Sunday, April 24, 2005

Oase Bernama Laskar Cinta

Rating:★★★
Category:Other
Oase Bernama Laskar Cinta
www.republika.co.id


Oleh :

Ahmad Dhani
Pimpinan Band Dewa


Penulis merasa kaget dan terhenyak saat membaca segmen Horison harian Republika, edisi 17 April 2005, khususnya pada tulisan berjudul besar Laskar Cinta Sensasi Keblabasan Dewa. Tulisan tersebut berupaya mengupas pentas Band Dewa yang ditayangkan secara langsung melalui Trans TV, Ahad (10/4). Sebagai pihak yang terkait, dalam kapasitas pimpinan Band Dewa, penulis menganggap tulisan tersebut bersifat sepihak. Penulis tidak pernah dimintai konfirmasi tentang hal tersebut, meskipun ada pernyataan dari pihak manajemen Dewa.

Terdorong oleh faktor itulah, penulis membuat tulisan jawaban dalam kerangka memberi informasi dan pemahaman yang sebanding sehingga para pembaca, dan masyarakat Indonesia pada umumnya dapat mencernanya secara proporsional dan fair.

Dengan segenap kerendah-hatian, penulis ingin menyampaikan bahwa peristiwa tersebut, demi Allah, benar-benar murni sebuah musibah tanpa kesengajaan, terutama akibat ketidaktahuan team setting panggung Trans TV. Sebagai pribadi yang berupaya terus menerus untuk tawadlu' dan tunduk kepada Allah SWT, penulis dan anggota Band Dewa pada umumnya, tidak mungkin memiliki niat melakukan tindakan penghinaan kepada Allah yang Maha Agung, sebuah tindakan yang keji dan kotor. Meskipun barangkali penulis bukan seorang Muslim yang telah sempurna dalam menjalankan semua syariat, penulis berupaya untuk tetap takzim.

Penulis memahami sepenuhnya akibat terlukanya hati saudara-saudara seiman, terutama jika penulis sampai hati melecehkan atau berbuat tidak terhormat. Dalam hal ini, penulis sangat berharap adanya masukan-masukan dari saudara-saudara seiman. Sekeras apapun masukan tersebut, asal tetap dilakukan dalam koridor persaudaraan seiman, yakni dipenuhi nasihat serta pertimbangan kebijaksanaan yang luhur, akan penulis terima dengan lapang dada. Tetapi penulis merasa tidak habis pikir jika kemudian muncul hujatan-hujatan yang serba menyudutkan, memfitnah, dan memprovokasi.

Berkali-kali dunia ekspresi seni di Tanah Air diguncang oleh hal yang serupa, yakni ketika seni dibuldozer dengan penafsiran atas keyakinan-keyakinan tertentu. Para penafsir berlaku seolah-olah Musa menghujat Firaun, meskipun ia belum tentu seperti Musa, dan yang dihujat juga belum tentu seperti Firaun. Tanpa harus menghakimi siapa yang benar dan siapa salah, cara-cara semacam itu tidak pernah menghasilkan solusi yang positif bagi kedua belah pihak. Bukankan Rasulullah sendiri menganjurkan agar dakwah dilakukan dengan cara-cara yang baik dan bijak.

Lirik lagu Dewa
Di sisi lain, penulis juga sangat berharap para kritisi, yang juga saudara-saudara seiman, mau sedikit meluangkan waktu membaca sebagian lirik-lirik lagu dalam album Laskar Cinta, dengan penuh ketelitian dan sedikit perenungan. Lirik-lirik tersebut memuat dengan kental luapan cinta kepada Sang Khalik, juga usaha penulis untuk melakukan ''sedekah'' bagi-Nya. Bukankah sedekah yang tulus dan tersembunyi lebih bermakna, meski perlu waktu untuk mengetahuinya dengan jelas.

