu
melaksanakan shalat dua rakaat. Apabila wudhunya sudah kering, maka dia
akan berwudhu lagi, lalu dia shalat dua rakaat, membaca al Quran dan
menangis sampai pagi. Sementara orang-orang kafir itu menyaksikan
pemandangan yang sangat menakjubkan ini.





Di pagi harinya, para narapidana itu pergi menjumpai penjaga penjara, lalu berkata, "Lepaskanlah kami karena kami sudah beriman kepada Allah swt dan kami bersaksi bahwa Muhammad saw itu adalah utusan Allah". Penjaga penjara itu bertanya, "Mengapa bisa begitu ?".





Mereka mengatakan, "Sungguh, suatu
malam telah berlalu bagi kami dan kami tidak pernah menyaksikan seperti
itu selama hidup kami. Kau akan beranggapan bahwa hari kiamat sudah
sangat dekat, tatkala melihat lelaki ini yang satu sel dengan kami ini
shalat dan menangis..."






Kisah diatas menggambarkan betapa pentingnya perbuatan
dibandingkan perkataan. Bahkan sesuatu yang kita yakini dan kita
jalankan dengan sungguh-sungguh pun dapat mempengaruhi lingkungan
sekitar kita. Kalimat la ilaha illallah yang kita ucapkan, lalu dihujamkan kedalam hati, akan membawa pengaruh kedalam setiap perbuatan kita. "Sesungguhnya
tujuh langit dan tujuh bumi bila diletakkan pada suatu neraca, maka la
ilaha illallah pasti mengunggulinya.Dan kalau tujuh langit dan tujuh
bumi tertimbun dalam satu lingkaran, maka la ilaha illallah sanggup
memecahkannya”
[HR.Bukhari, al-Adab al-Mufrad 548]




Kemarin siang (sabtu) saya
menghadiri pernikahan seorang saudara dari pihak ibu di Serang, Banten.
Setelah prosesi ijab kabul di masjid terdekat, maka mempelai pria baru
boleh diijinkan untuk bersanding dengan mempelai wanita di singgasana
yang di letakkan di depan rumah sang mempelai wanita. Sebelum acara
salam-salaman, ada acara nasihat perkawinan yang diisi oleh sesepuh
yang dituakan dikeluarga saya, seorang profesor.



Dari lima nasihat perkawinan yang diutarakan, ada satu yang membuat
saya tertarik. Beliau mengatakan, bahwa seorang manusia yang masih
berbentuk janin atau bahkan masih berumur tiga bulan itu sudah
mempunyai kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Itu sebabnya penting
bagi orangtua yang sedang menunggu lahirnya sang bayi, memberi contoh
dan mengajak kepada yang baik sejak dini. Maka sebaiknya berhati-hatilah dalam
berucap ketika kita marah atau sedih ketika berdekatan dengan sang
janin.



Dalam mengajak kepada kebaikan, beliau mencontohkan, apabila
anda ingin mengambil wudhu, berbicaralah kepada janin dan ajak untuk
berwudhu, dan begitu juga ketika akan sholat atau berdzikir. Tentu sang
janin tidak mengerti apa yang kita ucapkan, tetapi suatu proses yang
dilakukan secara terus menerus tentu akan membuahkan hasil dan membuat
seseorang mengerti tentang apa yang kita lakukan itu.



Insya Allah, para orangtua dan calon orangtua yang mendidik
putra-putrinya dan para pemimpin yang mengajarkan rakyatnya dengan perkataan dan dibarengi dengan perbuatan baik, akan
menjadikan mereka menjadi manusia terbaik dan umat yang sukses di dunia dan di akhirat, Aamiin. Ini
juga jadi PR buat saya dan memperbaiki sikap untuk bekal sebagai
orangtua nanti. Semoga Allah ridha.



Wassalamu'alaikum wr wb














Friday, August 12, 2005

Para nabi palsu

Rating:★★★★★
Category:Other
Munculnya para nabi palsu

Termasuk kesempurnaan agama islam ini adalah bahwa tidak ada satu kebaikan pun yang dapat mendekatkan ke sorga, dan menjauhkan dari neraka, kecuali telah diperintahkan atau dianjurkan kepada umat.

Demikian pula tidak ada satu keburukan pun yang dapat menjauhkan dari sorga, dan mendekatkan ke neraka, kecuali umat telah dilarang atau diperingatkan darinya.

Dan termasuk keburukan tersebut adalah akan munculnya para pembohong yang mengaku sebagai nabi, hal itu termasuk tanda-tanda kecil hari kiamat, sebagaimana telah diberitakan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Beliau bersabda :

Tiada akan datang hari kiamat sehingga dibangkitkan pembohong-pembohong besar yang jumlahnya mendekati tiga puluh orang, masing-masing mengaku sebagai utusan Allah. (HSR. Bukhari, Kitab Al manaqih, Bab : Alamatan Nubuwwah; Muslim, Kitab Al-Fitan wa Asyroth As-, dari Abu Hurairah).

Dalam hadits yang lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : "Tidak akan datang kiamat sehingga beberapa qabilah dari umatku bergabung dengan orang-orang musyrik dan sehingga mereka menyembah berhala-berhala. Dan sesungguhnya akan ada di kalangan umatku ini tiga puluh orang pembohong besar masing-masing mengaku sebagai nabi, padahal aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi sama sekali sesudahku." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi dari Tsauban, disahihkan oleh syaikh Al-Albani di dalam sahih Al-Jami;ush Shagir no: 7295).

Al-Hafizh Ibnuhajar Rahimahullah mengomentari tentang jumlah tigapuluh nabi palsu tersebut dengan perkataan : (jumlah 30) yang dimaksudkan di dalam hadits tersebut bukanlah untuk semua orang yang mengaku sebagai nabi secara mutlak. Karena jumlah mereka sebenarnya tak terbatas; tetapi yang dimaksud dengan jumlah dalam hadist tersebut ialah untuk orang yang mengaku menjadi nabi dan memiliki kekuasaan, serta menimbulkan syubhat (kesamaran)(Fathul-Bari VI:617).

Kenyataan Membuktikan Kebenaran :

Sejarah telah mencatat nama-nama pendusta yang telah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam di atas, diantara mereka yang muncul ialah :

a. Musailamah Al-Kadzdzab. Dia berasal dari kota Yamamah, dan mengaku menjadi nabi pada akhir zaman Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Lantas beliau Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menyuratinya dan menamainya Musailamah Al-Kadzdzab. Orang ini memiliki banyak pengikut, dan bahaya yang ditimbulkannya terhadap kaum muslimin cukup besar, sehingga ia dihabisi riwayatnya oleh para sahabat pada masa pemerintahan Abu-Bakar Ash-Shiddiq radhiyallaahu 'anhu dalam perang Yamamah.

b. Di Yaman muncul pula Al-Aswad Al-Ansi yang mengaku sebagai nabi, lalu dibunuh pula oleh para sahabat sebelum wafatnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam.

c. Dan muncul pula Sajah at-Tamimiyah, seorang wanita yang mengaku sebagai nabi, dan dia dikawini oleh Musailamah. Konon, sajah ini kemudian bertobat.

d. Demikian pula Thulaihah bin khuwailid As-Asadi. Dia muncul di zaman khalifah Abu Bakar, namun lalu ia bertobat dan meninggal di dalam agama islam, di zaman khalifah Umar bin Al-Khaththab, menurut pendapat yang benar.

e. Lalu muncul pula Al-Mukhtar bin Abi Ubaid Ats-Tsaqafi yang menampakkan cintanya kepada ahlul-bait (keluarga rumah Rasululullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam), serta menuntut balas atas kematian Husein bin Ali radhiyallaahu 'anhu. pengikutnya banyak sekali, bahkan dapat mendominasi kota kufah pada permulaan pemerintahan Ibnu Zubair. Kemudian ia diperdayakan oleh syaitan, sehingga ia mengaku menjadi nabi dan mengaku malaikat Jibril turun kepadanya. Di dalam Sunan Abu Daud, sesudah meriwayatkan hadist mengenai pembohong pembohong besar itu, Ibrahim An-Ankha bertanya kepada Ubaidah As-Salmani: “Apakah engkau menganggap mukhtar ini termasuk mereka (pembohong-pembohong besar itu) ?.Ubaidah menjawab : “Ketahuilah, ia termasuk tokohnya. (Aunul bud Syarh Abi Dawud XI: 486).

f. Dan diantaranya lagi adalah Al-Harits Al Kadzdzab yang muncul pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan, lalu dia dibunuh. Dan pada pemerintahan bani Abbas juga muncul sejumlah pembohong.

g. Termasuk para pendusta tersebut adalah Mirza Ghulam Ahmad Al-Qadiyani dari India. Dia dilahirkan tahun 1839 M atau 1840 M di Qadiyan, India. Ia mengaku sebagai nabi, dan sebagai Al-masih yang ditunggu. Ia juga mengatakan bahwa Isa tidak hidup di langit, serta lain-lain pengakuan dan ajaran batilnya. Para ulama telah membantah pendapatnya dan ajaran-ajarannya, dan mereka menyatakan bahwa dia termasuk salah seorang pembohong besar. Para pengikut Qadiyaniyah ini (mereka sering menyebut sebagai Ahmadiyah) tersebar di Eropa, Amerika, Afrika, Asia, dan lainnya. Termasuk di Bogor, Semarang, Makassar dan lainnya di Indonesia.

