Friday, April 4, 2008

Belajar Bahasa Arab

Rating:★★★★★
Category:Other
Ass.Wr .Wb.Ustadz, saya ingin sekali belajar bahasa Arab supaya lebih mudah dalam memahami al-Qur'an serta memudahkan dalam berda'wah. Sebaiknya tempatnya di mana ya? Mungkin ada referensi tempat. Saya sama sekali awam mengenai bahasa Arab dan ingin mulai dari awal. Wass. Wr. Wb.

Andri Sugara
andri

Jawaban

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Urgensi Menguasai Bahasa Arab

Belajar bahasa Arab memang sebuah keharusan yang layak dikuasai oleh umat Islam. Sebab sejak awal mula diturunkan ajaran Islam sampai hari ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa arab.

Al-Quran sebagai kitab suci abadi yang menghapus semua kitab suci yang pernah ada, diturunkan dalam bahasa Arab. Rasulullah SAW sebagai nabi akhir zaman yang risalahnya berlaku untuk seluruh manusia di muka bumi sampai akhir zaman, juga berbahasa arab, tanpa pernah diriwayatkan mampu berbahasa selain arab.

Hadits-hadits nabawi diriwayatkan secara berantai hingga sampai kepada kita melewati masa berabad-abad, juga tertulis dalam bahasa Arab. Bahkan semua kitab yang menjelaskan materi Al-Quran, As-Sunnah serta syariah Islamiyah hasil karya para ulama muslim sedunia sepanjang masa, juga kita warisi dalam bahasa Arab.

Ketika dakwah Islam memasuki pusat-pusat peradaban dunia dan membangun kejayaannya nangemilang, bahasa yang digunakan juga bahasa Arab. Kala itu bahasa Arab selain resmi menjadi bahasa pemerintahan, juga menjadi bahasa dunia pendidikan, bahasa ilmu pengetahuan serta bahasa rakyat sehari-hari. Padahal negeri-negeri yang dimasuki Islam itu tadinya bukan negeri Arab.

Bahkan ketika Islam masuk ke Mesir dan para penguasa dan rakyatnya masuk Islam, mereka tidak hanya sekedar memeluk Islam sebagai agama, tetapi mereka belajar bahasa Arab, berbicara dengan bahasa Arab dan melupakan bahasa asli peninggalan nenek moyang mereka. Hanya dalam tempo beberapa tahun saja, tidak satu pun bangsa Mesir yang paham bahasa asli mereka. Semua berbicara dengan bahasa Arab, bahkan hingga hari ini. Padahal Mesir itu bukan negeri Arab dan tidak terletak di jazirah Arab. Mesir terletak di benua Afrika, namun rakyat Mesir keseluruhannya berbicara dalam satu bahasa, yaitu bahasa Arab.

Bila kita amati secara seksama, memang ada kecenderungan bahwa di mana ada masuknya dakwah Islam ke suatu negeri hingga mampu mambangun peradaban besar, pastilah negeri itu berubah bahasanya menjadi bahasa Arab. Bahkan bahasa resmi negara sekaligus bahasa rakyat jelata.

Sebaliknya, negeri-negeri yang kurang sempurna proses Islamisasinya, bisa dengan mudah dikenali dari tidak adanya rakyat yang menggunakan bahasa Arab. Paling jauh hanya sekedar serapan-serapan bahasa saja, seperti bangsa kita ini. Bahasa Indonesia (termasuk Melayu) menyerap sangat banyak bahasa Arab ke dalam perbendaharaannya. Begitu banyak kata yang sumbernya dari bahasa Arab, bahkan bisa dikatakan bahwa unsur serapan dari bahasa arab termasuk paling dominan dalam bahasa Indonesia. Namun sayangnya, bangsa ini tidak sempat mampu berbahasa Arab dalam kesehariannya. Apalagi ditambah dengan penjajahan selama ratusan tahun, dimana para penjajah itu memang paham betul bahwa salah satu kekuatan agama Islam adalah pada bahasa Arabnya.

