Wednesday, January 25, 2006

Pengalaman naik pesawat



Assalamu'alaikum





Dulu saya sering naik pesawat terbang. Karena dulu saya sempat
berprofesi sebagai event organizer, maka pekerjaan itulah yang
kadang-kadang membuat saya harus terbang dari kota satu ke kota yang
lainnya. Saya sendiri memang orangnya tidak pernah bisa tenang ketika
naik pesawat, andaikan jarak setiap kota bisa ditempuh dengan mobil
atau kereta dengan waktu yang tidak terlalu lama, saya lebih memilih
dua alternatif itu.



Saat berada di antara langit dan bumi, ini adalah saat yang tepat
merasakan takut dan pasrah kepada Allah Yang Mahaagung. Tetapi
kebanyakan penumpang atau semuanya sibuk dengan dirinya sendiri,
membaca bacaan apa saja yang ada dihadapannya, seperti koran, majalah.
Saya tidak melihat di antara mereka yang membaca Al Qur'an dan berdoa
sepenuh hati kepada Allah. Bahkan beberapa rekan kerja saya ketika
pesawat baru take off langsung tidur dan beberapa lainnya sudah bisa
tertawa bercanda dengan rekan yang lain sambil mengeluarkan kata-kata
yang kurang pantas.



Begitu pesawat hendak mendarat, cuaca di kota itu ternyata cukup buruk
yaitu hujan ditambah dengan angin yang bertiup kencang. Sayangnya,
kebetulan saya mendapat tempat duduk di dekat jendela dan bagian sayap,
sehingga mau tidak mau saya melihat sayap pesawat itu bergetar hebat
bersamaan dengan pesawat yang mulai berguncang. Saat itu rasa takut
saya semakin menjadi, dosa-dosa yang terdahulu kembali teringat sambil
memohon ampunan dan terus beristighfar kepada Allah Yang Maha Pengampun
dan tanpa terasa saya menangis.



Saya tersadar, kemana suara-suara canda dan tawa yang tadi terdengar
jelas, kemana suara makian canda yang tadi sangat vokal. Saya melihat
ke arah mereka, dan ternyata mereka pun melakukan hal yang sama. Bibir
mereka terlihat komat-kamit melafazkan doa dengan muka yang tertekan.
Tak terlihat senyum sedikit pun di wajah mereka, semua sibuk berdzikir
dan memohon ampunan dan keselamatan.



Setelah beberapa saat pesawat itu bergulat dengan angin kencang di
atas, akhirnya pesawat berhasil mendarat dengan selamat. Dan beberapa
jam kemudian kami semua termasuk saya sudah melupakan kejadian tersebut dan kembali
seperti biasa.



Saya jadi berpikir, seandainya seorang hamba Allah tetap konsisten
sebagaimana kondisi saat menghadapi keadaan yang kritis, pastilah kadar
keimanannya akan semakin meningkat, dan kebaikannya akan terus
bertambah. Tetapi, manusia itu benar-benar sangat ingkar dan lalai...



Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu
mohonkan kepadanya. Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari
segala apa yang kamu mohonkan kepadanya.Dan jika kamu menghitung nikmat
Allah, tidaklah kamu dapat menhinggakannya.Sesungguhnya manusia itu,
sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). [QS. 14:34]





Betapapun kulukiskan keagungan-Mu dengan deretan huruf,

Kesucian-Mu tetap meliputi semua arwah

Engkau tetap yang Maha Agung, sedang semua makna,

akan lebur, mencair, ditengah keagungan-Mu,

wahai Rabb ku....

Jagalah kami dari sifat lalai

lagi ingkar...







Wassalamu'alaikum










22 comments:

  1. If only yah...

    I agree with you, nikmat banget sholat di atas pesawat, coz that's when we in a "pasrah" state.. siapa jg yg mau nolong kalo ada apa2 ma pesawatnya selain Allah Ar-Rahman yah..

    ReplyDelete
  2. Bagi saya, berada di pesawat itu rasanya memang seperti menyerahkan diri pada Allah. KArena kalo pesawat itu jatuh, kemungkinan untuk hidup rasanya kecil. Sayangnya perasaan meyerahkan diri itu tidak begitu kuat terasa saat kita tidak berada dalam kesulitan. Manusia memang makhluk yang sombong, astaghfirullah

    ReplyDelete
  3. iya sama ..bahkan ketakutan bagi saya dari sebelum2nya, selalu teringat apakah saya akan masih diberi kesempatan olehNya...
    saya sempet shalat di atas pesawat nikmaaat ya..duh apa nikmatnya itu krn memang ada kepentingan padaNya? hiks.....

    ReplyDelete
  4. Memang yah akh, manusia itu lebih dekat kepada Tuhannya saat dalam kesulitan dan keadaan ketakutan..dg kata lain masih normal lah itu manusia.... tapi bagaimana kalo ada manusia yang dalam keadaan kesulitan dan keadaan ketakutan namun tidak menjadikannnya dekat dg Tuhannya bahkan malah menjauh, nah ini disebut manusia apa yach ?

    ReplyDelete
  5. pada saat terjepit, manusia memohon kesempatan untuk hidup lebih lama (dengan janji akan beribadah lebih dari biasanya). saat terbebas dari keadaan itu, semuanya terlupakan. ya Allah, jauhkanlah kami dari sifat seperti itu.

