Tetap ramai pengunjung jam berapa pun
Sepenggal Kisah dari Tanah Makkah
Alhamdulillah perjalanan umrah kemarin berjalan dengan lancar. Perjalanan dimulai dari bandara Soekarno Hatta dengan jam keberangkatan pukul 18:00 menuju Jeddah sebelumnya transit dulu di Malaysia dan Yaman. Perjalanan itu ditempuh selama sekitar 12 jam. Waktu ini sebenernya kelamaan. Karena kita transit di tempat yang berbeda dengan waktu yang ngga sebentar juga.
Sampai di Jeddah waktu menunjukan pukul 07:00 dan langsung menuju hotel al Hijaz di Makkah. Berhubung perjalanan yang kita tempuh cukup lama, akhirnya hari itu tidak ada kegiatan kemana-mana kecuali sholat di hotel. Jadi hari pertama disana kita belulm di izinkan untuk sholat di Masjidil Haram karena takut tercecer.
Setelah Isya, kita serombongan mulai bersiap-siap untuk umroh tawaf dan sa’i. Ihram sudah kita pakai di atas pesawat sejak di Yaman, jadi miqotnya kita lewati dari atas pesawat. Selepas isya jam 22:00 di kamar masing-masing barulah kita mulai berjalan beriringan ke arah Masjidil Haram sambil dalam hati ini terus melafazkan “Labbayk Allahumma Labbayk, Labbayk la sharika laka Labbayk, Innal hamda wanni‘mata laka walmulk La sharika lak”
Sungguh, jantung ini berdegup kencang ketika melihat salah satu menara Masjidil Haram. Perasaan deg-degan dan hina langsung terasa ketika memasuki halaman masjid. Takut kalau sang pendosa ini tertolak segala amal ibadahnya. Tapi kucoba kuatkan hati dan mantapkan diri karena atas ridha-Nya jugalah saya di berikan undangan yang tak ternilai ini.
Ubin demi ubin kami lewati dan dalam setiap langkahnya selalu menyerukan kemuliaan nama-Nya. Ketika saya mulai memasuki masjid disitu saya khawatir dan takut ketika melihat Ka’bah dari kejauhan. Semakin lama rombongan kami semakin mendekat ke Ka’bah dan akhirnya jarak saya dan Ka’bah hanya berjarak sekitar 3-5 meter. Subhanallah, tak henti-hentinya kuucapkan puji syukur ketika bisa melihat pusat kiblat umat Islam yang biasanya saya lihat di tv dan di sajadah dari Indonesia yang berjarak 7500 km dari Ka’bah.
Setelah melakukan tawaf sebanyak 7 kali, saya melakukan sholat dua rakaat di belakang maqom Ibrahim dan menumpahkan segala perasaan yang ada sambil terus memuji-Nya. Setelah itu kami dibawa oleh pembimbing menuju Shafa Marwah untuk melakukan sa’i. Disitu saya tak kuasa menahan airmata karena saya sempat terpikir “apa ini akan menjadi yang terakhir kalinya saya melihat Ka’bah ….”
Sa’i di Shafa dan Marwah dilakukan sebanyak 7 kali putaran dan disetiap putaran itulah saya membacakan list doa yang diminta oleh temen-temen saya. Termasuk list temen-temen di Multiply ini. Mudah-mudahan apa yang diharapkan sama temen-temen MP bisa didengar dan dikabulkan oleh Allah. Aamiin.
Sampai di Jeddah waktu menunjukan pukul 07:00 dan langsung menuju hotel al Hijaz di Makkah. Berhubung perjalanan yang kita tempuh cukup lama, akhirnya hari itu tidak ada kegiatan kemana-mana kecuali sholat di hotel. Jadi hari pertama disana kita belulm di izinkan untuk sholat di Masjidil Haram karena takut tercecer.
Setelah Isya, kita serombongan mulai bersiap-siap untuk umroh tawaf dan sa’i. Ihram sudah kita pakai di atas pesawat sejak di Yaman, jadi miqotnya kita lewati dari atas pesawat. Selepas isya jam 22:00 di kamar masing-masing barulah kita mulai berjalan beriringan ke arah Masjidil Haram sambil dalam hati ini terus melafazkan “Labbayk Allahumma Labbayk, Labbayk la sharika laka Labbayk, Innal hamda wanni‘mata laka walmulk La sharika lak”
Sungguh, jantung ini berdegup kencang ketika melihat salah satu menara Masjidil Haram. Perasaan deg-degan dan hina langsung terasa ketika memasuki halaman masjid. Takut kalau sang pendosa ini tertolak segala amal ibadahnya. Tapi kucoba kuatkan hati dan mantapkan diri karena atas ridha-Nya jugalah saya di berikan undangan yang tak ternilai ini.
Ubin demi ubin kami lewati dan dalam setiap langkahnya selalu menyerukan kemuliaan nama-Nya. Ketika saya mulai memasuki masjid disitu saya khawatir dan takut ketika melihat Ka’bah dari kejauhan. Semakin lama rombongan kami semakin mendekat ke Ka’bah dan akhirnya jarak saya dan Ka’bah hanya berjarak sekitar 3-5 meter. Subhanallah, tak henti-hentinya kuucapkan puji syukur ketika bisa melihat pusat kiblat umat Islam yang biasanya saya lihat di tv dan di sajadah dari Indonesia yang berjarak 7500 km dari Ka’bah.