Bila suatu umat muslimin di muka bumi ini tidak bisa bahasa Arab, artinya mereka pasti tidak paham tiap ayat Al-Quran, tidak paham hadits nabi, tidak mengerti apa yang mereka baca dalam zikir, shalat dan doa. Tidak mengerti syariah Islam dan ajaran-ajarannya secara mendetail. Kecuali bila diterjemahkan terlebih dahulu dan dijelaskan satu persatu oleh kiayinya. Dan metode penerjemahan begini tentu saja sangat terbatas keberhasilannya, terlalu lemah dan justru sangat menghambat.

Karena itu, keinginan anda untuk belajar bahasa Arab dan menguasainya adalah sebuah keinginan yang teramat mulia, sehingga perlu didukung penuh. Jangan sampai keinginan itu berhenti hanya karena alasan teknis semata.

Empat Dimensi Penguasaan Bahasa Arab

Menguasai bahasa Arab itu minimal harus menguasai empat sisi.

1. Fahmul Masmu'
Maksudnya kita harus mampu memahami apa yang kita dengar. Jadi kalau ada orang Arab membacakan berita di TV atau sedang berdialog, kita mampu mengerti.

2. Fahmul Maqru'
Maksudnya kita harus mampu memahami teks yang kita baca. Sehingga buku, kitab, majalah, koran atau teks apapun yang tertulis dalam bahasa Arab, mampu kita pahami.

3. Ta'bir Syafahi
Maksudnya kitamampu menyampaikan isi pikiran kita dalam bahasa Arab secara lisan, dimana orang Arab mampu memahami apa yang kita ucapkan.

4. Ta'bir Tahriri
Maksudnya kita mampu menyampaikan pikiran kita kepada orang Arab dengan bentuk tulisan, dimana orang Arab bisa dengan mudah memahami maksud kita.

Problematika Belajar Bahasa Arab

Sebelum anda menentukan pilihan pada lembaga mana anda akan percayakan program belajar bahasa arab anda, sebaiknya anda juga belajar dari beberapa pengalaman mereka yang pernah melakukannya sebelumnya. Juga tidak ada salahnya kalau anda juga mendengarkan pengalaman mereka, baik telah sukses maupun yang gagal.

Kenyataannya memang harus diakui bahwa tekad kuat untuk belajar bahasa Arab, terutama buat kalangan muda muslim yang tidak pernah mengecap pendidikan pesantren berbahasa Arab, seringkali kandas di tengah jalan.

Di Jakarta pernah berdiri puluhan ma'had dan lembaga kursus yang mengajarkan bahasa Arab. Sayangnya, kebanyakan keberhasilannya berjalan terseok-seok, kalau tidak mau dikatakan gagal total. Umumya kurang berhasil dalam mengantarkan para siswanya untuk menjadi orang yang mahir bahasa Arab.

Biasanya, alasan paling klasik adalah lamanya masa belajar dan rasa bosan yang dengan cepat menghantui para pelajar. Apalagi ditambah dengan padatnya aktiftitas peserta di luar jam kurus, sehingga biasanya lembaga kursus itu menyelenggarakan pengajaran bahasa dengan cara non-intensif. Kursus diselenggarakan seminggu sekali, atau seminggu dua kali. Sekali pertemuan hanya 2 atau 3 jam saja. Dilihat dari sisi keintensifannya saja, sudah terbayang kegagalannya.

Semua itu kemudian dipeRprah kualitas pengajar yang umumnya juga orang Indonesia, di mana secara teori mungkin menguasai dasar-dasar gramatika bahasa Arab, tetapi secara dzauq (taste), kemampuan mereka amat terbatas. Banyak sekali para pengajar yang mampu berbicara dalam bahasa Arab, namun dengan ta'bir (cara pengungkapan) yang bukan digunakan oleh orang Arab. Sehingga orang Arab sendiri pun kalau mendengarnya agak berkerut-kerut dahinya sampai 10 lipatan.