Pendusta ini memulai pengakuannya dengan sedikit demi sedikit. Mula-mula dia mengaku mendapatkan ilham, lalu mengaku sebagai mujaddid (pembaharu agama), lalu mengaku serupa dengan nabi Isa, lalu mengaku sebagai nabi Isa yang dijanjikan akan turun di akhir zaman, lalu pada yahun 1901 M mengaku sebagai nabi yang sempurna kenabiannya, lalu pada tahun 1904 M mengaku sebagai Kresna. Sedangkan Kresna adalah salah satu tuhan yang disembah orang-orang Hindu.

DR. Nashir bin Abdullah Al-Qifari dan DR. Nashir bin Abdul Karim Aql berkata di dalam buku keduanya: “sebagaimana telah lewat, bahwa Mirza Ghulam Ahmad memulai pengakuannya dengan sedikit demi sedikit. Oleh karena inilah orang-orang Qadiyaniyah sering mengelabui sebagian kaum muslimin dengan perkataan -perkataan lama Mirza Ghulam Ahmad sebelum pengakuannya sebagai nabi, karena barangsiapa mengaku sebagai nabi, dia menjadi kafir. Mereka berusaha menutupi pengakuan-pengakuannya baru, yang dia mengaku sebagai nabi, dengan teks-teks yang lama tersebut. Dan sebagian penulis telah tertipu dengan hal ini.(Al-Mujaz Fil Adyan Wal Madzahib Al-Muashirah, hal :151)

Akhir dari riwayat nabi palsu tersebut adalah ketika pada tahun 1907 M, dia menantang mubahalah (saling berdo’a agar dilaknat Allah bagi yang berdusta) salah seorang alim salafi terkenal di India yang bernama syeikh Tsanaullah Al-Amiritsari, yang membongkar kekafiran pendusta ini. Pada 5 April 1907 Mirza membuat tulisan yang berisi permohonan dan doa kepada Allah, agar mematikan si pendusta di antara keduanya, semasa salah satunya masih hidup, dan agar Allah menimpakan penyakit semacam wabah yang membawa kematiannya. Maka Allahpun menampakkan al-haq dan membongkar kedustaan itu. Setelah 13 bulan 10 hari datanglah apa yang dimohon oleh pendusta tersebut, dan dia meninggal dengan penyakit wabah pada tanggal 26 mei 1908 M. Adapun syeikh Tsanaullah Al-Amiritsari masih hidup 40 tahun setelah kematian pendusta tersebut. Beliau wafat pada tanggal 15 maret 1948. (Al-Mujaz Fil Adyan Wal Madzahib Al-Muashirah, hal:148).

Pembohong-pembohong itu akan senantiasa muncul satu persatu hingga muncul yang terakhir, yang buta sebelah matanya, dajjal. Imam ahmad meriwayatkan dari samurah bin jundub radhiyallaahu 'anhu pada waktu khutbahnya pada waktu terjadi gerhana matahari yang terjadi pada zamannya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

"Demi Allah, tidak akan datang kiamat sehingga muncul tigapuluh orang pembohong besar, dan yang terakhir dari mereka adalah (dajjal) yang buta sebelah matanya, sang pembohog besar."(HR. Ahmad, dari samurah bin jundub).

Dan diantara pembohong-pembohong besar itu terdapat empat orang wanita. Imam Ahmad meriwayatkan dari Hudzifah radhiyallaahu 'anhu bahwa nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

"Akan muncul dikalangan ummatku pembohong-pembohong besar sebanyak duapuluh tujuh orang, empat orang diantaranya wanita. Sedangkan saya adalah penutup para nabi, tidak ada lagi nabi sesudahku." (HR. Ahmad, disahihkan oleh Al-Albani di dalam kitab Shahih al-Jamiush Shaghir, no : 4143. Al-Haitsmani berkata : “diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani dalam al-kabir dan al-ausath, dan diriwayatkan pula oleh Al Bazzar sedang para perawi al-bazzar ini adalah shahihuz-Aawaid VII:332).

Wednesday, August 10, 2005

Diskusi & Kajian Islam ke-5 @ My House

Rating:★★★★
Category:Other
Assalamu'alaikum wr wb

Insya Allah akan saya adakan lagi diskusi kajian Islam dirumah saya hari Minggu tgl 14 Agustus 2005 jam 3 sore, dengan ustadz Drs.H.M.Fauzi Nurwahid, anggota dari komisi pendidikan dan dakwah PERSIS. Pembicaraan yang pasti seputar Islam dan ilmu-ilmunya dan juga bagaimana cara kita untuk membentengi diri dari pemikiran-pemikiran yang tidak sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah. Untuk topik lebih spesifik belum ditentukan. Insya Allah diskusi kajian Islam kecil-kecilan ini bisa bermanfaat buat temen-temen yang mau hadir. Aamiin. Rumah saya di daerah Kemanggisan, Jakarta Barat. Send me a private message for detalis.

- Diskusi & Kajian ke-3
- Diskusi & Kajian ke-4

Ada sedikit kisah dari hadits :

Sa’id ibn al-Musayyib, salah seorang pemimpin tabi’in, pernah duduk bersama seorang pembesar Madinah untuk belajar darinya. Maka, orang-orang disekitarnya bertanya, “Engkau adalah orang yang paling alim, tapi mengapa engkau duduk bersamanya, padahal dia adalah salah satu muridmu ?”

Dia menjawab, “Sesungguhnya Allah menyelimuti majelis ini dengan rahmat. Dan saya ingin Allah menyelimuti saya bersama mereka”. Ini adalah persis seperti sabda Rasulullah saw dari Allah SWT bahwa Dia berfirman kepada para jama’ah majelis ini, “Mereka meninggalkan majelis ini dengan mendapat ampunan,sesungguhnya kalian ridha dengan-Ku dan Aku pun ridha dengan kalian”.

Maka, para malaikat bertanya, “Wahai Tuhan, didalamnya ada seorang yang datang hanya untuk begini dan begitu”. Maka Allah berfirman, “Apa yang ada padanya telah Aku ampuni. Mereka adalah kaum yang tidak menyusahkan teman duduk mereka.” [at-Targhib wa at-Tarhib 1493, Bukhari 6261, Muslim 6790]

Subhanallah, mudah-mudahan Allah juga melimpahkan ampunan-Nya dan meliputi diskusi kajian Islam kecil-kecilan ini dengan rahmat dan ridha-Nya. Aamiin, Allahuma Aamiin.


Wassalamu'alaikum wr wb

Lautan dan Al Qur'an

Rating:★★★★
Category:Other

Oleh: Ir. H. Bambang Pranggono, MBA


“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi." (Q.S Al Furqan:53)

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton acara televisi `Discovery' pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli kelautan (oceanografer) dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam bawah laut untuk ditonton jutaan pemirsa di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu membuat penasaran Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berpikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi "Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan..." artinya "Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak bisa ditembus." Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi "Yakhruju minhuma lu'lu`u wal marjaan" artinya "Keluar dari keduanya mutiara dan marjan." Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur'an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur'an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al Qur'an memang sungguh-sungguh kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika ia pun memeluk Islam.

Allahu Akbar...! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air." Bila seorang bertanya, "Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?" Rasulullah s.a.w. bersabda, "Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran."

Sumber: Majalah Percikan Iman, Edisi 4 Tahun II

Reference


Selamat Jalan Ahmed Deedat...

Rating:★★★★★
Category:Other
Hidayatullah.com--Innalillahi wa inna ilaihi raajiun. Umat Islam dunia berduka. Juru dakwah dan kristolog mashur dunia, Sheikh Ahmad Deedat berpulang ke rahmatullah di usia 87 tahun. Ahmad Deedat adalah dai dan kristolog dunia yang disegani kalangan Kristen.

Seperti dikutip Arabnews.com, Deedat meninggal hari Senin, (8/7) kemarin. Menantu pria Deedat, Essam Ahmed Mudeer, mengatakan, dunia telah kehilangan juru dakwah tersohor yang telah berjuang untuk Islam selama 60 tahun.

Sebagaimana diketahui, pria bernama lengkap Ahmed Hoosen Deedat ini tak pernah mengenyam pendidikan formal. Meski demikian, kiprahnya dalam dakwah, khususnya dalam bidang kristologi sangat disegani di seluruh dunia.

Karya-karya Deedat seperti; "The Choice-Between Islam and Christianity", "Is the Bible God's Word?", ; "Al Qur'an the Miracle of Miracles", "What the Bible says about Muhammad?", dan "Crucifixion or Cruci-Fiction?" begitu dikenal dan diakui di seluruh dunia.

Karena itulah Deedat pernah memperoleh penghargaan dari King Faishal Award --semacam hadiah Nobel dari Pemerintah Saudi Arabia-- pada tahun 1986 atas karya-karyanya itu. Semasa hidup, Deedat telah menerbitkan sekitar 22 buku penting dan telah dicetak hingga 20 juta kopi. Pria kelahiran India, 1918 ini telah banyak menyelamatkan aqidah saudara-saudara Muslim, khususnya di benua Afrika yang telah banyak mengalami serangan Kristenisasi dari para misioaris.

