Friday, October 13, 2006

Terima kasih Denmark !

Rating:★★★★★
Category:Other

Adian Husaini
Ketua Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia


Dalam bukunya, 'Muhammad, A Biography of the Prophet (1996), Karen Armstrong menggambarkan keresahannya, bahwa di Eropa belakangan ini, kebencian lama terhadap Islam mulai terus dibangkitkan. "Orang-orang Eropa mudah menyerang Islam, walaupun mereka hanya tahu sedikit tentang Islam," tulis Armstrong, mantan biarawati yang banyak menulis buku tentang Islam, Yahudi, dan Kristen.


Apa yang ditulis Armstrong tidak berlebihan. Eropa memiliki sejarah yang panjang dalam berhadapan dengan Islam. Dan belakangan, sebagian kalangan intelektual neo-orientalis Yahudi seperti Prof Bernard Lewis, membangkitkan kembali sejarah lama itu dengan paduan skenario benturan antar-peradaban (clash of civilizations) usai Perang Dingin. Begitu Perang Dingin usai, Lewis sudah memunculkan wacana clash of civilizations, dalam artikelnya berjudul 'The Roots of Muslim Rage' di Jurnal Atlantic Monthly edisi September 1990. Artikel ini muncul sebagai persiapan penentuan musuh baru bagi Eropa/Barat usai Perang Dingin.


Bernard Lewis menyebut peradaban Barat dengan sebutan Christian civilization, dengan unsur utama agama Kristen. Lewis membuka bukunya, Islam and the West, dengan ungkapan, bahwa lebih dari 1400 tahun Islam dan dunia Kristen telah hidup saling berdampingan, sebagai tetangga, sering sebagai rival, dan kadang-kadang sebagai musuh.


Tiga skenario
Wacana untuk membangkitkan kewaspadaan khusus orang-orang Barat terhadap Islam tampak jelas dalam bukunya 'The Crisis of Islam: Holy War and Unholy Terror (2004)'. Sebagai bagian dari skenario kelompok neo-konservatif --yang antara lain terdiri atas kelompok Kristen fundamentalis dan kelompok Yahudi sayap kanan-- upaya membangkitkan kebencian lama Barat terhadap Islam bisa memiliki sejumlah tujuan: (1) sebagai bagian dari upaya untuk menyatukan Eropa (juga masyarakat Barat) kembali sebagai satu kekuatan Kristen sebagaimana terjadi dalam Perang Salib yang dimulai tahun 1095, dan (2) upaya mengalihkan dukungan masyarakat Eropa terhadap perjuangan Palestina, (3) kepentingan dukungan politik dalam negeri negara tertentu.


Hingga kini, di kalangan Kristen fundamentalis, istilah crusade (perang suci) masih sering digunakan. Tokoh Kristen fundamentalis Amerika terkemuka, Billy Graham, misalnya, menggunakan istilah evangelistic crusade terhadap misi Kristen-nya yang disebarkan ke 185 negara di dunia. Presiden George Bush bukanlah sedang terselip lidahnya ketika mengucapkan crusade against terrorism, karena kata itu memang akrab dengan lingkungannya.


Peristiwa Perang Salib menunjukkan, bahwa Eropa belum pernah bersatu, kecuali saat menghadapi Islam. Pada tahun 1095 Paus Urbanus II berhasil menggalang kekuatan Kristen, melupakan perbedaan antara mereka, dan bersatu padu melawan kekuatan Islam. Dalam pidatonya, Paus menyatakan, bahwa bangsa Turki (Muslim) adalah bangsa terkutuk dan jauh dari Tuhan. Maka, Paus menyerukan, "Membunuh monster tak berTuhan seperti itu adalah suatu tindakan suci; adalah suatu kewajiban Kristiani untuk memusnahkan bangsa jahat itu dari wilayah kita."


Skenario pengalihan dukungan masyarakat Barat terhadap Palestina juga sangat masuk akal, mengingat semakin menguatnya simpati dunia terhadap Palestina. Citra Israel dalam Perang di Lebanon sangat babak belur. Israel dan Amerika gagal menempatkan Hizbullah dan Hamas sebagai musuh dunia, khususnya dunia Islam. Dengan membangkitkan sentimen lama tentang Islam di masyarakat Eropa, maka upaya pembentukan negara Palestina merdeka bisa digagalkan, setidaknya terus diundur.


Perlu dicatat bahwa sejarah benturan Eropa-Islam memang berlangsung sangat panjang. Itu fakta sejarah. Islam memang satu-satunya peradaban dan kekuatan yang pernah menaklukkan Barat. Hingga kini, di Eropa dan kalangan Kristen Barat pada umumnya, sejarah lama itu begitu mudah digunakan untuk menimbulkan kebencian atau sentimen anti-Islam.


