Tuesday, May 3, 2005

Shalat Berbahasa Indonesia Gaya Malang

Rating:★★★★
Category:Other
Source From : republika.co.id

Dalam salah satu hadis, Rasulullah SAW pernah menegaskan soal kewajiban menegakkan shalat. ''Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.'' Begitu sabda Rasulullah SAW. Menurut Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amien, hadis tersebut bermakna bahwa setiap hal yang dikerjakan dalam shalat, harus benar-benar sama dengan shalat Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW telah mengajarkan gerakan dan bacaan dalam shalat secara jelas. Sehingga, menurut dia, berbagai gerakan dan bacaan itu harus ditiru tanpa menambah-nambah maupun mengurangi. Inovasi-inovasi dalam pelaksanaan shalat yang 'keluar' dari contoh Rasululllah SAW, kata dia, terlarang. Meski begitu, ada komunitas yang mencoba menegakkan shalat dengan menyisipkan 'inovasi'. Muhammad Yusman Roy, pengasuh Pondok I'tikaf Jamaah Ngaji Lelaku, Lawang, Malang, Jawa Timur (Jatim), sejak tahun 2000 terus mengembangkan model shalat dengan menyisipkan bacaan berbahasa Indonesia atau bahasa Jawa. Bacaan berbahasa Indonesia dan bahasa Jawa itu diperuntukkan bagi imam shalat.

Pria yang 20 tahun lalu memutuskan memeluk Islam itu beranggapan bahwa makmum akan lebih khusyuk dan paham bacaan Alquran yang dibaca dalam shalat apabila diterjemahkan langsung. Dengan cara begitu, Roy yang sebelumnya beragama Kristen itu mengaku yakin bahwa shalat akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Ajaran soal shalat dengan menyisipkan bahasa Indonesia itu kemudian ditulisnya dalam selebaran enam lembar dan disebarkan secara luas. Roy juga menyebar VCD yang merekam aktivitas shalat berbahasa Indonesia itu. Dalam VCD yang beredar di lingkungan tertentu, terlihat belasan orang tengah mengikuti shalat berjamaah yang dipimpin imam yang berbahasa Indonesia. Setiap bacaan ayat Alquran terlebih dulu dibaca, kemudian diiringi dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

Misalnya, Bismillahirrahmaanirrahim diteruskan dengan terjemahnya 'dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang'. Cuma, untuk bacaan di antara gerakan shalat semisal takbir tidak diterjemahkan. Dalam keping VCD tersebut juga diperlihatkan shalat berjamaah yang imamnya menerjemahkan bacaannya dalam bahasa Jawa. Roy beranggapan bahwa umat Islam lebih suka menerima petunjuk (Alquran) dengan bahasa Arab. Padahal, kata dia, tidak semua umat Islam tahu arti dari bahasa Arab itu sendiri. Itulah sebabnya, banyak orang yang shalat tapi juga masih melanggar perintah Allah. ''Kita ini seperti beo atau robot. Bisa mengucapkan tapi tidak tahu artinya. Makanya, banyak orang yang shalat tapi masih berbuat maksiat,'' ujar mantan petinju Sasana Sawunggaling ini.

Untuk mendukung pendapatnya, dalam selebaran Roy mengutip Surat Albaqarah ayat 2 yang dia terjemahkan sendiri. Terjemahan terhadap ayat tersebut versi Roy berbunyi, ''Ketahuilah apabila dengan sengaja Anda memberi petunjuk hanya dengan membacakan firman-firman yang masih berbahasa Arab itu, dengan tidak disertai dengan terjemahannya yang akibatnya membuat orang tidak mengerti maksudnya hal itu adalah termasuk perbuatan menyesatkan orang dan pelakunya terlaknat.'' Padahal, terjemahan aslinya berbunyi, ''Itulah Kitab (Alquran) yang tidak ada keraguan di dalamnya.''

Roy mengklaim bahwa jamaah yang telah mengikuti ajaran shalat berbahasa Indonesia itu sudah tersebar di Surabaya, Malang, Blitar, Tulungagung, Pekalongan, dan Samarinda. Menurut dia, umat Islam saat ini lebih mendewakan bahasa Arab sekalipun ada sebagian besar umat yang tidak begitu paham dan menguasai bahasa Arab. Orang yang seperti ini, disebutnya sebagai penganut Islam fanatik yang tidak ingin adanya kemajuan dalam beriman dan bertakwa kepada Allah. Tema soal shalat berbahasa Indonesia itu pernah didebatkan dalam forum diskusi di IAIN Sunan Ampel Surabaya, Jatim, akhir pekan lalu. Sayang, sebelum sesi tanya jawab berlangsung, moderator diskusi menyebutkan bahwa dirinya menerima surat keberatan dari MUI Jatim dan Kejaksaan Tinggi Jatim terhadap adanya debat itu. Karena itu, acara dihentikan di tengah jalan.