Deedat telah memulai kegiatannya dengan mengajak para pendeta melalui jalan debat sejak usia 16 tahun. Kefasihannya mempertahankan keyakinan Islam dan bukti-bukti keraguan agama Kristen telah diakui kalangan Kristen seluruh dunia.

"Beliau adalah tokoh besar dan perjuangan dia untuk mendakwahkan Islam akan terus dikenang selamanya , " ujar Abu Ammar, mantan mahasiswa di Boston yang pernah mengikuti studi tentang kekristenan tahun 1993 pada Deedat.

Deedat mengalami penurunan kesehatan setelah stroke menyerangnya sejak tahun 1996. Sejak itu dia tergolek lemah dan mengalami kelumpuhan. Kesehatannya yang buruk ini membuat ia sempat berkali-kali diisukan telah meninggal dunia.

Deedat masih berstatus sebagai pemimpin Propagation Centre International (IPCI), sebuah lembaga yang masih dipegangnya hingga meninggal. Baginya, berdebat sebagai satu-satunya jalan membuktikan kebenaran Islam. Melalui perdebatannya dengan kalangan pendeta itulah, hingga hari ini, sudah ribuan orang menjadi Muslim

Deedat telah tiada, namun ia telah meninggalkan warisan ilmu kepada murid-murid atas dakwahnya yang kini telah menyebar di seluruh dunia.


Selamat jalan Ahmed Deedat, semoga akan terus ada yang melanjutkan perjuanganmu....

Allaahummaghfirlii wa lahu wa'aqibnii minhu 'uqbaa hasanatan
Ya Allah, ampunilah aku dan orang ini dan berilah aku ganti yang baik daripadanya. [HR. Muslim]


Baca biografi beliau disini

Sunday, August 7, 2005

Cuplikan Diskusi Panel Pluralisme Agama, Liberalisme dan Sekularisme, 7 Agustus 2005




Ini adalah cuplikan singkat di acara Diskusi Panel Pluralisme Agama, Liberalisme dan Sekularisme yang diadakan di Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Jalan Kramat Raya 45,Jakpus. Klip ini ngga lengkap, hanya berdurasi 1 menit 49 detik. Maklum SD card saya cuma 128mb dan itu pun sudah ada foto-foto yang lain.



Diskusi ini diawali dengan Adian Husaini yang menjelaskan tentang apa itu liberal dan bagaimanakah pemikiran Islam Liberal (definisi lengkap menyusul). Lalu dilanjutkan dengan Anggota MUI, K.H.A. Khalil Ridwan yang berbicara tentang Ahmadiyah dan fatwa MUI. Beliau mengatakan bahwa fatwa MUI tidak terbikin hanya dalam beberapa minggu saja, melainkan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sejak fatwa MUI pertama tentang Ahmadiyah tahun 1980.

Beliau pun membawa copy dari fatwa MUI tersebut berjumlah 42 halaman yang didalamnya berisi kurang lebih 102 dalil berupa ayat-ayat al Quran maupun hadits. Beliau menjelaskan bahwa MUI ini isinya bukan kumpulan orang iseng tapi di isi oleh orang-orang yang berkompeten di bidangnya masing-masing seperti pakar hadits, ahli tafsir, pakar syariah dsb. Beliau juga menjelaskan, Rabithah 'Alam Islamy (Ikatan Islam se-Dunia) pun memfatwakan bahwa Ahmadiyah itu diluar Islam, bahkan melarang mereka untuk berhaji ke Mekah & Madinah. Di Rabithah 'Alam Islamy ini pun isinya bukan kumpulan orang iseng. Mulai dari yang hafiz (hapal) Quran, ahli fiqih, sampai ahli hadits yang hafal ribuan hadits pun ada disini. Sekarang kita mendingan percaya dengan orang yang banyak ilmu Islamnya dan diakui dunia atau percaya yang ilmunya setengah-setengah ?

Pembicara dilanjutkan oleh Dr. Ugi Suharto, direktur Eksekutif Institute for The Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS) & Dosen Universitas Islam Internasional Malaysia. Beliau menjelaskan secara lengkap arti dari pluralisme, sekulerisme dan liberalisme dan juga menjelaskan bahwa mentafsirkan quran dengan menggunakan tehnik hermeneutika adalah salah dan tidak sesuai dengan ilmu tafsir yang sesuai dengan cara para ulama-ulama terdahulu. Beliau berhasil menjelaskan secara lugas dan sarat dengan ilmu. Insya Allah beliau akan hadir di diskusi & kajian dirumah saya awal September, insya Allah kalau beliau tidak berhalangan.

Pembicara di klip ini adalah K.H.A. Khalil Ridwan (Anggota MUI), yang menceritakan tentang pernyataan Johan Effendy (Presiden World Conference on Religion and Peace) yang menyatakan seandainya Ahmadiyah resmi dilarang, maka bisa dipastikan orang akan ramai-ramai meminta suaka di kedutaan asing atau keluar dari wilayah Indonesia. Lalu pernyataan ini ditanggapi oleh Menko Kesra, Alwi Shihab dengan tanggapan yang cukup membuat tawa para hadirin berderai.

Saturday, August 6, 2005

Kisah Menarik Mengenai Kesabaran dan Bersyukur

Rating:★★★★
Category:Other
Ditolak Oleh Akhwat Pingin Ngajak Duel
www.syariahonline.com

Assalamu'alaykum...

saya mo cerita dikit... pernah saya taaruf (perkenalan menuju pernikahan) ama sorang ahwat, ...ya jogjakarta, sekitar maret 2003, waktu itu anak tsb sudah setuju,...bahkan kami sempat sowan ke rumah ortu (bertiga dg sodara) but anyway..tidak tahu kenapa, kok tiba-tiba berantakan.... yang saya agak gimana itu masalahnya anak tersebut sepertinya jadi tidak mau komunikasi dengan saya lagi.... saya jadi geram, dan ....coba kalau dia sama2 laki-laki, udah saya ajak duel dah.....saya merasa direndahkan banget....pernah sms saya, kata2nya tidak mencerminkan seorang ahwat...padahal anak tersebut aktivis di kampusnya... syukron dan afwan akhee....ana ga bermaksud gimana2 dengan pertanyaan ini. Apa yang sebaiknya ana lakukan ???

Muaz
Pulo Gadung Jaktim
2004-02-20 06:50:41

Jawaban :

Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,

Bila Anda merasa direndahkan oleh orang siapapun termasuk oleh seorang akhwat, maka yang paling baik bagi Anda adalah bersabar dan tetap bersyukur. Sebab pastilah Allah SWT memberikan pilihan yang terbaik buat Anda sementara Anda menganggap bahwa itu kurang baik. Padahal ada hikmah ilahiyah di balik setiap sesuatu yang Anda anggap sebagai kegagalan ataupun kekecewaan.

Kami pernah mengetahui sebuah peristiwa yang menyimpan misteri ilahi itu. Suatu hari dalam sebuah perjalanan bus antar kota Semarang Yogyakarta, ada seorang ibu menggendong bayinya menyetop bus yang sudah penuh sesak itu. Sayangnya, sepanjang perjalanan, bayi itu terus menerus menangis hingga mengganggu semua penumpang. Entah setan mana yang membisiki hati semua penumpang dan awak bus, tega-teganya mereka sepakat menurunkan ibu dan bayi dalam gendongannya di tengah jalan. Sebab mereka merasa dengan menurunkan ibu dan bayinya bisa meneruskan perjalanan dengan tenang.

Dengan tertatih tatih si ibu berdiri di pinggir jalan mencoba menyetop kendaraan yang lewat. Setelah mendapatkan tumpangan dan berjalan beberapa kilometer, tiba-tiba jalanan macet luas biasa. Rupanya ada kecelakaan maut yang merenggut nyawa seluruh penumpang sebuah bus di depan. Ketika kendaraan yang dinaiki ibu itu melewati bus maut tersebut, terkesiaplah dia. Rupanya bus yang hancur dan penumpangnya tewas itu adalah bus yang tadi dinaikinya dimana dia diturunkan oleh awak bus itu di tengah jalan gara-gara tangis bayinya. Rupanya Allah SWT memberi kasih sayangnya lewat tangisan bayinya dan melepaskannya dari maut. Tak henti-hentinya dia bersykur kepada Allah SWT. Apa jadinya bila dia tadi masih tetap ada di bus itu ?

Bisa saja Anda sekarang ini kecewa dan marah-marah atau bahkan ingin ngajak duel. Tapi siapa tahu justru dengan kejadian ini Anda telah diselamatkan oleh Allah SWT dari musibah yang jauh lebih berat yang Anda belum tahu. Semua hal mungkin saja terjadi. Bisa saja seorang wanita membawa penyakit medis tertentu sehingga bila melahirkan anak menjadi cacat, atau membawa virus toksoplasma yang akan membuat anak jadi cacat seumur hidup. Atau bisa saja akan terjadi hal yang lebih parah lainnya yang saat ini masih ghaib dalam pengetahuan Anda. Semua hal bisa saja terjadi.

