Showing posts with label resensibukuislam. Show all posts
Showing posts with label resensibukuislam. Show all posts

Saturday, April 14, 2007

Buku : Snouck Hurgronje dan Islam

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Biographies & Memoirs
Author:P.SJ. Van Koningsveld
Judul : Snouck Hurgronje dan Islam
Judul asli : Snouck Hurgronje en Islam; Acht artkelen over leven en werk van een orientalist uit het koloniale tijdperk
Penulis : P.SJ. Van Koningsveld
Penerbit : PT. Girimukti Pasaka
Cet. I : 1989

Prof. Dr. Snouck Hurgronje (1857-1936) selama ini merupakan tokoh yang sangat kontroversial. Disanjung dipuja sebagai sarjana Islam yang cemerlang, tetapi juga dicaci maki sebagai seorang ahli muslihat yang hendak menghancurkan Islam dari dalam dengan pura-pura masuk Islam. Betapapun diakui oleh semua pihak bahwa pemerintah Belanda baru mempunyai garis kebijaksanaan tentang Islam didaerah jajahannya yang bernama Hindia Belanda (Indonesia) setelah Snouck Hurgronje menjadi penasehat pemerintah dalam hal-hal yang berkaitan dengan Islam.

Christian Snouck Hurgronje, pada tahun 1884 mengadakan petualangan ke jazirah Arab, dan menetap di Jeddah sejak Agustus 1884 hingga Februari 1885, sebagai persiapan menuju Mekah, yang merupakan tujuan utama dari petualangannya. Snouck sampai di Mekah pada tanggal 22 Februari 1885 dengan menggunakan nama samaran Abdul Ghafar, karena memang Mekah tertutup untuk yang selain muslim. Dia menetap di Mekah selama enam bulan dan menghasilkan karya berjudul Makah. Namun akhirnya pada bulan Agustus, Snouck dipaksa keluar dari Mekah oleh konsul Prancis.

Selama ini di negeri Belanda, Snouck Hurgronje selalu dibicarakan dengan khidmat. Para sarjana Ketimuran seakan-akan menghindar dengan sengaja dari membahas segi-segi Snouck Hurgronje yang menimbulkan tanda tanya. Dia seakan-akan telah menjadi mitos yang tak boleh diganggu gugat. Tetapi seorang sarjana ahli bahasa Arab dan ke-Islaman dari almamater Snouck Hurgronje sendiri, Universitas Kerajaan Leiden, yaitu Dr. P.S.J Van Koningsveld dengan berani dan jujur mencoba mengorek segi-segi Snouck Hurgronje yang digelapkan, sehingga ia mendapat reaksi yang sangat hebat dari para pengagum Snouck.

Dalam buku Snouck Hurgronje dan Islam yang sengaja disusun oleh penulisnya untuk diterbitkan dalam terjemahan Indonesia oleh penerbit Girimukti Pasaka, Prof. Dr. Van Koningsveld mengumpulkan tulisan-tulisannya yang bertalian dengan tokoh kontroversial itu, sehingga para pembaca akan mendapat gambaran yang lebih menyeluruh. Kumpulan tulisan Van Koningsveld ini banyak mendapat pertentantangan dikalangan akademisi yang masih menjadi almamaternya di Leiden.

J.J Witkam, F. Schroder, Dr. L.I. Graf adalah orang-orang yang senantiasa menentang tulisan-tulisannya. Padahal mereka semua satu almamater dengan Van Koningsveld. Van Koningsveld adalah pembantu utama dalam pengkajian sejarah Islam di Fakultas Teologi Universitas Leiden. Banyak intrik-intrik yang terjadi selama pengungkapan kebenaran Van Koningsveld tentang fakta dan data sejarah Snouck Hurgronje.

Apakah Snouck Hurgronje itu seorang sarjana yang piawai, ataukah hanya seorang pegawai pemerintah kolonial yang hendak melestarikan penjajahan orang Kristen terhadap kaum Muslimin Indonesia? Apakah ia seorang "mufti Betawi" yang tulus, ataukah seorang palsu yang berdarah dingin yang mempergunakan ilmu pengetahuan sebagai alat penjajahan ?


PS : Buku ini saya dapatkan di Walisongo, Kwitang Jakarta Pusat. Harganya lupa, under 50rb....Walisongo akhir-akhir ini banyak menerbitkan buku-buku lama. Buku ini salah satunya

Tuesday, March 27, 2007

Buku : Muqaddimah

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: History
Author:Ibnu Khaldun
Judul : Muqaddimah
Penulis : Abd-ar-Rahman ibn Muhammad Ibn Khaldun (Ibnu Khaldun)
Penerbit: Pustaka Firdaus (021-7972536)
Penerjemah : Ahmadie Thoha
Halaman : 852


Refleksi 600 Tahun Wafatnya Ibnu Khaldun
Pangkal Kejatuhan dan Kejayaan Bangsa

Meski namanya telah diabadikan untuk sebuah universitas di Bogor, masih ada di antara kita mungkin belum mengenal sosok serta pemikiran sejarawan agung dan pemikir ulung yang oleh banyak kalangan dianggap sebagai bapak sosiologi. Dialah Abd-ar-Rahman ibn Muhammad Ibn Khaldun yang hidup antara tahun 1332 hingga 1406 Masehi.

Di bulan November ini setidaknya tiga konferensi antarbangsa telah dan bakal digelar dalam rangka memperingati 600 tahun wafatnya ilmuwan besar ini. Yang pertama pada 3-5 November lalu di Madrid, Spanyol atas kerja sama Islamic Research and Training Institute IDB dengan Universidad Nacional de Educacion a Distance (UNED) dan Pusat Kebudayaan Islam setempat. Yang kedua baru saja terselenggara Sabtu 11 November 2006, di kampus Johann Wolfgang Goethe-Universitaet Frankfurt, Jerman, di mana penulis berkesempatan hadir. Sedang yang terakhir bakal diadakan pada 20-22 November mendatang di ISTAC Kuala Lumpur, Malaysia dengan tema: Ibn Khaldun's Legacy and Its Contemporary Significance.

Ibnu Khaldun hidup saat imperium Islam bagian barat (termasuk Afrika Utara) di ambang kehancuran. Andalusia terpecah-belah menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Kaum Murabitun (Almoravid) dan Muwahhidun (Almohad) saling rebut wilayah dan pengaruh. Sementara kaum Kristen Spanyol waktu itu tengah mengkonsolidasi kekuatan mereka dan menyusun strategi untuk melancarkan serangan besar-besaran demi merebut kembali semua daerah yang diduduki kaum Muslim ---peristiwa kelam yang dinamakan reconquista.

Bermula dengan Toledo (1085), lalu Cordoba (1236) dan Seville (1248), dan terakhir Granada (1492), satu per satu wilayah Islam jatuh ke tangan orang-orang Kristen. Kondisi sosial-politik yang tak menentu itu tentu saja banyak memengaruhi perjalanan karier maupun pemikiran Ibnu Khaldun.

Barangkali karena kesibukannya sebagai pejabat negara dan keterlibatannya dalam politik, Ibnu Khaldun tidak banyak menghasilkan karya tulis. Hanya tercatat beberapa buku kecil seputar logika dan filsafat (Lubab Al Muhashshal), tentang tasawuf (Syifa' As Sa'il li Tahdzib Al Masa'il), dan sebuah otobiografi (At Ta'rif). Namun, ia meninggalkan sebuah karya raksasa berjudul: Tarjuman Al 'Ibar wa Diwan Al Mubtada' wal Khabar fi Ayyam Al'Arab wal Barbar wa man 'asharahum min dzawis-Sulthan AlAkbar.

Bagian pendahuluan dari kitab inilah yang melejitkan namanya ke seantero jagad. Tak aneh, sebab Muqaddimah-nya itu tak ubahnya bagaikan kapsul yang memuat ekstrak prinsip-prinsip yang bekerja di balik aneka manifestasi ilmu pengetahuan, pencapaian, dan pengalaman masyarakat manusia dari masa ke masa.

Pandangan yang relevan

Karya yang ditulis Ibnu Khaldun dalam penjara itu telah diterjemahkan ke berbagai bahasa seperti Prancis, Jerman, dan Inggris. Berikut ini beberapa pandangan Ibnu Khaldun yang masih sangat relevan kini untuk menjadi bahan renungan kita yang sedang berusaha bangkit meraih kejayaan.

Masyarakat dan negara yang kuat adalah masyarakat dan negara yang padanya terdapat tiga perkara. Pertama, solidaritas kebangsaan yang kokoh, di mana sikap dan perilaku mendzalimi, membenci dan menjatuhkan satu sama lain bertukar menjadi saling memberi, saling menghargai, dan saling melindungi. Ibnu Khaldun menyebutnya ashabiyyah atau group feeling --meminjam terjemahan Rosenthal. Kedua, kuantitas dan kualitas sumberdaya manusianya. Ketiga, kebangkitan suatu bangsa dan kejayaan negara berawal dari dan hanya akan langgeng apabila orang-orangnya selalu optimis dan mau terus-menerus bekerja keras. Kesuksesan tidak dicapai sekonyong-konyong, ujar Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah, iii/49.

