Thursday, August 4, 2005

Manusia, Agama dan Tuhan


Assalamu'alaikum wr wb



Kadang-kadang suka terpikir, bagaimana manusia tanpa agama dan
Tuhan. Disaat mereka membutuhkan pertolongan, mereka terus berharap
kepada manusia dan mahluk-mahluk lainnya. Disaat ada permasalahan dalam
hidupnya, dia selalu mencari penjelasan secara logika. Logika memang
punya peranan penting dalam kehidupan, tapi agama pun tidak kalah
pentingnya. Disaat tidak ada seorang pun yang bisa menerima airmatanya,
kepada siapa lagi airmata itu ditujukan.



Disaat seorang manusia
sudah mulai menuhankan ilmu pengetahuan, kebanyakan dari mereka akan
mulai sombong dan merasa bisa menyamai Tuhan atau bahkan menyangkal
adanya Tuhan. Padahal Albert Enstein seorang ilmuwan terkenal pernah
berkata "Science without religion is lame, religion without science is blind".



Mungkin
ada alasan tersendiri kenapa Enstein mengeluarkan pernyataan seperti
itu. Padahal bisa saja beliau dengan otak cemerlangnya itu mengatakan
dirinya setaraf dengan Tuhan. Tapi ternyata tidak begitu, karena dalam
setiap agama di dunia ini semuanya mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan
belum pernah ditemukan satu pun agama yang mengajarkan untuk sombong,
mencuri, memperkosa, membunuh dan hal jelek lainnya.Intinya nilai-nilai
kebaikan itu hanya ada pada agama, atau setidaknya mengadopsi dari
agama. Kalaupun ada mungkin itu adalah sekte.



Oleh sebab itu
dikatakan ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang, karena semakin
tinggi ilmu yang didapat, seseorang cenderung melakukan sesuatu yang
jelek. Contoh, seandainya anda menemukan alat yang bisa menghilangkan
diri anda, apakah anda menjamin bahwa anda ngga akan mencuri, mengintip
orang mandi dan lain-lainnya kalau tidak di imbangi dengan nilai-nilai
kebaikan dari agama ? Bahkan Enstein sendiri pernah menyesal kalau
ternyata salah satu hasil temuannya digunakan untuk saling membunuh.



Bagi
mereka yang menganut paham atheist, agama hanyalah dogma atau bahkan
seperti disebut oleh Karl Marx bahwa agama itu adalah candu masyarakat,
Nietszche pun mengkampanyekan slogan "Tuhan sudah mati". Memang,
pada awal abad kesembilanbelas, atheisme benar-benar telah menjadi
agenda. Kemajuan sains dan teknologi melahirkan semangat otonomi dan
independensi baru yang mendorong sebagian orang untuk mendeklarasikan
kebebasan dari Tuhan. Inilah abad ketika Ludwig Feurbach, Karl Marx,
Charles Darwin, Friedrich Nietzsche, dan Sigmund Freud menyusun
tafsiran filosofis dan ilmiah tentang realitas tanpa menyisakan tempat
buat Tuhan.



Tuhan pun seperti menjadi tokoh fiktif yang
membodohi pemikiran-pemikiran manusia dan membuat manusia menjadi
cengeng dan bergantung kepada sesuatu yang tidak nyata. Beberapa dari
mereka yang saya ajak berdiskusi tentang agama bahkan mengatakan "Agama ? wah gak ada waktu deh buat dongeng...". Dan sikap ini memang sudah diprediksikan di dalam surat Al Qalam ayat 15, "Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata "Ini adalah dongengan orang-orang dahulu kala".



Fenomena
atheist ini di abad keduapuluh semakin menjadi dengan adanya
konflik-konflik yang berbau agama. Dan mungkin, karena
peristiwa-peristiwa itu muncullah suatu pemikiran baru yang disebut
"liberalism" atau kalau di islam ada sebutan "islam liberal". Pemikiran
yang mencetuskan dimana semua agama adalah sama. Dimana dalam pemikiran
ini sangat lekat dengan unsur sikap toleransi beragama tanpa harus
melihat hukum-hukum dari masing-masing agama itu sendiri.



Contoh
kasus yang mungkin mendekati kebenaran tentang sebab-sebab seseorang
menjadi atheist adalah, ketika seseorang mendapatkan petunjuk untuk
memeluk suatu agama, pemikirannya terdistorsi oleh anggapan bahwa agama
tersebut adalah agama kaum teroris dll. Atau ada juga beberapa yang
mengaku ingin memeluk suatu agama tetapi merasa bimbang dan kurang
yakin dengan konsep ketuhanan yang ditawarkan oleh agama tersebut. Dalam
kasus inilah biasanya seseorang memutuskan untuk menjadi atheist, dan
masih banyak lagi contoh kasus yang lain.



