Monday, July 4, 2005

Menangis karena Dosa

Rating:★★★★★
Category:Other
Oleh : Muhammad Irfan Helmy


Dikisahkan, suatu hari Sufyan al-Tsauri terlihat menangis dan cemas. Melihat hal itu, salah seorang sahabatnya berkata, ''Tetaplah engkau berharap kepada Allah. Sesungguhnya ampunan Allah lebih besar daripada dosa-dosamu.'' Lalu, Sufyan al-Tsauri menjawab, ''Tidak bolehkah aku menangisi dosa-dosaku? Jika saja aku telah mengetahui bahwa aku akan mati dalam keadaan tetap mengesakan Allah, maka aku tidak akan peduli dengan dosa-dosaku yang sebesar gunung-gunung itu.''

Menangis karena dosa adalah pengalaman yang mungkin saja jarang dialami setiap orang. Tidak setiap orang bisa menangis ketika mengingat dosanya. Bahkan, boleh jadi ada orang yang tidak pernah menangis karena tidak pernah mengingat dosanya. Ini karena secara naluriah manusia lebih cenderung berusaha membuat dirinya tertawa daripada menangis. Meski demikian, menangis karena dosa sebaiknya menjadi pengalaman setiap orang walaupun kadang sulit dilaksanakan.

Sedemikian tingginya nilai orang yang bisa menangis karena mengingat dosanya, sampai-sampai Rasulullah SAW menjaminnya sebagai salah satu dari tujuh kelompok orang yang akan mendapat lindungan Allah SWT di Hari Akhir kelak. Yaitu, hari di mana tidak ada lindungan kecuali lindungan Allah SWT. (HR Bukhari Muslim)

Orang yang menangis karena mengingat dosanya berarti ia mengakui kekhilafannya sebagai hamba Allah SWT. Ia akan merasa dirinya selalu kurang dalam beramal saleh. Perasaan seperti ini jelas akan membawa kepada sikap positif, yaitu dorongan untuk terus-menerus memperbanyak amal saleh dan meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat. Sebaliknya, perasaan puas terhadap amal saleh yang diperbuat justru akan mematikan semangat untuk beramal saleh lebih banyak lagi. Pendek kata, mengingat dosa lebih baik daripada menghitung-hitung amal saleh.

Menangis karena dosa diawali oleh kesadaran bahwa Allah SWT mengetahui semua perbuatan manusia baik yang positif maupun negatif. Allah SWT akan membalas setiap dosa yang diperbuat manusia. Siksa yang kekal di neraka akan dirasakan oleh orang yang berlumuran dosa dan tidak pernah bertobat dari dosa-dosanya. Allah SWT berfirman, ''Katakanlah (hai Muhammad), api neraka itu lebih dahsyat panasnya jikalau mereka mengetahui. Maka, hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak-banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.'' (QS Al-Taubah: 81-82)

Bagi seorang mukmin, keyakinan bahwa kehidupan akhirat adalah kehidupan yang kekal dan abadi mestinya menjadi pendorong untuk mengingat dosa yang pernah diperbuat dan menggantinya dengan amal saleh. Menangislah di dunia karena dosa-dosa, niscaya di akhirat nanti termasuk kelompok orang yang wajahnya berseri-seri. Dan, kita berlindung kepada Allah SWT dari nasib orang yang ketika di dunia tertawa ria dengan dosanya sementara di akhirat nanti menangis memohon ampun atas dosanya.


Wallahu a'lam.

7 comments:

  1. dulu saya sering nangis, mengakui kekhilafan saya tapi kemudian saya khilaf lagi kemudian menangis lagi khilaf lagi menangis lagi dan akhirnya saya berusaha untuk tidak khilaf lagi tetapi kemudian saya berhenti menangis, saya seakan tak bisa nangis lagi, saya ingin selalu bisa terus menangis dan terus menangis, tapi bagaimana caranya.....?

    ReplyDelete
  2. trimakasih untuk renungan yang sangat berguna ini..

    ReplyDelete
  3. jazakallah khairan katsiran akh.. at least mengingatkan diri ini yang sering alpa dengan dosa-dosa... :(

    ReplyDelete
  4. Tangisan ngga selamanya membuat orang lebih baik, hanya niat yang baiklah yang bisa buat orang itu menjadi lebih baik. Intinya, berapa banyak pun kita menangis kalau ngga di barengi dengan niat dan tindakan utk memperbaiki diri, it would be tears of useless. "Worrying is like a rocking chair, it gives you something to do, but it doesn't get you anywhere." :)

    ReplyDelete
  5. Jazakallahu Mas Indra, sudah diingatkan.

    ReplyDelete