Thursday, May 12, 2005

Buku : Al-Quran dan Lautan

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Agus S Djamil
Source : republika.co.id


Judul : Alquran dan Lautan
Penulis : Agus S Djamil
Penerbit : Arasy, Bandung
Cetakan : I (pertama), Dzulqa'dah 1425 H
Tebal : lviii + 552 halaman
Harga : Rp 69000,00



Di Toronto, Kanada, pernah hidup seorang pedagang yang banyak menghabiskan hidupnya di atas kapal. Suatu ketika, pedagang tersebut dipinjami Alquran oleh seorang Muslim. Dengan tekun dia baca Alquran ayat per ayat. Akhirnya, dia pun menemukan beberapa ayat yang bicara soal lautan.

Pedagang ini pun terkesan. Begitu selesai, dia langsung tanya kepada seorang Muslim yang meminjaminya Alquran. ''Apakah Muhammad SAW itu dulunya pelaut,'' ujar sang pedagang bertanya. Setelah dijelaskan bahwa Rasulullah SAW itu tinggal di tengah padang pasir (bukan pelaut), dia langsung mengucap syahadat. Dia sangat kagum dengan akurasi Alquran dalam bercerita soal laut.

Tak cuma itu, akurasi Alquran dalam membahas soal lautan juga terlihat dari perbandingan jumlah ayat. Dalam Alquran terdapat 32 ayat yang menyebut kata 'laut'. Sedang kata 'darat' terkandung dalam 13 ayat Alquran. Jika dijumlahkan, keduanya menjadi 45 ayat. Angka 32 itu sama dengan 71,11 persen dari 45. Sedang 13 itu identik dengan 28,22 persen dari 45. Berdasar ilmu hitungan sains, ternyata memang 71,11 persen bumi ini berupa lautan dan 28,88 persen berupa daratan.

Mustahil bagi Rasulullah SAW, yang tak bisa baca-tulis itu mampu menciptakan sendiri ayat-ayat Alquran dengan komposisi seperti itu. Perbandingan soal ayat soal laut dan ayat soal darat yang ternyata sama dengan perbandingan laut dan darat di bumi itu jelas sengaja diciptakan Allah SWT.

Fakta-fakta tersebut terungkap dalam buku ini sebagai bukti betapa laut memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Selain menjadi bukti kuat bagi keaslian Alquran, laut juga menjadi sumber penghidupan yang sangat kaya. Keberadaan wilayah laut, bisa menjadi salah satu penentu tingkat ekonomi sebuah negara.

Secara panjang lebar, buku ini menyajikan tafsir-tafsir ilmiah bagi ayat yang membincangkan soal lautan. Di sini tersaji bukti-butki sains yang menjadi penjelasan penting bagi ayat-ayat soal lautan. Tafsir yang seperti ini boleh dibilang masih cukup langka.

Seorang saintis Muslim yang banyak sekali menulis tafsir ilmiah bagi ayat-ayat yang membahas fenomena alam adalah Harun Yahya. Ilmuwan asal Turki ini telah menulis tafsir ilmiah tentang kehidupan semut, warna-warni tumbuhan dan binatang, keajaiban sistem kekebalan tubuh, dan sebagainya.

Bisa dibilang, buku ini mendekati tafsir-tafsir ilmiah yang selama ini dikembangkan Harun Yahya. Data-data faktual tentang lautan yang terpapar di sini menjadi bukti kebenaran Alquran. Temuan-temuan sains tentang lautan, ternyata telah diungkapkan oleh Alquran sejak 15 abad yang lalu.

Simaklah Surat An Nahl ayat 14. Ayat tersebut berbunyi: "Dan Dialah Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar, dan kamu mengeluarkan dari lautan perhiasan yang kami pakai. Kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya supaya kamu bersyukur"

Sejak 15 abad yang lalu Alquran berbicara soal manfaat laut bagi peningkatan taraf hidup manusia. Kini terbukti, negara-negara yang pandai memanfaatkan potensi lautnya, bakal mendapat kekayaan yang sangat berlimpah. Selain mengandung banyak makanan, dan perhiasan, laut juga bisa menyimpan banyak bahan tambang, bisa menjadi jalur transportasi yang murah, dan sebagainya.

Banyak sekali informasi penting soal lautan yang terkandung dalam buku ini. Selain itu juga banyak rahasia ayat-ayat soal lautan yang dipaparkan di sini dengan bukti-bukti sain. Hal ini membuat ayat-ayat Alquran lebih mudah dipahami dan diyakini kebenarannya.

Sedikit catatan saja, sebagian bab dalam buku ini membuat bahasan yang terlampau melebar. Pengantar, prakata, prolog, dan hal lain yang menjadi pengantar buku ini juga terlampau panjang. Namun secara umum, buku ini mudah sekali dibaca, karena disajikan dalam bahasa yang lugas dan tidak njelimet.


No comments:

Post a Comment