Saturday, October 28, 2006

Ingin cepat terkenal ? Hujatlah Islam !

Rating:★★★★★
Category:Other

Anda ingin cepat tenar dan dipuja Barat? Caranya gampang. Hujatlah Islam dan Anda akan mendapat berbagai pujian dan undangan, khususnya dari Negara-negara Barat!

Hidayatullah.com—Cara-cara seperti ini sudah dilakukan Irshad Manji, seorang warga Muslim asal Kanada yang kini tinggal di Belanda. Dia begitu tenar setelah gagasannya yang pernah disampaikan bahwa cendekiawan Barat seharusnya tidak takut lagi mengkritik Islam. Manji begitu tenar dan dipuja sebagai pahlawan di dunia Barat karena kritik agresif mereka terhadap Islam. Tetapi mereka dihujat di dunia Muslim.


Irsyad Manji adalah seorang aktivis yang juga penganut lesbianisme. Bagi pers asing, Manji dianggap ‘seorang provokator berjalan untuk Islam tradisional’. Tahun 2003 ia mempublikasikan bukunya "The Trouble with Islam Today", yang merupakan kritik tajam terhadap pelanggaran hak-hak perempuan dan kelompok minoritas agama lainnya atas nama Islam.


Tak urung, buku ini banyak mendapat pujian Barat. Tak cuma itu, sebuah stasiun televisi langsung menjadikannya sebagai pembawa acara talkshow televisi Kanada. Tentu saja membawakan acara seputar debat mengenai Islam.


‘Serangan-serangan’nya terhadap Islam, menjadikan dia dijululi Barat sebagai seorang Muslim modernis. Seperti halnya Hirsi Ali, Manji juga mendorong kaum cendekiawan Barat mengkritik Islam. Menurutnya kritik itu sangat dibutuhkan untuk membawa pembaharuan yang dibutuhkan. Di Barat filsafat multikultural, menurut Manji, sudah ditingkatkan menjadi pandangan ortodoks, yang seperti halnya aliran agama ortodoks lainnya, selalu mengintimidasi dan membungkam orang, sehingga tidak berani menyuarakan apa yang mereka pikirkan. Orang-orang Barat takut dicap rasialis jika mengkritik Islam.[ranesi/cha]



24 comments:

  1. si Abang paling empet surempet ngeliat Irsyad Manji, apalagi kalo ngeiat dia lagi di acara2 debate lintas agama ato ngasih versi pandangannya thdp sesuatu yang kata dia sesuai dengan kacamata Islam, oleh salah satu majalah perempuan Canada, dia dinobatin jadi one of the best female (ato pioneer for something lah, gelar yang tujuannya bikin canadian youth look up sama dia), semakin makin gondok aje Bang Zahir. Tapi acara talkshow-nya dia sekarang udah ngga ada dan ngga disiarin lagi.

    ReplyDelete
  2. wah ternyata si abang up to date juga toh thdp mba Irsyad ini...

    ReplyDelete
  3. Kasihan yaa Mbak Irsyad ini, seperti yg Rasulullah lihat sewaktu Miraj, betapa sedihnya beliau melihat penghuni neraka betapa banyaknya kaum wanita.....

    ReplyDelete
  4. Sebenarnya buku Manji sendiri dikupas dan dikritik habis oleh cendekiawan Muslim, bahkan beberapa jurnalis Barat. Begitu juga di acara debat. Tapi, seperti halnya JIL, tujuan mereka hanyalah mengarahkan orang untuk membenci dan menjauhi Islam. Jadi kalau ada yang mengkritik tanpa bisa disanggah, terdiam sebentar, setelah itu sebarkan hal yang sama pada kelompok berikutnya. Toh sekarang ini banyak sekali orang-orang yang dengan senang hati menelan berita-berita buruk mengenai Islam. So, it's not a question of finding/doing the right thing, it's about carrying out a mission.

