Saturday, August 13, 2005

Menjadi teladan



Assalamu'alaikum wr.wb





Tersebutlah Abdul Ghani al Muqaddasi, seorang pakar hadits, ahli ibadah
dan seseorang yang hatinya selalu takut kepada Allah SWT. Dalam
biografi beliau dikatakan bahwa Abdul Ghani seringkali dipenjara karena
membela Islam dan seringpula ditempatkan di sel bersama orang-orang
kafir.





Pada suatu malam, Abdul Ghani bangun dan mengambil air wudhu lalu
melaksanakan shalat dua rakaat. Apabila wudhunya sudah kering, maka dia
akan berwudhu lagi, lalu dia shalat dua rakaat, membaca al Quran dan
menangis sampai pagi. Sementara orang-orang kafir itu menyaksikan
pemandangan yang sangat menakjubkan ini.





Di pagi harinya, para narapidana itu pergi menjumpai penjaga penjara, lalu berkata, "Lepaskanlah kami karena kami sudah beriman kepada Allah swt dan kami bersaksi bahwa Muhammad saw itu adalah utusan Allah". Penjaga penjara itu bertanya, "Mengapa bisa begitu ?".





Mereka mengatakan, "Sungguh, suatu
malam telah berlalu bagi kami dan kami tidak pernah menyaksikan seperti
itu selama hidup kami. Kau akan beranggapan bahwa hari kiamat sudah
sangat dekat, tatkala melihat lelaki ini yang satu sel dengan kami ini
shalat dan menangis..."






Kisah diatas menggambarkan betapa pentingnya perbuatan
dibandingkan perkataan. Bahkan sesuatu yang kita yakini dan kita
jalankan dengan sungguh-sungguh pun dapat mempengaruhi lingkungan
sekitar kita. Kalimat la ilaha illallah yang kita ucapkan, lalu dihujamkan kedalam hati, akan membawa pengaruh kedalam setiap perbuatan kita. "Sesungguhnya
tujuh langit dan tujuh bumi bila diletakkan pada suatu neraca, maka la
ilaha illallah pasti mengunggulinya.Dan kalau tujuh langit dan tujuh
bumi tertimbun dalam satu lingkaran, maka la ilaha illallah sanggup
memecahkannya”
[HR.Bukhari, al-Adab al-Mufrad 548]




Kemarin siang (sabtu) saya
menghadiri pernikahan seorang saudara dari pihak ibu di Serang, Banten.
Setelah prosesi ijab kabul di masjid terdekat, maka mempelai pria baru
boleh diijinkan untuk bersanding dengan mempelai wanita di singgasana
yang di letakkan di depan rumah sang mempelai wanita. Sebelum acara
salam-salaman, ada acara nasihat perkawinan yang diisi oleh sesepuh
yang dituakan dikeluarga saya, seorang profesor.



Dari lima nasihat perkawinan yang diutarakan, ada satu yang membuat
saya tertarik. Beliau mengatakan, bahwa seorang manusia yang masih
berbentuk janin atau bahkan masih berumur tiga bulan itu sudah
mempunyai kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Itu sebabnya penting
bagi orangtua yang sedang menunggu lahirnya sang bayi, memberi contoh
dan mengajak kepada yang baik sejak dini. Maka sebaiknya berhati-hatilah dalam
berucap ketika kita marah atau sedih ketika berdekatan dengan sang
janin.



Dalam mengajak kepada kebaikan, beliau mencontohkan, apabila
anda ingin mengambil wudhu, berbicaralah kepada janin dan ajak untuk
berwudhu, dan begitu juga ketika akan sholat atau berdzikir. Tentu sang
janin tidak mengerti apa yang kita ucapkan, tetapi suatu proses yang
dilakukan secara terus menerus tentu akan membuahkan hasil dan membuat
seseorang mengerti tentang apa yang kita lakukan itu.