Masalah kurikulum pengajaran pun seringkali malah menjadi faktor penghalang besar. Yaitu ketika para peserta dijejali dengan berbagai macam aturan, rumus, kaidah dan tetek bengeknya, tapi kurang praktek langsung. Bisa jadi secara teori mereka sangat paham, tapi giliran harus menggunakan bahasa itu baik secara lisan, tulisan atau pendengaran, semua jadi berantakan alias gagal total. Kasusnya mirip dengan orang yang belajar berenang secara teoritis, menguasai aturan gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya katak dan lainnya. Tapi giliran masuk kolam, tenggelam dan tidak timbul-timbul lagi. Sungguh menyedihkan memang.

Bahasa adalah Aplikasi

Tempat belajar suatu bahasa yang paling baik bukan di dalam sebuah lembaga kursus, juga bukan di dalam sebuah kelas. Tempat belajar yang paling baik adalah di tempat dimana semua orang berbicara dan berkomunikasi dengan bahasa tersebut.

Kalau anda ingin pandai bahasa Jawa, sebaiknya anda tinggal selama beberapa tahun di Jogjakarta atau di Solo. Terutama di pedesaan dimana masyarakat dengan setia menggunakan bahasa Jawa. Di sana anda bukan hanya belajar kosa kata jawa, tetapi juga mendengar, melihat, memperhatikan, menirukan, serta beradaptasi secara langsung dengan cara komunikasi orang jawa. Sebab bahasa itu bukan sekedar kosa kata, tetapi termasuk juga tutur bahasa, cara mengungkapkan, cara melafalkan, bahkan termasuk bahasa tubuh, mimik dan intonasi. Dan semua bermula dari mendengar setiap saat ucapan. Pagi, siang, sore dan malam hari yang anda dengar hanya percakapan orang-orang dalam bahasa Jawa.

Ini adalah cara belajar bahasa yang paling alami, paling mudah dan paling berhasil. Cara ini telah melahirkan jutaan anak-anak berusia 1 tahun hingga 5 tahun yang mahir berbahasa Jawa. Jangan kaget, kalau di Jogja dan Solo, rata-rata anak kecil mahir berbahasa Jawa (?)

Dan jangan kaget juga kalau di Mesir dan negeri Timur Tengah lainnya, anak-anak mahir berbahasa Arab. Kalau anak kecil saja mahir berbahasa Arab, mengapa anda yang sudah dewasa tidak bisa bahasa Arab?

Kesimpulannya adalah bahwa belajar bahasa itu membutuhkan sebuah komunitas orang-orang yang berkomunikasi dengan bahasa itu. Dimana kita ada di dalamnya dan ikut berinteraksi secara aktif.

Lembaga kursus bahasa Arab yang paling canggih sekalipun, kalau tidak mampu menghadirkan sebuah komunitas berbahasa arab, adalah lembaga yang tidak akan mampu melahirkan lulusan yang mahir berbahasa arab.

Beberapa Contoh

Beberapa pesantren di negeri kita boleh dibilang lumayan berhasil melahirkan santri yang lumayan bisa berbahasa Arab. Katakanlah pesantren Darussalam Gontor Ponorogo (http://gontor.ac.id), tempat dimana banyak tokoh nasional kita saat ini pernah belajar. Tapi keberhasilannya memang ditunjang dengan kebehasilan menciptakan komunitas berbahasa arab. Sebab semua santri tinggal di lingkungan pondok sehari 24 jam selama minimal 6 tahun. Yaitu sejak mereka lulus SD hingga mau masuk perguruan tinggi. Dengan resiko hukuman digunduli kalau ketahuan berbicara bahasa Indonesia.