    ReplyDelete
  5. laknat banget si lesbianisme ini, mudah2an dia mendapat tempat oleh Tuhan YME jika menghadap Nya kelak!!!

    ReplyDelete
  6. rupanya emang lagi ngetrend yah, jadi terkenal dgn cara spt ini ?
    masya Allah :-(

    ReplyDelete
  7. xxixixixi itu belum seberapa, masih banyak hujatan terhadap islam semisal si ali sina

    ReplyDelete
  8. mbok ya mikir, islam sudah berbuat apa terhadap dunia.. kita memperdalam islam dan mengkafirkan yang bukan islam dalam mesjid yang lampu, speaker, kertas, pulpen, kacamata, microphonenya buatan orang kafir... perbaiki diri aja dulu, nanti yang hujat juga ilang sendiri...

    ReplyDelete
  9. Wow...memang sedih kalau kenal kritik, tapi apakah Islam meminta umat untuk menghindari kritik? Gemana dengan perintah pertama Allah untuk membaca dan berfikir? Apakah kita tidak boleh belajar kepada orang yang berbeda dengan kita, lalu mengapa Nabi minta kita umatnya belajar hingga negara Cina? Lebih tentram memang tutup telinga, tapi apakah kita diajarkan untuk tentram? Menyakitkan melihat kebenaran muncul dari lumpur kafir, tapi apakah kita diajarkan untuk mengingkari kebenaran?

    ReplyDelete
  10. Benarkah Nabi minta seperti itu ? Dan siapakah yang mengatakan kita tidak boleh belajar kepada orang yg berbeda dengan kita ?

    ReplyDelete
  11. hehe..makash mas indrayogi, anda benar, anda tidak mengatakannya. tapi ini responku atas sidang diskusi ini yang semakin mengarah pada "yang lain itu salah dan perlu di jauhi". Lebih tepatnya, "manji itu lesbian, apa haknya bicara soal Islam, pilihan seksualnya sendiri sudah najis kan!" tentu saja itu tidak tertulis juga. aku merasakannya mas, tidakkah anda merasakannya? soal utlubu al 'ilma walau bi ats-tsin, memang bukan kata-kata nabi ya? atau hanya kata mutiara? mungkin anda lebih tahu dariku?
    salam hormatku untuk anda

    ReplyDelete
  12. Terima kasih atas replynya mas wahid :). Jadi begini mas, mengenai kalimat anda ini,

    Lebih tepatnya, "manji itu lesbian, apa haknya bicara soal Islam, pilihan seksualnya sendiri sudah najis kan!"

    Bagi saya, saya pikir ada benarnya ketika kita menggunakan parameter dari perilaku seseorang untuk melihat apakah orang tsb punya kapabilitas untuk berbicara mengenai suatu hal yg dia sendiri belum memahami apalagi mengaplikasikannya. Contoh mudahnya, apakah kita akan mudah percaya ketika ada seorang dosen pertanian, tapi mengajarkan tentang fisika.

    Tentu untuk mendapatkan penilaian kita thdp kapabilitas orang itu bicara ttg Fisika akan terkait dengan pertanyaan2 darimana dia belajar Fisika, latar belakang pendidikan, lingkungan dimana dia berada dsb....Apalagi kalau dia bicara ttg hukum Islam, tentu akan lebih detail dan mendalam lagi pertanyaan2 yang kita ajukan ke dosen pertanian tsb.

    Tentang kalimat "menuntut ilmu sampai ke negeri cina", sepanjang yang saya baca memang bukan hadits Nabi. Dari segi esensi/matan, hadits itu memang bagus dan baik untuk memotivasi kita utk terus belajar. Tapi dari segi sanad, nampaknya memang ada masalah disana :)

    Salam hormat saya juga untuk anda.