Ibnu Khaldun menganalogikan proses kelahiran dan kehancuran suatu negara dengan kehidupan manusia. Ada tahap-tahap yang mesti dilalui, masing-masing dengan pasang-surut dan pahit-manisnya. Menurut Ibnu Khaldun yang memandang proses sejarah dalam kerangka siklus (ketimbang proses linear ataupun dialektikal), runtuhnya suatu imperium biasanya diawali dengan kedzaliman pemerintah yang tidak lagi memedulikan hak dan kesejahteraan rakyatnya (iii/43) serta sikap sewenang-wenang terhadap rakyat (iii/22). Akibatnya timbul rasa ketidakpuasan, kebencian dan ketidakpedulian rakyat terhadap hukum dan aturan yang ada.

Situasi ini akan semakin parah bila kemudian terjadi perpecahan di kalangan elite penguasa yang kerap berbuntut disintegrasi dan munculnya petty leaders (iii/45). Yang paling menarik adalah observasi Ibnu Khaldun pada pasal 11: bahwa ketika negara sudah mencapai puncak kejayaan, kemakmuran dan kedamaian, maka pemerintah maupun rakyatnya cenderung menjadi tamak dan melampaui batas dalam menikmati apa yang mereka miliki dan kuasai. Itulah petanda kejatuhan mereka sudah dekat.

Namun, kejatuhan suatu bangsa hampir selalu didahului atau diikuti oleh kenaikan bangsa lain yang mewarisi dan meneruskan tradisi maupun peradaban sebelumnya. Sebagai pengganti yang belum semaju dan secanggih pendahulunya, bangsa yang baru muncul ini cenderung meniru bangsa yang pernah menjajahnya hampir dalam segala hal, dari cara berpikir dan bertutur hingga ke tingkah laku dan soal busana. Proses ini bisa berlangsung tiga sampai empat generasi.

Bangsa yang dikalahkan cenderung meniru bangsa yang menaklukannya karena mengira hanya dengan begitu mereka dapat menang kelak. Jika kejayaan suatu bangsa hanya bertahan empat atau lima generasi, hal itu dikarenakan generasi pertama adalah 'pelopor', generasi kedua 'pengikut', generasi ketiga 'penerus tradisi' (tradition keepers), sedangkan generasi keempat berpaling dari tradisi (tradition losers).

Berbeda dengan para penulis sejarah sebelumnya, Ibnu Khaldun dalam analisisnya berusaha objektif. Pendekatan yang dipakainya tidak normatif, akan tetapi empiris-positivistik. Uraiannya berpijak pada das Sein dan bukan das Sollen, pada apa yang sesungguhnya terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi.

Dr. Syamsuddin Arif Ph.D
Orientalisches Seminar Frankfurt, Jerman
http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=271691&kat_id=16


Friday, March 9, 2007

Buku : Ensiklopedi Tokoh Orientalis

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Biographies & Memoirs
Author:Abdurrahman Badawi
Judul buku: Ensiklopedi Tokoh Orientalis
Penulis: Abdurrahman Badawi
Penerjemah: Amroeni Drajat
Penerbit: LKiS Yogyakarta
Tebal : 448 halaman



Keberadaan kaum orientalis bagi dunia Islam telah menimbulkan perdebatan panjang. Sebagian umat Islam menolak mentah-mentah terhadap kajian yang dilakukan kaum orientalis, karena dipandang telah melecehkan Islam. Hal ini berangkat dari sebagian kesimpulan kaum orientalis yang mewartakan bahwa Islam sebagai agama "saduran" dari agama-agama dan budaya sebelumnya. Kesimpulan seperti ini jelas berkaitan dengan sikap ideologi dan kecemasan kaum orientalis dalam beragama, selain agama yang mereka anut adalah musuh, dan harus dihancurkan.

Perlawanan umat Islam terhadap kaum orientalis model ini, biasanya melakukan counter dengan ajarn agama pula. Bahwa untuk meruntuhkan tesis kaum orientalis yang negatif tersebut, umat Islam harus senantiasa menghidupkan tradisi Islam seperti pada masa jayanya, zaman Rasulullah dan para sahabat. Semua konsep hidup yang baik dapat digali dari agama sendiri tanpa harus memakai konsep barat.

Buku Ensiklopedi Tokoh Orientalis ini berusaha mengenalkan kepada masyarakat tentang profil 205 tokoh orientalis, fokus kajian, aktifitas dan pandangan dan penilaian mereka terhadap Islam. Beberapa nama dalam buku ini, bagi pemerhati bidang islamic thought, tentu telah dikenal seperti, Ignaz Goldziher, Joseph Schacht, Christian Snouck Hurgronje, Theodore Noldeke dan masih banyak lagi nama lainnya. Walaupun hasil penelitian yang mereka lakukan perlu diwaspadai, tetap saja usaha yang mereka lakukan tidak main-main. Banyak diantara para orientalis itu yang menguasai bahasa arab dan bahkan menjadi guru di universitas di dataran timur tengah.

Christian Snouck Hurgronje misalnya, pada tahun 1884 mengadakan petualangan ke jazirah Arab, dan menetap di Jeddah sejak Agustus 1884 hingga Februari 1885, sebagai persiapan menuju Mekah, yang merupakan tujuan utama dari petualangannya. Snouck sampai di Mekah pada tanggal 22 Februari 1885 dengan menggunakan nama samaran Abdul Ghafar, karena memang Mekah tertutup untuk yang selain muslim. Dia menetap di Mekah selama enam bulan dan menghasilkan karya berjudul Makah. Namun akhirnya pada bulan Agustus, Snouck dipaksa keluar dari Mekah oleh konsul Prancis.

Usaha yang dilakukan para orientalis memang tidak main-main dalam usahanya untuk meruntuhkan Islam. Genderang perang pemikiran (ghazwul-fikri) terhadap umat Islam telah ditabuh sejak lama. Simaklah apa yang diikrarkan oleh Samuel Zwemmer, seorang orientalis Yahudi pada Konferensi Misionaris di kota Yerussalem, Palestina (1935), Zwemmer mengatakan, "Misi kolonialisme dan misionaris terhadap Islam bukanlah menghancurkan kaum Muslimin. Namun mengeluarkan seorang Muslim dari Islam agar dia menjadi orang Muslim yang tidak berakhlak. Dengan begitu akan membuka pintu bagi kemenangan imperialis di negeri-negeri Islam".

Harry Dorman dalam bukunya, Towards Understanding Islam (New York: 1948), mengungkapkan pernyataan seorang misionaris, "Boleh jadi dalam beberapa tahun mendatang, sumbangan besar misionaris di wilayah-wilayah Muslim tidak akan begitu banyak memurtadkan orang Muslim, melainkan lebih banyak menyelewengkan Islam itu sendiri. Inilah bidang tugas yang tidak bisa diabaikan". Maka tunggu apalagi ? siapkan senjata (knowledge) dan kokohkan benteng keimanan. Inilah saatnya ghazwul-fikri.

Buku : Akar Gerakan Orientalisme

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Reference
Author:Dr. Adnan M. Wizan
Judul asli : al-Istisyraq wa al-Mustasyriqun
Judul Terjemahan : Akar Gerakan Orientalisme
Penulis : Dr. Adnan M. Wizan
Penerbit : Fajar Pustaka Baru
Tromolpos 5 Banguntapan,
Mutihan No. 154, Rt.04 Rw.18
Wirokerten, Banguntapan
Yogyakarta 55194
Telp/Fax : (0274) 380714
E-Mail : fajar_pustaka@lycos.com



Orientalisme adalah suatu gerakan yang memiliki akar kuat dalam memusuhi Islam. Sebagaimana yang terjadi sejak masa Nabi, para pengingkar kebenaran Islam senantiasa menunjukkan sikap-sikap yang mendiskreditkan dan melakukan propaganda-propaganda permusuhan terhadap umat Islam. Permusuhan itu kini berlanjut dan diteruskan oleh generasi orientalis hingga sekarang. Para orientalis, karena takut memerangi umat Islam secara langsung melalui perang fisik sebagaimana ditunjukkan oleh sejarah dalam perang salib, mereka kemudian mengalihkan serangannya lewat gagasan dan ide, atau yang biasa disebut "Perang Pemikiran" (al-Ghazwul Fikr).

Ini berarti orientalis merupakan kelanjutan dari perang salib. Dengan kedok kajian ilmiah-objektif mereka bermaksud menjauhkan umat Islam dari ajaran-ajaran sucinya, bahkan berusaha mengendalikan umat Islam dan orang-orang Timur pada umumnya dibawah kendali kekuasaan mereka.

