Friday, January 6, 2006

Marhaban ya Idul Adha


Assalamu'alaikum wr wb



Kemarin sewaktu saya lagi iseng main ke kamar kakak, saya lihat dia
lagi ketawa-ketawa. Ketika saya liat lagi ternyata lagi nonton film "Arisan".
Satu film karya Nia Dinata yang menceritakan berbagai konflik yang
biasa ditemui dalam kehidupan. Satu film yang menceritakan berbagai
masalah dari sudut yang berbeda. Satu film yg menceritakan kehidupan
orang-orang berada, tajir, jetset or whatever you may say.


Jujur, saya sedikit tertarik dengan film itu. Komedi yang dikemas cukup
bikin saya tersenyum. Permainan para aktor dan aktris nya yang kaku
juga lumayan menghibur. Tapi ada satu yang menarik perhatian saya.
Ternyata kehidupan kalangan Jetset yang serba glamour yang selama ini
saya liat di tivi itu ternyata ada di Jakarta dan benar ada dalam
kehidupan realnya.

Dan bukan dari film "Arisan" saja saya
taunya. Beberapa hari yang lalu saya berkunjung ke rumah teman, seorang
fotografer yang sudah bisa dibilang cukup professional. Saya
iseng-iseng buka-buka laptopnya dan disitu saya lihat hasil foto-foto
dia di suatu tempat yang acaranya adalah fashion show. Di acara itu
banyak bertaburan model-model papan atas yang sudah tidak asing lagi
nama-namanya.

Saya tanya, "Foto dimana nih ? di butik mana ?". Jawaban temen saya itu cukup bikin saya senyum kecut soalnya dia jawab "Butik ? itu di rumah klien". Hampir ngga percaya, saya perhatikan lagi foto-foto tadi dan tetap suasananya seperti di butik. Saya tanya lagi "Ini acara apa nih kok ada fashion segala gini ?" dan dia jawab "Itu acara iseng-iseng anaknya klien, yang baru pulang dari Eropa dan baju-baju itu hasil dia belanja disana".


Saya menduga baju-baju yang saya liat di foto itu harganya mungkin
sekitar 5-10 juta. Ternyata dugaan saya itu benar, barang yang paling
murah di foto itu adalah 3 juta dan itu pun hanya sepatu woman boots
leather dan barang-barang selebihnya di atas sepuluh juta. Saya cuma
bisa nelen ludah denger kata-kata temen saya itu.

Itu hak
mereka kok bikin acara mewah nan glamour seperti itu, itu uang mereka
juga kok. Mereka yang menghasilkan mereka juga yang menghabiskan.
Mereka juga bebas mau menghabiskan uangnya lewat apa, tapi yang
kadang-kadang bikin saya bertanya dalam hati, mereka sadar ngga ya
kalau masih ada kaum miskin yang untuk beli sendal jepit pun tak mampu
dan membutuhkan biaya untuk hidup dibandingkan mereka yang
penghasilannya dipakai untuk kesenangan duniawi semata. Mudah-mudahan
mereka sadar akan hal itu...

Didunia ini tidak ada seorangpun
yang mau terlahir dalam keadaan miskin dan tidak punya apa-apa. Lalu
kenapa di dunia ini ada orang miskin ? kenapa Allah menciptakan
sebagian manusia ini dalam keadaan miskin dan kenapa tidak semuanya
saja di bikin kaya raya ? Katanya Allah Maha Adil ?.
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu banyak dilontarkan oleh orang-orang
yang skeptis atau berprasangka buruk terhadap skenario Allah.

Saya
katakan, Allah SWT itu Maha Adil, Maha Pemurah lagi Maha Pengasih dan
Maha Tahu mana yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya. Dia ciptakan
orang-orang yang berkecukupan dan orang-orang yang kekurangan untuk
saling mengisi. Orang-orang yang berada pasti akan membutuhkan tenaga
orang-orang yang kekurangan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
tidak sanggup dilakukan sendiri. Begitu juga untuk orang-orang yang
kekurangan, mereka membutuhkan pekerjaan dari orang-orang yang
berkecukupan untuk mendapatkan gaji sebagai biaya hidup mereka. Kalau
semua manusia diciptakan kaya raya, siapa yang mau jadi tukang sampah
atau yang membangun rumah kita ?

Lalu bagaimana dengan para
pengemis yang suka minta-minta di lampu merah ? Tanpa harus apriori
terhadap mereka, walaupun mungkin diantara mereka masih banyak yang
sehat dan mampu bekerja tapi yang dilihat Allah adalah niat. Terlepas
untuk apa sedekah kita nantinya digunakan oleh mereka, niat baik kita
untuk bersedekah telah dicatat oleh malaikat Raqib yang akan melaporkan
kepada Allah.

Mereka itulah "celengan" kita, itulah "bank"
kita untuk di akhirat. Hasilnya tidak akan terlihat sekarang, dan
sepertinya seberapa sering pun kita menyumbang, masih akan tetap ada
yang minta-minta dijalan (semoga tidak). Hasilnya insya Allah bisa kita
rasakan nanti ketika amal ibadah dan sedekah kita dihitung di hadapan
Allah. Walaupun mungkin sedekah kita tidak akan membuat orang lain
menjadi kaya dan malah tetap miskin (semoga tidak juga), tapi minimal
hati kita tidak ikut "miskin" di hadapan Allah nanti. Marhaban ya Idul
Adha, selamat datang bulan sedekah. Semoga kali ini akan muncul lebih
banyak lagi para dermawan calon surga....
 