    ReplyDelete
  13. Thanks mas Indra Yogi, anda teman diskusi yang baik, kukira juga teman-teman lain di blog anda ini. Soal hadits, kita memang menghadapi banyak masalah di rantai tokoh (sanad) yang menyampaikan laporan mengenai Nabi tersebut. Kita tidak banyak tahu mengenai mereka yang jumlahnya minta ampun banyaknya itu, kita hanya tahu laporan sepotong-potong dari orang yang menilainya (mentarjih, menulis rijal hadits), tanpa tahu faktanya. Kadang-kadang, kalau isi laporannya masuk akal dan baik, kita bisa ambil tanpa harus melihat siapa yang menyampaikannya. So, salah satu ukuran laporan itu adalah "masuk akal sehat kita". Di sini kita tidak perlu terlalu pusing siapa yang melaporkan hama sedang melanda tanaman pak tani, apakah dia dosen, petani atau bahkan orang yang hanya kebetulan lewat dan melihat tanaman itu. Irsyad Manji, tanpa harus melihat orientasi seksualnya yang homo, dia melaporkan hama itu di dunia Islam. Hama itu adalah penindasan terhadap perempuan, pelestarian perbudakan, perlakuan diskriminatif terhadap pekerja buruh migran, penggaran hak-hak pribadi, dan banyak lagi, yang banyak sekali ditemukan di negara Islam, dan pelakunya melakukan kejahatan itu dengan dalil Islam. Irsyad melihat, mengalami, dan karena dia manusia biasa, maka dia menjerit, perih sakit dan ingin melawan, dan membantu mereka yang dizalimi, atas nama agama, karena dia sayang sama Gusti Allah. Apakah laporannya tidak mengggugah hati kita yang berakal sehat, tidak tergugahkah hati anda mas Indra? Lalu kita bagaimana? Apa yang kita bisa lakukan dari laporan itu? Apakah kita menolak laporannya? Dia juga melaporkan bagaimana para agamawan memiliki cara menyetujui tindakan itu, yaitu cara membaca Al Qur'an yang seakan-akan merupakan tulisan tanpa asal usul, tulisan yang begitu saja bisa diterapkan tanpa pikir untuk masa sekarang ini, seperti sebuah rumus fisika untuk benda-benda, bukan untuk manusia. Tidakkah kita berterima kasih padanya? Memang, kita bisa berbeda dalam cara menafsirkan Qur'an, kita bisa mencari cara lain yang tidak langsung, yang tentu saja membuat kita merasa nyaman dan tidak menyerang kitab Tuhan. Tapi demi kebutuhan kita untuk merasa nyaman itu, apakah kita mengingkari laporan Irsyad Manji tentang runyamnya praktik hukum Islam? Aku lagi membaca bukunya "beriman tanpa rasa takut" yang kontroversial itu, dan aku tahu Irsyad anak yang manis, jujur, berani, dan gemas sekali pada kejahatan, juga kejahatan bangsa Barat tentunya. Aku hormat sama anak ini dan tertunduk malu, apakah aku sudah berbuat baik kepada manusia? Sekarang dia sedang melaporkan Islam, bukan Barat. Namun aku sempat bertemu muka dengannya tanggal 22 kemarin di perpus Nasional Jakarta, dia juga menolak segala penindasan termasuk penindasan Barat atas masyarakat lain di bumi ini.

    tabik, Wakhit.

