Sejenak ku terhenti,
Termenung di sini,
Sebuah laluan yang digelar kehidupan,
Yang penuh dengan dugaan kepada setiap insan...
Sepanjang aku berjalan, di titian kehidupan,
Aku tersandung, tersungkur, terjatuh,
Namun aku bangkit semula,
dan perjalananan kuteruskan...
Meneruskan kehidupan,
Aku terus berjalan, setapak demi setapak,
Menahan gejolak dihati,
Kadang menangis sendiri....
Kesedihan, Kepahitan, Kemanisan, Kepayahan,
Segalanya ku telan, menjadikan suatu azimat,
Masa lalu ku simpan di dalam sebuah peti di qalbu,
Dan ku jadikan mutiara yang kunamakan pengalaman...
Hanya kepadaNya aku luapkan perasaan,
Hanya padaNya tempat aku mengadu nasib,
Aku hanya seorang musafir,
Yang menumpang di muka bumi ini...
Senantiasa aku berdoa,
Janganlah aku hanyut,
Digelombang arus,
zaman yang penuh dengan kemungkaran...
Di mana saja ku lihat,
Anak muda semakin khayal,
Khayal dengan hembusan taufan,
Taufan berasaskan Kebaratan...
Kan kuteruskan hidupku ini
Perjuangan kan kuhadapi,
Untuk menegakkan yang Haq,
menguatkan Iman,
meruntuhkan yang bathil...
Aku seorang musafir,
yang tak berteman,
Tiada berharta, tiada perhiasan,
Yang ada hanya setitik nyawa,
pinjaman dari Tuhan...
[Jakarta, 20 November 2004]
mungkin kalau bertemu sesama 'musafir' yang lain bisa dijadikan teman perjalanan, bahu membahu dalam perjalanan menujuNya...?
ReplyDeletemaknanya dalam bgt
ReplyDeletekayanya bermanfaat bgt buat anak jaman sekarang nih....
akhir2 ini memang sering ketemu kok, but sometimes they just come and go like the wind....kok kata-katanya jadi kaya film gone with wind ya? hehe
ReplyDeletemari kutemani.... ^_^
ReplyDeleteheheh tapi maaf bukan bermaksud menggurui, hanya sedikit berbagi
ReplyDeleteAmin Amiiin ! ^_^
ReplyDeletesometimes you must open up your hand to catch the wind...
ReplyDeleteYap, always doing it i hope, thank you :)
ReplyDeleteduh musafir nan baik hati
ReplyDeletedi sana tlah menanti sang pujaan hati
tempat bercanda dan berbagi
membahu mengabdi pada Rabbul Izzati
Terciptalah Abdi
ReplyDeleteseorang teman pencerah hati
Tapi apalah hidup ini
tanpa iman pada Al Muhyi*
*Al Muhyi (99 Nama Allah) : Yang Maha Kuasa Menghidupkan segala sesuatu yang sudah mati. Ia memberi hayat kepada segala Makhluk hidup
Nuhun kang puisi balesan na, meni pas pisan hehe
Meniti kehidupan seperti sebuah jaring laba2, indah dirajut, tapi mudah hancur, jaringnya bisa melindungi tapi juga bisa menjadi menjerat sendiri....
ReplyDeletesubhanallah bagus, semoga doa dalam puisi ini dikabulkan...amiin
Kang :)
ReplyDeletegetar puisimu sampai disini.....
Smoga kita semua tetap istiqomah dalam kerendahan hati.....
*Smoga perjalanan ke Tanah Suci berkah untuk semua*
-dari sahabatmu yg angin2an-
Everyone need A shoulder to cry on
ReplyDeleteInsyaAllah dia akan kau temukan dalam kesendirianmu di perjalanan hidup..amiiin
Kalau menumpang hanya singgah sebentar, sementara
ReplyDeletesetelah itu kembali ke asal..ke kampung akhirat ya abadi..semoga kita bawa 'bekal' untuk tempat yang abadi
Btw, musafir jg perlu seorg teman pak indra, walo teman itu datang dan pergi..itulah resiko hidup,
ReplyDeleteAkan ada bnyk pelajaran yg bs diambil dr pertemanan dgn manusia, dgn lingkungan sekitar, dgn alam, bahkan berteman dengan jalanan, sebuah sekolah kehidupan yang didalamnya tdk selalu manis, bahkan banyak tangis tapi justru kepahitan yg membuat kita jd tegar jika dilandasi iman, Insya Allah…
*Ya Rabb, jangan cabut nikmat iman ini setelah Kau beri petunjuk…,amin*
eh....aku temanmu lo....don't worry....hihihihi...
ReplyDeleteAmin, mudah-mudahan kita semua bisa punya bekal yang cukup untuk disana
ReplyDeletecocok, been there done that hehe
ReplyDeleteWah thank you lho jeng ! heheh
ReplyDelete