"Wahai
masyarakat dunia, sungguh jika kamu memberi dari sebagian rizkimu, maka
hal itu sangat baik bagimu. Tetapi jika kamu menahannya, pasti akan
membahayakan dirimu, dan kamu tidak akan terhina karena hidup
sederhana. Mulailah memberi kepada mereka yang menjadi tanggung
jawabmu. Dan tangan diatas lebih tinggi nilainya daripada tangan
dibawah"

[HR. Muslim, Diriwayatkan dari Abu Umamah]

 

Wassalamu'alaikum wr wb




21 comments:

  1. sering liat reality show d tv.. entah bentuk pengobatan gratis atau kejutan2 lainnya.. terkadang mendengar mrk bilang blm pernah pegang uang Rp 100.000,- sedangkan kita makan d cáfe ajha bisa lebih...
    bersyukurlah yg bisa bercermin dr saudara2 kita.. dan berterima kasihlah kpd mereka sbg pengingat kita...
    'met idul adha ya dek....

    ReplyDelete
  2. Selamaat idul adha juga ya mas Indra!

    ReplyDelete
  3. Met Idul Adha yah Ndra...

    Guess what... guess what.. kemaren waktu liburan ke indo.. i found out kalo uang bayaran sekolah anak sd negri itu Rp. 25.000 sebulan. Sedangkan kalo kita beli coffee blended di starbucks itu kan 32.000 yak.. ya Allah.. satu gelas yg nikmatnya cuma ampe tenggorokan ternyata bisa biayain satu anak kecil yang lagi ngecrek2 di lampu merah pondok indah ya ndra.. (hihi maap jadi ngoceh.. abis tulisannya bikin inget ma that issue)

    ReplyDelete
  4. Met Idul Adha nDra....
    tulisanmu menyentuh banget....
    moga banyak hati yang terketuk untuk membagi milik mereka untuk orang2 yang membutuhkan.. amiin...

    ReplyDelete
  5. Selamat Idul Adha juga ya Mas Indra...
    Kita memang nggak bisa melakukan apa-apa thd mereka yang tidak peka lingkungan begini. Tapi Mas Indra, untuk pengingat kita sendiri, sebenarnya harta kita itu bukan hak kita, tapi hak Allah, karena Allah juga yang memberikan. Saya punya teman yang dididik dan dicontohi orangtuanya, jangan melihat bakti sosial sebagai 'kelebihan diri' bisa memberi, tetapi karena 'you owe it to the world, for everything you have'. MasyaAllah, setelah besar anak-anaknya nggak ada yang tanggung-tanggung. Kepintaran, kekuatan, dan harta bahkan waktu yang mereka punya semua 'dibelanjakan' jalan Allah. Sungguh suatu jual-beli yang menguntungkan dunia akhirat.

    ReplyDelete
  6. mengucapkan selamat Idul adha juga..

    ReplyDelete
  7. waalaikumsalam,

    maka tak akan ada pengemis yang sesungguhnya
    yaitu pengemis surga
    pengemis dunia itu ladangnya pahala orang yang mampu

    selamat idul adha kang

    ReplyDelete
  8. selamat idul adha ndra ...
    pengingat sekali lagi bahwa harta itu bukan milik kita, ada hak orang lain juga di situ
    makasiy ya ndra atas remindernya :)

    ReplyDelete
  9. Foto pak Tua itu sangat menyentuh hati..

    Selamat Idul Adha..

    ReplyDelete
  10. "Allah Maha Kaya".....Selamat Hari Raya AidilAdha.....Assalamu'alaikum.....

    ReplyDelete
  11. Ikutan met Idul Adha ya, nyate dan gule ya di Indonesia?

    ReplyDelete
  12. Met idul adha, indra....

    waduh, seneng deh baca tulisan2 yang bisa ngingetin kita gini.....

    makasiy yah....

    ReplyDelete
  13. Met Idul Adha untuk semua yang reply, and thanks for the comments. Mudah-mudahan yang berkurban dan bersedekah selalu diterima ya amalnya.

    ReplyDelete
  14. Selamat Hari Raya Iedul Adha, maaf MP gw habis error jd ga bisa baca journal2 teman2...

    ReplyDelete
  15. met id juga...
    smg kita cukup modal (niat dan finansial) utk memposisikan tangan di atas. amiin

    ReplyDelete
  16. telat. better than never. Met berkorban ya Ndra. Dengan apa saja yg kita punya....

    ReplyDelete
  17. idem ditto sama albirru, better than never. selamat hari raya idul adha.

    ReplyDelete
  18. Iya ... memang benar yah... kalo aku lihat2 dan pikir-2.. Indonesia sekarang seperti India deh...:-( alias Njomplang (jawa) = sperti alat timbangan ataaasss dan bawaaahhhhh.
    Mirisss....

    ReplyDelete