Sekilas gambar-gambar ini tampak biasa. Coba deh lihat dengan di click gambar yang A dulu setelah itu selanjutnya klik tombol NEXT di kanan atas sampai gambar Z5.
Wednesday, September 28, 2005
So small...
Sekilas gambar-gambar ini tampak biasa. Coba deh lihat dengan di click gambar yang A dulu setelah itu selanjutnya klik tombol NEXT di kanan atas sampai gambar Z5.
Tuesday, September 27, 2005
Sang Muallaf pun Terharu dengan Al Alaq...
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
[1] Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
[2] Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
[3] Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
[4] Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
[5] Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
[6] Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
[7] karena dia melihat dirinya serba cukup.
[8] Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali (mu).
[9] Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,
[10] seorang hamba ketika dia mengerjakan salat,
[11] bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,
[12] atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
[13] Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?
[14] Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?
[15] Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya,
[16] (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
[17] Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
[18] kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah,
[19] sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).
Subhanallah....Silahkan kalau ada yang mau nge-link. Semoga bisa bermanfaat.
Buta, bisu, tuli dan lumpuh
Assalamu'alaikum wr wb
Setiap orang pasti menginginkan sosok pendamping yang ideal untuk teman hidupnya. Banyak kriteria yang akan disebutkan ketika seorang lelaki ditanya tentang sosok wanita yang ingin dijadikan partner hidupnya. Kriteria standard laki-laki biasanya wanita itu harusnya yang berwajah cantik, berbadan sexy, model atau calon model atau paling ngga mendekati kriteria model lah. Trus biasanya juga milih yang gaul dalam artian, diajak kesana kemari bisa nyambung. Sebaliknya pun begitu dengan wanita.
Jarang ada orang ketika ditanya kriteria pasangan idealnya, dia memilih yang buta, bisu, tuli dan lumpuh.
Tapi alangkah indahnya kalau pasangan itu seorang yang "buta" dalam artian, matanya terjaga dari penglihatan yang diharamkan. "Bisu" dalam artian mulutnya selalu menghindari ghibah (gosip) dan omongan yang ngga perlu, lalu sebagai gantinya mulut itu rajin melafazkan nama-Nya. Alangkah indahnya seseorang itu "tuli" dalam artian, telinganya diharamkan untuk mendengar sesuatu yang kotor dan jelek dan sebagai gantinya, dia selalu menangis ketika ayat-ayat-Nya dilantunkan.
Dan alangkah indahnya ketika seseorang itu "lumpuh" dalam artian, kakinya menjauh dari tempat-tempat yang dilarang dan penuh kemaksiatan, dan sebagai gantinya, dia dengan ikhlas selalu melangkahkan kedua kaki tersebut menuju tempat yang diridhai-Nya dan merenungi apa yang telah dia perbuat untuk persiapan di hari akhir nanti....
"Wanita-wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah buat wanita-wanita yang tidak baik (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)"
[QS An Nuur :26]
Wassalamu'alaikum wr wb
Monday, September 26, 2005
RISMATA EXPO 2005, Sambut Ramadhan 1426 H
Start: | Oct 1, '05 |
End: | Oct 2, '05 |
Location: | Masjid at-Taqwa |
Masjid at-Taqwa : Jl. Sakti IV No. 8 Komp. Pajak Kemanggisan
Jakarta Barat 11480
Apa itu Hermeneutika ?
Rating: | ★★★★★ |
Category: | Other |
Istilah hermeneutika agaknya masih sangat asing di telinga sebagian besar umat Islam di tanah air. Tidak demikian halnya apabila melihat historis hermeneutika itu yang ternyata sudah ada selama berabad-abad lampau serta berkembang pesat di Eropa Barat. Sebagai sebuah metode interpretasi teks Bibel, hermeneutika terutama digunakan untuk mengakomodasi dinamika perkembangan zaman. Dan inilah yang lantas melahirkan tradisi sekular-liberalisme di Barat pada abad pertengahan. Kini, hermeneutika yang berasal dari tradisi Barat-Nasrani tersebut coba diterapkan pada Alquran.
Mengutip majalah Islamia edisi Maret 2004, saat ini ada kecenderungan di kalangan Muslim modernis untuk menjadikan hermeneutika sebagai pengganti ilmu tafsir Alquran. Di sejumlah perguruan tinggi Islam di Indonesia, bahkan hermeneutika diajarkan sebagai mata kuliah khusus. Akan tetapi, seperti dikemukakan Adian Husaini MA, kandidat PhD di International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) Kuala Lumpur, tradisi keagamaan dalam memahami Alquran dan Bibel tentu berbeda dan realitasnya menghasilkan peradaban yang berbeda pula. Terkait persoalan itu, berikut petikan wawancara wartawan Republika Yusuf Assidiq dengan Adian seputar perkembangan hermeneutika di sela workshop Pemikiran dan Peradaban Islam di Jakarta, akhir pekan lalu:
Bisa dijelaskan apa hermeneutika itu ?