Buku ini mengungkapkan kebenaran yang telah disalah-artikan oleh kalangan tertentu, serta menguak realitas gerakan orientalisme dengan propaganda dan kajian ilmiah yang terselubung. Lewat buku ini pula, akan diketahui sejarah, maksud dan tujuan, kepentingan-kepentingan, serta orientasi dan paradigma orientalisme modern, yang harus dimengerti oleh setiap orang yang ingin memelihara otentisitas kebenaran Islam serta hendak menjaga martabat harga diri sebagai umat yang merdeka dan bebas dari penjajahan.


Thursday, March 8, 2007

Buku : Para Pengkhianat Islam

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Reference
Author:Maryam Jameelah

Judul asli : Traitors Of Islam (Terj. Para Pengkhianat)
Penulis : Maryam Jameelah
Penerbit : Pustaka Thariqul Izzah
Kompleks Griya Kedung Badak
Blok F No. 12-A Bogor 16161
Telp : 0251-638607
Fax : 0251-636195
E-Mail : buku-pti@indo.net.id

Salah satu cara musuh-musuh Islam untuk menghancurkan kaum Muslim adalah menyusupkan "ulama-ulama" maupun "intelektual muslim" yang berbaju Islam tetapi pemikirannya kufur. Ulama-ulama dan kaum intelektual modernis ini memperoleh gemblengan langsung dari para orientalis, yang sejatinya membenci Islam. Anak-anak asuh peradaban Barat ini dibesarkan di alam lingkungan sekular-kapitalis, dan disusui dengan pemikiran-pemikiran kufur yang menyesatkan.

Cara ini jauh lebih berbahaya bagi kaum Muslim, karena mayoritas Muslim menganggap mereka adalah ulama-ulama dan tokoh-tokoh Muslim yang layak menjadi panutan. Propaganda dan kesesatan yang mereka lontarkan serta merta akan diikuti oleh para pengikutnya, tanpa mempertimbangkan lagi benar salahnya pemikiran yang mereka sampaikan.

Buku ini mengungkapkan pemikiran-pemikiran "asing" yang mereka lontarkan, sekaligus membeberkan beberapa contoh figur yang selama ini kita anggap sebagai pembaharu, tetapi hakekatnya adalah musuh-musuh yang membenci Islam dan kaum Muslim. Mereka telah memposisikan dirinya sebagai kaki tangan negara-negara kafir, dan sepak terjangnya dilakukan dalam rangka memelihara kepentingan-kepentingan majikan-majikan mereka.

Tokoh-tokoh yang dibahas dibuku ini adalah :

                                                      
Sayyid Ahmad Khan                     Dr. Taha Hussain                  M. Abdul Kalam Azad 
             

                                       

Musthafa Kemal Atatürk                   Sayyid Ameer Ali                Syaikh Ali Abd Ar-Raziq

 

 


Sunday, January 28, 2007

Buku : My Jihad, Perjalanan Seorang Mujahid Amerika

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Biographies & Memoirs
Author:Aukai Collins
Oleh Aukai Collins
Harga Rp 49.500

Perjalanan Seorang Mujahid Amerika

"Aukai Collins adalah pemuda Amerika berdarah Irlandia yang baru masuk Islam, dikenal kukuh dan bermata biru. la tampil menjadi pejuang kemerdekaan bagi negeri-negeri muslim sampai jihad itu dipandang berbeda oleh negara Barat..."

Aukai Collins tumbuh besar dalam dunia yang keras: terbuang, bertahan hidup di jalanan, dan bergaul dengan kaum preman. Dalam pergulatan waktu di tahanan, ia masuk Islam, dan pergi berjihad bersama kaum Muslimin yang dijadikan target pembasmian massal (genosida) di Chechnya dan Bosnia-Herzegovina. Jalan itu mengantarkan dia ke kamp pelatihan pimpinan Usamah bin Laden di Afghanistan. Ketika serangan teroris terhadap penduduk sipil merebak di seluruh dunia, Aukai diminta memimpin operasi intelijen, termasuk menangani masalah penyanderaan dan pembunuhan kaum sipil, perkara yang tidak mungkin dilakukannya.

Kecewa dengan oknum yang menggunakan Islam untuk kepentingan dirinya sendiri atau menyerang warga yang tidak berdosa, maka Aukai menawarkan jasanya kepada FBI dan CIA sebagai agen anti-terorisme, hingga ia menjadi sangat dekat dengan salah seorang pembajak pesawat yang menyerang gedung WTC di New York (11 September 2001). Ironisnya, kemampuannya yang besar itu, menyediakan informasi berharga tentang masalah yang mengepung pemerintah AS untuk melawan sesuatu yang tidak mereka pahami, ternyata dinafikan oleh komunitas intelijen AS.

Buku My Jihad adalah kisah nyata tentang ancaman terbesar perdamaian dan stabilitas dunia di zaman modern. Ditulis oleh seorang pejuang sejati yang tak dapat dilupakan. la yang menapaki jalan, mengikuti pertempuran, dan hidup untuk menceritakan kisahnya kepada dunia.


Wednesday, October 11, 2006

Buku : Ikhtishar Mushthalahul Hadits

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Reference
Author:Drs. Fathur Rahman
Penulis : Drs. Fathur Rahman
Penerbit: PT Alma'arif Bandung
Cetakan : Pertama, 1974
Tebal : 395 Halaman


Drs. Fatchur Rahman - dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Yogyakarta - telah berusaha mengolah ilmu Mushthalahul Hadits dengan cara yang memudahkan bagi para mahasiswa dan masyarakat untuk mempelajari dan memahaminya. Buku ini, sebagai sebuah ikhtishar, berupaya memberikan dasar kepada pembacanya dalam memahami ilmu-ilmu hadits.

Buku ini berisi pengertian al hadits, unsur-unsur yang harus ada dalam menerima al hadits, sejarah pertumbuhan al hadits, al hadits sebagai sumber hukum, hadits qudsy, pengertian ilmu mushthalahul hadits dan obyeknya, klasifikasi al hadits dari segi banyak dan sedikitnya rawy, klasifikasi hadits ahad kepada shahih, hasan dan dla'if, mengisnadkan hadits dan hal-hal yang berhubungan dengan isnad, penerimaan riwayat, meriwayatkan al hadits, ziyadatuts tsiqah, perlawanan riwayat rawy-rawy tsiqah, macam-macam riwayat, ilmu rijalil hadits, ilmu tawarikhir ruwah, ilmu thabaqah, ilmu jarh wa ta'dil, ilmu gharibil hadits, ilmu asbabi wurudil hadits, ilmu tawarihul mutun, ilmu nasikh wa mansukh, ilmu mukhtalful hadits, ilmu ilalil hadits, sejarah ringkasan para imam pentakhrij hadits.


Friday, March 10, 2006

Buku : Biografi 10 Imam Besar

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Syaikh M.Hasan Al-Jamal
Abu Hanifah sangat mencintai ibunya, ia selalu taat dan berbakti kepadanya, serta tidak pernah sedikitpun menolak perintahnya, walaupun yang diperintahkan itu sangat berat dan tidak mudah dikerjakan. Ia berpendapat bahwa ketaatannya kepada ibunda merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah.

Abu Hanifah juga sering mengantar ibunya setiap malam Ramadhan ke Dar Umar bin Dzar, yang jaraknya cukup jauh sekitar tiga mil dari rumahnya, untuk menunaikan shalat tarawih, mendengarkan pelajaran dan ceramah, serta untuk bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Setiap kali Abu Hanifah mendapatkan ujian di medan dakwah dan disiksa cambuk karenanya, Ia selalu berkata; "Demi Allah, bukan pukulan cambuk ini yang menyakitkanku, melainkan cucuran airmata ibundaku yang membuat hatiku terluka"....

*****

Kisah-kisah semacam Abu Hanifah ini banyak kita temui didalam buku ini. Biografi dan kisah para imam yang disebutkan di buku ini adalah, Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam As-Syafi'i, Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu Hazm, Al-Hasan Al-Bashri, Al-Laits bin Sa'ad, Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim dan Imam Asy-Syaukani.

Mudah-mudahan buku yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar tersebut dapat membuat kita menjadi insan yang lebih baik lagi di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Amin.