Setelah melakukan tawaf sebanyak 7 kali, saya melakukan sholat dua rakaat di belakang maqom Ibrahim dan menumpahkan segala perasaan yang ada sambil terus memuji-Nya. Setelah itu kami dibawa oleh pembimbing menuju Shafa Marwah untuk melakukan sa’i. Disitu saya tak kuasa menahan airmata karena saya sempat terpikir “apa ini akan menjadi yang terakhir kalinya saya melihat Ka’bah ….”
Sa’i di Shafa dan Marwah dilakukan sebanyak 7 kali putaran dan disetiap putaran itulah saya membacakan list doa yang diminta oleh temen-temen saya. Termasuk list temen-temen di Multiply ini. Mudah-mudahan apa yang diharapkan sama temen-temen MP bisa didengar dan dikabulkan oleh Allah. Aamiin.
Kisah selebihnya, biar foto yang berbicara :)
terharu lihat foto-fotonya...kapan yach saya bisa bareng satu keluarga ke sana?...naik haji :)...
ReplyDeleteWah... kapan saya kesampaian ya.....
ReplyDeleteBerani euy bawa kamera ke dalam..
ReplyDeleteIni pasar yang dibelakang hotel Hilton itu yeah? Koq sepi yeah?
ReplyDeleteIya..ini pakai apa photo2nya? koq bisa lolos kameranya?Ini masjid apa? masjid Haram kah?
ReplyDeletekangeeeeeeeeeeeeeeeeen
ReplyDeletehiks
Jangan berhenti berharap kepada-Nya ya mas, saya juga ada keinginan mau bawa satu keluarga untuk kesana. Mudah-mudahan diberi kesempatan dan rizki :)
ReplyDeleteMas Braw udah pernah kan ya ? mudah-mudahan diberi kesempatan lagi mas
ReplyDeleteIya ini pas di belakang Hilton, kok bisa tau mba ? hehe
ReplyDeleteIya ini didalam masjid Haram, saya pakai kamera canon A510 yang cukup kecil untuk di kantong celana :) Kalau bawa tas biasanya di periksa
ReplyDeletekayanya saya bentar lagi juga ngalamin nih....skrg masih adem ayem sih hehe
ReplyDeleteIya nih..Mas Indra hebat..berani bawa kamera.....:D Tapi Insya Allah bermanfaat buat kita yang belum atau yang lagi kangeeennn seperti saya......Kapan bisa ke sana lagi yah...?? :D
ReplyDeleteMudah-mudahan harapannya didengar dan dijabah ya
ReplyDeleteIya tahu dong, soalnya ciri khasnya itu loh.
ReplyDeleteMas Indra coba perginya pas musim haji. Pasti dech ngerasain kangennya. Karena kangen sama ibadahnya itu. Sama usel2annya diantara sekian milion manusia dari berbagai penjuru dunia.
ReplyDeleteBagusnya yaaaaaaaaa photo2 Ka'bah dan Masjidil Haram. Cara meng-hide cameranya gimana Mas pas njepretnya itu? Kan ada flashnya segala. Terus gak deg-deg-an sama pengawasan polisi2 nya nih ^_^
ReplyDeleteAlhamdulillah bisa dpt fotonya lsg. Cara hidenya cukup dimasukan kantong celana aja mba, seperti ngantongin recehan. Jangan dibawa dlm tas soalnya yang sering diperiksa itu isi tas dan bukan isi pakaian :). Saya fotonya ngga pakai flash, mengandalkan manual setting dan kalau mslh deg-degan sih pasti mba hehe
ReplyDeleteTapi pas motretnya dikeluarin dari kantong kan? Apa kantongnya dibuat lubang supaya bisa motret dari dalam kantong, hehehehehe...
ReplyDeletehehehehe iya mba yg pasti dikeluarin dulu tapi sambil dibantu temen yang mengcover :)
ReplyDeleteHehehehehe, kok bisa ada ya ^_^ Yang punya org Indo kali :-)
ReplyDeleteMakkah kok keliatan tambah semrawut ya Mas???
disetiap putaran itulah saya membacakan list doa yang diminta oleh temen-temen saya. Termasuk list temen-temen di Multiply ini.
ReplyDelete---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Wah, terimakasih banyak Mas, atas dido'akannya permohonan kami semua, mudahan maqbul adanya, amiiiiiiiiin ya Ilaahi anta ya mujiibas saa'iliin!
Hueheuhe kayanya sih iya mba. Dan kayanya supirnya mantan supir mikrolet hehehe.
ReplyDeleteItu Makkah di bagian belakang Masjidil Haram mba yang di blkg Hilton. Kelihatan semrawut mungkin hanya di daerah itu. Dan disitu memang banyak pedagang seperti di pasar. Istilahnya daerah hotel saya menginap itu seperti bronx nya new york hhehee sedikit kumuh tapi oke oke aja karena dkt dengan Masjid :)
Wakakaka.. lutu abis!
