Saturday, July 10, 2010

Mencoba menulis kembali

Assalamu'alaikum !

Apa kabar ndra ? Alhamdulillah baik. Duh lama sekali ya saya meninggalkan MP ini. Entah kenapa saya rindu sekali menulis disini, walaupun web sejenis sudah banyak seperti FB dan lain-lain, entah kenapa masih merasa lebih nyaman disini. Lebih merasa at home, beda dengan suasana FB yang nampak crowded bagaikan di pasar :).

So gimana kabarnya ndra ? Hehe sekali lagi Alhamdulillah baik dan selalu berusaha terus mensyukuri nikmat yang Allah berikan. Sekarang saya sudah diberikan oleh Allah pasangan hidup yang terbaik dan dikarunia seorang putri yang menggemaskan dan selalu ngangenin. Sekarang saya dan istri sedang berikhtiar membangun sebuah usaha dibidang cake & pastry. Sebenarnya ini kelanjutan ikhtiar saya yang dulu yaitu warnet dan cheesecakes. Tapi setelah 2 tahun berjalan, warnet harus game over karena biaya operasionalnya cukup tinggi.

Akhirnya sekarang kita ingin lebih fokus ke cake nya aja karena nampaknya ikhtiar yang ini lebih kebal di segala medan :). Istri saya sekarang pintar sekali memasak ! dan ini terjadi hanya setelah menikah dan melahirkan Naura. Sebelum itu ? paling cuma bikin nasi goreng untuk ayahnya hehe. Dan Alhamdulillah ini menjadi modal awal untuk membangun bisnis ini. Makanya setelah itu saya memasukan istri saya ke tempat kursus bikin kue.

Apa sih enaknya berwirausaha ? Seorang teman pernah bertanya seperti itu. Bagi saya, berwirausaha sudah menjadi kebutuhan dan bukan lagi mencari enaknya. saya memang lebih suka berwirausaha karena punya banyak keuntungan terutama dari segi waktu. Kalau dari segi penghasilannya itu tergantung seberapa besar usaha dan seberapa ciamik strategi kita untuk berwirausaha.

Kadang saya suka berpikir, hidup ini terlalu singkat kalau hanya digunakan untuk mencari uang. Bayangkan selama 5 hari pergi ke kantor jam 7-8 pagi lalu pulang jam 5 ditambah macet mungkin jadi jam 7 malam baru sampai rumah. Buat yang masih single ini mungkin masih mengasyikan, karena gaji besar plus ngga ada beban yang ditinggalkan dirumah seperti istri atau anak.

Tapi buat yang sudah menikah ini menjadi pemikiran tersendiri, apalagi kalau sudah mempunyai anak. Berapa waktu yang bisa kita habiskan untuk mereka ? Lebih besar mana porsi mengurus keluarga dibandingkan mengurus pekerjaan ? Pendidikan seperti apa yang akan diterapkan untuk anak kita nantinya ? Relakah kita sebagian besar waktu sang anak dihabiskan bersama mba/mbok yang bekerja dirumah ?

Beberapa orang mungkin punya pandangan yang berbeda tentang ini. Tapi pandangan saya ini, terutama dalam hal mengurus anak, terbentuk atas dasar pengalaman pribadi saya. Saya terlahir dari keluarga yang alhamdulillah baik-baik saja. Alm. ayah saya dulunya aktif di PERSIS (Persatuan Islam), ibu saya seorang ibu rumah tangga yang dalam hal ibadah sangat-sangat ketat dalam menerapkan pendidikan agamanya. Dari semenjak saya sd, dirumah sudah dibekali dua orang ustadz yang siap mengajar ngaji dua kali seminggu. Ketika saya smp pun saya dimasukan ke Al-Azhar.

Tapi ternyata ini semua tidak cukup menjamin bahwa saya akan menjadi anak yang baik. Mulai kelas dua smp saya mengenal dunia malam, pergi ke club, pulang pagi dan puncaknya adalah saya menjadi pecandu drugs selama 4 tahun. Lalu kemanakah pendidikan agama yang diberikan orang tua saya ? percumakah ? Sama sekali ngga percuma. Pendidikan itu masuk kedalam kuping saya tapi tidak mengendap didalam hati karena lingkungan yang ngga kondusif. Lingkungan Jakarta saat zaman saya smp saja sudah ganas sehingga mampu menarik saya ke lembah hitam apalagi sekarang ? apalagi sepuluh atau dua puluh tahun kedepan ?. Siapa yang bisa mengetahui hari esok akan lebih baik ?

Saya jadi teringat perkataan dari Ali bin Abi Thalib, "Didiklah anak-anakmu dengan pengajaran yang baik, sebab ia diciptakan untuk zaman yang berbeda dengan zamanmu". Perkataan Ali R.A ini rasanya cocok dengan keadaan saat ini. Kadang mungkin kita merasa bahwa pendidikan yang kita berikan untuk anak sudah cukup, padahal bisa jadi malah kekurangan mengingat zaman yang makin berkembang, teknologi yang makin canggih.

Saya sangat setuju dengan kalimat, "Experience is the best teacher". Pengalaman adalah guru yang terbaik, dan guru itu pulalah yang membentuk saya menjadi seperti ini sekarang. Tetap masih menjadi manusia dhaif yang terus berusaha menjadi sempurna, walaupun hal itu adalah sesuatu yang tidak mungkin dicapai oleh manusia biasa. But at least i try...

Well jadi panjang lebar yah :D..ah nampaknya saya memang masih ada rindu menulis lagi disini hehe. Semoga bisa istiqomah yah. Amin !

Wassalamu'alaikum

7 comments:

  1. Assalamu'alaikum mas Indra,
    Amiin. Turut mendo'akan, semoga mas Indra bisa istiqomah memberikan pencerahan pada kami semua.

    di Jakarta-nya tinggal di daerah mana, mas? Kemanggisan?
    Tgl 23-24 Juli, sbg finalis INAICTA 2010, Insya' Allah kami dapat kesempatan buka booth di JCC (EXPO INAICTA 2010), kami mendemokan produk aplikasi perangkat lunak dashboard management system (berbasis balanced scorecard) untuk bisnis skala UKM agar usahanya terus bertumbuh. Nah, sungguh sangat menyenangkan kalo mas Indra bisa memberikan masukan2 untuk penyempurnaan produk tsb. Terutama dr kacamata kesederhanaan, krn mengingat alat bantu balanced scorecard tidak begitu populer di kalangan UKM dibandingkan dg usaha skala besar. Kalo tidak keberatan, mampir ya mas...

    Oiya, saya baru inget nih, sampai saat ini, saya belum pesen buku Jacatra..
    krn masih fokus pengembangan aplikasi produk di atas, jadi lupa pesen... :-)

    ReplyDelete
  2. Mas Wisnu, mas Syamsul thanks atas kunjungannya ya, rindu sangat ! :).

    ReplyDelete
  3. Wah mas saya sangat berterima kasih sekali atas undangannya, tapi tanggal segitu pas banget saya sdg di Bandung utk menghadiri pernikahan kakak ipar saya. Mohon maaf ya mas. Terima kasih lagi atas undangannya.

    Tentang buku, gak papa mas santai aja masih banyak stoknya :)

    ReplyDelete