Mungkin di telinga sebagian pendengar lagu-lagu Dewa, cinta yang temaktub adalah sangat rendah maknanya, sangat duniawi, tapi bagi mereka yang cermat tentu akan menemukan ''cinta'' kepada-Nya. Ini dapat disimak dari lirik lagu Pangeran Cinta antara lain ''siapa yang masih tinggal dan eksis di saat semua ciptaan musnah'', bukankah Dia Allah yang Hayyun Qayyum (QS. 55:27). Apresiasi akan sebuah hadis Rasulullah riwayat Imam Bukhari, juga telah mendorong penulis untuk menulis lirik lagu Satu. Demikian juga lagu Hadapilah dengan Senyuman adalah inspirasi dari sabda junjungan kita Muhammad SAW tentang mulianya sedekah dengan senyuman serta diilhami firman Allah tentang dosa putus asa (QS 12:87).

Kekaguman kepada Sayyidah Rabi'ah Al-Adawiyah, membawa penulis kepada perenungan tentang pengabdian kepada Allah tanpa pamrih, menginspirasi penulis mencipta lagu yang saat ini tengah populer dibawakan Chryse. Memang harus saya akui ada lirik-lirik komersil yang sengaja saya selipkan dalam beberapa lagu.

Contra effect laskar
Dalam keadaan semacam itu, perilaku menginjak-injak kemuliaan Allah yang sangat penulis yakini sebagai pembimbing hidup satu-satunya, adalah suatu hal yang kontradiktif dengan keimanan penulis sendiri. Demi Allah Yang Maha Tahu, peristiwa di Trans TV itu murni akibat ketidak-mengertian kawan-kawan akan makna sesungguhnya simbol tersebut, bahkan para personel Dewa pun tidak. Semuanya saya simpan dalam-dalam di lubuk hati saya.

Adapun pemakaian simbol mulia, di samping karena memenuhi syarat estetika, adalah dalam rangka ingin memenuhi harapan besar akan tersebarnya kasih sayang Allah ke segenap hati umat manusia. Penulis meyakini akan firman Allah bahwa ''Dia adalah Tuhan alam semesta''(QS. 1:2); ''Tidak hanya Tuhan kaum Muslimin semata, tetapi Tuhan semua manusia'' (QS. 114:1). Lambang bintang delapan melambangkan delapan penjuru angin sebagai simbol ke mana saja kita berpaling di sana ada wajah-Nya (QS. 2:115).

Semua pemahaman di atas adalah murni penafsiran penulis dalam memahami ayat-ayat kauliyah maupun kauniyah. Penulis tidak bermaksud menggurui, hanya merasa perlu menjelaskan semuanya karena penulis tidak menginginkan musibah ini berkembang menjadi luka membusuk yang tidak saja merugikan penulis sebagai Muslim namun juga mencoreng wajah kita sendiri, dan menanamkan kebencian terhadap sesama. Apapun kekurangan pada diri penulis, penulis adalah saudara seiman, dan menyembunyikan aib sesama kaum beriman itu suatu perbuatan mulia. Adapun judul album Laskar Cinta sama sekali bukan sebuah satire untuk Laskar Jihad yang sangat terkenal, namun murni idiom saya dan beberapa sahabat yang perduli dan tergugah tatkala sering mendengar, melihat, dan membaca betapa kata ''laskar'' sering diartikan secara sepihak dengan konotasi negatif, oleh sebagian kalangan. Jihad sendiri terlalu sering diberi makna sempit sebagai perang, dan dikaitkan dengan tindakan-tindakan anarkhis oleh mereka yang tidak memahami maknanya yang hakiki.

Maka penulis dan beberapa sahabat mencoba menawarkan sebuah oase kesejukan dengan menggabungkan kata ''cinta'' dan ''laskar'', tentunya juga bukan cinta dalam artian sempit seperti yang selama ini populer. Penulis berharap dengan demikian ada contra-effect yang ditimbulkan (tentu dalam jangka panjang) hinga tidak selamanya kata ''laskar'' harus bersanding dengan kata ''jihad'' dalam artian sempit.

Penulis sungguh sangat menyesalkan tulisan yang mebenturkan penulis dengan saudara-saudara sesama Muslim, juga terhadap Laskar Jihad yang secara pribadi penulis tidak pernah menaruh kebencian kepada mereka sedikit pun. Apalagi secara jujur harus penulis akui bahwa saudara-saudara yang tergabung dalam Laskar Jihad telah banyak berbuat untuk umat ini dibandingkan sumbangsih penulis pribadi.

