Thursday, March 29, 2007

Sabili : "Banci Marak Bencana Merebak"

Rating:★★★★★
Category:Other
TELAAH UTAMA
Edisi 19 Th XIV
5 April 2007
17 Rabi'ul Awal 1428
 

Banci Marak Bencana Merebak

Bak barang dagangan yang sedang laris, tayangan waria makin marak di layar kaca. Dalam kehidupan nyata, sama saja. Sejak 2004, kaum waria tercatat sudah tiga kali menggelar kontes. Pertanda apa ini?
 
Ketika memasuki ruangan Yayasan Srikandi Sejati yang nempel pada kantor Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di bilangan Pisangan, Jakarta Timur, Nancy (53) langsung menyapa, “Dari Sabili, ya?”

Selanjutnya, waria kelahiran Bandung, 1 April 1954 ini mengenalkan Sabili pada ketiga waria yang ada di ruangan 2 X 3 meter itu. Tampak juga seorang dokter. Penampilan Nancy berbeda dengan yang lainnya. Waria bernama asli Nandy Iskandar ini mengenakan jilbab. Sedangkan ketiga waria lainnya berdandan menor seperti umumnya waria.

Sabili diminta masuk ke ruangan itu. Yang dimaksud ruangan adalah kamar yang hanya tersedia dua kursi dengan satu meja yang dipenuhi booklet penerangan HIV/AIDS. Demikian pula dindingnya. Bahkan ada manequin alat kelamin pria. “Ini buat contoh cara masang kondom,” Nancy menjawab keheranan Sabili.

Ketika wawancara berlangsung, para waria berlalu lalang. Dengan ramah, Nancy menjawab pertanyaan Sabili seputar kegiatan lembaganya dan latar belakang kehidupan waria yang sempat lolos seleksi anggota HAM beberapa waktu lalu.

Nancy adalah salah satu potret fenomena waria yang makin tumbuh berkecembah di Indonesia. Di layar kaca, kita kerap disuguhi tontonan waria. Sebut misalnya sosok Irfan Hakim. Tak tanggung-tanggung, selain sering memainkan peran sebagai perempuan di acara Ngelenong Nyok, Irfan juga berperan sebagai perempuan di sinetron Putri Ke-4 di sebuah stasiun TV swasta. Dalam sinetron ini, ia berperan sebagai Erika, seorang gadis yang tinggal di sebuah rumah kos bersama tiga anak lainnya yang semuanya wanita.

Irfan Hakim bisa dibilang artis yunior yang sering memainkan peran wanita. Jauh sebelum alumnus IAIN Sunan Gunung Djati ini tampil, kita sudah mengenal Tessy. Artis bernama asli Kabul Basuki ini sejak awal memang sudah menggeluti dunia lawak dengan ikon perempuan. Dan, sampai kini pun ia tetap enjoy dengan dunianya itu. “Ya, rezeki saya dari situ!” ujarnya, pada Sabili yang menghubunginya via telepon pekan lalu.

Jauh sebelum Tessy muncul, dunia hiburan dihadiri oleh sosok Dorce Gamalama. Waria yang bernama asli Dedi Yuliardi Ashadi kelahiran Solok, Sumatra Barat, 21 Juli 1963 ini termasuk artis serba bisa. Kini ia memandu acara Dorce Show di sebuah televisi swasta.

Sejak kecil, Dorce sudah menggeluti dunia seni. Karir musiknya diawali dengan menyanyi bersama kelompok Bambang Brothers. Kala itu ia masih duduk di bangku SD. Di SMP ia semakin tidak tertarik pada pelajaran sekolah dan lebih memusatkan perhatian pada karir menyanyi. Selain itu, ia juga mulai menyadari kecenderungannya untuk tertarik pada pria. Hal ini juga ia manfaatkan untuk membuat penampilannya di panggung tambah menarik, yaitu melawak dengan berpura-pura menjadi wanita. Ketika itulah ia mendapatkan nama panggilan Dorce Ashadi dari Myrna, pemimpin kelompok tari waria Fantastic Dolls.