Monday, March 6, 2006

Buku : Demi Masa! Beginilah Waktu Mengajari Kita

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni
Judul buku: Demi Masa! Beginilah Waktu Mengajari Kita
Penulis: Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni
Penerjemah: Abdur Rohim, Lc
Penerbit: Cakrawala Publishing
Cetakan: I, Desember 2005


"Karya kehidupan adalah hendaknya Anda memiliki tempat di dunia ini. Lantas Anda berada pada jajaran nomor yang memiliki nilai, bukan nomor kosong yang tidak diperhitungkan. Artinya, hendaknya Anda turut memiliki kontribusi dalam pembangunan semampu Anda. Bukan justru menjadi beban yang memberatkan masyarakat Anda. Ingatlah, bahwa lebah yang terpotong itu akan terlempar dari sarangnya, karena dia tidak lagi bernilai. Dan pohon yang kering itu akan disingkirkan dari kebun, karena tidak ada lagi manfaat yang dapat diharapkan darinya. Lantas, apa balasan yang layak bagi seseorang yang bisa mendengar dan melihat tapi tidak memiliki kontribusi, tidak memiliki produktivitas, dan tidak pula bekerja."

Pernyataan yang menyengat di atas merupakan introduksi buku karya Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni yang berjudul Demi Masa! Beginilah Waktu Mengajari Kita. Melalui buku ini, penulis kelahiran Al-Qarn, Saudi Arabia, dan dikenal sangat produktif itu mengajak setiap pembaca untuk menjadi manusia yang produktif. "Sesungguhnya makhluk yang paling rendah adalah manusia yang hanya makan, minum, tidur, yang telah kering sumber-sumber manfaatnya, telah longsor lembah-lembah kebaikannya." (hlm 4)

Doktor yang juga hafidz Alquran mengemukakan, salah satu pelajaran terbesar yang dapat disaksikan dalam dunia kesuksesan adalah semut. Semut senantiasa mengulangi usahanya berkali-kali hingga sampai pada tujuannya. Semut tetap fokus pada tujuan hingga tercapai. "Sesungguhnya dalam kehidupan semut itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mau berpikir, yaitu pelajaran tentang ketegaran, kesabaran, ketekunan, ketebahan, dan berkesinambungan." (hlm 5). Buku ini amat perlu dibaca untuk menggugah semangat berkarya dan berkontribusi dalam hidup ini. Seperti sabda Rasulullah, "Muslim terbaik adalah yang paling berguna bagi sesama manusia."

Buku yang menenangkan ini bisa dicari di Islamic Book Fair yang sedang diadakan di Istora Senayan tanggal 4-12 Maret 2006. Seperti biasa, kalau lagi book fair itu pasti diskonnya gila-gilaan hehehe. Selamat berburu...



Sunday, February 12, 2006

Buku : Islam Dihujat

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Reference
Author:Hj. Irena Handono
Penulis : Hj. Irena Handono, (mantan biarawati)
Isi : 357 hal.
Penerbit: Bima Rodheta


".... Dia (Muhammad) mengajar dan mencontohkan kepada murid-muridnya untuk membunuh dan merampok demi nama Allah, dan memaksa orang-orang masuk Islam."

Demikianlah kalimat yang tertulis dalam buku "The Islamic Invasion" karya Robert Morey.

Kalimat diatas adalah gambaran bagaimana beberapa kaum orientalis Barat melakukan kajian dan mempresentasikan Islam dan kaum muslimin sesuai dengan kacamata mereka, dibarengi dengan kegiatan misionaris dalam rangka memperkokoh kedudukan imperialis dan penyebaran Kristen di kalangan bangsa Timur Muslim.

Di pihak lain, umat Islam mengalami stagnasi pemikiran dan disintegrasi politik yang sangat parah, bahkan semangat interdependensi seakan lenyap akibat pertikaian interen memperebutkan kepentingan masing-masing dan fenomena taqlid dalam pemikiran agama. Sehingga umat lemah sekali tanpa adanya filter yang berarti, untuk menentang pemikiran-pemikiran mereka. Ironisnya, kalimat diatas adalah identik sekali dengan apa yang diajarkan Jesus kepada umat Kristiani dalam Bibel (lihat Ulangan 20 : 12-14, I Samuel 15 : 2-3).

Maka fenomena pembantaian 300.000 umat Islam di Bosnia oleh umat Kristiani dapat kita lihat dalam ekspresi yang mengerikan. Para jamaah ditembaki saat sedang shalat di Masjid, wanita-wanita diperkosa, walaupun media tidak banyak bersuara mengenai hal ini.

Tetapi di kalangan orientalis Barat sendiri memang ada yang jujur dan sadar dalam memahami Islam dan kaum muslimin. Mereka ini mau tampil sebagai pembela-pembela Islam yang tangguh. Kerapkali mereka juga sangat gemas dengan pandangan yang salah dan zalim dari kalangan orientalis Barat.

Buku ini menjawab beberapa hujatan terhadap Islam dan kaum Muslimin yang ditulis oleh Robert Morey dalam buku "The Islamic Invasion" yang cukup meresahkan masyarakat itu, khususnya para muallaf.

Dalam menjawab "The Islamic Invasion", buku ini merujuk pada sumber pokok Islam yang dihujat Morey, yaitu Al-Qur'an dan Hadits. Juga membandingkannya dengan ajaran Bibel, serta menyertakan komentar orientalis Barat lainnya yang jujur dan sadar dalam melihat Islam. Juga beberapa pemikiran kaum intelektual Muslim sendiri dalam "menyambut" hujatan-hujatan oleh Robert Morey itu.

Buku ini ditulis oleh seorang mantan biarawati yang pernah mendapatkan pendidikan sekolah teologi sampai akhirnya Allah menurunkan hidayah kepada beliau dan sekarang berbalik menjadi seorang ustadzah. Hj. Irena handono, saat ini sebagai ketua Umum Pimpinan pusat Gerakan Muslimat indonesia. Sebuah ormas perempuan muslim independent, lintas golongan, ras dan suku. Program andalan organisasi ini adalah membentengi umat dari bahaya deislamisasi dan pemurtadan. Beliau juga aktif melakukan dakwah, khususnya membina para mualaf-sebuah dunia yang pernah dialaminya sendiri. Beliau pun membangun website yang bisa dikunjungi di http://www.irena-center.org/.



Buku : Jangan Takut Hadapi Hidup

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Dr Aidh Abdullah Al-Qarni
Judul buku: Jangan Takut Hadapi Hidup
Penulis: Dr Aidh Abdullah Al-Qarni
Penerjemah: Masrukhin
Penerbit: Cakrawala Publishing
Resentor: Team Republika
Cetakan: I, Juni 2005


Berani Menghadapi Hidup

Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah menyatakan bahwa Allah SWT berfirman, ''Siapa yang memusuhi kekasih-Ku, maka ia telah menyatakan perang dengan-Ku. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri-Nya kepada-Ku dengan sesuatu yang paling dicintainya dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan tidak henti-hentinya hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan sesuatu yang sunah, sehingga Aku mencintainya, dan jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, tangannya yang dengannya ia menampar, dan kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku pasti Aku akan memenuhi permintaannya, dan jika ia meminta perlindungan-Ku, pasti Aku akan melindunginya.'' (HR Bukhari)

Hadis di atas merupakan salah satu sabda Rasulullah SAW yang paling penting dalam ajaran agama Islam. Hadis inilah yang dikutip oleh Dr Aidh Abdullah Al-Qarny, salah seorang penulis dan dai Islam terkemuka saat ini. Penulis buku laris La Tahzan (Jangan Takut) itu kali ini menyuguhkan sebuah buku yang sangat menarik dan menggugah. Intinya adalah jangan takut menghadapi hidup.

Bagaimana caranya agar kita berani menghadapi hidup? Penulis menegaskan pentingnya bagi kita untuk berbenah diri dan selalu optimistis dalam mengarungi kehidupan yang fana ini. Penulis mengingatkan kita agar senantiasa hidup bersama petunjuk Alquran, dan menghilangkan keterikatan hati dari segala aksesoris dunia, serta mendirikan shalat di keheningan malam (qiyamullail).

Tak kalah pentingnya adalah selalu mencermati setiap kejadian yang lalu lalang di hadapan kita, mengambil hikmah dari semua kejadian, dan merenungkan setiap lintasan peristiwa yang akan memberi pencerahan kepada kita di tengah kelalaian manusia.

Pembahasan buku ini sangat lengkap, dimulai dari kecintaan yang agung (kepada Allah SWT), karakteristik orang-orang yang beruntung, dan sepuluh sifat yang utama. Juga, pertolongan Allah terhadap para kekasih-Nya, Allah adalah sebaik-baik pelindung, keutamaan orang-orang berzikir dan bertahajjud, keutamaan doa, dan fadilah kesabaran.