Karena itu pandai-pandailah mencari hikmah di balik sebuah musibah dan jangan lupa bersabar. Kecewa itu manusiawi, tapi putus asa adalah dosa. Toh jumlah wanita sangat banyak, apalagi jumlah akhwat, pastilah jauh lebih banyak lagi dibandingkan jumlah ikhawan. Maka bila Anda ditolak oleh salah satu dari mereka, ketahuilah ada sepuluh bahkan seratus akhawat lain yang masih dalam barisan antrian. Dan jangan kaget kalau diantara mereka itu ada para akhwat yang jauh lebih cantik, lebih qonaah, lebih berilmu, lebih bertakwa dan lebih shalihah dari orang yang telah menolak Anda.

Ketahuilah bahwa Allah SWT itu Maha Adil. Dia tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya.


Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

Thursday, August 4, 2005

Tentang Keutamaan Bulan Rajab, Benarkah ?

Rating:★★★★
Category:Other

Tentang Keutamaan Bulan Rajab dan Bulan Syaban

Ada beberapa pesan seperti ini yang beredar di bulletin board Friendster:

Pada hari Sabtu tanggal 6 Agustus kita memasuki bulan Rajab. Bulan Rajab adalah bulannya Allah SWT. Mari kita simak ada apa di balik bulan Rajab itu. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: Ketahuilah bahwa bulan Rajab itu adalah bulan ALLAH SWT." Maka: - "Barang siapa yang berpuasa satu hari dalam bulan ini dengan ikhlas, maka pasti ia mendapat keridhaan yang besar dari ALLAH SWT"

Benarkah keutamaan bulan Rajab ini ?

Berikut ini kami kutipkan terjemahan dari kitab : Al Fawaaid Al Majmu`ah fi Al Ahadiits Al Maudhu`ah, hal. 100-101, dan hal. 439-440. Karya Syaikul Islam Muhammad Bin `Ali As Syaukaniy (Wafat : 1250 H):

"Rajab adalah bulan Allah, Sya`ban bulan Saya (Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam), sedangkan Ramadhan bulan ummat Saya. Barang siapa berpuasa di bulan Rajab dua hari, baginya pahala dua kali lipat, timbangan setiap lipatan itu sama dengan gunung gunung yang ada di dunia, kemudian disebutkan pahala bagi orang yang berpuasa empat hari, enam hari, tujuah hari, delapan hari, dan seterusnya, sampai disebutkan ganjaran bagi orang berpuasa lima belas hari.

Hadits ini “Maudhu`” (Palsu). Dalam sanad hadits ini ada yang bernama Abu Bakar bin Al Hasan An Naqqaasy, dia perawi yang dituduh pendusta, Al Kasaaiy- rawi yang tidak dikenal (Majhul). Hadits ini juga diriwayatkan oleh pengarang Allaalaiy dari jalan Abi Sa`id Al Khudriy dengan sanad yang sama, juga Ibnu Al Jauziy nukilan dari kitab Allaalaiy.

“Barang siapa berpuasa tiga hari di bulan Rajab, sama nilainya dia berpuasa sebulan penuh, barang siapa berpuasa tujuh hari Allah Subhana wa Ta`ala akan menutupkan baginya tujuh pintu neraka, barang siapa berpuasa delapan hari di bulan Rajab Allah Ta`ala akan membukakan baginya delapan pintu sorga, siapapun yang berpuasa setengah dari bulan Rajab itu Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah sekali.”

Diterangkan di dalam kitab Allaalaiy setelah pengarangnya meriwayatkannya dari Abaan kemudian dari Anas secara Marfu` : Hadits ini tidak Shohih, sebab Abaan adalah perawi yang ditinggalkan, sedangkan `Amru bin Al Azhar pemalsu hadits, kemudian dia jelaskan : Dikeluarkan juga oleh Abu As Syaikh dari jalan Ibnu `Ulwaan dari Abaan, adapaun Ibnu `Ulwaan pemalsu hadits.

“Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang mulia. Barang siapa berpuasa satu hari di bulan tersebut berarti sama nilainya dia berpuasa seribu tahun-dan seterusnya.

Diriwayatkan oleh Ibnu Syaahin dari `Ali secara Marfu`. Dan dijelaskan dalam kitab Allaalaiy : Hadits ini tidak Shohih, sedangkan Haruun bin `Antarah selalu meriwayatkan hadits-hadits yang munkar.

“Barang siapa yang berpuasa di bulan Rajab satu hari sama nilainya dia berpuasa sebulan penuh dan seterusnya”.

Diriwayatkan oleh Al Khathiib dari jalan Abi Dzarr Marfu`. Di sanadnya ada perawi : Al Furaat bin As Saaib, dia ini perawi yang ditinggalkan.

Berkata Al Imam Ibnu Hajar dalam kitabnya “Al Amaaliy” : sepakat diriwayatkan hadist ini dari jalan Al Furaat bin As Saaib- dia ini lemah- Rusydiin bin Sa`ad, dan Al Hakim bin Marwaan, kedua perawi ini lemah juga.

“Barang siapa yang menghidupkan satu malam bulan Rajab dan berpuasa di siang harinya, Allah Ta`ala akan memberinya makanan dari buah buahan sorga- dan seterusnya.”

Diriwayatkan dalam kitab Allaalaiy dari jalan Al Husain bin `Ali Marfu`: Berkata pengarang kitab : Hadits ini Maudhu` (palsu).

“Perbanyaklah Istighfar di bulan Rajab. Sesungguhnya Allah Ta`ala membebaskan hamba hambanya setiap sa`at di bulan itu, dan Sesungguhnya Allah Ta`ala mempunyai kota kota di Jannah-Nya yang tidak akan dimasuki kecuali oleh orang yang berpuasa di bulan itu."

Dikatakan dalam “Adz dzail” : Dalam sanadnya ada rawi namanya Al Ashbagh : Tidak bisa dipercaya.

“Di bulan Rajab ada satu hari dan satu malam, siapapun yang berpuasa di hari itu, dan mendirikan malamnya. Maka sama nilainya dengan orang yang berpuasa seratus tahun dan seterusnya.

Dikatakatan dalam “Adz dzail” : Di dalam sanadnya ada nama rawi Hayyaj, dia adalah rawi yang ditinggalkan.

Dan demikian disebutkan tentang : “Berpuasa satu hari atau dua hari di bulan itu.”

Disebutkan juga dalam “Adz dzail : Sanad hadits ini penuh dengan kegelapan sebahagian atas sebahagian lainnya, di dalam sanadnya ada perawi perawi yang pendusta : Dan demikian diriwayatkan : “Bahwa Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam berkhutbah pada hari jum`at sepekan sebelum bulan Rajab.

Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam berkata : “Hai sekalian manusia! Sesungguhnya akan datang kepada kalian satu bulan yang mulia. Rajab bulan adalah bulan Allah yang Mulian, dilipat gandakan kebaikan di dalamnya, do`a do`a dikabulkan, kesusahan kesusahan akan di hilangkan.” Ini adalah Hadist yang Munkar.

Demikian juga hadits : “Barang siapa yang menghidupkan satu malam di bulan Rajab, dan berpuasa disiang harinya: Allah akan memberikan makanan buatnya buah buahan dari Sorga- dan seterusnya.”

Di dalam sanadnya : Para perawi pembohong/pemalsu hadits.

Demikian juga hadits : “Rajab bulan Allah yang Mulia, dimana Allah mengkhususkan bulan itu buat diri-Nya. Maka barang siapa yang berpuasa satu hari di bulan itu dengan penuh keimanan dan mengharapkan Ridho Allah, dia akan dimasukan ke dalam Jannah Allah Ta`ala- dan seterusnya.”

Di dalam sanadnya : Para perawi yang ditinggalkan.

Demikian juga hadits : “Rajab bulan Allah, Sya`ban bulan Saya (Rasulullahu Shollallahu `alaihi wa Sallam, Ramadhan bulan ummat Saya.” Demikian juga hadits : “Keutamaan bulan Rajab di atas bulan bulan lainnya ialah : seperti keutamaan Al Quran atas seluruh perkataan perkataan lainnya- dan seterusnya.”

Berkata Al Imam Ibnu Hajar : Hadits ini Palsu.

Berkata `Ali bin Ibraahim Al `Atthor dalam satu risalahnya : “Sesungguhnya apa apa yang diriwayatkan tentang keutamaan tentang puasa di bulan Rajab, seluruhnya Palsu dan Lemah yang tidak ada ashol sama sekali. Berkata dia : “`Abdullah Al Anshoriy tidak pernah puasa di bulan Rajab, dan dia melarangnya, kemudian berkata : “Tidak ada yang shohih dari Nabi Muhammad Shollallahu `alaihi wa Sallam satupun hadist mengenai keutamaan bulan Rajab.” Kemudian dia berkata : Dan demikian juga : “Tentang amalan amalan yang dikerjakan pada bulan ini : Seperti mengeluarkan Zakat di dalam bulan Rajab tidak di bulan lainnya.” Ini tidak ada ashol sama sekali.

Dan demikian juga, “dimana penduduk Makkah memperbanyak `Umrah di bulan ini tidak seperti bulan lainnya.” Ini tidak ada asal sama sekali sepanjang pengetahuan saya. Dia berkata : “Diantara yang diada adakan oleh orang yang `awwam ialah : “Berpuasa di awal kamis di bulan Rajab,” yang keseluruhannya ini adalah : Bid`ah.