Karena semakin merasa terperangkap dalam tubuh seorang laki-laki, ia kemudian memutuskan untuk operasi ganti kelamin menjadi seorang wanita. Walaupun mendapat tentangan dari berbagai pihak, hal ini juga diberitakan luas oleh media massa dan membuat Dorce semakin terkenal. Setelah muncul di TVRI stasiun daerah Surabaya, ia mulai muncul juga di TVRI pusat Jakarta dan diundang untuk tampil di berbagai kota di Indonesia. Acara ini diikuti film Dorce Sok Akrab dan Dorce Ketemu Jodoh, dan kontrak rekaman lainnya.

Menurutnya, ia mendapat inspirasi untuk nama Gamalama dari suatu perjalanan untuk menyanyi di Ternate bersama Benyamin Suaeb, di mana ia melihat gunung Gamalama. Setelah naik haji, ia juga menambahkan nama Halimatussadiyah.

Sosok lainnya yang bergelut di dunia ini adalah Aming. Pria kelahiran 7 November 1980 mempunyai nama lengkap Aming Sugandhi. Ia selalu memainkan peran sebagai perempuan lewat acara komedi Extravaganza di sebuah stasiun TV swasta. Selain mereka, masih banyak artis lainnya yang berjenis kelamin laki-laki dan sering memainkan peran sebagai perempuan. Dalam hukum Islam, mereka ini termasuk takhannuts atau laki-laki menyerupai wanita.

Selain di layar kaca, fenomena waria ini sejak lama sudah menunjukkan identitasnya secara terang-terangan di dunia nyata. Dari hari ke hari, keberadaan kaum waria di Indonesia, terasa makin banyak. Di Jakarta saja, saat ini tercatat ada lebih dari enam ribu waria yang terdata oleh Yayasan Srikandi Sejati yang juga digawangi oleh para waria sendiri.

Belum lagi mereka yang masih tertutup dan dikucilkan keberadaannya, karena dianggap sebagai aib oleh keluarganya. Para waria, kebanyakan hidup berkelompok antara 10 orang sampai 30 orang. Di Jakarta, mereka tersebar di berbagai wilayah.

Para waria yang cukup sukses menapaki hidupnya berprinsip, harus berani melakukan terobosan-terobosan, jika ingin diakui dan tidak menjadi cemoohan. Berbekal keberanian, segelintir waria mulai berani muncul di hadapan publik dengan kesan bersih, pintar dan tetap cantik.

Hal itu diwujudkan pula melalui pemilihan putri waria, yang sudah diadakan tiga kali sejak 2004, meskipun mengundang kontroversi. Pada 2004 pernah digelar Kontes Miss Waria Indonesia. Megi Megawati terpilih sebagai pemenang.

Selanjutnya pada pertengahan 2005, digelar Kontes Pemilihan Miss Waria Indonesia di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat. Sebanyak 30 waria dari berbagai daerah mengikuti kontes ini. Mereka unjuk kebolehan dengan bernyanyi dan menari. Olivia Lauren, kontestan dari Jakarta, terpilih sebagai Miss Waria Indonesia 2005. Penyematan mahkota langsung dilakukan Miss Waria Indonesia 2004 Megi Megawati. Menurut Ketua Dewan Juri Ria Irawan, salah satu penilaian adalah kesempurnaan fisik peserta yang menyerupai wanita. "Pemenang akan dikirim ke ajang internasional," kata Ria Irawan, kala itu.

Acara ini sempat mendapat respon. Di luar gedung, sekitar seratus anggota Front Pembela Islam (FPI) memrotes Kontes Miss Waria ini. Mereka meminta acara tersebut dibubarkan. Menurut Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat FPI Soleh Mahmud, acara ini telah menghina Islam. "Ini adalah kontes waria jadi-jadian, bukan waria yang diakui keberadaannya oleh Islam," kata Soleh. Setelah beraksi sekitar dua jam, mereka kemudian bernegosiasi dengan panitia. Namun, pemilihan Miss Waria 2005 tetap dilanjutkan.

Para penyelenggara kontes waria ini seperti tak pernah kapok. Pada 2006, mereka kembali menggelar Pemilihan Putri Waria 2006. Kali ini Merlyn Sopjan yang bernama asli Aryo Pamungkas terpilih sebagai pemenang.

Begitu gigihnya acara ini dilangsungkan sangat bisa dipahami. Para penyelenggara mendapatkan dukungan langsung dari para petinggi negeri ini. Seperti acara Pemilihan Putri Waria 2006, mereka mendapat dukungan langsung dari mantan Presiden Abdurahman Wahid dan Gubernur DKI Sutiyoso. “Saya hanya menagih janji Gus Dur yang pernah bilang dia Bapak Bangsa,” papar Megie yang bernama asli Totok Sugiarto. Dialah tokoh paling penting dalam penyelenggaraan pemilihan miss waria 2006.