Menurut Ma'ruf, shalat gaya Roy itu tidak berlangsung sesuai contoh Rasulullah SAW. Menurut dia, makmum shalat harus mengerti sendiri makna bacaannya tanpa harus diterjemahkan lebih dulu oleh imam. Karena itu, pihaknya pun berjanji akan menerjunkan tim untuk mengecek ke lapangan. ''Paham-paham seperti itu dulu bermunculan. Kemudian 'masuk tong sampah', kemudian sekarang bermunculan lagi,'' tuturnya. Dekan Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel, Drs Abd Salam, juga mengecam keras ajaran tersebut. Kata Salam, shalat adalah wahana dzikrullah (dzikir kepada Allah). Jika memahami posisi shalat sebagai aktualisasi dzikrullah, kata Salam, orang yang mengerjakan shalat sudah barang tentu mampu mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar. Dalam shalat jamaah, lanjutnya, makmum tidak boleh masuk dalam arus kesadaran sebagai objek imam, namun harus bersama imam berada dalam satu kesatuan subjek untuk secara bersama-sama mengaktualisasikan dzikrullah.

Untuk itu, tambah dia, imam dan makmum harus mempersiapkan diri menuju kemampuan mengaktualisasikan dzikrullah dengan sebaik-baiknya termasuk di antaranya berusaha menghayati bacaannya. ''Persiapan itu harus dilakukan di luar shalat. Kalau dilakukan di dalam shalat maka itu bukanlah shalat, melainkan belajar shalat,'' ujar dia. Salam pun mengaku prihatin dengan makin berkembangnya ajaran tersebut.

Dari saya :

"...yang berada didalam selimut ternyata bisa lebih berbahaya dari yang di luar"

16 comments:

  1. wah,keduluan nih bang indra, tadi pas baca koran, aku dah mo posting tentang ini, ternyata dah ada duluan, gapapa deh.
    yang penting fenomena ini bisa disebarluaskan, dan kita bisa menilai dan mengambil sikap dari fenomena ini.
    apa pun hasil penilaian kita, semoga menambah mutu keimanan kita.\


    n.b.:
    postingan ini lebih lengkap dari yang aku baca dari koran Suara Merdeka. trims.

    ReplyDelete
  2. ehhhmm,,,,
    apakah kira - kira kita-kita tidak sholat dalam bahasa indonesia ??
    coba kita pikir lagi?
    bahasa dasar kita adalah bahasa indonesia[BI] ,kita menterjemahkan alam kedalam " bahasa Dasar " yg kita mengerti yaitu bahasa indonesia , kita mempelajari bahasa arab lalu kita mengerti artinya kita rubah ke bahasa indonesia, kita membaca buku english lalu kita rubah juga artinya ke bahasa indonesia,

    jadi sebetulnya segala sesuatu itu kita mengerti setelah kita merubahnya ke dalam tujuan akhir dalam format bahasa indonesia, dikarenakan [BI] sudah menjadi bahasa dasar itu tadi maka secara otomatis bisa dikatakan bahwa bahasa ini menjadi bahasa pribadi

    saya sendiri sholat dengan bahasa indonesia dalam hati dan mengumandangkan bahasa arabnya, bila tidak begitu lalu apa artinya sholat ? koq jadinya kayak orang mabuk ? enggak ngeh sama apa yang diucapkan dan dibaca ,,,,dan ini ada di alqur'an silahkan dicari

    apa yang dilakukan kyai roy itu adalah sesuatu yang diakibatkan karena effek orang -orang sekitarnya dan dia pribadi untuk mengumumkan kepada orang banyak bacaan sholat secara tidak wajar, dan bisa jadi disalah artikan oleh orang lain, padahal itu adalah suatu resiko, dan lazim,,,hanya saja ada cara yang lebih baik, dalam cara penyampaiannya

    kanjeng rasul dulu ggak bisa baca nggak bisa tulis, dan memiliki bahsa pribadi bahasa arab, kalo misalnya bliau orang sudan ,bisa jadi sekarang agama islam berbahasa sudan toooh,,,,!!


    wassalam

    ReplyDelete
  3. hehe gak usah main dulu2an lah ya gak hehe justru lebih bagus dan berguna kalau info2 semacam ini disebarluaskan lagi.Silahkan lho kalo mau di posting ulang, insya Allah akan dicatat sebagai bentuk Syiar oleh-Nya...Amin

    ReplyDelete
  4. trims kang yogi.....internet saya agak kacau nih..sering down..jadi belum sempet baca di suramerdeka nya..trims

    ReplyDelete
  5. Hey ndra...
    Sebenernya sih kurang relevan sama isi postingnya. Just want you to know that it's really amazing how deeply involved you've become with our religious teachings.
    Mungkin gue juga harus cari pencerahan dari elo ;)
    Oh well, on top of that, Hello, Ndra :)

    ReplyDelete
  6. hmmm....makin bingung ya mikirin beginian ;(

    tanda2 kiamat ???