Tuesday, December 27, 2005

Buku : Shaidul Khathir, Cara Manusia Cerdas Menang Dalam Hidup

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Imam Ibnu Al Jauziy
Judul asli : Shaidul Khatir
Penerbit : Maktabah Nazar Musthafa al-Baz
Pengarang : Imam Ibnu Al Jauziy
Judul terjemahan : Shaidul Khathir, Cara Manusia Cerdas Menang Dalam Hidup
Penerbit : Pustaka Maghfirah, 2005


Anda tahu bahwa Anda terkalahkan oleh hawa nafsu Anda, dan Anda tahu bahwa Anda tak sanggup menaklukkannya. Alangkah anehnya, jika Anda gembira dengan ketertipuan Anda, larut dalam kealpaan Anda terhadap hal yang tersembunyi dari dari Anda. Anda tertipu oleh kesehatan Anda, namun Anda lupa betapa dekat penyakit dari diri Anda. Anda bangga dengan afiatmu namun Anda lalai akan betapa dekat saat sakit Anda.

Telah Anda saksikan dengan mata kepala sendiri tempat pembaringan akhir Anda, dan telah tampak di hadapan Anda ranjang-ranjang kematian lewat orang-orang yang ada di sekitar Anda. Sungguh Anda telah tenggelam dan hanyut dalam kelezatan-kelezatan dunia, hingga Anda lupa akan kerusakan diri Anda:

Kau laksana tidak dengar kabar orang-orang yang telah berlalu
Tidak juga kau lihat waktu memperlakukan teman-temanmu
Jika engkau tak sadar itulah rumah-rumah abadi mereka

Kubur-kubur mereka lenyap tertimpa angin menderu. Betapa banyak Anda lihat penghuni rumah yang tak pernah memasukinya, sebelum dia dipaksa memasukinya. Betapa banyak pemilik singgasana, diduduki musuh-musuhnya setelah dia diturunkan secara paksa?! Wahai orang-orang yang detik-detiknya terus merambat menuju ke sana! Namun anehnya kelakuannya seperti manusia yang tak tahu dan tak mengerti apa-apa. Bagaimana mata bisa nyenyak terpejam? Padahal dia tak tahu kemana tempat kembali.

Disadur dari Buku Best Seller Sepanjang Masa "Shaidul Khathir" Karya Ibnu Jauzi (terjemahan) diterbitkan oleh Maghfirah Pustaka Jakarta, 2005
___________________________________________

Komentar dari Dr. Aidh al-Qarni :

"Buku paling bagus dan paling menarik yang pernah saya baca adalah SHAID AL-KHATHIR karya Ibnu al-Jauziy. Dalam pandangan saya, buku ini adalah buku terbaik yang pernah ditulis oleh ulama besar ini. Sulit bagi kita untuk tidak membaca buku ini. Selain tidak berat dan tidak sulit, buku ini menggambarkan kejujuran penulisnya, keluasan cakrawala ilmunya, kekayaan pengalamannya, kecermatan analisanya, dan kelurusan pikirannya. Buku ini merupakan buah kehidupannya.

Saya menyarankan Anda untuk membaca buku ini. Isinya sangat menarik, sarat dengan pesan moral, penuh dengan pengalaman-pengalaman manusia yang cukup panjang. Bahasanya lugas dan penyampaiannya sederhana sehingga mudah dicerna dan dipahami oleh setiap orang. Buku ini telah dikomentari oleh begitu banyak cendekiawan dan diterbitkan dalam berbagai bahasa, selalu laris di pasaran dan bisa diterima oleh banyak kalangan seolah-olah buku ini baru saja ditulis. Buku ini telah memberikan manfaat yang tidak terhitung kepada umat ini. Siapa yang ingin menulis, menulislah sepertinya dan tirulah pola yang digunakannya."

More books review, click here.

Buku : Syarah Tsalatsatul Ushul

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Judul Asli : Syarh Tsalasatil Ushul
Penulis : Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Pensyarah :Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Penerbit : Al-Qowam, Solo


Halaman pertama dari buku tersebut diawali dengan tulisan tentang biografi penulis Kitabut Tauhid yaitu Al-Imam Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, beliau adalah ulama besar yang dilahirkan di negeri Al 'Uyainah pada tahun 1115 H, dalam rumah yang penuh ilmu, kemulyaan dan agama. Sebelum usia sepuluh tahun beliau sudah hafal Al-Qur'an, lalu mempelajari ilmu fikih sampai mendalam, dan beliau banyak membaca kitab-kitab tafsir dan hadits dan selalu terlihat menuntut ilmu, baik di siang atau malam hari. Diantara guru beliau adalah Al-Allamah As Syaikh Abdullah bin Ibrahim Asy Syamiri, Syaikh Abdullah bin Ibrahim dan seorang ahli hadits tersohor yaitu Muhammad Hayat As-Sindy, beliau banyak memiliki karya-karya yang bermanfa'at. Dan Rahimahullah meninggal pada tahun 1206 H.

Sedangkan pensyarah Kitabut Tauhid ini adalah Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, yang dilahirkan di kota 'Unaizah pada tanggal 27 Ramadhan 1347 H, beliau belajar Al-Qur'an kepada kakek dari pihak ibunya, yaitu Abdurrahman bin Sulaiman Al-Damigh Rahimahullah sampai hafal, kemudian kepada Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa'dy yang dikategorikan sebagai Syaikh-nya yang utama beliau belajar kitab Tauhid, Tafsir, Hadits, Fiqih, Ushul Fiqih, Fara'idh, Musthalahul hadits, Nahwu dan Sharaf, disamping itu juga beliau belajar kepada Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah yang merupakan guru kedua beliau setelah Syaikh As Sa'dy. Beliau Hafizhahullah banyak memiliki karangan salah satu diantaranya kitab ini. Dan sekarang ini beliau menjadi anggota Hai'atu Kibaril Ulama Saudi Arabia.

Dengan memperhatikan penulis dan pensyarahnya, dan latar belakang keilmuan kedua ulama tersebut, maka tak pelak lagi buku ini merupakan kitab yang agung dan sangat berfaedah, dan dari sini juga, kita dapat mengambil suatu contoh dan pelajaran yang sangat besar sekali, yaitu ; walau terjadi perbedaan kurun waktu diantara ulama-ulama Ahlus Sunnah, tetapi dari generasi terdahulu sampai generasi sekarang diantara mereka para Ulama Salaf tidak ada perbedaan dalam memahami agama Islam ini, malahan mereka saling menjelaskan satu dengan yang lainnya. Dan dalam perkataannya, mereka selalu mendahulukan telah berfirman Allah Azza wa Jalla dan telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, sehingga perkataan dan ilmu mereka dipenuhi dengan faedah dan manfaat yang amat luas serta banyak, karena dilandasi firman Allah dan sabda Rasulullah.

Sesuai dengan judulnya buku ini menjelaskan tentang Tiga Landasan Utama dan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menjelaskannya untuk kita dengan bahasa yang sistimatis, ringkas dan lugas, sehingga anda-pun insya Allah bisa lebih cepat untuk memahaminya, seperti masalah-masalah ; Makna Ibadah, Pengertian Rabb beserta Dalilnya, Tafsir Tauhid, Rukun Iman, Penjelasan tentang Hijrah, Dakwah setiap Rasul adalah Ibadah kepada Allah dan Larangan Syirik, Syarat Tinggal di Negeri Kafir, dan lain-lain permasalahan yang berhubungan dengan tiga landasan utama, yaitu : Siapa Tuhanmu.? Apa Agamamu ? dan Siapa Nabimu ?.

Dengan ulasan singkat ini dan kekaguman terhadap buku tersebut, maka sangat wajarlah apabila aku menyarankan temen-temen semua untuk memiliki buku tersebut, dan ajaklah keluarga atau temen yang lain untuk membacanya, dengan demikian, insya Allah andapun sudah termasuk orang yang meyebarkan dakwah. More book reviews, click here.


Wednesday, December 21, 2005

Buku : Muzil Al-Ilbas fii Al-Ahkam 'ala An-Nas

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Reference
Author:Sa'id bin Shabir Abduh
Judul asli : Muzil Al-Ilbas fii Al-Ahkam 'ala An-Nas
Penulis : Sa'id bin Shabir Abduh
Penerbit : Griya Ilmu
Cetakan : I (pertama), September 2005
Tebal : vi + 364 halaman
Harga : Rp 33.000,- (Kwitang price)


Muzilul Ilbas, Hukum Mengkafirkan dan Membid'ahkan


Kita sering terkejut tatkala mendengar seseorang berkomentar, "Si itu kafir", "Si anu ahli bid'ah", "Si ini ahli maksiat". Demikian pula ketika ada yang berkata, "Al Quran adalah mahluk", "Allah ada dimana-mana", bahkan lebih dari itu bahwa "Al Quran sudah tidak sesuai lagi dengan zaman modern".

Apakah semata melakukan perbuatan kekufuran, bid'ah, bergaul dengan pelaku maksiat telah menyebabkan seseoarng dianggap kafir ?, ahli bid'ah, dan ahli maksiat ? Ataukah ada perkara-perkara yang perlu diperhatikan sebelum kita menetapkan hukum kepada seseorang ? Bagaimana pula sikap kita dengan orang-orang yang berkata "Al Quran adalah mahluk", "Allah ada dimana-mana" dan "Al Quran sudah tidak sesuai lagi dengan zaman modern" ?

