Tuesday, November 13, 2007

Pengalaman Dengan Ustadz

Assalamu'alaikum,


Alhamdulillah Ust. Daud Rasyid M.A. sekarang sudah mempunyai official website. Pagi tadi saya dikirim e-mail oleh beliau dan meminta saya untuk menyebarkan info ini. Ust. Daud adalah salah satu ustadz rujukan saya dalam masalah hadits. Sekali waktu saya dan istri pernah silaturahim ke rumah beliau di daerah Condet. Rumahnya yang asri dan penerimaannya yang ramah semakin menambah kharisma beliau di mata saya dan istri.

Sikap Ust. Daud kepada saya sungguh diluar dugaan. Pada awalnya saya kira Ust. Daud adalah tipe ustadz yang pendiam dan sulit diajak ngobrol. Ternyata ketika saya kerumahnya, beliau langsung membawakan kurma dan secangkir teh hangat untuk menemani obrolan kami sore itu. Ust. Daud tidak membedakan lawan bicaranya tua atau muda, beliau tetap bersikap ramah dan bersahabat.

Hampir dua jam lamanya kami ngobrol-ngobrol mulai dari tentang pengalaman beliau di Al-Azhar Kairo, kisah pernikahannya dengan istrinya, kelahiran anak pertamanya, debatnya dengan Alm. Cak Nur, sampai ke resep makanan Soto Medan dan masih banyak lagi. Beliau pun mendukung niat saya untuk sekolah lagi di jurusan Dirasat Islamiyah dan akan membantu sebisanya, amin. Alhamdulillah

Semua itu kita lewati dalam suasana yang hangat bagaikan dua orang sahabat karib. Padahal baru kali itu saya  bertemu secara langsung dan silaturahim kerumah Ust. Daud. Dan saya dengar dari Ust. Fauzi, beliau adalah orang Indonesia pertama yang meraih gelar doktor dalam bidang Hadits. Wallahu a'lam. Subhanallah, ketinggian ilmunya benar-benar dibuktikan dengan sikapnya.

Bukan bermaksud membandingkan, tapi jujur saja, beberapa kali saya sempat dikecewakan oleh beberapa ustadz. Ada dua ustadz yang menjadi pengalaman berkesan saya yaitu dengan ustadz yang berinisial SAB dan BY yang keduanya cukup terkenal dikalangan ikhwah. Kekecewaan saya disebabkan minimnya komunikasi yang terjalin antara saya dan mereka. Dan itu bukan keinginan saya, justru keinginan saya simple, yaitu seperti apa yang dilantunkan Opick dalam sebuah lagunya Tombo Ati,

Obat Hati ada lima perkaranya
Yang pertama baca Qur’an dan maknanya
Yang kedua sholat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh

Pengalaman saya dengan Ust. BY cukup singkat yaitu ketika saya meminta beliau untuk mengisi kajian di masjid At-Taqwa dekat rumah saya. Sebenarnya ketika dalam keadaan memberikan ceramah, saya sangat suka sekali dengan beliau dan sempat terpesona ketika beliau melantunkan ayat-ayat al-Qur'an dengan fasih dan suara yang halus. Saya bahkan pernah menangis ketika beliau melantunkan ayat al-Qur'an dalam satu ceramah tarawih yang diisi oleh beliau di masjid At-Taqwa. Tapi ternyata ketika suatu kali saya pernah menelpon beliau, penerimaannya tidak sama ketika beliau sedang berceramah. Tanpa basa-basi, kaku, keras dan datar. Kejadian ini bukan hanya sekali. Tapi insya Allah saya tetap berprasangka baik kepada beliau. Mungkin beliau sibuk.

Pengalaman saya dengan Ust. SAB lebih lucu lagi. Pernah suatu kali saya bertemu Ust. SAB di pasar dekat rumah saya dan saya mengucapkan salam ke beliau, dan beliau pun membalasnya. Tapi ketika saya ingin menanyakan sesuatu kepada beliau, tanpa basa-basi atau pamit pulang, beliau malah langsung ngeloyor ke sepeda motornya dan meninggalkan saya yang terbengong-bengong atas sikap ustadz tersebut.