    ReplyDelete
  7. Kak Iwannnnn.....
    Kiamat mah ngga usah dipikir'in.
    Yang penting gimana agar kita tambah hari bisa tambah baek, tambah sholeh, tambah amal, tambah pahala, tambah ilmu, tambah sodara.

    ReplyDelete
  8. u mas iwan..mah tambah dapat jodoh sebelum kiamat...:)...tul g??

    ReplyDelete
  9. hehehe mas Dedy tau bangged yg kupikirin....mikir yg sama kah??? heheh =))

    *ku tau yg kau mau* =))

    ReplyDelete
  10. Amien Amien Amien :)
    teh ari :)
    iya sih bener juga...tapi kalo dengan kesadaran kiamat udah dekat khan jadi lebih semangat 'kejar setoran' tabungan di akhirat =))

    ReplyDelete
  11. Emang ada yg udah ga perlu "belajar shalat" meski udah tau cara shalat?
    Bener udah tau cara shalat?

    hehe..

    ReplyDelete
  12. Tadi malem saya menyimak Kupas Tuntas by Trans TV..

    Pertanyaan host (Q) dan jawqaban org MUI (A) ya..

    Q: Sebenarnya buat apa sih shalat itu?
    A: Supaya mampu melafadzkan ayat2 Quran
    Dr saya: hmm.. kok terdengarnya dangkal sekali jawaban itu yah?

    Q: Kalo ga ngerti bahasanya?
    A: Ya tasbih saja kan bisa, kalo belum mengerti juga, ya diam saja ikuti gerakan shalat, jedakan antar gerqakan dengan jeda alfatihah atau doa2 lainnya.., belajar dulu artinya, baru jalankan ketika sudah mengerti.
    Dr saya: jalankan kalo udah ngerti.. hmm.. berarti nunggu kiamat dulu, baru shalat..piye sih? kok kebalik2 begini?

    Dr saya ttg semuanya:
    bila, ayat suci Quran tidak boleh diterjemahkan dalam shalat, buat apa di Quran sendiri ada terjemahnya? Hapus saja terjemahnya kalo ujung2nya kita hrs belajar sendiri..!
    bila, kita harus belajar artinya dulu, keburu mati.. kapan shalatnya?
    bila, kita hanya shalat tanpa tahu artinya, kok semakin terdengar seperti seorang serdadu yg tidak tahu tujuan dia menembak, berbaris, push up selain bahwa itu adalah perintah komandan?
    Serdadu selalu diibaratkan sebagai robot.
    Kita ini manusia dan bukan serdadu alias robot.

    Tinta seorang cendekia yg diamalkan untuk umat jauh lebih berharga daripada darah seorang syuhada. (tolong dicek lagi bener ga ni hadist)

    Duh, semua masih pada terjebak di matrix ya? Hayoo main2 ke zion.. berani ambil pil merah? Atau biru?

    MUI..(pengen ada emoticon org muntah tp gatau caranya)
    ngurusin haram-halalnya hoka2 bento aja belum beres, udah berani klaim roy bikin aliran sesat.
    setelah belasan tahun pembajakan kaset dan CD terjadi, dan setelah diingetin sama Franky Sahilatua baru fatwa keluar ttg haramnya pembajakan, lha ngapain aja selama ini oom?
    Sudahlah.. urus dulu hal2 yg lebih banyak merugikan umat (hoka2 bento, bintang zero dllsb), drpd ngurusin komunitas berumat 300 org.