Buku ini disusun oleh Sa'id bin Shabir Abduh. Penulis dengan penuh kesungguhan menyajikan pembahasan-pembahasan menarik dan syarat makna berkaitan dengan kenyataan-kenyataan kekinian tentang penetapan hukum kepada seorang Muslim, apakah ia kafir, ahli bid'ah, ataukah Ahlus Sunnah, yang ia nukil dari tulisan, jawaban, dan buku-buku para ulama Salaf terkemuka abad ini. Diantaranya, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syaikh Abdullah bin Jibrin, dan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani.

Penulis banyak mengambil rujukan dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang salah satunya adalah, "Saya termasuk orang yang paling keras melarang mengkafirkan orang tertentu, ataupun menuduhnya fasiq dan maksiat, kecuali jika terbukti bahwa telah sampai kepadanya hujjah risalah dimana orang yang menyalahinya dapat menjadi kafir, fasiq, atau bermaksiat." [Majmu Al-Fatawa 3/229]. Penulis juga mengambil banyak referensi dari Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab yang memperingatkan, "Secara ringkas, orang harus menasihati dirinya untuk tidak berbicara masalah ini kecuali dengan ilmu dan hujjah dari Allah...". [Ad-Dur As-Sunniyah 8/217]

Buku ini insya Allah akan menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas secara tuntas, sehingga kita akan lebih bijaksana dan berhati-hati dalam menetapkan hukum kepada sesama Muslim. Juga menjelaskan bagaimana sikap kita dalam bermuamalah dengan non Muslim dari kalangan Yahudi, Nasrani dan isme-isme lainnya.

Bukankah berhati-hati dalam bersikap dan tidak tergesa-gesa menetapkan hukum kepada sesama Muslim adalah sesuatu yang diperintahkan oleh Rasulullah saw kepada umatnya. Jangan sampai sikap terburu-buru menyebabkan kita tergolong dalam kategori yang disebutkan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya, "Jika seseorang berkata kepada saudaranya, 'Wahai kafir!' maka tuduhan itu akan kembali kepada salah satu dari keduanya". [HR.Bukhari, Al-Adab, bab Man akfara akhahu bi ghairi takwilin fahuwa kama qala. Fathul Bari 10/514]

Monday, December 12, 2005

Islamic Books Review




Assalamu'alaikum wr wb,

Ini sebagian buku yang saya punya dan sempat saya review atau saya tulis resensi dan komentarnya. Sebagian besar dari buku-buku ini pernah saya pasang di kolom review, dan untuk lebih memudahkan, maka saya kumpulkan disini semuanya. Beberapa buku ada yang saya tulis reviewnya sendiri dan sebagian lainnya dari republika.co.id dan swaramuslim.net. Untuk supaya bisa baca resensinya, klik di setiap gambarnya. Mudah-mudahan review ini bisa berguna sebagai referensi buat yang mau beli buku-buku Islam. Insya Allah kedepannya akan ada tambahan resensi lagi. Have a nice books hunting, shopping, reading and spreading the knowledge :).

Oh ya, untuk tips merawat buku, silahkan klik disini dan untuk tips speed & effective reading, klik disini.

Wassalamu'alaikum wr wb

Tuesday, December 6, 2005

Buku : Tasawuf, antara Al-Ghazali & Ibnu Taimiyah

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Reference
Author:Dr. Abdul Fattah Muhammad Sayyid Ahmad
Judul : Tasawuf, antara Al-Ghazali & Ibnu Taimiyah
Penulis : Dr. Abdul Fattah Muhammad Sayyid Ahmad
Penerbit : Khalifa
Cetakan : I (pertama), Juni 2005
Tebal : vi + 479 halaman


Tasawuf, antara Al-Ghazali & Ibnu Taimiyah

Tasawuf. Kata ini termasuk kata yang paling sering menimbulkan kontroversi. Dan sebagaimana layaknya hal-hal kontroversial lainnya, tentu saja tasawuf bergulir terus antara yang pro dan yang kontra dengannya. "Perbincangan" tentang tasawuf ini akan semakin hangat jika kata ini dikaitkan dan dihubungkan dengan dua tokoh penting dalam sejarah peradaban Islam. Tokoh pertama adalah Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali, atau yang lebih dikenal sebagai Imam Al-Ghazali. Sementara tokoh yang kedua adalah Syaikhul Islam Ahmad bin Abdil Halim bin Taimiyah. Semoga Allah merahmati mereka semua.

Pihak yang pro dengan tasawuf biasanya akan menyanjung dan menjadikan Imam Al-Ghazali sebagai rujukan, dan sekali lagi; biasanya-menganggap Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sebagai musuh bebuyutan. Demikian pula dengan pihak yang kontra terhadap tasawuf. Jika mereka ditanya, biasanya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah salah satu rujukan utama mereka, dan Imam Al-Gjazali adalah tokoh yang harus diwaspadai.

Apa sebenarnya yang terjadi antara tasawuf, Al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah? Benarkah Al-Ghazali "menggandrungi" tasawuf begitu rupa sehingga kehilangan daya kritisnya? Dan benar pulakah Ibnu Taimiyah sedemikian benci tasawuf hingga kehilangan rasa keadilan dalam mendudukan setiap persoalan? Jika anda ingin menemukan jawaban atas semua pertanyaan itu, maka buku "Tasawuf, antara Al-Ghazali & Ibnu Taimiyah" ini akan memberikan jawabannya untuk anda.


From me :

Pertama kali melihat buku ini di toko buku seorang teman, rasanya saya ragu untuk membelinya. Tapi karena rasa penasaran saya dan juga berhubung dulu saya pernah ikut thariqat di suatu tempat di Tasik yang akhirnya saya banyak menemukan ketidak cocokkan disana, membuat saya tertarik untuk membawa pulang buku ini dan menelaah sendiri tentang tasawuf.

Penilaian saya tentang tasawuf tidaklah terlalu penting tapi yang pasti saya tidak menemukan kecocokkan disitu. Untuk buku ini, bisa saya bilang cukup netral dan jauh dari sikap hujat-menghujat. Penulis benar-benar pandai memainkan alur tulisan dan gaya bahasanya sehingga disatu tempat kita akan menyangka bahwa penulis adalah seorang pengikut tasawuf, tapi ditempat lain malah sepertinya berseberangan dengan tasawuf.

Tentu sudah jelas, bahwa bersikap adil dalam menilai segala hal adalah jalan pilihan terbaik. Semangat inilah yang hendak dihadirkan oleh penulisnya, Dr. Abdul Fattah Muhammad Sayyid Ahmad. Terlepas dari setuju atau tidak dengan kesimpulan yang diambil oleh penulis, namun yang pasti buku yang ditulis dengan 222 referensi ini menawarkan sebuah cakrawala baru bagi kita semua. Semoga ada ibroh yang bisa dipetik dari karya beliau ini.



Sunday, December 4, 2005

Buku : Kitab Tawwabin

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Ibnu Qudamah Al Maqdisi
Judul : Kitab Tawwabin
Penulis : Ibnu Qudamah Al Maqdisi
Penerbit : Al Mawardi Prima
Cetakan : I (pertama), Agustus 2005
Tebal : vi + 226 halaman


Jalan Tobat Para Hamba Pemuka

Dalam Alquran surat An Nur ayat 31, Allah SWT menekankan hamba-Nya untuk senantiasa bertobat. Karena, dengan selalu bertaubat, para hamba Allah akan beruntung. Selanjutnya Surat Al Hujurat ayat 11 menyatakan bahwa orang yang tidak bertaubat itu termasuk orang yang dzalim.

Secara sederhana, istilah tobat bisa diartikan sebagai kembalinya seorang hamba ke jalan yang benar, setelah menempuh perjalanan yang sesat. Tidak semua taubat bisa diterima oleh Allah SWT. Hanya taubat yang dilakukan secara sungguh-sungguh yang bisa membebaskan seorang hamba dari kezaliman. Allah SWT juga hanya bersedia menerima tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Hamba yang bersedia bertobat secara sungguh-sungguh adalah hamba yang menginginkan dirinya terbebas dari perbuatan salah dan dimurkai Allah SWT. Pada hakikatnya, tidak ada manusia di dunia ini yang tidak pernah salah. Bahkan para nabi dan rasul pun memiliki kesalahan. Cuma, kesalahan para nabi dan rasul itu secara otomatis diampuni Allah SWT.

Buku ini memberi gambaran kisah tentang jalan yang dilalui para hamba terkemuka untuk kembali ke jalan Allah SWT. Sebelum mulai menyajikan kisah-kisah yang menawan, penulis membuat penjelasan ringkas seputar tobat. Dari penjelasan tersebut bisa disimak tentang langkah-langkah bertobat, tanda taubat yang diterima, kondisi yang menyebabkan seorang hamba bertobat, dan sebagainya.

