Sunday, November 27, 2005

Buku : Ensiklopedi Tokoh Orientalis

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Reference
Author:Abdurrahman Badawi
Judul buku: Ensiklopedi Tokoh Orientalis
Penulis: Abdurrahman Badawi
Penerjemah: Amroeni Drajat
Penerbit: LKiS Yogyakarta
Tebal : 448 halaman


Keberadaan kaum orientalis bagi dunia Islam telah menimbulkan perdebatan panjang. Sebagian umat Islam menolak mentah-mentah terhadap kajian yang dilakukan kaum orientalis, karena dipandang telah melecehkan Islam. Hal ini berangkat dari sebagian kesimpulan kaum orientalis yang mewartakan bahwa Islam sebagai agama "saduran" dari agama-agama dan budaya sebelumnya. Kesimpulan seperti ini jelas berkaitan dengan sikap ideologi dan kecemasan kaum orientalis dalam beragama, selain agama yang mereka anut adalah musuh, dan harus dihancurkan.

Perlawanan umat Islam terhadap kaum orientalis model ini, biasanya melakukan counter dengan ajarn agama pula. Bahwa untuk meruntuhkan tesis kaum orientalis yang negatif tersebut, umat Islam harus senantiasa menghidupkan tradisi Islam seperti pada masa jayanya, zaman Rasulullah dan para sahabat. Semua konsep hidup yang baik dapat digali dari agama sendiri tanpa harus memakai konsep barat.

Buku Ensiklopedi Tokoh Orientalis ini berusaha mengenalkan kepada masyarakat tentang profil 205 tokoh orientalis, fokus kajian, aktifitas dan pandangan dan penilaian mereka terhadap Islam. Beberapa nama dalam buku ini, bagi pemerhati bidang islamic thought, tentu telah dikenal seperti, Ignaz Goldziher, Joseph Schacht, Christian Snouck Hurgronje, Theodore Noldeke dan masih banyak lagi nama lainnya. Walaupun hasil penelitian yang mereka lakukan perlu diwaspadai, tetap saja usaha yang mereka lakukan tidak main-main. Banyak diantara para orientalis itu yang menguasai bahasa arab dan bahkan menjadi guru di universitas di dataran timur tengah.

Christian Snouck Hurgronje misalnya, pada tahun 1884 mengadakan petualangan ke jairah Arab, dan menetap di Jeddah sejak Agustus 1884 hingga Februari 1885, sebagai persiapan menuju Mekah, yang merupakan tujuan utama dari petualangannya. Snouck sampai di Mekah pada tanggal 22 Februari 1885 dengan menggunakan nama samaran Abdul Ghafar, karena memang Mekah tertutup untuk yang selain muslim. Dia menetap di Mekah selama enam bulan dan menghasilkan karya berjudul Makah. Namun akhirnya pada bulan Agustus, Snouck dipaksa keluar dari Mekah oleh konsul Prancis.

Usaha yang dilakukan para orientalis memang tidak main-main dalam usahanya untuk meruntuhkan Islam. Genderang perang pemikiran (ghazwul-fikri) terhadap umat Islam telah ditabuh sejak lama. Simaklah apa yang diikrarkan oleh Samuel Zwemmer, seorang orientalis Yahudi pada Konferensi Misionaris di kota Yerussalem, Palestina (1935), Zwemmer mengatakan, "Misi kolonialisme dan misionaris terhadap Islam bukanlah menghancurkan kaum Muslimin. Namun mengeluarkan seorang Muslim dari Islam agar dia menjadi orang Muslim yang tidak berakhlak. Dengan begitu akan membuka pintu bagi kemenangan imperialis di negeri-negeri Islam".

Harry Dorman dalam bukunya, Towards Understanding Islam (New York: 1948), mengungkapkan pernyataan seorang misionaris, "Boleh jadi dalam beberapa tahun mendatang, sumbangan besar misionaris di wilayah-wilayah Muslim tidak akan begitu banyak memurtadkan orang Muslim, melainkan lebih banyak menyelewengkan Islam itu sendiri. Inilah bidang tugas yang tidak bisa diabaikan". Maka tunggu apalagi ? siapkan senjata (knowledge) dan kokohkan benteng keimanan. Inilah saatnya ghazwul-fikri.



2 comments:

  1. Mungkin akan menarik jika ada buku berjudul "The Confession of An Islamic Hit Man" :)

    ReplyDelete
  2. sangat menarik lagi kalau ada buku yang gratis,,,hahahahaha

    ReplyDelete