Dukungan juga datang dari kalangan liberal. Seperti diberitakan Jawa Pos (Kamis, 1/7/2004), Ulil Abshar Abdalla pernah mengeluarkan siaran pers bersama dengan LSM Pelangi (Perhimpunan Lesbian dan Gay Indonesia) di Kantor YLBHI Yogyakarta pada 30 Juni 2004, untuk pembuatan UU khusus mengenai perlindungan lesbian dan gay.

Selain itu, fenomena maraknya artis di layar kaca juga bisa berdampak buruk. “Dampaknya buruk sekali. Ini menjadi semacam angin segar bagi para waria atau bencong. Orang melihat itu hal biasa. Sebagai sebuah pilihan yang diserahkan kepada orangnya, mau silakan, tidak mau tidak apa-apa. Padahal perbuatan itu perbuatan terkutuk. Dalam hadits sudah dikatakan, Allah melaknat perbuatan seperti itu. Allah melaknat laki-laki yang keperempuan-perempuanan, dan sebaliknya,” terang Dosen Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Dr Daud Rasyid.

Menurut doktor bidang hadits dari Universitas Kairo, Mesir ini, dari segi moral waria sudah menyalahi kaidah-kaidah Islam. Seorang laki-laki tidak boleh memakai pakaian perempuan, sebagaimana disebutkan sebuah hadits shahih.

Selanjutnya, menurut Daud Rasyid, praktik kebencong-bencongan ini menyalahi kaidah-kaidah moral. “Dalam kaidah moral kita, perempuan ada batasan-batasannya. Laki-laki juga ada batasan-batasannya. Jadi sangat tidak etis laki-laki tampil, apalagi di depan publik dengan pakaian-pakaian perempuan. Ini mengundang amarah Allah SWT karena itu merupakan bagian perbuatan yang berdosa,” tegasnya.

Ironisnya, sebagian dari mereka yang sering melakukan peran lawan jenisnya itu justru tidak mengetahui bahwa profesi yang mereka geluti dilarang. Ketika ditanya apakah profesinya dipermasalahkan secara agama, Kabul Basuki yang lebih tenar dengan panggilanTessy menjawab, “Agama yang mana?” Tessy juga heran kalau perbuatannya itu terlarang dalam Islam. “Diharamkan? Wah, saya baru dengar. Saya nggak pernah dengar hal itu,” ujar Kabul pada Sabili ketika dikonfirmasi tentang hadits yang melarang seorang laki-laki menyerupai wanita.

Berbeda dengan Tessy, Irfan Hakim justru mengetahui bahwa perbuatannya tidak boleh secara agama. Menurutnya, perbuatannya itu hanya sebatas di panggung. "Tapi kalau sampai dalam keseharian, agak miris juga ya. Itu kan sebenarnya dilarang kan oleh agama,” ujarnya pada Sabili.

Produser acara Catatan si Tessy, Boim Lebon juga mengaku kurang sreg dengan maraknya waria di layar kaca. “Saya sebenarnya kurang setuju kalau mengekspos waria-waria. Saya ada perasaan kurang sreg aja gitu,” ujarnya.

Lalu mengapa dia menggawangi acara Catatan si Tessy? “Kalau kita pakai Tessy karena dia dari dulu udah begitu ya. Kalau di TV lain, dia suka pakai buah dada-buah dadaan, di kita nggak boleh. Kalau dia pakai baju perempuan ya udahlah. Tapi kalau sampai kayak banci bener, sebetulnya kebijakan di RCTI nggak boleh ada banci-banci sekarang,” imbuh penulis Serial Lupus ini.

Dosen IAIN Sunan Gunung Djati Dr Daud Rasyid mengkhawatirkan fenomena maraknya waria ini. “Musibah-musibah ini kalau boleh dikatakan, merupakan jawaban atas kumpulan dosa-dosa yang begitu hebat di negeri kita. Begitu beragam, dari kanan, dari kiri. Maksiat ini jadi numpuk. Dari timbunan dosa-dosa yang dilakukan manusia, akhirnya pada gilirannya adalah murka Allah,” ujarnya.