Setelah memberi penjelasan soal tobat, barulah penulis memulai kisah para hamba terkemuka dalam menempuh jalan tobat. Kisah-kisah ini diklasifikasi menjadi delapan bagian. Yakni kisah malaikat, para nabi dan rasul, penguasa terdahulu, umat para nabi, para sahabat, para pemimpin umat, para wali Allah, dan para mualaf.

Malaikat yang dikisahkan pertobatannya adalah malaikat Harut dan Marut. Kedua malaikat ini pernah diutus Allah SWT untuk berperan sebagai manusia di bumi. Kedua malaikat ini seperti menjadi alat percobaan untuk menjawab kegalauan para malaikat atas rencana Allah SWT untuk menciptakan makhluk bernama manusia di bumi.

Begitu di bumi, Harut dan Marut kemudian dihadapkan pada berbagai pemandangan godaan. Singkat cerita, keduanya tergoda, sehingga mereka sadar dan bertobat. Dari kisah inilah kemudian para malaikat memahami betapa besarnya godaan yang harus dihadapi setiap manusia di dunia.

Kisah berikutnya menceritakan soal jalan tobat yang dilalui para nabi. Ada enam nabi yang kisah pertobatannya diabadikan dalam buku ini. Mereka adalah Nabi Adam AS, Nabi Nuh AS, Nabi Musa AS, Nabi Dawud AS, Nabi Sulaiman AS, dan Nabi Yunus AS. Para nabi ini memang pernah ditegur langsung oleh Allah SWT atas kesalahan yang mereka lakukan. Namun kesalahan-kesalahan para nabi itu kemudian diampuni Allah SWT.

Seluruhnya, dalam buku ini terdapat 98 kisah menarik yang menceritakan tobatnya para hamba Allah SWT. Kisah-kisah yang diambil dari perjalanan hidup para nabi dan malaikat yang ditulis dalam buku ini, disebutkan rujukan sumber otentiknya berupa ayat Alquran dan Sunah. Sehingga kita sangat terbantu untuk melacak kebenaran kisahnya.

Secara umum memang kisah-kisah yang termuat dalam buku ini diambil dari Alquran dan Sunah. Dengan demikian, kebenaran inti ceritanya relatif terjamin. Cuma memang penulis mengungkapkan kembali kisah-kisah pertobatan ini dengan bahasa penulisnya sendiri. Hal ini membuat jalan cerita gampang diikuti.

Banyak sekali hikmah yang bisa dipetik dari kisah-kisah yang tersaji dalam buku ini. Selain berupa inspirasi untuk menempuh kembali jalan yang benar, kisah-kisah ini juga memberi gambaran yang jelas bahwa semua hamba Allah mempunyai potensi bersalah. Hal ini akan merangsang para pembaca untuk segera mengingat kesalahannya dan secepatnya menempuh jalan tobat dan memohon ampunan dari Allah SWT.



Thursday, November 24, 2005

Buku : Wanita Yang Dirindukan Surga

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Dr Mushthafa Murad
Judul buku: Wanita Yang Dirindukan Surga
Penulis: Dr Mushthafa Murad
Penerjemah: Muhammad Aniq, Lc
Penerbit: Senayan Abadi Cetakan: I, September 2005


Wanita Pencari Surga

Surga adalah cahaya yang berkilau, aroma wangi yang membuai, istana yang berdiri kokoh, baju, kerudung, dan kebun-kebun rindang yang meneduhkan dan buahnya mudah dipetik. Kalau mau jujur, setiap wanita Muslimah pasti ingin menjadi penghuni surga. Bahkan, lebih dari itu, mereka berharap menjadi wanita yang dirindukan surga.

Seperti apakah wanita yang dirindukan surga itu ? Penulis buku ini menjelaskan dengan gamblang bahwa sesungguhnya wanita yang dirindukan surga adalah wanita yang hatinya selalu bergantung di langit. Bagi wanita pencari surga, hendaknya selalu berpuasa, bangun tengah malam, beribadah, taat, beriman, tobat, bersyukur, sabar, taat kepada Tuhan, taat kepada suami, melaksanakan kewajiban, mendidik anak-anaknya, mengarahkan saudara, menasehati teman, dan menjaga hak tetangga.

Selain itu, berbakti kepada bapak, sayang kepada ibu, selalu introspeksi diri, dan mengawasi jiwa. Mereka harus ingat kesusahannya saat orang-orang bergembira. Mereka harus ingat tangisnya ketika orang-orang tertawa. Penulis juga menegaskan bahwa wanita pencari surga hendaknya mudah tersentuh dan meneteskan air mata, merasa sedih, halus, pendiam, tidak kasar, tidak pelupa, tidak mengumpat, berteriak-teriak, pemarah, pengganggu, berbuat keji, egois, atau suka pamer. "Wanita pencari surga hatinya selalu bergantung di langit dan ruhnya berjalan di surga-surga." (hlm 7)

Untuk menyentuh hati para wanita Muslimah, penulis menyajikan bahasan ringkas namun padat mengenai wanita-wanita mulia yang telah dijamin oleh Allah SWT, akan masuk surga. Para wanita yang mendapat tiket ke surga itu adalah Sarah RA (istri Nabi Ibrahim), Maryam (ibunda Nabi Isa AS), Fatimah binti Muhammad saw (pemimpin para wanita), Siti Khadijah binti Khuwailid (pemimpin wanita umat ini), Aisyah RA (seorang ulama wanita), Hafshah binti Umar RA, Al-Ghumaishaa', Ummu Aiman, Nasibah binti Ka'ab al-Anshariyah (pejuang wanita pertama dalam Islam), dan Atha' bin Abi Rabah. Bagian akhir buku ini menyajikan sifat-sifat bidadari penghuni surga, jumlah bidadari, serta keistimewaan para penhuni surga.

Buku ini amat perlu dibaca oleh setiap Muslimah. Membaca kisah-kisah para wanita yang telah mendapat tiket ke surga, sungguh sangat inspiratif dan akan memberikan dorongan lahir dan batin untuk mengambil teladan dari mereka. Seperti pesan penulis, "Saudariku, bersabarlah di dunia beberapa jam untuk kebahagiaan bermiliar tahun. Bersabarlah sesaat untuk meraih surga, taman-taman indah, dan segala kemuliaan."


Monday, November 14, 2005

Buku : Tersenyumlah

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Health, Mind & Body
Author:Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni
Tersenyumlah

Penulis : Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni
Harga : Rp 37.900 ,00
Seri : Umum
Halaman : 280 halaman


Suatu pagi, seorang Arab Badui ingin ikut shalat Shubuh berjamaah. Ketika itu sang imam membaca surah al-Baqarah, padahal saat itu orang Badui tersebut sedang terburu-buru karena suatu keperluan. Akibatnya, ia tidak dapat memenuhi keperluannya itu. Pada esok harinya, ia kembali ingin mengikuti shalat Shubuh berjamaah. Ketika imam mulai membaca surah al-Fiil, orang Badui tersebut langsung pergi seraya berkata, “Ini pasti lebih lama lagi! Bukankah Al-Fiil (gajah) lebih besar dari al-Baqarah (sapi)?”

***

Diriwayatkan bahwa seseorang pernah mengunjungi orang yang sakit, kemudian ia berkata kepadanya, "Apa penyakitmu ?" Ia menjawab, "Sakit di lutut". Ia berkata lagi, "Saya pernah mendengar satu bait syair yang diucapkan Jarir, tapi saya lupa awal syair tersebut, yang saya ingat adalah bagian akhirnya yang berbunyi, "Dan tidaklah penyakit dua lutut itu ada obatnya". Mendengar perkataannya itu, orang yang sakit itu berkata, "Alangkah baiknya seandainya bagian awal syair itu hilang bersama dirimu"

***

DARI judulnya saja, menggelitik kita untuk mengetahui isi buku setebal 280 halaman ini. Setelah membuka halaman pertama, kita terdorong untuk membuka halaman selanjutnya, dan baru berhenti setelah sampai di halaman terakhir, tanpa lelah, karena asyik membaca sambil tersenyum atau tertawa.

Ya, buku berjudul, Tersenyumlah ini memang patut untuk dibaca. Meskipun buku ini lahir dari Timur Tengah, buku ini jauh dari image yang melekat dari buku terbitan Timur Tengah yang biasanya dicetak apa adanya, tanpa sentuhan seni dan cenderung monoton.

Buku yang diterbitkan Gema Insani Press (GIP) ini, memuat kumpulan humor islami yang sangat bervariasi, mulai dari yang klasik hingga yang lahir pada dekade terakhir. Yang membuat buku ini tambah menarik, humor-humor yang disajikan bukanlah sekadar lelucon murahan, melainkan humor-humor yang cerdas. Bahkan kadang kala untuk bisa tertawa pun, pembaca dituntut untuk mengerutkan kening terlebih dahulu. Karena di balik humor-humor cerdas ini, sarat dengan nilai dan hikmah.