ReplyDeleteBoleh tahu mas, untuk satu orang biayanya kira-kira berapa? Pake standar mas Indra ajah. Biaya total di luar beli oleh-oleh yaa.. Biar tahu kapan sebenarnya bisa ke sana atau berapa banyak harus nabung lagi. Hehehe.. Doain yah mas Indra..
ReplyDeleteah, sebel! ngiri aku...
ReplyDeleteKemarin brkt sekitar 1150 us dollar mas, dan itu murni brkt-penginapan-makan-pulang (diluar fiskal satu juta setengah). Asal oleh-olehnya ngga beli mobil saya rasa cukup kok siapin sekitar 1500an hehehe. Mudah-mudahan bisa terlaksana ya. Aamiin
ReplyDeleteYa Allah, pengen balik lagi deh...
ReplyDeleteHuuhuhuhuhu.. kangen ada di sana lagi...
Gw gak berani bawa digicam atau HP berkamera, ndra..
Dulu aku pernah bermimpi shalat Isya' berjamaah di sini. Waktu itu aku bertanya kepada seseorang di sebelahku: "Siapa imamnya sekarang?" Lalu orang itu menjawab: "Rasulullah SAW!" Namun, punggung Sang Rasul pun tak tampak.
ReplyDeleteMimpi yang indah sekali mas. Saya beberapa hari pernah mimpi yang kurang lebih seperti itu, ada hubungannya dengan Rasulullah saw juga. Tapi ngga saya artiin macem-macem, karena sepertinya ngga mungkin beliau saw mendatangiku yang dhaif ini....
ReplyDeleteYa, jangan pernah bisa menafsirkan mimpi! Hanya orang-orang tertentu sajalah yang Allah SWT kehendaki untuk bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Kita masih dhaif.... Mungkin kita sangat rindu bertemu Rasulullah SAW sehingga kita bermimpi seperti itu. Wallahu a'lam.
ReplyDeleteCoba dengar lagu ini, dijamin akan semakin rindu....
ReplyDeletehuwah... keren!! bisa ngumpet2 ngambilnya...:)
ReplyDeleteuntungnya gak ketauan askarnya yah.. dulu niat mau ngumpet2 ngambil juga..padahal dah bawa masuk kamera..sayang, umrohnya ma rombongan anak Palestina.. jadi pas mau moto di bilang.."haram" :D
Karya Imtak Persis ya?
ReplyDeleteiya betul. tau aja akhi :D
ReplyDeleteKarya Imtaq, satu-satunya biro perjalanan umrah dan haji plus dari PP Persis.
ReplyDeleteoya tempat pemerahan sapi namanya Hudaibiyah. beberapa kilo meter sebelum masjid Hudaibiyah yang dikenal dengan peristiwa Baiat Hudaibiyah. { afwan ane mesti merujuk sirah lagi :) } dan kita bisa mengambil miqat dari sana.
ReplyDeletekebiasaan para jamaah haji indonesia, ketika berada di makkah, mereka sampai menunaikan ibadah umrah berkali-kali dengan mengambil miqot yang berbeda. mulai dari miqat aisyah (masjid tan'im), masjid hudaibiyah dan masjid (lupa lagi euy) deket dengan jabal tsur. (ini mesti murajaah kitab lagi euy, hehe lupa euy). kemaren waktu di makkah, city tournya kemana saja?
hotel al-hijaz teh di daerah mana?
jarwal, hafair, ajyad, marwah, or misfalah ;)
Padahal di Mekkah ada Universitas terkenal. yaitu Umm Al-Qura University yang mempunyai 2 kampus, pertama kampus lama berada di aziziyah. sedankan kampus baru berada di daerah arafah (jauh pisan!!). sedangkan untuk kampus putri berada di daerah zahir dekat dengan rumah sakit abdul aziz yang bersebelahan dengan Bin Daud Supermarket dan Albayk Zahir. oya, apa antum udah nyoba makan di Albayk?
ReplyDeleteandaikan di Indonesia ada Albayk.. dijamin Mc Donald, KFS, TFC kalah tenan! ;)
Sedang di Madinah, terdapat kampus Universitas Islam Madinah, yang mahasiswa Indonesianya kurang lebih 150-an lebih. mulai dari jenjang S1 sampai dengan S3. penerimaan mahasiswa Indonesia setiap tahunnya hanya menerima berkisar 25 orang pertahun.
Hehe iya akhi....kok tau sih ?
ReplyDeleteSubhanallah....kayanya antum mengenal Makkah banget ya ? antum tinggal dimana ? boleh dong kalo kapan-kapan ana kesana lagi antum jadi guide nya.....asal jangan mahal-mahal ya hehe :D
ReplyDeleteinsya Allah, tapi antum siapin ongkosnya dari Cairo - Jeddah PP
ReplyDeletemurah meriah kan...
afwan telat mbales.. coz mo prepare exam ;)
Siiaappp ! doain mudah-mudahan ongkosnya cepet ada :)
ReplyDelete