Dan diantara yang mereka ada adakan juga di bulan Rajab dan Sya`ban ialah : “Mereka memperbanyak ketho`atan kepada Allah melebihi dari bulan bulan lainnya.”

Adapun yang diriwayatkan tentang : “Bahwa Allah Ta`ala memerintahkan Nabi Nuh `Alaihi wa Sallam untuk membuat kapalnya di bulan Rajab ini, serta diperintahkan kamu Mu`minin yang bersama dia untuk berpuasa di bulan ini.”
Ini Hadits Maudhu` (Palsu).

Diantara bid`ah bid`ah yang menyebar di bulan ini adalah :

Sholat Ar Raghaaib

Sholat Ar Raghaaib ini diamalkan disetiap awal jum`at di bulan Rajab.

Ketahuilah semoga Allah Tabaraka wa Ta`ala merahmatimu- bahwa mengagungkan hari ini, malam ini sesungguhnya diadakan ke dalam Din Islam ini setelah abad ke empat Hijriyah. (Lihat literatur berikut ini tentang bid`ahnya sholat Raghaib :

1. “Iqtida` As Shiratul Mustaqim” : hal.283. Dan “Tulisan Ilmiyah diantara dua orang Imam ; Al `Izz bin `Abdus Salam dan Ibnu As Sholah sekitar Sholat Raghaaib.”
2. “Al Ba`itsu `Ala Inkari Al Bida` wa Al Hawaadist” : hal. 39 dan seterusnya.
3. “Al Madkhal” oleh Ibnu Al Haaj : 1/293.
4. “As Sunan wal Mubtadi`aat” : hal. 140.
5. “Tabyiinul `Ujab bima warada fi Fadhli Rajab” : hal. 47.
6. “Fataawa An Nawawiy” : hal. 26.
7. “Majmu` Al Fataawa oleh Ibnu Taimiyah” : 2/2.
8. “Al Maudhuu`aat” : 2/124.
9. “Allaalaaiy Al mashnu`ah” : 2/57.
10. “Tanzihus Syari`ah” : 2/92.
11. “Al Mughni `anil Hifdzi wal Kitab” : hall. 297- serta bantahannya : Jannatul Murtaab.
12. “Safarus Sa`adah” : hal. 150.

Sepakat `Ulama tentang hadits-hadits yang diriwayatkan mengenai keutamaan bulan Rajab adalah palsu, sesungguhnya telah diterangkan oleh sekelompok Al Muhaditsin tentang palsunya hadits sholat Ar Raghaaib diantara mereka ialah : Al Haafidz Ibnu hajar, Adz Dzahabiy, Al `Iraaqiy, Ibnu Al Jauziy, Ibnu Taimiyah, An Nawawiy dan As Sayuthiy dan selain dari mereka. Kandungan dari hadits-hadits yang palsu itu ialah mengenai keutamaan berpuasa pada hari itu, mendirikan malamnya, dinamakan “sholat Ar Raghaaib,” para ahli Tahqiiq dikalangan ahli ilmu telah melarang mengkhususkan hari tersebut untuk berpuasa, atau mendirikan malamnya melaksanakan sholat dengan cara yang bid`ah ini, demikian juga pengagungan hari tersebut dengan cara membuat makanan makanan yang enak enak, mengishtiharkan bentuk bentuk yang indah indah dan selain yang demikian, dengan tujuan bahwa hari ini lebih utama dari hari hari yang lainnya.

Sholat Ummu Daawud dipertengahan bulan Rajab

Demikian juga hari terakhir dipertengahan bulan Rajab, dilaksanakan sholat yang dinamakan sholat “Ummu Daawud” ini juga tidak ada asholnya sama sekali. “Iqtidaus Shiraatul Mustaqim” : hal. 293.

Berkata Al Imam Al hafidz Abu Al Khatthaab : “Adapun sholat Ar Raghaaib, yang dituduh sebagai pemalsu hadits ini ialah : `Ali bin `Abdullah bin jahdham, dia memalsukan hadits ini dengan menampilkan rawi rawi yang tidak dikenal, tidak terdapat diseluruh kitab.” Pembahasan Abu Al Khatthaab ini terdapat dalam : “Al Baa`its `Ala Inkaril Bida` wal Ahadist” : hal. 40.

Abul Hasan : `Ali bin `Abdullah bin Al Hasan bin Jahdham, As Shufiy, pengarang kitab : “Bahjatul Asraar fit Tashauf”. Berkata Abul Fadhal bin Khairuun : Dia pendusta. Berkata selainnya : Dia dituduh sebagai pemalsu hadits sholat Ar Raghaaib. Lihat terjemahannya dalam : “Al `Ibir fi Khabar min Ghubar.” : (3/116), “Al Mizan” : (3/142), “Al Lisaan” : (4/238), “Maraatul Jinaan” (3/28), “Al Muntadzim” : (8/14), “Al `Aqduts Tsamiin” : (6/179).

Manusia, Agama dan Tuhan


Assalamu'alaikum wr wb



Kadang-kadang suka terpikir, bagaimana manusia tanpa agama dan
Tuhan. Disaat mereka membutuhkan pertolongan, mereka terus berharap
kepada manusia dan mahluk-mahluk lainnya. Disaat ada permasalahan dalam
hidupnya, dia selalu mencari penjelasan secara logika. Logika memang
punya peranan penting dalam kehidupan, tapi agama pun tidak kalah
pentingnya. Disaat tidak ada seorang pun yang bisa menerima airmatanya,
kepada siapa lagi airmata itu ditujukan.



Disaat seorang manusia
sudah mulai menuhankan ilmu pengetahuan, kebanyakan dari mereka akan
mulai sombong dan merasa bisa menyamai Tuhan atau bahkan menyangkal
adanya Tuhan. Padahal Albert Enstein seorang ilmuwan terkenal pernah
berkata "Science without religion is lame, religion without science is blind".



Mungkin
ada alasan tersendiri kenapa Enstein mengeluarkan pernyataan seperti
itu. Padahal bisa saja beliau dengan otak cemerlangnya itu mengatakan
dirinya setaraf dengan Tuhan. Tapi ternyata tidak begitu, karena dalam
setiap agama di dunia ini semuanya mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan
belum pernah ditemukan satu pun agama yang mengajarkan untuk sombong,
mencuri, memperkosa, membunuh dan hal jelek lainnya.Intinya nilai-nilai
kebaikan itu hanya ada pada agama, atau setidaknya mengadopsi dari
agama. Kalaupun ada mungkin itu adalah sekte.



Oleh sebab itu
dikatakan ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang, karena semakin
tinggi ilmu yang didapat, seseorang cenderung melakukan sesuatu yang
jelek. Contoh, seandainya anda menemukan alat yang bisa menghilangkan
diri anda, apakah anda menjamin bahwa anda ngga akan mencuri, mengintip
orang mandi dan lain-lainnya kalau tidak di imbangi dengan nilai-nilai
kebaikan dari agama ? Bahkan Enstein sendiri pernah menyesal kalau
ternyata salah satu hasil temuannya digunakan untuk saling membunuh.



Bagi
mereka yang menganut paham atheist, agama hanyalah dogma atau bahkan
seperti disebut oleh Karl Marx bahwa agama itu adalah candu masyarakat,
Nietszche pun mengkampanyekan slogan "Tuhan sudah mati". Memang,
pada awal abad kesembilanbelas, atheisme benar-benar telah menjadi
agenda. Kemajuan sains dan teknologi melahirkan semangat otonomi dan
independensi baru yang mendorong sebagian orang untuk mendeklarasikan
kebebasan dari Tuhan. Inilah abad ketika Ludwig Feurbach, Karl Marx,
Charles Darwin, Friedrich Nietzsche, dan Sigmund Freud menyusun
tafsiran filosofis dan ilmiah tentang realitas tanpa menyisakan tempat
buat Tuhan.



Tuhan pun seperti menjadi tokoh fiktif yang
membodohi pemikiran-pemikiran manusia dan membuat manusia menjadi
cengeng dan bergantung kepada sesuatu yang tidak nyata. Beberapa dari
mereka yang saya ajak berdiskusi tentang agama bahkan mengatakan "Agama ? wah gak ada waktu deh buat dongeng...". Dan sikap ini memang sudah diprediksikan di dalam surat Al Qalam ayat 15, "Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata "Ini adalah dongengan orang-orang dahulu kala".



Fenomena
atheist ini di abad keduapuluh semakin menjadi dengan adanya
konflik-konflik yang berbau agama. Dan mungkin, karena
peristiwa-peristiwa itu muncullah suatu pemikiran baru yang disebut
"liberalism" atau kalau di islam ada sebutan "islam liberal". Pemikiran
yang mencetuskan dimana semua agama adalah sama. Dimana dalam pemikiran
ini sangat lekat dengan unsur sikap toleransi beragama tanpa harus
melihat hukum-hukum dari masing-masing agama itu sendiri.