Contoh lain yang boleh dibilang lumayan sukses adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), yang merupakan sebuah ma'had pengajaran bahasa Arab di bawah naungan Universitas Islam Muhammad ibnu Suud Riyadh. LIPIA berlokasi di Jakarta, namun hampir semua pengajarnyaorang arab atau yang pernah bertahun-tahun kuliah di sana. Sehingga dari segi dzauq bahasa, ada kekuatan tersendiri. Setiap hari para mahasiswa ditenggelamkan dengan komunitas orang Arab betulan, sejak jam 7 pagi hingga jam 12 siang selama 7 tahun. Semua pelajaran disampaikan dengan bahasa Arab, meski tidak ada lagi hukuman gundul buat pelanggarnya.

Salah satu faktor keberhasilannya adalah karena setiap calon mahasiswa yang masuk diseleksi terlebih dahulu dengan sangat ketat. Hanya mereka yang lulus tes tertulis dan lisan (wawancara) dengan bahasa dan orang arab saja yang boleh kuliah disitu. Kalau sudah berhasil diwawancarai oleh orang Arab, bukankah sebenarnya sudah boleh dikatakan bisa berbahasa Arab?

Tapi LIPIA pun sempat merasakan kegagalan ketika membuka kelas non intensif yang hari kuliahnya hanya sore hari, itupun hanya 2 kali seminggu. Akhirnya, program ini dinilai kurang efektif dan tidak memenuhi target, lalu dibubarkan hingga sekarang ini. Keterangan lebih lanjur tentang LIPIA bisa anda buka di situsnya http://lipia.org

Kesimpulan

Menyimpulkan dari kisah sukses dua contoh lembaga pendidikan di atas, kuncinya adalah:

1. Adanya komunitas berbahasa arab yang tulen dan pekat

2. Masa pendidikan yang intensif, rutin dan padat

3. Waktu belajar yang cukup lama

4. Kemauan keras yang tidak pernah padam

Kunci yang terakhir itu menjadi faktor penentu terakhir, sebab tidak sedikit mereka yang sudah pernah masuk ke lembaga di atas, tetapi akhirnya tidak kuat di tengah jalan, kemudian jalan di tempat, berhenti dan mogok. Kalau keinginan yang dimiliki hanya sekedar semangat di awalnya saja, biasanya memang tidak akan bertahan lama.

Sedangkan kisah tidak sukses pengajaran bahasa asing di negeri kita adalah pelajaran bahasaInggris di SMP dan SMU. Bahkan sejak SD ditambah lagi di perguruan tinggi. Kalau dihitung-hitung, paling tidak setiap mahasiswa di negeri ini pernah belajar bahasa Inggris paling tidak selama 10 tahun. Tapi hasilnya? Sulit menemukan mahasiswa Indonesia yang mampu berbicara fasih dalam bahasa Inggris, bahkan sekedar memahami atau atau membaca teks berbahasa Inggris pun masih sangat lemah. Apalagi kalau diminta berkomunikasi langsung dengan orang yang berbahasa Inggris.

Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

http://www.eramuslim.com

31 comments:

  1. Mudah2 tingkat pendidikan dasar yang berfokus pada sekolah dasar islam terpada...dapat diakomodasi pemikiran ini.

    ReplyDelete
  2. Mas Indra sudah belajar bahasa Arab?

    ReplyDelete
  3. wah apalagi kalo ngandelin plajaran bhs arab di kantor doang yah. hiks

    ReplyDelete
  4. Baru sedang akan ????

    baru = mulai belajar
    sedang = sudah dan masih belajar
    akan = niat belajar

    yang benar itu "sedang baru akan" jadi artinya sudah mulai niat ....?????

    tambah bingung deh .... he..he..he

    ReplyDelete
  5. Bahasa Arab, penting sekali....sudah mulai, sedang, akan terus, dan tidak pernah selesai

    ReplyDelete
  6. Bahasa gamblangnya baru mulai niat belajar dan insya Allah akan terus istiqomah hehe...mohon doanya

    ReplyDelete
  7. Belajar bahasa Arab yang bagus di mana ya mas?

    ReplyDelete
  8. Macem-macem sih mas tergantung lokasinya. Ada ma'had al-Falah di benhil, ma'had al-Hikmah di Mampang, al-Manar di Utan Kayu...