Dalam menulis buku ini, Aidh Al Qarni banyak menggunakan kitab klasik seperti, Akhbaarul Hamqaa wal Mughaffaliin, Akhbaarul Adzkiyaa, Akhbaaruzh Zhuraaf wal Mutamajniin karya Ibnul Jauzy dan banyak lagi kitab-kitab lainnya. Penggunaan kitab-kitab ulama terdahulu sebagai referensinya menjadikan buku humor ini sebagai buku humor yang berkelas dan bukan kacangan.

Tersenyumlah, dunia akan menjadi milik Anda. Setidaknya, begitu ajakan dari buku ini. Senyum memang sebuah kata sederhana, namun memiliki makna yang sangat berarti. Hanya dengan mengembangkan senyum, sudah dinilai sebagai sedekah. Betapa sederhana tampaknya, namun tak mudah juga melakukannya, kecuali bagi orang-orang berhati ikhlas. Mereka yang mampu tersenyum adalah mereka yang ingin membagi kebahagiaannya dengan orang lain. Mereka yang ingin menggugurkan kesedihannya untuk diganti dengan kepasrahan dan tawakal, yang berujung pada kebahagiaan juga.

Mereka yang pandai tersenyum, adalah mereka yang memiliki kecerdasan emosi tinggi. Mereka mampu mengendalikan emosi dengan baik, hingga dalam keadaan diliputi kesedihan dan kemarahan pun tetap bisa tersenyum dengan manis. Dalam keadaan teraniaya pun tetap mampu tersenyum, memancarkan cahaya keikhlasan dari dalam dadanya.

Dahsyatnya kekuatan senyum, telah mengilhami Aidh Al Qarni, penulis muda yang produktif dari Timur Tengah, menyumbangkan buah karya istimewanya ini, untuk mengajak umat tersenyum. Tersenyumlah, karena senyum tak kalah penting dengan beragam ibadah lainnya. Banyak pakar yang berpendapat bahwa tawa dan senyuman itu merupakan penyebab paling kuat yang mendorong manusia menjadi aktif dan produktif.

Kesimpulan dan saran mereka adalah: semua orang - sesuai dengan posisinya di berbagai profesi jika ingin menikmati hidup yang tenang, nyaman, dan bahagia, hendaknya dia menjadi orang yang ceria, tersenyum dan tertawa. Dengan demikian, dia dapat menciptakan suasana yang jernih dan cair, serta dapat mengusir kejenuhan, kebosanan, dan kesusahan hidup.

Orang China sering mengungkapkan suatu hikmah, "Orang yang tidak tahu bagaimana tersenyum, maka hendaknya dia tidak usah membuka usaha dagang." Sejumlah ilmuwan menyatakan bahwa tawa itu merupakan getaran akal yang melenyapkan ketegangan-ketegangan dalam jumlah yang cukup banyak.

Tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa tawa itu (yang proporsional dan pada tempatnya) adalah pelipur hati, obat bagi jiwa, dan kenyamanan bagi pikiran yang jenuh setelah bekerja dan menguras tenaga. Senyum dan tawa itu merupakan salah satu keahlian atau seni hidup, tapi banyak orang yang tidak berminat untuk mempelajarinya meskipun cukup mudah.


Monday, November 7, 2005

Buku : Ayat-Ayat Cinta

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Romance
Author:Habiburrahman El Shirazy
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
ISBN : 979-3604-02-6
Tebal : ix+418 halaman
Ukuran : 20,5 x 13,5 cm
Harga : Rp. 40.000,00


Inilah salah contoh novel karya penulis muda yang sangat bagus. Dengan judul yang puitis, Ayat-ayat Cinta (Penerbit Republika dan Basmalla, 2004), penulis novel ini Habiburrahman El Shirazy berhasil menggambarkan latar (setting) sosial-budaya Timur Tengah dengan sangat hidup tanpa harus direpoti dan disesaki oleh istilah-istilah Arab. Bahasanya yang mengalir, karekterisasi tokoh-tokohnya yang begitu kuat, dan gambaran latarnya yang begitu hidup, membuat kisah dalam novel ini terasa benar-benar terjadi.

Novel ini mengisahkan 'cinta' dan persahabatan antara Fahri yang Muslim dan Maria yang Koptik (Kristen ortodox). Dari sinilah sang novelis lantas berbicara tentang makna hidup, agama dan cinta, dalam latar sosial-budaya Mesir, dengan pendekatan yang sangat Islami. ''Membaca Ayat-ayat Cinta ini membuat angan kita melayang-layang ke negeri seribu menara dan merasakan pelangi akhlak yang menghiasi pesona-pesonanya,'' komentar artis Ratih Sanggarwati.

What they say about AAC ?

"Penulis novel ini berhasil menggambarkan latar (setting) sosial-budaya Timur Tengah dengan sangat hidup tanpa harus memakai istilah-istilah Arab. Bahasanya yang mengalir, karakterisasi tokoh-tokohnya yang begitu kuat, dan gambaran latarnya yang begitu hidup, membuat kisah dalam novel ini terasa benar-benar terjadi. Ini contoh novel karya penulis muda yang sangat bagus!"

AHMADUN YOSI HERFANDA
Sastrawan dan Redaktur Budaya Republika

"Jarang ada buku seperti ini. Saya tidak yakin akan ada novel serupa dari penulis muda Indonesia lainnya; saat ini bahkan mungkin hingga beberapa puluh tahun ke depan. Begitu menyentuh. Begitu dalam. Dan begitu dewasa!"

MOHAMMAD FAUZIL ADHIM
Psikolog dan Penulis Buku-buku Best Seller

"Jika Naguib Mahfuz menulis Mesir dari pandangan orang Mesir, maka Mesir kali ini ditulis dalam pandangan orang Indonesia. Novel ini ditulis oleh orang Indonesia yang paham betul seluk-beluk negeri itu, hingga ke detail-detail yang paling kecil. Ia hidup, berbaur dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari; lalu menyerap spirit dan pengetahuan darinya, dan dituangkan dengan sepenuh hati dalam bentuk novel kaya. Ditulis dengan bahasa yang lancar, dengan tokoh-tokoh yang 'hidup' dan berkelebatan dalam berbagai karakter. Membaca novel ini seperti membuka cermin cakrawala yang terbuka..."

JONI ARIADINATA
Cerpenis, Redaktur Jurnal Cerpen Indonesia

"Novel yang tidak klise dan tak terduga pada setiap babnya. Habiburrahman El Shirazy dengan sangat meyakinkan mengajak kita menyelusuri lekuk Mesir yang eksotis itu, tanpa lelah. Tak sampai di situ, Ayat Ayat Cinta mengajak kita untuk lebih jernih, lebih cerdas dalam memahami cakrawala keislaman, kehidupan dan juga cinta."

HELVY TIANA ROSA
Ketua Umum Forum Lingkar Pena

"Membaca Ayat Ayat Cinta ini membuat angan kita melayang-layang ke negeri seribu menara dan merasakan 'pelangi' akhlak yang menghiasi pesona-pesonanya. Sungguh sebuah cerita yang layak dibaca dan disosialisasikan pada para pemburu bacaan popular yang sudah tidak mengindahkan akhlak sebagai menu utamanya, agar dunia bacaan kita terhiasi karya-karya yang 'membangun'."

RATIH SANGARWATI
Artis dan Peragawati

"Sangat romantis dan humanis! Novel ini saya rasakan begitu kuat dalam ajaran, perasaan, dan penokohannya. Luar biasa, hati saya gerimis selesai membacanya!"

HAMIZAR "BAZARVIO" RIDWAN
Sastrawan dan Wartawan Pontianak Post

"Cerita yang disajikan benar-benar bisa membuat pembaca memasuki Mesir dengan detail kota yang menakjubkan. Kisah cinta yang ditawarkan pun bukan kisah cinta kacangan. Inilah novel yang ditulis menggunakan referensi kitab-kitab Islam klasik sehingga mempunyai bobot dakwah tanpa pembaca merasa didakwahi. Seperti komentar yang diatas, novel ini memang bisa membuat hati gerimis, ngga perempuan ngga laki pokoknya gerimis mengundang. Selamat membaca dan jangan lupa siapin tissue !"

INDRA YOGISWARA
Aktivis Multiply & Kutubuku

"Membaca novel ini, nutrisi cinta seakan mengalir memenuhi jiwa. Dan pikiran kiat terpenuhi oleh berbagai pengetahuan dan wawasan. Inilah karya fiksi yang tidak 'mengelabui'. Bagus sekali."

ANNA R. NAWANING
Cerpenis dan Penulis Sastra Islami