Contoh
kasus yang mungkin mendekati kebenaran tentang sebab-sebab seseorang
menjadi atheist adalah, ketika seseorang mendapatkan petunjuk untuk
memeluk suatu agama, pemikirannya terdistorsi oleh anggapan bahwa agama
tersebut adalah agama kaum teroris dll. Atau ada juga beberapa yang
mengaku ingin memeluk suatu agama tetapi merasa bimbang dan kurang
yakin dengan konsep ketuhanan yang ditawarkan oleh agama tersebut. Dalam
kasus inilah biasanya seseorang memutuskan untuk menjadi atheist, dan
masih banyak lagi contoh kasus yang lain.



Tapi biasanya ketika
seseorang mencapai akhir hidupnya, barulah mereka mengakui adanya
Tuhan. Kalau kita membaca biografi Hitler, apa yg dia ucapkan sewaktu
menjelang kematiannya ? nafas-nafas terakhir beliau mengucapkan kata "Oh my God" dan nama "Eva Braun".



Kruschev
yang atheist, saat Sovyet pertama kali berhasil meluncurkan pesawat
ruang angkasa jauh sebelum apollo Amerika ada, dengan angkuhnya beliau
berkata "Sudah kami jelajahi ruang angkasa, tak satu Tuhan pun kami temukan". Ironisnya menjelang sakratul maut beliau mengucapkan "Oh My God".



Begitu
juga ketika semua persoalan tidak bisa lagi dijawab dengan logika dan
ilmu pengetahuan, maka pemikiran itu beralih ke Tuhan seperti tokoh
besar filsuf atheist Antony Flew yang akhirnya berpaling kepada Tuhan dan mengeluarkan pernyataan "Karena
orang-orang sudah pasti terpengaruh oleh saya, saya ingin berusaha dan
memperbaiki kerusakan besar yang mungkin telah saya lakukan."




Tapi
mereka yang tidak mengakui adanya Tuhan dan agama sebenarnya hanyalah
cover dari proses pencarian mereka akan Tuhan dan agama yang paling
benar dimana mereka nantinya akan berlabuh dari pengembaraan yang
panjang. Hal ini yang tersirat dari seorang atheist yang iseng-iseng
saya interview.Ketika saya tanya, "Will you ever convert from Atheism ?" Lalu jawabnya :



"When
I find The One. A religion that I could totally identify and feel
comfortable with. One that would give me a peace of mind instead of a
hunger of power and dominance, or serenity instead of constant fear.
It’s actually been a life long search for me. I guess you could say
that I’m still waiting for that little voice in my heart telling me to
go home....."






"Wa aniibuu ilaa rabbikum wa aslimuu lahuu min qabli ay ya'tiyakumul 'adzaa-bu tsumma laa tunsharuun"


(Dan
kembalilah kamu kepada Rabb mu, dan berserah dirilah kepadaNya sebelum
datang kepadamu azab, kemudian kamu tidak dapat ditolong)

[QS:Az Zumar 54]





Wassalamu'alaikum wr wb











Wednesday, August 3, 2005

Diskusi Panel Pluralisme Agama, Liberalisme dan Sekularisme

Rating:★★★★★
Category:Other
UNDANGAN DISKUSI PANEL
Tentang
PLURALISME AGAMA, LIBERALISME, DAN SEKULARISME

Fatwa MUI tentang haramnya paham Pluralisme Agama,Liberalisme, dan Sekularisme, telah memicu reaksi hebat di kalangan kaum liberal-sekular. "MUI tolol," kata Ulil Abshar Abdalla (lihat disini mengenai pernyataan Ulil). Mengapa mereka protes dan belingsatan? Apa ada tekanan dan ancaman dari donatur asing? Apa sebenarnya hakikat paham ini? Apa bahayanya bagi Islam dan umat Islam? Bagaimana MUI menyikapi hujatan dan gempuran dari kekuatan liberal? Dan sebagainya...

Jawabannya, ikuti diskusi panel yang akan diselenggarakan, pada:

Hari/Tanggal : Ahad/7 Agustus 2005
Waktu : Pukul 12:00 - 15:00 WIB
Tempat : Menara Dakwah, Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia (DDII), Jalan Kramat Raya 45,
Jakpus.

Pembicara :
1. K.H.A. Khalil Ridwan (Ketua MUI)
2. Dr. Ugi Suharto (Direktur Eksekutif Institute for
The Study of Islamic Thought and Civilization
(INSISTS)/Dosen Universitas Islam Internasional
Malaysia).
3. Adian Husaini, MA (Penulis buku "Wajah Peradaban
Barat: dari Hegemoni Gereja ke Dominasi
Sekular-Liberal").

Penyelenggara: Kerjasama DDII, INSISTS, Penerbit Gema Insani Press dan Khairul Bayan Press.

Ahlan wa Sahlan, ditunggu kehadirannya!
Konfirm :
Abdul Hakim (7708891-93, 70834116, 08161379934)
Nuim (7708891-93, 0818910905)

Diskusi Panel Pluralisme Agama, Liberalisme dan Sekularisme

Start:     Aug 7, '05
Location:     Menara Dakwah, Dewan Dakwah
UNDANGAN DISKUSI PANEL
Tentang
PLURALISME AGAMA, LIBERALISME, DAN SEKULARISME

Fatwa MUI tentang haramnya paham Pluralisme Agama,Liberalisme, dan Sekularisme, telah memicu reaksi hebat di kalangan kaum liberal-sekular. "MUI tolol," kata Ulil Abshar Abdalla. Mengapa mereka protes dan belingsatan? Apa ada tekanan dan ancaman dari donatur asing? Apa sebenarnya hakikat paham ini? Apa bahayanya bagi Islam dan umat Islam? Bagaimana MUI menyikapi hujatan dan gempuran dari kekuatan liberal? Dan sebagainya...

Jawabannya, ikuti diskusi panel yang akan diselenggarakan, pada:

Hari/Tanggal : Ahad/7 Agustus 2005
Waktu : Pukul 12:00 - 15:00 WIB
Tempat : Menara Dakwah, Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia (DDII), Jalan Kramat Raya 45,
Jakpus.

Pembicara :
1. K.H.A. Khalil Ridwan (Ketua MUI)
2. Dr. Ugi Suharto (Direktur Eksekutif Institute for
The Study of Islamic Thought and Civilization
(INSISTS)/Dosen Universitas Islam Internasional
Malaysia).
3. Adian Husaini, MA (Penulis buku "Wajah Peradaban
Barat: dari Hegemoni Gereja ke Dominasi
Sekular-Liberal").

Penyelenggara: Kerjasama DDII, INSISTS, Penerbit Gema Insani Press dan Khairul Bayan Press.

Ahlan wa Sahlan, ditunggu kehadirannya!
Konfirm :
Abdul Hakim (7708891-93, 70834116, 08161379934)
Nuim (7708891-93, 0818910905)

Dalam kesendirian


Dalam kesendirianku,
kadang ku merenung
dan menangis

Dalam kesendirianku,
kadang ku juga merasa hina
hidup di dunia yang fana
yang ternyata hanya sementara

Dalam kesendirianku,
kadang ku berfikir
bahwa ku tak sendiri.
Masih ada Raqib di kanan
dan Atid di kiri

Kadang aku pun terlupa
bahwa mereka selalu ada
dan menyertai
kemanapun ku melangkahkan kaki

Cukup buat ku yakin
aku tak pernah benar-benar sendiri


[Yemenia Airways, 19 Juli 2005]

Tentang Munculnya Hadits Palsu

Rating:★★★★★
Category:Other

Assalamu'alaikum wr wb


Pengertiannya:
Kedustaan yang dibuat-buat kemudian disandarkan kepada Rasulullah. Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam telah mengisyaratkan bahwa akan ada nanti orang-orang yang membuat hadits palsu dengan sabdanya:

"Akan datang di akhir zaman nanti para dajjal dan pendusta, mereka mendatangimu dengan hadits-hadits yang belum pernah kamu dengar juga belum pernah di dengar oleh bapak-bapak kamu, maka berhati-hatilah kamu dari mereka, jangan sampai mereka menyesatkan kamu dan menimbulkan fitnah terhadapmu." (HR Muslim)

Derajatnya dalam ilmu Mushthalah Hadits adalah termasuk kedalam bagian dari hadits dhaif bahkan pada derajat yang paling rendah.

Hukum meriwayatkannya: Para ulama bersepakat bahwa tidak halal bagi seseorang untuk meriwayatkan suatu hadits dalam makna apapun yang telah diketahui kepalsuannya keculai disertai dengan penjelasan tentang kedustaanya dengan tujuan untuk memperingatkan orang-orang awam yang tidak mengetahui agar tidak tertipu dengan hadits tersebut. Karena Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam bersabda:

"Barangsiapa menyampaikan suatu perkataan dariku yang telah diketahui bahwa itu adalah kedustaan yang dibuat-buat, maka ia termasuk salah seorang pendusta." (HR. Muslim)

Cara-cara yang digunakan oleh pembuat hadits palsu:

  • Dengan membuat kalimat sendiri, kemudian disusun sebuah sanad (mata rantai perawi hadits) lalu diriwayatkan kepada orang lain.
  • Atau dengan mengambil kata-kata ahli hikmah atau nasehat, kemudian dibuat rantai sanadnya.
Cara mengetahui hadits maudu':
  • Pengakuan dari si pemalsu itu sendiri, Seperti:
    * Pengakuan Abi Ishmah Nuh bin Abi Maryam bahwa ia telah memalsu hadits tentang fadail Al Qur'an surat demi surat.
    * Abdul Karim bin Abil-'Auja'. Dia dibunuh oleh Muhammad bin Sulaiman Al-Abbasy, seorang Amir di negeri Basrah. Sebelum dibunuh ia berkata: "Aku telah membuat empat ratus ribu hadits palsu, aku halalkan yang haram dan aku haramkan yang halal."