Penulis juga bertekad untuk selalu mencoba berdiri di atas dan untuk semua golongan. Namun sebagai individu Muslim, penulis berkeinginan untuk bebas mengutarakan cita-cita mulia tersebut tanpa harus mengorbankan saudara-saudara yang sangat penulis sayangi. Terlepas dari itu semua penulis secara pribadi menyampaikan permintaan maaf kepada siapa pun atau pihak manapun yang merasa tersinggung akan ucapan atau tindakan penulis selama ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih atas tegur sapa, juga kritik membangun yang ditujukan kepada penulis dan Dewa. Insya Allah, penulis akan berusaha berbuat lebih baik lagi bagi agama, bangsa, dan negara tercinta.

Khusus kepada Bapak D Sirajuddin AR, penulis sampaikan syukran atas husnuddzon-nya. Allah merahmati kita semua dan sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha pengasih. Penulis akan nukil beberapa bait puisi Rumi untuk kita renungkan:

Ketahuilah, bahwa segala yang kasatmata adalah fana,
Tapi dunia makna tak akan pernah sirna.
Sampai kapankah engkau akan terpikat oleh bentuk bejana?
Tinggalkanlah ia:
Pergi, airlah yang harus engkau cari!
Hanya melihat bentuk, makna tak akan engkau temukan.
Jika engkau seorang yang bijak, ambillah mutiara dari dalam kerang.



36 comments:

  1. Kok lain ya..... kemarin yg saya baca malah Dewa mau menuntut segala nih.

    ReplyDelete
  2. ni dapet dari situsnya bibir plus SCTV.CO.ID:

    "Alawi menambahkan, soal kaligrafi yang dibuat Dhani itu adalah hasil karya yang dibuat orang luar, bukan orang Indonesia. Karena itu Alawi mempertanyakan haknya Dhani menggunakan logo tersebut menjadi merek Dewa. Sama seperti permintaan Ketua FPI Habib Rizieq Shihab, Alawi memohon agar gambar itu diubah.

    Sebaliknya, Dhani tetap tak menganggap persoalan ini sebagai petaka. Sebab, ia menggunakan kaligrafi yang penciptanya sudah tiada. Jika mesti bayar royalti pun, kata Dhani, dapat diselesaikan di akhirat."

    ini yang ga tau HAKI sapa sih? aku pa dhani sih?
    kaligrafi itu pernah dimuat dalam buku "The Cultural Atlas of Islam" karangan Isma'il R. al Faruqi and Lois Lamya' al Faruqi. terbitan tahn 1986. padahal menurut undang-undang hak cipta:
    Jangka waktu perlindungan paling lama adalah selama hidup pencipta dan terus berlangsung 50 (lima puluh) tahun setelah pencipta meninggal dunia. Untuk beberapa ciptaan tertentu dilindungi 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali diumumkan. Jangka waktu paling pendek selama 25 (dua puluh lima) tahun sejak pertama kali diumumkan (misalnya fotografi).
    berarti Dhani masih harus membayar royalti dong?
    lagian kalo mo bayar diakhirat, emang Dhani ke Akhirat bawa duit?

    ReplyDelete
  3. bener, dari FPI Dewa diberi batas waktu hingga hari ini untuk menarik sampul album mereka dari pasaran sebelum menempuh jalur hukum.
    sedangkan dari manajemen Dewa juga udah menyiapkan tuntutan kepada FPI, mungkin atas tuduhan pencemaran nama baik kali ya?

    ReplyDelete
  4. Ya udah gini aja kang, mari kita bajak kaset dan CD album Dani, nanti urusannya di akhirat aja..he...he...

    Tapi Habib Rizik dari FPI itu juga arogan, ngapain mo nuntut Dani ATAS NAMA "ummat" yang alamatnya ga jelas (kata gus Dur lo, lagian umatnya Rizik paling berapa sih.....), mending atas nama FPI aja kan? Soalnya aku khawatir, ntar di akhirat dia juga dituntut sama "ummat" yang ngga mau diatasnamain sama dia... Kan repotttt.....