Daud Rasyid berpesan, “Di zaman yang banyak terjadi musibah, justru kita berusaha mengurangi perbuatan-perbuatan yang sifatnya maksiat dan mengundang murka Allah. Fenomena terakhir ini menjadikan kita semakin terancam. Meski itu alasannya sekadar untuk penampilan atau tuntutan seni, itu dalam Islam tidak bisa diterima. Dalam Islam kesenian itu ada batasannya. Salah satunya dalam hal busana, tidak boleh laki-laki memakai kostum yang biasa dipakai perempuan. Demikian juga sebaliknya.”

Beginilah jadinya kalau kita tidak mengindahkan aturan Allah. Banci marak, bencana pun merebak.

Hepi Andi Bastoni
Laporan: Faris Khoirul Anam
http://www.sabili.com/telut.htm


26 comments:

  1. untuk dorce ditambah kata bunda supaya lebih wanita lagi :(

    ReplyDelete
  2. kita memang sudah jadi biasa,
    malah sering tertawa ketika ada pelawak laki2 yg berpakaian perempuan..

    peran media luar biasa..

    ReplyDelete
  3. media juga yang membesarkan mereka. apalagi setelah sebuah stasiun tv memberikan sebuah acara khusus untuknya.

    ReplyDelete
  4. Semoga bencana yang ditimpakan pada kaum Nabi Luth tidak berulang lagi... :(

    ReplyDelete
  5. wah bro..menarik bgt nih threadnya.

    saya penasaran, kan ada 2 jenis " artis banci " ya?

    1. Yang hanya manifest dari jiwa berkesenian, acting dan seni penjiwaan karakter..tetapi di kesehariannya dia lelaki tulen. Jadi hanya sebatas profesi perannya sebagai seniman.
    2. Yang self-proclaimed. Sampe ke bengkel, ganti "sparepart" jadi perempuan.

    yang saya tau: yang ke 2 jelas ngawur..

    nah yang pertama itu gimana yah? kalau hanya sekedar ekspresi berkesenian? toh rasa seni itu bias sifatnya dan tidak bisa disamakan antar individu...

    sorry ya banyak nanya, pingin tau soalnya.., saya sih laki tulen ( takut disangkain..hehe )

    thanks.
    aL.

    ReplyDelete
  6. Heheh baru tau nih bro banci ada dua jenis. Setau saya sih manusia itu diciptakan cuma dua, laki-laki dan perempuan. Ngga ada yang setengah-setengah, itu kalau kita mau pakai sudut pandang Al Qura'n. Tapi kalau mau pakai sudut pandang HAM, maka akan lain cerita.

    Point nomer dua kan udah jelas yah....Nah tentang yang nomer satu, sebenernya juga akan lebih jelas. Sekali lagi ini masalah sudut pandang, kalau kita mau pake sudut pandang Islam (Al Qur'an & As Sunnah), jelas ngga ada kompensasi buat point nmr satu. Tapi kalo mau pake sudut pandang seni, makanya semuanya bisa boleh. Sudut pandang ini juga yang sering digaungkan sama beberapa kaum seniman.

    Kenapa yang point nmr satu tetep ngga ada kompensasi ? Bisa diliat dari hadits ini,

    لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُتَشَبِّهِينَ مِنْ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ

    “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita.” (HR. Bukhari dan Tirmidzi, shahih) dan ini,

    “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR. Bukhari)

    Kuncinya adalah kata "menyerupai"....kalau baru sekedar menyerupai aja ngga boleh apalagi sampai ke bengkel ganti onderdil ? :D. Sama seperti hukum zina (QS 17:32), mendekati zinanya "doang" aja ngga boleh apalagi zinanya :)

    Seni memang bias makanya banyak temen-temen saya yang seniman banyak yang milih untuk hidup dengan pandangan hidup agnostic yang men-deny keberadaan Tuhan ngga bisa, tapi ngejalanin peraturan Tuhan juga ngga mau. Tapi buat seseorang yang mau tunduk sama peraturan Allah, maka dengan sendirinya dia bakal ngerti batasan-batasan dalam berekspresi. Semuanya tergantung pemahamannya masing-masing kok tentang peraturan-peraturan dalam Islam.