Di Amerika, serangan Jepang terhadap Pearl Harbour tidak menimbulkan sentimen anti-Jepang. Meskipun begitu banyak warga keturunan Hispanik yang melakukan aksi terorisme, tetapi tidak muncul gelombang anti-Hispanik di Amerika. Tetapi, begitu dalam peristiwa WTC 11 September 2001 dimunculkan wajah-wajah Arab sebagai pelakunya, maka terjadi gelombang sentimen anti-Islam.


Karena begitu mudahnya sentimen anti-Islam dibangkitkan, maka para politisi di Barat juga tidak jarang menggunakan isu sentimen anti-Islam untuk meraih dukungan politik. Bukan hal yang sulit dibaca, bahwa dukungan rakyat AS terhadap George W Bush sangatlah kecil. Tetapi, setelah petistiwa 11 September itu, dukungan terhadap Bush melonjak tajam.


Terima kasih, Denmark!
Terulangnya kembali kasus pelecehan terhadap Nabi Muhammad saw di Denmark memang sangat keterlaluan. Dan ini terjadi tidak lama berselang setelah kasus ucapan Paus Benediktus XVI yang juga melecehkan Nabi Muhammad SAW. Bagi kaum Muslim, peristiwa ini tentu saja sangat menyakitkan. Kaum Muslim tidaklah sama dengan kaum Kristen liberal di Barat yang dengan mudahnya membiarkan saja pelecehan-pelecehan terhadap Tuhan mereka. Atas nama kebebasan (liberalisme) mereka membiarkan saja Jesus dilecehkan, misalnya melalui film The Last Temptation of Christ yang menggambarkan Jesus sebagai laki-laki porno.


The Times, edisi 28 Juli 1967, pernah mengutip ucapan Canon Hugh Montefiore, dalam konferensi tokoh-tokoh Gereja di Oxford tahun 1967, yang mempersoalan mengapa Jesus tidak menikah. Ada tiga kemungkinan untuk itu. Mungkin Jesus tidak mampu menikah, mungkin tidak ada perempuan, atau mungkin dia seorang homoseksual.


Semua `kekurangajaran' kepada Jesus itu biasa berlaku bagi mereka. Tetapi, Islam tidak sama dengan mereka. Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang paling banyak disebut namanya di dunia ini. Selama 24 jam penuh, umat Islam di seluruh dunia tidak pernah berhenti menyebut namanya. Sepanjang zaman, kaum Muslimin siap mengorbankan nyawanya demi kehormatan Nabi yang mulia itu. Ibnu Taymiyah menulis satu kitab khusus tentang pelecehan terhadap Nabi, yaitu Ash-Sharimul Maslul `ala Syatimir Rasul (Pedang Yang Terhunus untuk Penghujat Sang Rasul).


Peristiwa pelecehan Nabi Muhammad saw di Denmark memang begitu menyakitkan hati kaum Muslim. Tetapi, di samping itu, kaum Muslim patut mengucapkan terima kasih kepada para penghujat itu, karena kasus ini sekaligus juga membuktikan kebenaran Alquran: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu, orang-orang yang berada di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya." (QS Ali Imran: 118). Terima kasih, Denmark!


Ikhtisar
- Kebencian Barat terhadap Islam sudah memiliki sejarah yang sangat panjang.
- Sentimen anti-Islam ini dimanfaatkan untuk menyatukan Eropa dan perdaban Barat.
- Pelecehan Nabi Muhammad SAW yang terjadi berulang di Denmark tentu menyakitkan Muslimin.
- Di sisi lain, pelecehan itu menjadi bukti kebenaran ayat Alquran.


(republika.co.id)

8 comments:

  1. artikel yang menarik, minta ijin copy paste ya bang

    ReplyDelete
  2. monggo silahkan, mudah-mudahan bermanfaat.

    ReplyDelete
  3. bagaimana seandainya kalau orang denmark tinggal di bulan atau planet mars, apa mereka juga di demo padahal kita tinggal di bumi?he...he...

    ReplyDelete
  4. Tapi masih banyak aja yah, orang Muslim yang apologetic terhadap Islam, dan lebi hsenang berteman dengan 'musuh' yang sudah keluar dari selimut...
    Btw, headshot nya kok sepotong-sepotong mukanya? Sedang merindu nan jauh di mata (gak nyampe 200 km kok...!)?

    ReplyDelete
  5. syukran sharingnya ..ijin copas jg ya buat k email suami :)

    ReplyDelete
  6. Pernah dengar kenapa Paus yg sekarang melecehkan RAsulullah, apa pasal? katanya tersiar kabar bahwa di kevatikanan telah masuk 30 orang pastor kepada Islam, dan hal itu membuat gerah dan kesal Paus. Apakah berita ini benar? Indra pernah dengar?

    ReplyDelete
  7. Saya pernah juga dapet imel ini, dan masih belum tau bener nggaknya. Mudah-mudahan ada yang bisa mengkonfirm...


    ReplyDelete