Tuesday, May 3, 2005

Buku : Santri-Santri Bule

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Other
Author:Prof. Dr. Deddy Mulyana, M.A
Judul : Santri-Santri Bule
Pengarang : Prof. Dr. Deddy Mulyana, M.A.
Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Cetakan : Pertama, Maret 2004
Tebal : X + 340 halaman
Harga : Rp 19.000

Walaupun Islam sering disudutkan, diolok-olok, dan dilecehkan di Barat, ternyata bukanlah halangan bagi sebagian orang Barat untuk mempelajari Islam yang pada akhirnya kembali ke fitrahnya (Islam). Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya orang barat yang memeluk Islam, baik di Amerika Serikat (AS), Eropa maupun Australia.

Di AS, walaupun Islam kerap didiskreditkan sebagai agama yang menindas kaum wanita, justeru kaum hawa di negara adidaya itu ramai-ramai masuk Islam. Bahkan akhir-akhir ini, jumlah wanita yang memeluk islam empat kali lipat dari jumlah kaum prianya. Di Prancis tidak kalah menariknya. Seorang mahasiswi ratu kecantikan di universitasnya diawali dengan perasaan kesal, karena para Jemaah Tabligh yang lewat tidak menghiraukannya. Padahal lelaki-lelaki lainnya ‘takluk’ di hadapannya. (halaman 19).

Dan masih bayak kasus lain yang tidak kalah dramatiknya. Ada sebagian dari mereka (para bule) tergugah untuk masuk Islam karena awalnya mendengar tilawah al-Qur’an atau lantunan adzan. Ada pulah yang tertarik dengan Islam karena sikap dan prilaku kaum muslimin yang ditemukannya. Adapula yang memperoleh keyakinan Islam melalui mimpi, meskipun jarang terjadi.

Sedangkan penjungkirbalikan ajaran Islam oleh Barat membawah hidayah tersendiri bagi sebagian orang. Mereka yang sudah muak dengan ketidakjujuran dan kepicikan Barat, justeru terdorong untuk mengetahui Islam dari sumbernya yang asli seperti al-Qur’an, sunnah rasul dan juga buku-buku yang ditulis oleh orang Islam sendiri. Atau ada pula yang langsung menemui orang-orang Islam sendiri. Bahkan sebagian orientalis yang mau jujur, yang tadinya mengkaji Islam berlanjut memeluk Islam (halaman 39).

Bagi para pemeluk Islam baru ini, memasuki Islam bagaikan terlahir kembali. Semangat juang mereka pun sangat tinggi. Seorang tokoh muslim di Melbourne, Syekh Mahmud perna berujar, “ Kalau orang-orang Barat berniat menjadikan Mekkah dan Madina sebagai London dan Paris, kita berniat me-Mekkakan dan me-Madinakan London dan Paris.” (halaman 5).

Berbeda dengan kita yang berislam karena ‘warisan’ dari orang tua, para revert (orang kembali ke Islam) tersebut benar-benar menyadari manfaat dari nilai-nilai islam. Karena memang mereka mendapatkan Islam melalui perjuangan yang membutuhkan pengorbanan dan kesabaran. Mereka terkadang harus mengorbankan keluarga, pekerjaan, harta dan martabat di mata masyarakatnya.

Keputusan yang mereka ambil benar-benar keputusan sulit dalam hidupnya. Karena meyangkut hidup dan mati, serta nasib mereka tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat kelak. Sehingga wajar, setelah menemukan Islam mereka lebih serius dalam menjalani hidupnya.

Hal ini sesuai dengan pendapat umum para psikolog yang menyatakan bahwa orang yang paling fanatik dalam memperjuangkan sesuatu, apakah agama, teror atau revolusi adalah orang-orang yang memasuki perjuangan itu atas kemauannya sendiri yang bebas. Namun, bukan berarti perjuangan mereka luput dari alang merintang. Bahkan halangan yang harus mereka hadapi jauh lebih berat.

Buku ini hadir di tengah fenomena pendiskreditan Islam oleh Barat di satu sisi. Dan beramai-ramainya orang non muslim di Barat yang masuk Islam di sisi lain. Dalam buku ini, penulis, Prof. Dr. Deddy Mulyana, M.A. mencoba menjawab beberapa pertanyaan berikut: Bagaimana perkembangan Islam di Barat ? Faktor apa saja yang mendorong sebagian orang Barat untuk memeluk Islam ? Dan bagaimana suka dan duka mereka sebelum dan sesudah mengikrarkan syahadat ?

Lebih dari itu, buku ini diharapkan dapat lebih meyakinkan kita umat Islam yang mendapatkan warisan ‘istimewa’ akan kebenaran Islam sebagai agama kita dan menggugah kita untuk menjadi muslim yang lebih baik (sejati). Orang-orang non muslim saja telah mati-matian berkorban untuk memperoleh Islam. Sudah seyogyanya kita umat Islam tidak lagi menganggap Islam sebagai agama yang sudah seharusnya di anut atau hanya diletakan sebagai warisan. Tetapi kita mesti memelihara dan meningkatkan warisan tersebut sebaik mungkin. Kalau bule saja sudah banyak yang menjadi santri, kita sendiri mau jadi apa ? Wallahu’alam.

Info Selanjutnya Hubungi:

Penerbit : Remaja Rosdakarya
Telepon : (021)3901692 Faks.(021)3901703
Email : rosda@indosat.net.id, rosda_jkt@yahoo.com

3 comments:

  1. Ini merupakan tanda kebangkitan Islam menjelang abad ini. Buku ini bagus, haqqul yaqin. Bukan lantaran Prof Deddy mantan dosenku, tapi cara "menuangkannya" sangat komunikatif. Karena tidak berdasarkan pustaka, tapi pengalaman beliau.

    ReplyDelete
  2. Buku bagus. Bukan karena Prof Deddy adalah kerabat dekat saya. Saya yakin apa yang tertuang dalam buku ini berdasarkan pengalaman yang dapat membantu semua orang bersikap bijak menghadapi perubahan2 yang terjadi akhir-akhir ini.

    ReplyDelete
  3. Wah yang comment dua2nya kenal Pak Deddy ya ? bisa minta tanda tangannya gak ya ? hehe...anyway, yes this book is recommended for those who wants to know more the story of muallaf and basic of Islam

    Thanks atas reviewnya Pak Mappajarungi dan Mba Wanda :)

    ReplyDelete