    Well...that's just my two cents bro :)

    ReplyDelete
  7. dunia memang semakin gila...
    astagfirullahaladzim

    ReplyDelete
  8. kayaknya tanda2 kiamat semakin jelas yaaa

    ReplyDelete
  9. banci (dlm kesenian) kan sdh ada dr jaman baheula. lihat saja reog ponorogo. di sastra jawa juga ada. jd bukan barang baru lah.
    btw, citra islam yg bagaimana sih yg ingin ditampilkan fpi?

    ReplyDelete
  10. Iya ya mba, tapi alhamdulillah dari dulu status hukumnya dalam Islam ngga pernah berubah :). Citra Islam yg diinginka fpi ? kalau menurut saya sama saja seperti yang lain, ber-Islam secara kaffah.....yang membedakan adalah metode dakwah yang digunakannya cenderung frontal dan terkesan keras :).

    ReplyDelete
  11. wah kalo memang ada Hadistnya dan dasar2 hukumnya di Al-Quran ya udah pasti benar kata bro Indra ( maklum saya jarang bedah tafsir, jadi postingan begini menarik bgt buat saya )..
    Terima kasih buat penjelasannya..memang kadang pekerja seni suka kelewatan, walau beberapa malah berhasil membuktikan kualitasnya ( Didi Petet waktu berperan banci sangatlah orisinil menurut saya )...namun semua kembali lagi, bila sudah kelewatan ya musti di rem...hehhee..

    thanks bro! keep on posting yang informatif begini ya, saya mau belajar banyak, karena lingkungan saya kurang mendukung utk saya belajar ... :)

    ReplyDelete
  12. Ralat bang...
    Aming tidak "SELALU" memainkan peran perempuan..

    ReplyDelete
  13. oh ya perlu diganti tuh dengan kata "SERING" :)

    ReplyDelete
  14. Alhmadulillah. Terima kasih atas tanggapannya. But So What? Tulisan itu kayaknya nggak ada efeknya ya?

    ReplyDelete
  15. Terima kasih buat commentsnya. Tapi, sho what? Kayaknya tulisan itu nggak ada afeknya ya? Padahal banci yang udercover lebih banyak lagi!!

    ReplyDelete
  16. Wah suatu kehormatan mas Faris bisa ikut komen disini :)....yah kita tetap optimis aja mas dan tetap berdoa yang terbaik untuk umat ini.

    Mas, tulisan yg ini http://www.hadhramaut.info/Indo/articleDetails.asp?id=59 diposting aja di multiplynya :)

    ReplyDelete
  17. azab akan tiba secepat mungkin

    ReplyDelete
  18. saat sakaratul maut nanti, kira-kira mereka pilih jadi cowok atau cewek yach ??? :(

    ReplyDelete
  19. Itulah fenomena masyarakat kita yang melegalkan sesuatu yang bukan fitrahnya, tunggu adzab berikutnya.

    ReplyDelete
  20. kasihan ya ... mau jadi apa nih negara kita......, Kejadian nyg menimpa Nabi Luth .....apa akan terulang kembali....Tzunami, gempa udah datang . Nusakambangan karangnya sudah dirampok konglomerat, gak mikir pulau itu pasaknya Pulau Jawa ..... Walahu Alam bishahab..... Akan tenggelamkah P.Jawa ???? mungkin .. tanda2 sudah ada kan.....

    ReplyDelete
  21. Duh...kerasnya komentar untuk kaum waria. Apa tdk mungkin Allah itu menciptkan perkecualian2 dlm ciptaanya. Misalnya manusia hermaphrodite. Mereka memiliki alat vital laki2 dan perempuan dan semuanya ada salurannya artinya ada testisnya dan ovariumnya meskipun semuanya tidak sempurna seperti orang normal. Apa yg saya katakan itu memang ada dalam kenyataannya meski jelas sangat jarang dan dia memilih jadi perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis kelamin menurut Alquran dan Hadist itu apa sih tandanya? Apa hanya dari bentuk fisik luar (alat vital) atau termasuk "dalemannya" seperti kondisi hormonal? Ada lho orang punya penis tapi kondisi hormonalnya perempuan sehingga berperilaku perempuan dan itu sejak lahir bukan karena pengaruh lingkungan dan bukankah kondisi hormonal juga pemberian Tuhan. Terus dengan dalil Alquran dan hadist masuk golongan kaum laki2 atau perempuan ya?

    ReplyDelete