    ReplyDelete
  9. Kayaknya kita perlu membuat holaqoh bahasa arab yang berkomitmen tinggi. Aku dah belajar bahasa arab dari SMA, dan tetp nggak bisa2 :(( TFS

    ReplyDelete
  10. mungkinbisa coba yang pakai metoda al-barqy, saya sedang belajar dengan metoda itu sekarang. Memang lebih ke muhadatsah (percakapan) tapi nantinya bisa diarahkan juga ke baca kitab. Kami sudah 14 pertemuan dan mulai ke tafsir al-maraghi sekarang....

    tapi betul sih dengan metoda apapun pada akhirnya empat syarat itu harus dipenuhi:

    Waktu pertemuan bahasa Arab kemarin saya dapet "ikrar ilmu dengan penuntutnya" dari ustadznya:
    Kata sang ilmu kepada penuntutnya:
    "A'ti kullaka wa a'tii ba'dii"
    artinya : "curahkan segalanya yang kau punya (untuk belajar), dan aku akan berikan sebagian (ilmu)"

    Pesan moral : bahkan jika kalaupun kita telah mencurahkan seluruh daya upaya kita untuk belajar, ilmu yang kita peroleh tidak akan seluruhnya, apatah lagi jika kita setengah-setengah"....

    ReplyDelete
  11. Ada link nih untuk belajar bahasa arab via radio, namun ada rekamannya juga seluruh pertemuan, untuk yang tinggal sekitar Bogor mungkin bisa mendengarkan langung siaran livenya, meskipun bisa streaming juga
    http://www.radiorodja.com/2008/05/80-bimbingan-bahasa-arab-23/
    Bukunya 1 juga bisa didownload

    Buku lengkaap 1,2,3 ada di http://www.fatwa-online.com/downloads/

    ReplyDelete
  12. Nah...
    kalo' pembelajaran Bhasa Arab bwat anak SD, kira2 ada mudhorotnya g ???
    Kayaknya.. g terlalu banyak manfaatnya deh !

    ReplyDelete
  13. Belajar bahasa Arab itu termasuk ibadah lho, jadi jelas manfaatnya. bahasa Arab juga dekat dengan keseharian ibadah anak-anak. Justru yang perlu dipertanyakan itu belajar bahasa Inggris untuk SD, apa pernah dipertimbangkan antara beban dengan manfaat (kepentingannya).

    ReplyDelete
  14. Kalo berpikir duniawi, saat ini 'seperti' gak manfaat. Tapi bahasa jelas termasuk urusan agama, karena untuk memahami Al Quran paling bagus langsung dari bahasa aslinya. Anak-anak harus diajarkan al Quran, jadi jelas sangat besar manfaat buat mereka.

    NB : Ini statemennya serius apa main2, ya?

    ReplyDelete
  15. assalamu'alaikum mas indra?

    sudah mulai kursus b. arab mas?
    boleh tau alamatnya gak mas?
    kebetulan saya sudah lama ingin belajar b. arab tapi belum kesampean juga ampe sekarang...minta infonya yah mas.

    thanks beforehand :)

    ReplyDelete
  16. tambahan mas.... selain di mampang, ma'hat al hikmah ada ga yah?
    yg ga terlalu jauh getoh...rumah ku di daerah tangerang soalnya ..hihihihi

    ReplyDelete
  17. mau belajar bahasa arab online?
    datang aja ke www.gaularaby.com
    di tunggu yah!

    ReplyDelete
  18. Syukron ya akhi...sangat bermanfaat ! Ditunggu postingan selanjutnya :)

    ReplyDelete
  19. mas kl tmpt yg sekitar mampang ada alamat lengkapnya ngga?

    ReplyDelete
  20. assalmu'alaikum... ana pingin belajar kelipia.. kira-kira kapan penerimaan thullab jdid.?? syukron..

    ReplyDelete
  21. Ada no telp.nya ga mas? Klo ada, boleh tau?
    Syukron.