Tapi biasanya ketika
seseorang mencapai akhir hidupnya, barulah mereka mengakui adanya
Tuhan. Kalau kita membaca biografi Hitler, apa yg dia ucapkan sewaktu
menjelang kematiannya ? nafas-nafas terakhir beliau mengucapkan kata "Oh my God" dan nama "Eva Braun".



Kruschev
yang atheist, saat Sovyet pertama kali berhasil meluncurkan pesawat
ruang angkasa jauh sebelum apollo Amerika ada, dengan angkuhnya beliau
berkata "Sudah kami jelajahi ruang angkasa, tak satu Tuhan pun kami temukan". Ironisnya menjelang sakratul maut beliau mengucapkan "Oh My God".



Begitu
juga ketika semua persoalan tidak bisa lagi dijawab dengan logika dan
ilmu pengetahuan, maka pemikiran itu beralih ke Tuhan seperti tokoh
besar filsuf atheist Antony Flew yang akhirnya berpaling kepada Tuhan dan mengeluarkan pernyataan "Karena
orang-orang sudah pasti terpengaruh oleh saya, saya ingin berusaha dan
memperbaiki kerusakan besar yang mungkin telah saya lakukan."




Tapi
mereka yang tidak mengakui adanya Tuhan dan agama sebenarnya hanyalah
cover dari proses pencarian mereka akan Tuhan dan agama yang paling
benar dimana mereka nantinya akan berlabuh dari pengembaraan yang
panjang. Hal ini yang tersirat dari seorang atheist yang iseng-iseng
saya interview.Ketika saya tanya, "Will you ever convert from Atheism ?" Lalu jawabnya :



"When
I find The One. A religion that I could totally identify and feel
comfortable with. One that would give me a peace of mind instead of a
hunger of power and dominance, or serenity instead of constant fear.
It’s actually been a life long search for me. I guess you could say
that I’m still waiting for that little voice in my heart telling me to
go home....."






"Wa aniibuu ilaa rabbikum wa aslimuu lahuu min qabli ay ya'tiyakumul 'adzaa-bu tsumma laa tunsharuun"


(Dan
kembalilah kamu kepada Rabb mu, dan berserah dirilah kepadaNya sebelum
datang kepadamu azab, kemudian kamu tidak dapat ditolong)

[QS:Az Zumar 54]





Wassalamu'alaikum wr wb











7 comments:

  1. hanya untuk berpikir bebas:

    Perkataan Tuhan sesudah mati bukankah sudah sangat dekat dengan tauhid. Syahadat berbunyi, terjemahannya, tiada tuhan selain Allah. Kalimat Nietsche "tuhan sudah mati" sebenarnya paralel dengan "tiada tuhan" dalam syahadat.

    Sebenarnya salah satu hikmah syahadat adalah agar bisa bertemu dengan Allah maka kita harus mematikan tuhan-tuhan yang lain. Tuhan2 yang lain itu bisa berupa berhala, harta benda, dan hawa nafsu. Jika semua itu sudah mati dalam diri kita niscaya hanya ada Allah.

    Sayang pencarian Nietsche tidak selesai, padahal tinggal "Selain Allah"

    ReplyDelete
  2. yang anehnya, kian hari kian banyak org2 yg tidak peduli utk bertuhan..seperti disini! masyaAllah..!

    ReplyDelete
  3. Di sini juga banyak.... kita merasa aneh karena mereka tak ada agama sebaliknya justru mereka berpikir kasihan ke kita yg beragama, yg harus ikuti aturan sholat 5 waktu, puasa tak boleh minum wine dll...
    mulanya benar2 shock juga bagaimana mungkin mereka hidup skadar hidup tak ada pedoman dan aturan yang menjadi landasan, tapi karena sbg minority dan sikon disini yahh belum bisa berdakwah ke mereka... gak tau nanti..

    ReplyDelete
  4. Kang Indra,

    Saya baru saja membuat homepage ttg karir dan permasalahannya di multiply. Dgn senang hati saya undang Anda utk berkunjung sejenak dan memberikan komentar atau masukan mengenai isinya.

    Salam,

    karirkita.multiply.com

    ReplyDelete
  5. menjelang sakratul maut beliau mengucapkan "Oh My God".
    Artinya Orang itu mempunyai Tuhan.

    ReplyDelete