    ReplyDelete
  13. Sebaiknya seorang muslim itu mengikuti sifat & sikap Rasulullah saw dalam beribadah.Kenapa disuruh ngikutin Rasulullah saw ? Karena di Quran menyebutkan seperti itu :

    “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu”. [Al Ahzab 21]

    Lalu kenapa juga mesti ngikutin Quran ? Karena Quran diturunkan memang untuk di pelajari, dihayati dan di amalkan :

    "Inilah Al-Quran suatu keterangan bagi manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa" [Al- Imran:138]

    "Dan inilah Al Quran sebagai pengajaran yang diberi berkat yang Kami turunkan.Maka mengapakah kamu mengingkarinya ?" [Al Ambiyaa:50]

    Lalu tentang sholat versi baru itu, bukan berarti tdk boleh diterjemahkan, tapi kenapa terjemahannya ikut dibacakan secara keras juga ? Kita tetap menterjemahkan tapi didalam hati dengan maksud supaya lebih khusyuk sholatnya.Maka sering2lah membaca arti dari surat Al Fatihah dan surat pendek yg akan kita baca pada waktu sholat, dan tidak harus hafal juga terjemahannya, yg penting kita tahu dan memahami apa maksud dari surat itu.Lagian masa iya sih untuk ngerti mesti sampai nunggu kiamat segala.When there's a will there's a way :)

    Islam itu sudah ada sejak lebih dari 1400 taun yg lalu, lalu kenapa hal-hal yg baru seperti ini baru ada sekarang ? Kalau memang dibolehkan dalam Islam, seharusnya mungkin udah ada dari sejak taun 60an atau 50an mungkin ?.Dan kalau kita mau berpikir, para imam sekelas Yusuf Qhardawi, Abdurahman Saudaiss dan yg lainnya aja gak berani bikin pembaharuan dalam Islam, kok yang di Malang ini bisa ya ? hehe

    Dan satu lagi, sebagai muslim kita punya pegangan yang pasti dan tidak bisa di ganggu gugat yaitu Al Quran dan Hadist.Beberapa hadist dari Rasulullah tentang shalat dan ibadah :

    "Barang siapa yang mengada-ada atau memperbaharui urusan dalam perkara (agama) kami yang tiada dasar darinya maka tertolak urusan itu”. [HR.Bukhari-Muslim, Muttafaq alaih]

    “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” [Muttafaq alaih]

    Kalau kita sudah bisa memahami Al Quran dan Hadist, insya Allah tidak akan ada lagi pertanyaan2 seperti ini.Trus kapan kita bisa mengerti Al Quran dan Hadist ? apa mesti nunggu sampai kiamat lagi ? hehe once again When there's a will there's a way

    Btw tentang kata-kata "Tinta seorang cendekia yg diamalkan untuk umat jauh lebih berharga daripada darah seorang syuhada", itu bukan hadist melainkan perkataan dari seorang filsuf muslim Imam Al Ghazali.....Semoga mengerti :)

    ReplyDelete
  14. hmm.. AlQuran dapat dimengerti sebelum kiamat terjadi.. hebat sekali kemampuan org itu..

    mungkin aja udah pernah ada hal2 baru, tapi tidak terdokumentasi, berhubung (contihnya ya si roy ini sendiri) pengikutnya cuma 300an orang..

    melihat kata2 MUI dan melihat kata2 roy, yg lebih punya dasar ya si roy ini.. jadi ya terbuatlah ijtihad.. seperti juga ijtihad2 lain yg MUI buat selama ini meski menurut saya pribadi kadang MUI terlalu cepat sampai pada kesimpulan..

    aih, sudahlah.. sebelum menulis fenomena, ada baiknya kita mengalami fenomena itu sendiri dulu.. sudah pernah?

    ReplyDelete
  15. ..........Roy beranggapan bahwa umat Islam lebih suka menerima petunjuk (Alquran) dengan bahasa Arab. Padahal, kata dia, tidak semua umat Islam tahu arti dari bahasa Arab itu sendiri. Itulah sebabnya, banyak orang yang shalat tapi juga masih melanggar perintah Allah. ''Kita ini seperti beo atau robot. Bisa mengucapkan tapi tidak tahu artinya. Makanya, banyak orang yang shalat tapi masih berbuat maksiat,'' ujar mantan petinju Sasana Sawunggaling ini.
    Cuplikan dari makalah diatas,...
    Kalau saja aku jadi Om roy, maka yang harus aku lakukan adalah:
    1. Aku akan merubah bhs Al-quran kedalam semua bhs manusia [masyarakat Indonesia ], sebab saya tahu bahwa tidak ada jaminan semua orang indonesia bisa berbahasa indonesia
    2. Aku membuat satu bhs yang bisa dipahami oleh semua manusia tidak terkecuali masyarakat dunia supaya bagi si muslim ketika sholat bisa lebih khusuk
    3.Aku akan mendeklarasikan diri saya sebagai Tuhan semesta alam, sebab nabi, malaikat bagi saya bukan apa apa.

    ReplyDelete
  16. Satu lagi, ini semua adalah propaganda barat.....
    so... the life must go on.........

    ReplyDelete