  • Senada dengan pengakuannya
    Seperti seseorang yang meriwayatkan suatu hadits dari seorang syaikh, namun ketika ia ditanya tahun kelahirannya, ternyata ia lahir setelah wafatnya syaikh tersebut, dan tidak pernah didengar hadits itu kecuali dari dirinya. Ini sudah menunjukkan pengakuan kedustaannya.

    Contoh: Al-Makmun bin Ahmad Al-Harawy mengaku telah mendengar hadits dari Hisyam bin Ammar. Ketika Al-Khatib Ibnu Hibban bertanya kepada Al-Makmun "Kapan engkau masuk Syam (Negeri tempat tinggal Hisyam)?" Ia menjawab, "Tahun 250 H". Ibnu Hibban berkata, "Hisyam yang kamu riwayatkan tadi wafat tahun 245 H". Al-Makmun menjawab untuk berkelit, "Ini Hisyam bin Amar lainya."

  • Tanda-tanda pada si perawi Hadits
    Seperti seorang syiah rafidhah meriwayatkan hadits tentang keutamaan-keutamaan shahabat Ali bin Abi Thalib dan Ahlul bait; atau seseorang yang bertaqlid kepada mahzab tertentu kemudian membuat hadits palsu untuk merendahkan mahzab-mahzab lainya. Seperti kisah Al-Makmun bin Ahmad Al-Harawy. Ketika disampaikan kepadanya tentang Imam Syafi'i yang banyak pengikut di Khurasan. Begitu ia mendengar itu ia langsung menyusun sanad sendiri, lalu membuat hadits palsu berbunyi: "Akan datang nanti di antara umatku seorang yang bernama Muhammad bin Idris (yaitu Syafi'i), dia lebih berbahaya bagi umatku daripada Iblis. Akan datang nanti di antara umatku seorang yang bernama Abu Hanifah, dia adalah pelita bagi umatku."

  • Tanda-tanda yang terdapat pada riwayatnya
    Seperti lafal hadits yang rancu; mengandung makna yang rusak, keji dan jelek; atau bertentangan dengan dalil-dalil Al Qur'an, Sunnah dan Ijma': atau tidak bisa diterima oleh akal yang sehat (akal yang tidak menyimpang dari sunnah), dan kenyataan yang ada; atau melampaui batas dalam menentapkan ancaman Allah terhadap perkara kecil, dan melampaui batas dalam menetapkan janji Allah terhadap perkara yang sepele.
    Seperti: Abdurrahman bin Zaid bin Aslam meriwayatkan hadits "Sesungguhnya perahu Nabi Nuh tawaf di Ka'bah tujuh kali, kemudian shalat di maqam Ibrahim."
Dorongan para pemalsu hadits
    Untuk mendekatkan diri kepada Allah
    Mereka memalsu hadits dengan tujuan menyemangati manusia untuk berbuat baik, atau memperingatkan mereka agar tidak berbuat kemung-karan. Mereka kebanyakan adalah kaum yang mendakwakan dirinya orang-orang zuhud ataupun orang-orang sufy. Karena perbuatan mereka itulah banyak tersebar bid'ah dan khurafat dalam Islam. Mereka menganggap baik perbuatan itu. Padahal, mereka telah menipu dan menyesatkan manusia dari jalan kebenaran. Mereka itu adalah sejelek-jelek pemalsu hadits. Contohnya adalah Maisarah bin Abdi Rabbihi, ketika ia ditanya oleh Ibnu Mahdy, "Dari mana kamu dapatkan hadits "Barang-siapa yang membaca ini maka akan begini?" Ia menjawab. "Aku memalsu-kannya untuk menyemangati manusia."

    Diantara meraka adalah suatu kelompok ahlul bid'ah yagn disebut Karramiyah, mereka membolehkan membuat hadits palsu hanya untuk tujuan menyemangati manusia berbuat baik, atau memperingatkan mereka agar tidak berbuat kemungkaran.

    Bahkan sebagian dari kaum Karamiyyah ada yang berkata: "Kami tidak berdusta atas nama Rasulullah, tapi kami berdusta untuk kepentingan Rasulullah". Ini pada hakikatnya adalah perkataan orang-orang dungu. Apakah mereka lupa atau pura-pura lupa bahwa agama Islam ini telah disempurnakan, tidak membutuhkan tambahan dan pengurangan. Dan Rasullah tidak butuh penetapan syariat yang bersandar pada kedustaan.

  • Membela mahzab atau kelompoknya
    Terlebih lagi mazhab kelompok yang condong pada masalah politik setelah meletus fitnah ditengah-tengah ummat dan bermunculan kelompok-kelompok yang dilatarbelakangi kepentingan politik seperti syiah atau khawarij. Mereka adalah kelompok yang hanya bersandarkan atas hawa nafsu dan pemikiran semata, tidak memiliki pijakan atas Sunnah. Maka masing-masing membuat hadits palsu dengan tujuan untuk memperkokoh mazhab mereka. Seprti hadits "Ali adalah sebaik-baik manusia, barang siapa ragu maka ia talah kafir"

  • Mencela Islam
    Mereka adalah kaum zindiq, yang menampakkan keislaman namun mereka pada hakikatnya adalah kafir. Mereka tidak mampu untuk menghan-curkan Islam secara terang-terangan, maka mereka masuk melalui cara ini. Dengan membuat-buat hadits yang berisi celaan dan kejelekan tantang Islam, kemudian memasukkan keraguan kaum muslimin terhadap Agama Islam. Contohnya adalah Muhammad bin Sa'id Asy-Syamy yang meriwayatkan hadits "Aku adalah penghujung para Nabi, tiada lagi nabi sesudahku keculai kalau Allah menghendaki." Ia telah menambah kalimat "kecuali kalau Allah menghen-daki" ke dalam hadits yang sahih. Ia termasuk golongan para zindiq yang kemudian dibunuh dan disalib.

  • Mencari perhatian penguasa
    Banyak dilakukan oleh ulama-ulama su' (jelek perangainya), mereka ingin mendekatkan diri kepada penguasa dengan cara membuat-buat hadits yang disesuaikan dengan keadaan para penguasa walaupun dalam penyimpangan yang dilakukan oleh penguasa tersebut. Seperti kisah Ghiyats bin Ibrahim An-Nakha'i Al-Kufy dengan Amirul mukmin Al-Mahdy. Ketika ia bertemu dengan Al-Mahdy yang sedang bermain burung, ia membawakan sebuah hadits "Tiada permainan yang bermanfaat kecuali dalam berpedang, lari dan pacuan kuda" Ini adalah hadits shahih, tapi ia menambahkan setelahnya dengan kalimat "dan bermain burung" karena ingin mendapatkan perhatian dari Al-Mahdy. Tapi kemudian Al Mahdy mengetahui kedustaannya dan menyuruh untuk menyembelih burung tersebut.

  • Mencari penghasilan
    Seperti perbuatan tukang cerita yang mencari uang dengan cara menyempaikan hadits kepada manusia. Mereka terkadang membuat cerita-cerita yang aneh dan menakjubkan yang bisa membuat orang tercengang dan tertarik untuk mendengarkannya kemudian mereka mendapatkan uang dari orang yang mendengarkan cerita itu.

  • Ingin Terkenal
    Dengan cara membawakan hadits yang terdengar asing/aneh dan tidak pernah didapatkan dari seorang ulama haditspun. Baik dengan cara membolak-balik sanad sehingga menjadi asing dan orang-orang ingin mendegarkannya.

    Alhamdulillah, begitu besar Rahmat Allah kepada hamba-Nya Allah memunculkan di muka Bumi ini para ulama pewaris Nabi yang berjuang dengan lisan, tangan, dan pena. Mereka menghapuskan penyimpangan yang dilakukan oleh orang-orang yang sesat, penafsiran orang-orang yang bodoh, dan penyelewengan orang yang extrim.

    Merekalah para ahlul hadits yang rela menghabiskan waktu untuk mencari hadits dan mengoreksi kesahihannya. Mereka tidak segan-segan untuk melakukan perjalanan yang panjang walaupun hanya untuk mendapatkan satu hadits. Kepada merekalah kita bertanya, kitab-kitab merekalah yang harus kita pelajari karena mereka memang ahli dalam ilmu hadits. Agar kita memiliki ilmu sebelum mengungkapkan sebuah hadits sehingga tidak terjerumus kedalam ancaman bagi orang-orang yang berdusta atas nama Rasulullah. Karena tidak kita pungkiri lagi bahwa sudah banyak tersebar hadits palsu di mata masyara-kat kita, contoh yang paling populer adalah: "Perselisihan umatku adalah rahmat"
( Muhammad Yasir)

Maraji': 1. Ba'itsul Hatsits, Syarh Ahmad Muhammad Syakir.2 Taisirul Mushthalah, Dr. Mahmud Ath-Thahhan. (Alsofwah.or.id)


Wassalamu'alaikum wr wb


Bahaya Hadits Dhaif (Lemah) dan Maudhu (Palsu)

Rating:★★★★
Category:Other
Assalamu'alaikum wr wb

Di antara bencana besar yang menimpa kaum Muslimin sejak periode-periode pertama adalah tersebar luasnya hadits-hadits Dhaif (lemah) dan Maudhu’ (palsu) di tengah mereka. Tidak ada seorang pun yang dikecualikan di sini sekalipun mereka adalah kalangan para ulama mereka kecuali beberapa gelintir orang yang dikehendaki Allah, di antaranya para imam hadits dan Nuqqaad (Para Kritikus hadits) seperti Imam al-Bukhary, Ahmad, Ibn Ma’in, Abu Hatim ar-Razy dan ulama lainnya.