    ReplyDelete
  5. aku pikir ini bukan masalah arogansinya ust. rizieq, tapi emang FPI lebih reaktif aja dibandingkan organisasi islam yang laen. inget kejadian pengrusakan bar dan tempat hiburan malam oleh FPI romadhon beberapa taon yang lalu?

    tapi basically, tetep aja perlu ada orang yang menyampaikan keberatannya. betul ga bang yuda?

    btw: kl urusan negbajak cd-nya Dhani monggo bang yuda aja, ntar yang bagian ngurusi maia biar aku aja, oke?

    ReplyDelete
  6. haha iya nih saya denger yg ini, waktu itu kalo gak salah gus dur malah nanya alamat...kata gus dur, "Emang ummat alamatnya dimana sih ?" hehe ada2 aja

    ReplyDelete
  7. I DONT BUY IT!!

    Apa salahnya dengan tidak berkelakuan arogan dan mau belajar memahami orang yang terluka perasaannya daripada menggantungkan ego sendiri setinggi mungkin..?

    Itulah Dhani Dewa, terlalu arogan!

    Perhatikan 'tingkah laku' Dhani selama ini, apa mencerminka apa yang ia tulis...?

    ReplyDelete
  8. betul, bahkan disalah satu acara tv, dia sengaja menyerang ust. habib rizieq dengan mengatakan bahaw lirik lagunya religius, kemudian menanyakan apakah ust. habib rizirq pernah menulis lagu yang religius seperti dia.

    ya ampun, segitunya. wong lagu dia yang bertemakan tuhan juga absurd. ga jelas menyebutkan siapa tuhannya.

    lagian baru berbuat sedikit aja udah dibesar2kan

    ReplyDelete
  9. orang yang satu ini emang gawat.
    sekarang Dhani dilindungi, dulu, inget kasusnya inul?
    ga tau deh mo komentar apa.
    katanya kyai kok fatwanya "kontroversial" apa aku aja yang ga tau agama ya?

    ReplyDelete
  10. hmm.. apakah yg bikin logo itu pertama kali memang sengaja buat dijual?
    Masa bikin karya ttg Tuhan diperjual belikan?!
    tega? lagian logo gitu lho.. bukan karya cetak yg ada biaya produksinya..

    ReplyDelete
  11. Tuhan aja yang ngasih akal dan pikiran cuma-cuma aja ga ribut.
    coba kalo fasilitas akal dan pikiran statusnya sewa. bisa puyeng tuh

    ReplyDelete
  12. hehe bener, pdhl kalo mau lebih baik, di gratisin aja ya.Coba contoh Harun Yahya, yg dengan bebas dan gratis beliau membagi-bagikan video2 islami di websitenya.Padahal kalo dipikir2 bikin video/website seperti itu kan gak murah ya...menurut saya itulah kontribusi kepada Allah yg sebenarnya....

    ReplyDelete
  13. Mas Anomk ini kaya ga' tau aja, coba anda ke toko2 buku mana ada yang dijual gratis meski tentang setan, seks, Tuhan, ibadah, surga, neraka, dst..dst. Nyari duit ya nyari duit... kadang nyari duit bumbunya ibadah katanya.

    Lo gini aja lah di jakarta itu ada sindikat tukang da'i, mereka ya nyari uang.... Jadi urusannya apa nih sekarang lagi2 niatnya gimana sekarang. Semua ada di hati. Kayak puisinya Rumi yang dikutip sama Dani itu lo, tp lagi2 hatinya Dani kita ga tau.....

    ReplyDelete
  14. Arogan terhadap orang yang arogan, katanya kiai ku dulu itu pahala.... gimana Kang Ricki?

    ReplyDelete
  15. Ha..ha.. Arogan sama orang yang sudah dikenal di jagat ini sebagai orang arogan adalah pahala yang berlipat-lipat.... gimana kang ricki?