Insya Allah, para orangtua dan calon orangtua yang mendidik
putra-putrinya dan para pemimpin yang mengajarkan rakyatnya dengan perkataan dan dibarengi dengan perbuatan baik, akan
menjadikan mereka menjadi manusia terbaik dan umat yang sukses di dunia dan di akhirat, Aamiin. Ini
juga jadi PR buat saya dan memperbaiki sikap untuk bekal sebagai
orangtua nanti. Semoga Allah ridha.



Wassalamu'alaikum wr wb














16 comments:

  1. waalaikumsalam wr. wb.

    bagus sekali jurnalnya...:). Makasih yah mas...

    wassalamualaikum wr. wb.
    budi

    ReplyDelete
  2. PR buat saya juga....

    makasih nDra, atas sharingnya.... ^_^

    ReplyDelete
  3. bener banget...
    dengan memberi contoh yang baik semoga lebih mengena..
    daripada banyak omong, eh ternyata kita sendiri juga gak ngerjain...
    wah bisa di "kick" balik tuh...

    ReplyDelete
  4. bersama pelangi...
    *kikikikikikikikik...*

    ReplyDelete
  5. ah...kok tahu sih ....*blush Mode ON*

    ReplyDelete
  6. Estou alma silencio, meu amigo...hehehehe

    ReplyDelete
  7. masih terus belajar nDra ..

    makasih ya dikasih tambahan bahan untuk perenungan
    susahnya menjadi sabar .... :)

    ReplyDelete
  8. Jazakillah ya Ndra untuk jurnalnya ......seperti air di telaga kering...Sungguh Dia Maha Besar

    ReplyDelete
  9. wa'alaikum salam wr. wb.
    makasih untuk jurnalnya. it's a very good one.
    wassalam. wr.wb.

    ReplyDelete
  10. wah kalo saya sih jelas belum pantes jadi teladan...

    ReplyDelete
  11. Assalamu'alaikum Wr Wb
    "Dalam mengajak kepada kebaikan, beliau mencontohkan, apabila anda ingin mengambil wudhu, berbicaralah kepada janin dan ajak untuk berwudhu, dan begitu juga ketika akan sholat atau berdzikir. Tentu sang janin tidak mengerti apa yang kita ucapkan, tetapi suatu proses yang dilakukan secara terus menerus tentu akan membuahkan hasil dan membuat seseorang mengerti tentang apa yang kita lakukan itu".
    betul sekali itu akhi! ini harus menjadi perhatian yg sangat bagi para ortu yg sedang menunggu kelahiran bayinya, dan mudah2an jurnal antum nih banyak dibaca oleh para ibu2 muda ya(semua ibu2 deh).
    PR dan bekal juga nih buat ana, syukron ya!
    Wassalamu'alaikum Wr Wb

    ReplyDelete
  12. Makasih untuk posting jurnal ini sangat berkesan dan pelajaran berharga buat aku pribadi
    Thanks

    ReplyDelete
  13. Subhanallah...
    Rasanya pingin cepat2 nikah dan punya anak, tapi tentu tidak segampang yang diucapkan. Perlu perjuangan?

    ReplyDelete
  14. Aamiin, semoga niat mulianya bisa cepet terlaksana dan tentunya dengan persiapan yang cukup :)

    ReplyDelete
  15. Nasihat yang bagus untuk ibu-ibu yang sedang hamil :-) karena pendidikan sudah dimulai sejak bayi ada di rahim. Trims ya.. semoga nantinya sewaktu hamil aku ingat nasihat ini :-)

    ReplyDelete
  16. our generation harus bisa bikin generasi cinta Qur'an nihhhh ndraaa... resepnya.... rajin bacain Qur'an terutama 6 minggu terakhir kehamilan... Insya Allah pas anaknya umur 3 taun akan lebih familiar with Qur'an dibanding literature yang lain... huhu indraaa indah bangeeett.... (hehe juwie mellow drama deh)....

    ReplyDelete