    ReplyDelete
  22. Coba di telp kesini ya 021-5727978

    ReplyDelete
  23. mudah-mudahan bisa ber bahasa arab dengan baik dan benar neeeeeeeee

    ReplyDelete
  24. Bismillah. Assalaamu 'alaykum, yaa akhuya Indra. Qodarulloh , ana jumpa dengan lounge yang nyaman ini. Masyaa Alloh. BaarokAllohu fiyka.

    ReplyDelete
  25. Bismillah. Assalaamu'alaykum, yaa akhuya Indra. Ini ana, Dian Bachtiar (Abu Abdurrahman Muslim). Qodarulloh ana jumpa dengan lounge antum yang nyaman ini ketika hendak mencari informasi tentang LIPIA. Masyaa Alloh. BaarokAllohu fiyka wa ahlik.

    ReplyDelete
  26. Wa'alaikumsalam ya akhina Dian afwan ana baru liat message antum ini, syukron atas kunjungan antum akhi, duh malu lounge seadanya ini dikunjungi oleh antum. Inilah tempat ana bertafakur akhi, semoga antum dan yang lain juga bisa dapat ibroh dari lounge ini. Amin ya Rabb

    ReplyDelete
  27. بسم الله الرحمن الرحيم
    السلام عليكم


    Dear Ikhwah,

    af1 mungkin agak melebar cakupan pembicaraan ana, Ulamaussalaf selalu mengedepankan anak2 mereka dalam hifdhulquraan.(menghapal Al-Quraan)

    Disisi lain banyak orang yg menginginkan anak2 mereka tdk saja mempelajari ilmu diin (ilmu agama) tetapi juga dunia.

    Yg terjadi dilapangan adalah justru anak2 kita tidak belajar لادين ولادنيا (ga belajar ilmu agama juga sedikit yg ia dapet dari ilmu dunia),

    Contohnya: PPKN/PMP, Kesenian, Penjas masa anak2 kita disuruh belajar yang kaya ginian trus terang "it's a waste of time", ana ga mengatakan bahwa semua mata pelajaran disekolahan ga berguna, tetapi mengapa kita tidak mempelajari yg penting2 saja, masa anak2 kita disuru belajar semua mata pelajaran yang ada disekolahan sedangkan kita melupakan pendidikan agama (yg selalu dianaktirikan disekolah2) pun kalo ada atau bahkan ditekankan pendidikan agamanya disekolah2 tertentu adakah atsar dari anak2 tsb, jawabannya hampir tidak ya akhi, jelas semua ini adalah konspirasi.

    Ana punya sohib ketika diYemen bernama Abu Danial, Warga Negara Inggris berprofesi sebagai Pengusaha yang sempat tinggal beberapa tahun Yemen sebagai penuntut ilmu طالب علم ., anak2nya mengikuti Homeschooling yang dipelajari hanyalah: Matematika & English. 2 mata pelajaran ini adalah yg wajib dipelajari anak2 warga negara inggris.

    Inilah mengapa mereka bisa "MAESTRO" disuatu bidang, bukan kaya kita semua dipelajari, Allah yu'inna bas (semoga Allah melindungi kita).

    Anak2 Abu Danial tsb masyaallah salahsatunya hafidhalquraan & itu sudah akhi englishnya jago, matematikanya hebat, anak2 kita bisa apa paling poll kasingnya doang Allahulmusta’an.
    Smg kita, kaluarga kita, anak2 kita menjadi orang2 yg bisa memanfaatkan waktu dengan benar.


    La ini ana punya ide yg insyaallah implementable ana tegaskan insyaallah "implementable banget" ttng pendidikan ide ana yaitu " International Islamic Homeschooling".

    Bagi yg suka tukar pikiran dlm masalah ini hayyakallah tafadhdhal hubungi ana:
    Muhammad Sungkar 0878-7557-1063, pin BB: 277d-57f8

    Semoga kita dikumpulkan dijannatulfirdaus ala'la bersama para rosul, anbiya,sahabah, shuhada, salihin, serta yg mengikuti mereka.

    ReplyDelete