    ReplyDelete
  16. semoga benar adanya pengakuan ,,,,ni manusia,
    harusnya bisa jadi ini adalah teguran atau juga cobaan bua do'i

    ReplyDelete
  17. ha,,,kyai itu ukurannya sekarang kagak jelas, kalau situ jadi kiyai bisa aja, asal keliatan banyak ngomong di antara santri dan pinter ngejelentrehin makna suatu ayat , trus berani ngimamin sholat, sama yang penting mah punya orang- orang yang mau ngakuin agama ,,,,jadilah kyai
    coba jadi syech ,,,,,pasti beda, malahan denger denger mah kata seorang guru spiritual, katanya kyai beda sama syech dan perbedaannya jauh banget ,,

    kalo memang kyai ,,,,masa mau aja disebut wali
    kalo memang kyai ,,,masa mendukung fenomena inul
    kalo memang kyai,,,ngapain sowan ke orang - orang pemerintahan
    kalo memang kyai,,,,koq jaman kiwari banyak kyai turun ke arena politik

    ReplyDelete
  18. kalo untuk yang satu kyai ini, aku pikir dia apet gelar kyai karena faktor keturunan

    ReplyDelete
  19. ngomong2 masalah arogan ni, tadi di reportase sore, ternyata dari pihak FPI memberikan alternatif lambang album baur lho buat Dewa. intinya sih sama, cuma menghapus garis di bawah huruf lam sehingga jadi alif.
    aku pikir dari pihak FPI udah berusaha bijak dan tenang. tinggal Dewanya aja gimana?

    ReplyDelete
  20. enaknya kita mosi tidak percaya aja yukk.. sama orang2 yang yang ngaku kyai, disebut kyai, atau mereka yang suka pake surban tapi seperti preman....

    Gak perduli kyai atau habib, toh kyai karena keturunan , habib juga karena keturunan..he...he.... gimana sepakat teman2?

    ReplyDelete
  21. Lha...lha..lha... ini persoalane apa toh..? pelecehan, apa soal make kaligrafi bertuliskan Allah?

    Lho, kalo Dani berniat melecehkan jelas kita dan ente-ente patut marah, ane juga. Tapi kalo persolane dia memanfaatkan estetika kaligrafi itu, bagi ane gak apa2. Maun menjual kaligrafi bertuliskan Allah kek, Muhammad kek, Jibril kek, tak masalah. orang lagu2 qasidah juga sering kaya gitu, masalahnya apa bung..????!!!!!!!! Mestinya yang protes Allah karena namanya dipake ngeband (misalnya).

    Tapi kalo niatnya Dani adalah tanda ekspresi religiusitas dia sama Tuhan, maka orang2 yang mengecam dan memaksakan kehendak itu konyol... semua!!!!!

    ReplyDelete
  22. Biasanya kata syekh saya, orang lebih suka menyebut orang lain "kontroversial" dari pada menyebut dirinya "konservatif"....... Ini katanya lho..!!!

    ReplyDelete
  23. Begini cak......

    ada beberapa tipologi kyai (anda bisa menambahi sendiri):
    1. Kyai berkat jasa TV; contohnya: Aa' Gim
    2. Kyai berkat jasa pemerintah, contohnya: buanyakkkkk tuh dulu yang di Partai Golkar.....
    3. Kyai berkat pengabdian mereka kepada rakyat kecil. Yang menjuluki mereka kyai ya masyarakatnya.

    Nah, yang ketiga ini persis sama dengan "intelektual organik"nya Antonio Gramsci pemikir marxis asal Italia itu... Kyai sebagai intelektual organik ya muncul dari masyarakat yang berusaha menyuarakan kepentingan masyarakatr (marginal, tertindas terdiskriminasi, dst) dengan bahasa-bahasa yang dipahami oleh kaum elit.

    Jadi kyai intelektual organik begini bisa dimana saja, di partai, di pemerintah, atau di LSM, dimana saja yang memungkinkan dia membuat perubahan sosial untuk membela kaum mustadh'afin. Yang penting komitmen dan konsistensi!!!! (kalo menyimpang ya kita kritik bareng-2.kita yang ngontrol)

    Nah.... sekarang silahkan anda membuat kategori-kategori sendiri tentang kyai dan ulama menurut anda. Tapi jangan membatasi kyai untuk tidak berpolitik.... Karena sebentar lagi pastur, pendeta juga berpolitik untuk berdakwah sama seperti kita...