    ReplyDelete
  14. Abah Dudung dari Bandung. Saya sepenuhnya sepakat dengan Mas Wahidhas. Pernahkah terlintas dalam pikiran Mas Indra tentang suatu kemungkinan bahwa justru persepsi penilaian Anda itu mungkin yang kurang 'jernih', kurang 'akurat' dan kurang 'bijak'? Penilaian Anda tentang Manji terlalu lekat dan pekat dengan 'prejudice' tentang penyampai sebuah kritik. Dalam penilaianku, Manji bukan mengkritik Islam, tetapi kritik terhadap Muslim yang tidak menjalankan Islam sebagaimana yang Dia pahami, termasuk juga mungkin orang seperti Mas Indra yang sangat sensi terhadap kritik. Manji punya hak untuk menyampaikan pandangan tentang Islam yang didealkan olehnya. Sikap yang ditunjukkan oleh Mas Indra, dalam pandanganku yang juga Insya Allah seorang Muslim, lebih menunjukkan rasa inferior dan selalu merasa terancam ketika berhadapan dengan orang yang berbeda pandangan keislamannya dengan Anda. Sadarlah Mas Indra bahwa bisa jadi keislaman Anda, keislaman Saya, Keislaman Mereka, Keislaman Dia itu berbeda, dan memang tidak harus sama kan? Bagi saya masalahnya menjadi lebih sederhana dengan kata-kata Imam Ali: Undzur maa qaala, wa laa tandzur man qaal. Demi Allah, ada kebenaran dalam perkataan Manji, dan saya bersepakat dengan kebenaran itu!!!. Sekalipun mungkin ada sisi personalnya yang masih 'salah'. Jika benar, Manji memiliki orientasi seksual seperti yang diberitakan, semoga Allah memberikan hidayahNya. Amin

    ReplyDelete
  15. waduhh...lha wong di Islam g diblhin homosexual kok... jelas2 ibu irsyad kan lesbi ya?? berarti dah bkn muslim yg bener, so ngapain hrs didengerin pendapatnya?? betul g, sodara2???

    ReplyDelete
  16. Jadi orang-orang yang secara kodrati memiliki orientasi seksual berbeda (bukan hetero seksual, tapi homoseks, biseks dan hermaprodit), bukan karena dia memilih, tapi karena secara hormonal fisik ditakdirkan dari Tuhan, itu harus kita singkirkan? Orang kebanyakan hanya tahu jenis seks itu dua macam, perempuan laki-laki, dan hanya mengakui satu orientasi seks-heteroseksual. Tapi di dunia ini ada 16 jenis seks dengan orientasi yang berbeda-beda. Apakah Tuhan menciptakan mereka untuk disakiti, dihindari, dianggap najis, di sepak, dinajiskan? Siapa yang percaya sama tuhan yang seperti itu? Itu bukan Tuhanku yang kukenal dalam Islam. Soal ahli islam, ulama, ahli fatwa, intelektual mendiamkan mereka, atau nggak tahu mereka dan nggak mau tahu, nggak mau belajar, itu bukan salah Tuhan yang kukenal, tapi salah mereka sendiri. Begitukah teman-teman, agama kita adalah agama yang nggak mau tahu, nggak mau belajar, segera menyingkirkan orang karane bisik-bisik tetangga, karena anggapan dan khayalan yang tidak pernah diteliti. Apakah semangat umat ini sudah begitu rapuh seperti ini? Apakah kita sudah menikmati kerapusah sebagai identitas dan kebanggaan? Aduh...tolong jangan bilang umat ini mengalami psikopatologi...hayooooo....... benar memang kata seorang bijak, "kalau anda mau tenang, yakinlah! tapi kalao kau mau kebenaran, carilah!"

    tabik,
    wakhit

    ReplyDelete
  17. Nyambung Bang Wahidhas...
    Dalam rangka mencari kebenaran sesuatu, atau segala sesuatu, maka bersiaplah dengan keadaan 'gelisah'. Keadaan gelisah itu wujudnya adalah 'bertanya dan bertanya'. Jika simbol ketaatan itu adalah malaikat, ternyata Malaikat pun bertanya kepada Tuhan!. Bagi manusia, bertanya dan mempertanyakan adalah mode of existence-nya. Aku bertanya, maka Aku ada!. Mengapa demikian? manusia adalah makhluk yang memiliki potensi fujur dan taqwa secara inheren dalam dirinya, karena begitulah kehendak Allah (lihat QS 91:8). Kedua potensi inilah yang menjadikan manusia (seharusnya) menjadi makhluk yang terus bertanya, karena adanya potensi 'kegelisahan' yang built-in dan abadi. Bagi saya, inilah kehebatan manusia atas segala makhluk Allah lainnya. Amatilah pernyataan Allah dalam surat Asy Syam ketika menyebut jiwa manusia (QS 91:7), menggunakan bentuk tidak tentu (infinite; nakiah), dan tidak menggunakan bentuk tertentu (ma'rifat), sebagaimana penyebutan makhluk-makhluk lainnya (ayat 1-6). Menurut mufassir Thabathaba'i, hal ini menunjukkan bahwa jiwa manusia itu tidak bisa dibatasi sebagaimana makhluk Allah lainnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa jiwa manusia sanggup 'menampung' keberadaan makhluk-makhluk Allah lainnya itu dalam dirinya.
    So, kalau Anda mau yakin, maka mulailah BERTANYA dan JANGAN BERHENTI BERTANYA...hattaa zurtumul maqaabir, karena 'Ainal yaqin itu hanya akan diperlihatkan di Al Akhirat. Di dunia ini, paling banter kita hanya akan sampai di 'ilmal yaqiin. Wallaahu a'lam