    ReplyDelete
  6. sekitar 2 bln yg lalu saya juga ngalamin hal yg sama.. naek pesawat mlm hari, duduk di dekat jendela bag sayap, cuaca di luar ujan (berdasarkan keterangan pramugari) pd saat landing & saya pegangan erat tgn temen sebelah saya sambil baca2 ayat kursi & surat2 lain yg saya hapal.. alhamdulillah bisa sukses landing dgn selamat. pengen siy pas lagi di angkutan umum (bis/kereta/pesawat) baca2 qur'an tapi kok suka ga enak ya takut disangkain sok alim, jadi paling cuma dzikir aja dalam hati atau diucap tapi pelan

    ReplyDelete
  7. Sama, pengen juga sih kaya gitu tapi ya alesannya sama kok kaya mba. Dulu pernah ngayal, kapan ya Indo atau Jakarta dulu deh, bisa kaya Kairo yang saya baca di majalah , di Kairo itu orang baca Qur'an udah kaya baca buku. Jadi di metro (kereta) atau dimana pun kecuali toilet, orang-orang itu baca Qur'an dengan santai, even tukang janitor di perkantoran pun ngisi waktu istirahatnya sambil baca Qur'an....

    ReplyDelete
  8. mungkin itu ya yg bisa dilakuin di indo krn selain kalo baca qur'an jg harus dlm keadaan suci (ada air wudhu). kalo di tempat umum agak susah jg takut udah punya air wudhu tapi trus kesentuh ama yg bukan muhrim.

    ReplyDelete
  9. Dulu pertama kali naik pesawat takut sekali jatuh dan terasa terbangnya, lama-lama tapi lupa meski ingat sedang terbang dan pasrah saja....

    ReplyDelete
  10. ...
    pengalaman terbang yang paling membuat saya pasrah adalah ketika beberapa waktu yang lalu pergi ke Bali dari Jakarta..
    sekitar seminggu setelah jatuhnya pesawat Mandala di Medan...
    Cuaca malam itu sangat buruk..dan beberapa kali pesawat harus melewati turbulen..
    goncangan yang diakibatkan saat itu saya rasakan sangat menakutkan..
    dan hampir seluruh penumpang di pesawat itu saat itu saya lihat menundukkan kepala..
    berdoa..
    Sungguh saat2 yang sangat terkenang..
    ingin rasanya hati ini kembali terasa pasrah seperti saat itu...

    ReplyDelete
  11. hiks...
    sering berjanji pd diri sendiri, sering juga lupa... byk bc buku ttg kematian jd takut sendiri... rasanya setiap detik jd semakin berharga... byk kejadian tak terduga, bencana alam d mana2 semakin terus mengingatkan kematian bs dtg kpn saja, dgn cara yg berbeda menjumpai Allah SWT... semoga semuanya d berikan yg baik... amien...
    * get well soon ya... sakit apa siy?*

    ReplyDelete
  12. Amin !. Aku cuma sakit pilek batuk aja kok mba, makasih atas doanya ya :)

    ReplyDelete
  13. semoga kita menjadi hamba yang pandai bersyukur... thanks indra tulisanmu mengingatkanku hari ini.... ( ^ _ ^ )

    ReplyDelete
  14. Saya biasanya cuma berdoa sekedarnya saja sebelum pesawat take off. Tapi pernah saya lupa baca doa ketika terbang dari Jakarta ke Yogya. Kebetulan saat itu ada kelompok Sheila on 7 di deretan bangku depan dan samping saya. Salah satu dari mereka (kalo gak salah Sakti) doanya khusu' dan lama sekali. Saya jadi minder karena lupa berdoa. Dia yang artis top dan sering terbang aja gak lupa berdoa.

    ReplyDelete
  15. Sebaiknya melakukan yang baik baik ajer... seperti doa dan berzikir. kalau kita di atas awanan.. kita tidak tau apa yang berlaku.. bayangkan pesawat ini seolah bergantung ngak bertali..... paling lama saya di pesawat.. masa ke umroh dulu..rasanya seperti mau turun dan sentiasa berdoa..cepatlah sampai... ya allah.. ngak bisa bayangi .. saya terus lelapkan mata terus..sambil memeluk quran ...kalau mau sesuatu hal yang berlaku biarlah cara sempurna.. itulah yang saya fikir hehehe..dasar penakut :~P

    ReplyDelete
  16. Iya. Entah kenapa ketika kita naik pesawat (semakin tinggi kita dari permukaan bumi), justru sy melihat manusia makin kerdil di hadapanNya. Pernah beberapa waktu pesawat yang sy tumpangi mengalami turbulance, dan ketika ada goncangan2 pesawat, saya sempatkan memandang penumpang2 di samping saya, Ya Alloh mereka (jg saya) benar2 berpegangan sekuat mungkin, komat-kamit apa saja yang ada di kepalanya, keringat dingin tanda begitu gelisahnya dan sesekali teriak ketakutan.
    Betapa manusia sangat2 tidak kuasa atas SunnahNya.

    ReplyDelete
  17. dulu setahu saya cuma sempati airlines yg nyediain laflet kecil berisi doa bepergian dg pesawat di bangku penumpang. lumayan buat pengingat. sayang sempati bangkrut ya...

    ReplyDelete
  18. aku ga pernah naek pesawat. seringnya klo jarak jauh naek kerete *maklum kere, hehehe*

    ReplyDelete
  19. terima kasih kembali albana...hhmm namanya mengingatkanku pada seorang imam syahid :)

    ReplyDelete
  20. ALLAHHHHHHH....MMMMUUUAAAAHHHHHH..*i love you*

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah....
    terima kasih atas cerita - ceritanya...
    ALLAH memang Maha Besar...

    ReplyDelete
  22. setiap naik pesawat, aku selalu waswas, terutama saat take-off dan landing. batas antara hidup dan mati. jadi mengingatkan, betapa kecilnya kita. subhanallah.

    ReplyDelete