    .

    ReplyDelete
  24. kalo misalnya, Dewa manggung di Bar ato tempat hiburan malam, kemudian setting panggungnya ada kalgrafi itu gmana?
    tinggal masalah kepantasan aja. pantas ga tulisan asma allah dibawa kesana? sebagai muslim, rela ga ente?

    ReplyDelete
  25. tergantung apa yang diperjuangkan, kalo emang sesuai syariat aku pikir gapapa, kalo caranya yang salah, ya harusnya dibenahi cara mereka mengaktualisasikan diri.
    ini pasti ngomongin FPI yang ngrusak tempat hiburan malam. aku pikir gapapa, soalnya tetep harus ada yang bertindak dalam kasus ini, cuma masalah cara aja. asal jangan melawan syariat aja

    ReplyDelete
  26. you guys remind me of my endless discussions with a bunch of guys calling themselves as tolerants!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    ReplyDelete
  27. "Tak ada yang lain, selain diriMu yang selalu ku puja.
    kusebut namaMU di setiap hembusan nafasku
    ku sebut namaMU.. ku sebut namaMU..."
    gue merinding ngedengerin syair lagu ini..
    Dani, masih manusia.. kalau toh khilaf.. jadi arogan.. itu masih manusiawi.. Dani sudah diuji oleh Allah dengan kemahsyuran & kekayaan. sedang kita.. baru diuji punya mulut dan sedikit kemampuan aja sudah menghujat orang seenaknya.. Massyaallah... saya juga...duh gusti...
    tak ada yang lain selain diriMU, yang selalu ku puja... Kusebut namaMu, di setiap hembusan nafasku.. kusebut namaMU.. kusebut namaMU....
    maha besar ALLAH.. aku menemukan keindahan itu lagi.. dari lirik lagu Dani...

    ReplyDelete
  28. akhirnya ada yang sepikiran ........:pkekekke

    no offense for others ya.........soalnya aku idup di negara dimana aku ditanya2 macem dan aku bingung sendiri......;kok mereka anggap diri mereka toleran openminded etc etc etc.........

    **duh jadi kesel sendiri....

    ReplyDelete
  29. Ok kalau begitu mari kita sudahi komentar yang berkepanjang ini yang akhirnya bisa ngomongin aib orang.Maaf juga dari saya yang mungkin dengan memajang artikel ini jadi seperti menyediakan "lahan" untuk ghibah (ngomongin orang lain).

    case closed.

    ReplyDelete
  30. astagfirullah....bener juga
    dah mengarah ke ghibah,
    setuju deh.

    ReplyDelete
  31. mudah2an dani dewa bisa bertindak bijaksana dan juga habib rizieq...dan ada jalan keluar yang sama2 menyenangkan bagi kedua belah pihak...
    *episode baru nyampe tuntut menuntut yaaa...*

    ReplyDelete
  32. =)) iya kali ya, mungkin mau bawa duit.. lagian emang mau ke akhiratnya kapan? trus akhirat yang sebelah mananya.. ya :-? ada ada sajah....

    ReplyDelete
  33. kalo ya ini jangan cuma ngomong doank.. mesti dilakuin dengan sungguh sungguh, jangan hanya basa basi, karena istighfar "bukaaaaan basa basiiiiiiiiii"

    ReplyDelete
  34. hehe punten ah lamun aya kalepatan :)

    ReplyDelete
  35. aku juga sebel tuh kalo lagi ada acara maulid or isra' mi'raj yang panggil habib dan kyai.. ketika mereka dateng, semua orang disuruh berdiri sambil mengumandangkan salawat. salah satunya bertujuan menggambil berkah mereka, karena mereka turunan langsung dari rasul....
    duh, emangnya rasulullah ajarin hal itu ya...? sebenernya aku lebih sebel sama masyarakat yang segitu banget ngasih penghormatannya, tapi aku juga menyayangkan karena para tokoh ini dia saja dengan ritual penghormatan pada mereka tersebut. padahal, pasti deh mereka tau itu gak pernah dicontohin rasul.. kenapa mereka gak menyampaikan itu ya...?

    ReplyDelete