    Wassalam,
    DUDUNG ABDURRAHMAN

    ReplyDelete
  18. hehehehhe...gini ya mas yg pinter2.di dunia ini ditakdirkan berpasangan,baik buruk,wanita pria,tinggi rendah..dll...dlm hal ini,setiap orang tau,kalo dlm menyambung keturunan itu ya pria dgn wanita.terus dlm islam untuk meneruskan keturunan jg diatur,harus nikah dulu...biar halal...terus kaitannya lesbian,hal yg mendorong untuk lesbian adalah menturutkan hawa nafsunya aja.dan dlm islam itu diatur,di kasih tau,bahwa menturutkan hawa nafsu itu haram,dibatasi nafsu itu,diarahkan nafsunya ,bagi mereka yg punya orientasi sek yg nyleneh,saya kasih tau,bahwa sek yg dibenar adalah antara laki2 dan perempuan..selain itu adalah salah..tp untuk allah yg penting bukan seknya,bukan cantiknya,bukan apanya,yg penting takwanya..jd intinya,islam itu mengatur ,memberi penjelasan,yg mana harus di kerjakan,ditinggalkan..hanya takwanya yg di nilai..agamaku agamaku,agamamu agamamu..aku heteroseksual ,km lesbian..terserah km....

    ReplyDelete
  19. Terima kasih mas/mbak Kibbo, saya kira anda cukup jujur dengan perasaan anda, dan saya kira umat beragama, terutama umat Islam, Kristen, Yahudi kebanyakan merasakan hal yang sama dengan anda. Ingin sekali rasanya dunia ini presis dengan yang kita pelajari dari guru-guru kita, yang memberikan kita iman, keyakinan, dan menjadi baju kita sehari-hari. Tentu saja kalau baju itu kena sayatan pisau, dan robek, dan aurat kita terbuka, kita akan malu, marah, gemes, nggak tahu harus bagaimana, kita panik....Juga ketika kita tahu bahwa dunia ini berbeda dengan apa yang selalu kita yakini. Kita ingin menutup diri kita dari dunia yang berbeda itu. Para sespuh dari kaum sufi suka menyindir kita karena menutup diri dengan pengetahuan kita yang kita warisi melalui ungkapan yang terkenal: "ilmu kadang-kadang menjadi hijab bagi pemiliknya" dari kebenaran.

    Pemikiran anda memang didukung banyak orang, tapi keyakinan anda bisa membunuh makhluk Tuhan sesama anda yang berbeda. Memang anda akan mendapatkan ketenganan jika anda meyakini pemikiran anda, namun anda bisa sangat panik jika tidak siap membukanya dan kenyataan lain itu muncul di depan anda.
    Salam sahabat, Wakhit.

    ReplyDelete
  20. Irsyad Manji itu bener...
    Bener-Bener nggak Bener...

    ReplyDelete
  21. Kabarnya, Irsyad Manji mau NIkah sama Salman Rushdi..
    Anaknya... Setan semua...
    Maharnya... Ayat-Ayat Setan.....

    ReplyDelete