Afwan ya ustadz bukannya ingin menggurui, tapi bukankah Nabi pernah bersabda, "Sungguh, segala sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya, tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak jelek” [HR. Muslim no.2594 dari Aisyah]

Dan dalam hadits lainnya Nabi pernah bersabda, "Barangsiapa yang tidak memiliki sifat lembut, maka tidak akan mendapatkan kebaikan” [HR. Muslim No. 2592 dari Jabir bin Abdullah]

Tulisan saya ini hanyalah sebuah sharing dan tidak maksud apapun selain itu. Mudah-mudahan ada ibrah yang bisa diambil dari sharing saya ini. Semoga semakin bertambahnya ilmu yang kita miliki tidak semakin menambah perasaan lebih tinggi dan lebih terhormat di hadapan yang lain.

Ya Allah, jangan biarkan rasa su'udzon saya tumbuh kepada para ustadz tersebut. Semoga Allah semakin menambah ilmu-Nya kepada mereka, para ustadz, ulama dan juru dakwah dimanapun mereka berada dan senantiasa bersikap lemah lembut kepada siapapun tanpa memandang usia, jabatan dsb. Amin.


Wassalamu''alaikum

16 comments:

  1. saya tidak memandang ini sbg bentuk su'udzon, tapi wujud kecintaan kepada mereka.
    saya pribadi iri dengan indrayogi ini, bisa deket dengan para ustadz yang insya Allah mereka adalah orang-orang shalih.

    ReplyDelete
  2. Assalamu'alikum wr.wb. Terima kasih infonya..

    ReplyDelete
  3. Koq reply-ku ilang ya...? Padahal d'1st one & dah nongol... Ya sutra lah...aku nggak tau ada apa... Skali lagi, jazaakaLLOHU khoiron katsiro... :)

    ReplyDelete
  4. Saya ngga hapus apa-apa lho, tulis lagi boleh kok :)

    ReplyDelete
  5. rencana mau sambung dirasat islamiyah kemana?
    waffaqakallah...

    ReplyDelete
  6. prihatin ya menemui figur yang semestinya bisa kita teladani. tp sikap akh indra sudah benar, berprasangka baik saja...semoga Allah yang menegur kekhilafannya...btw, saya n suami juga berupaya meluangkan waktu bersilahturahim dgn figur2 panutan ini....hikmahnya buanyak banget...bikin kita bisa selalu 'mengukur diri'...TFS...

    ReplyDelete
  7. tetap husnudzon dan introspeksi "apakah saya juga bersikap seperti itu dengan orang lain?" ^_^
    semoga semua ustadz bersikap hangat kepada siapapun :)

    ReplyDelete
  8. coba antum silaturahmi ke rumah ustadz SAB dan BY juga ^-^
    siapa tau dengan kondisi yang berbeda bisa didapat pengalaman yang berbeda :)

    ReplyDelete
  9. Menurut saya ini adalah sikap terbaik. Apalagi orang itu adalah ustad yang banyak memberi pencerahan. Tapi khuznuzon tidak cukup di dalam hati saja, tapi perlu diikuti juga dengan tidak menggunjing atau menyebarluaskan keburukannya.

    Kita sering menuntut orang yang kita teladani selalu sempurna dalam segala hal di setiap waktu. Itulah beratnya menjadi ustad. Padahal beliau tidak selalu dalam kondisi prima. Bisa jadi sedang futur, atau sedang kurang sehat, atau ada masalah keluarga, yang kita sendiri tidak tahu.

    Menurut saya salah satu kehancuran seorang tokoh adalah ketika ia tidak sesuai dengan harapan para pengagumnya dan seketika kekaguman itu berubah 180 derajat menjadi kebencian. Salah satu contohnya adalah ustad terkenal kaliber nasional yang mendadak dibenci oleh banyak orang gara2 beliau berpoligami. Padahal betapa banyak orang sebelumnya merasa tercerahkan oleh tausiah beliau. Alhamdulillah, beliau termasuk orang yang tangguh dan nampaknya sudah mulai bangkit lagi.

    Trims atas infonya,
    salam

    ReplyDelete
  10. wah, sebuah kebiasaan yg bagus sekali...
    "berkumpul bersama orang-orang sholeh"

    ReplyDelete