Penyebaran yang secara meluas tersebut mengakibatkan banyak dampak negatif, di antaranya ada yang terkait dengan masalah-masalah aqidah yang bersifat ghaib dan di antaranya pula ada yang berupa perkara-perkara Tasyri’ (Syari’at).

Adalah hikmah Allah Ta’ala Yang Maha Mengetahui, bahwa Dia tidak membiarkan hadits-hadits yang dibuat-buat oleh orang-orang yang benci terhadap agama ini untuk tujuan-tujuan tertentu menjalar ke tubuh kaum Muslimin tanpa mengutus orang yang akan menyingkap kedok yang menutupi hakikatnya dan menjelaskan kepada manusia permasalahannya. Mereka itulah para ulama Ahli hadits dan pembawa panji-panji sunnah Nabawiyyah yang didoakan Rasullah dalam sabdanya, “Semoga Allah mencerahkan (menganugerahi nikmat) seseorang yang mendengarkan perkataanku lalu menangkap (mencernanya), menghafal dan menyampaikannya. Betapa banyak orang yang membawa ilmu tetapi tidak lebih faqih (untuk dapat menghafal dan menyampaikannya) dari orang yang dia sampaikan kepadanya/pendengarya (karena ia mampu menggali dalil sehingga lebih faqih darinya).” (HR.Abu Daud dan at-Turmudzy yang menilainya shahih).

Para imam tersebut –semoga Allah mengganjar kebaikan kepada mereka dari kaum Muslimin- telah menjelaskan kondisi kebanyakan hadits-hadits tersebut dari sisi keshahihan, kelemahan atau pun kepalsuannya dan telah membuat dasar-dasar yang kokoh dan kaidah-kaidah yang mantap di mana siapa saja yang menekuni dan mempelajarinya secara mendalam untuk mengetahuinya, maka dia akan dapat mengetahui kualitas dari hadits apa pun meski mereka (para imam tersebut) belum memberikan penilaian atasnya secara tertulis. Itulah yang disebut dengan ilmu Ushul Hadits atau yang lebih dikenal dengan ilmu Mushthalah Hadits.

Para ulama generasi terakhir (al-Muta`akkhirin) telah mengarang beberapa buku yang khusus untuk mencari hadits-hadits dan menjelaskan kondisinya, di antaranya yang paling masyhur dan luas bahasannya adalah kitab al-Maqaashid al-Hasanah Fii Bayaan Katsiir Min al-Ahaadiits al-Musytahirah ‘Ala al-Alsinah karya al-Hafizh as-Sakhawy. Demikian juga buku semisalnya seperti buku-buku Takhriijaat (untuk mengeluarkan jaluar hadits dan kualitasnya) yang menjelaskan kondisi hadits-hadits yang terdapat di dalam buku-buku pengarang yang buku berasal dari Ahli Hadits (Ulama hadits) dan buku-buku yang berisi hadits-hadits yang tidak ada asalnya seperti buku Nashb ar-Raayah Li Ahaadiits al-Bidaayah karya al-Hafizh az-Zaila’iy, al-Mugny ‘An Haml al-Asfaar Fii al-Asfaar Fii Takhriij Maa Fii Ihyaa` Min al-Akhbaar karya al-Hafizh al-‘Iraqy, at-Talkhiish al-Habiir Fii Takhriij Ahaadiits ar-Raafi’iy al-Kabiir karya al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalany, Takhriij Ahaadiits al-Kasysyaaf karya Ibn Hajar juga dan Takhriij Ahaadiits asy-Syifaa` karya Imam as-Suyuthy, semua buku tersebut sudah dicetak dan diterbitkan.

Sekalipun para imam tersebut –semoga Allah mengganjar kebaikan kepada mereka- telah melanggengkan jalan kepada generasi setelah mereka, baik buat kalangan para ulama maupun para penuntut ilmu hingga mereka mengetahui kualitas setiap hadits melalui buku-buku tersebut dan semisalnya, akan tetapi –sangat disayangkan sekali- kami melihat mereka malah telah berpaling dari membaca buku-buku tersebut. Maka karenanya, mereka pun buta terhadap kondisi hadits-hadits yang telah mereka hafal dari para guru mereka atau yang mereka baca pada sebagian buku yang tidak interes terhadap hadits yang shahih dan valid. Karena itu pula, kita hampir tidak pernah mendengarkan suatu wejangan dari sebagian Mursyid (penyuluh), ceramah dari salah seorang ustadz atau khuthbah seorang khathib melainkan kita dapati di dalamnya sesuatu dari hadits-hadits Dla’if dan Mawdlu’ tersebut, dan ini amat berbahaya di mana karenanya dikhawatirkan mereka semua akan terkena ancaman sabda beliau SAW., yang berbunyi, “Barangsiapa yang telah berdusta terhadapku secara sengaja, maka hendaklah dia mempersiapkan tempat duduknya di api neraka.” (Hadits Shahih Mutawatir)

Walau pun secara langsung mereka tidak menyengaja berdusta, namun sebagai imbasnya mereka tetap berdosa karena telah menukil (meriwayatkan) hadits-hadits yang semuanya mereka periksa padahal mengetahi secara pasti bahwa di dalamnya terdapat hadits yang Dla’if atau pun hadits dusta. Mengenai hal ini, terdapat isyarat dari makna hadits Rasulullah yang berbunyi, “Cukuplah seseorang itu berdusta manakala ia menceritakan semua apa yang didengarnya (tanpa disaring lagi-red.,).” (HR.Muslim) dan hadits lainnya dari riwayat Abu Hurairah.

Kemudian dari itu, telah diriwayatkan bahwa Imam Malik pernah berkata, “Ketahuilah bahwa tidaklah selamat seorang yang menceritakan semua apa yang didengarnya dan selamanya, ia bukan imam bilamana menceritakan semua apa yang didengarnya.”

Imam Ibn Hibban berkata di dalam kitab Shahihnya, “Pasal: Mengenai dipastikannya masuk neraka, orang yang menisbatkan sesuatu kepada al-Mushthafa, Rasulullah SAW., padahal ia tidak mengetahui keshahihannya,” setelah itu, beliau mengetengahkan hadits Abu Hurairah dengan sanadnya secara marfu’, “Barangsiapa yang berkata dengan mengatasnamakanku padahal aku tidak pernah mengatakannya, maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka.” Kualitas sanad hadits ini Hasan dan makna asalnya terdapat di dalam kitab ash-Shahiihain dan kitab lainnya.

Selanjutnya, Ibn Hibban berkata, “Pembahasan mengenai hadits yang menunjukkan keshahihan hadits-hadits yang kami isyaratkan pada bab terdahulu,” kemudian beliau mengetengahkan hadits dari Samurah bin Jundub dengan sanadnya, dia berkata, Rasulullah SAW., bersabda, “Barangsiapa yang membicarakan suatu pembicaraan mengenaiku (membacakan satu hadits mengenaiku) di mana ia terlihat berdusta, maka ia adalah salah seorang dari para pendusta.” (Kualitas hadits ini Shahih, dikeluarkan oleh Imam Muslim di dalam mukaddimahnya dari hadits Samurah dan al-Mughirah bin Syu’bah secara bersama-sama). Ibn Hibban berkata, “Ini adalah hadits yang masyhur.” Kemudian dia melanjutkan, “Pembahasan mengenai hadits kedua yang menunjukkan keshahihan pendapat kami,” lalu dia mengetengahkan hadits Abu Hurairah yang pertama di atas.

Dari apa yang telah kami sampaikan di atas, jelaslah bagi kita bahwa tidak boleh menyebarkan hadits-hadits dan meriwayatkannya tanpa terlebih dahulu melakukan Tatsabbut (cek-ricek) mengenai keshahihannya sebab orang yang melakukan hal itu, maka cukuplah itu sebagai kedustaan terhadap Rasulullah yang bersabda, “Sesungguhnya berdusta terhadapku bukanlah berdusta terhadap salah seorang diantara kamu; barangsiapa yang berdusta terhadapku secara sengaja, maka hendaklah dia mempersiapkan tempat duduknya di api neraka.” (HR.Muslim dan selainnya), wallahu a’lam.


(SUMBER: Mukaddimah Syaikh al-Albany di dalam bukunya Silsilah al-Ahaadiits adl-Dla’iifah Wa al-Mawdluu’ah Wa Atsaruha as-Sayyi` Fi al-Ummah, jld.I, h.47-51 dengan sedikit perubahan dan pengurangan)


Wassalamu'alaikum wr wb