Kajian hermeneutika ini menarik. Bagi sebagian besar umat Muslim di Indonesia, termasuk kalangan cendekiawannya, mungkin suatu istilah yang baru dikenal. Harmeneutika adalah metode tafsir yang berasal dari Yunani dan berkembang pesat sebagai metode intepretasi Bibel. Jadi ini adalah sebuah metode interpretasi yang hidup dalam tradisi Nasrani yang kemudian menumbuhkan tradisi Barat sekuler-liberal setelah abad 16 dan 17. Itulah pertama perlu dicermati secara objektif sebelum bersikap menerima atau menolak harmeneutika.
Mengapa harmeneutika muncul sebagai metode interpretasi dalam tradisi Nasrani ?
Ada beberapa alasan. Pertama, mereka menggunakan harmeneutika sebagai satu metode interpretasi modern yang sudah dilepaskan dari aspek sakralisasi teks Bibel. Nah, problemnya ada pada teks Bibel itu sendiri. Karena metode interpretasi teks, maka yang pertama disimpulkan dan disimak adalah teksnya. Sampai zamannya Martin Luther di abad pertengahan, orang-orang Nasrani Barat masih menggunakan interpretasi literal yang memandang Bibel adalah kata-kata Tuhan. Terbukti kemudian begitu banyak problem dalam sejarah Nasrani ketika gereja mendominasi kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial dan politik.
Sampai pada zaman Renaissance, mereka merasa bahwa selama ratusan tahun, mereka telah mati, hidup di bawah cengkeraman kekuasaan gereja. Karena itulah, pada zaman pencerahan, mereka melakukan revolusi besar-besaran terhadap berbagai pemikiran tentang kehidupan, termasuk pula konsep keagamaan. Inti dari zaman pencerahan adalah merebaknya paham sekularisme, humanisme dan liberalisme. Penafsiran tentang keagamaan pun disubordinasikan ke dalam paham-paham ini. Termasuk pemahaman terhadap bibel tadi. Berkembanglah hermeneutika modern sebagai perangkat tafsir teks, termasuk teks kitab suci. Metode ini sangat berbeda dengan metode interpretasi sebelum-sebelumnya dan langsung berkembang pesat. Hingga liberalisasi tidak bisa dibendung lagi dan membongkar sendi-sendi agama Nasrani.
Bagaimana kemudian hermeneutika digunakan juga untuk menginterpretasikan teks Alquran ?
Di kalangan Barat muncul pertanyaan, 'Kan sekarang agama kita sudah begini, mengapa Islam tidak kita beginikan juga? Nah untuk meliberalkan Islam hingga mengikuti jejak Barat, mau tidak mau harus memasukkan harmeneutika yang merupakan alat penting bagi liberalisasi. Hal tersebut jelas akan demikian kompleks selama Alquran dipahami sebagai kalamullah. Orang Islam akan yakin kalau kalamullah yang paling paham adalah Allah. Dan tentu manusia yang paham adalah Rasul-Nya, sahabat dan mereka yang dekat dengan Rasul.
Jadi kalau mau menafsirkan Alquran, maka harus ditafsirkan sebagaimana ditafsirkan Rasulullah, generasi sahabat atau orang-orang terdekat. Itu logikanya 'kan. Dan itu tidak terjadi pada Bibel. Pada dasarnya, teks harus bisa dianalisis secara histori dan manusiawi. Makanya nanti, orang-orang Islam yang memakai harmeneutika akan membawa istilah-istilah yang sama dengan bibel. Misalnya, Alquran jangan ditafsirkan secara literal sesuai otoritas nabi, jamannya sudah berbeda dan sebagainya.
Tapi nyatanya tidak sedikit kalangan umat Muslim menggunakan hermeneutika ini ?
Problem yang dihadapi umat Islam secara umum bisa dilihat pada sekitar tahun 1683, setelah dinasti Usmani mengepung kota Wina untuk kali kedua dan gagal. Maka banyak yang menulis bahwa inilah mulainya kecenderungan penurunan Islam dan awal kebangkitan Barat--walau kebangkitan Barat sebenarnya sudah dimulai sejak zaman Renaissance. Akhirnya banyak kaum muslim yang melihat kemajuan berbagai bidang di Barat, terjadilah fenomena westernisasi serta sekularisasi di sebagian wilayah Muslim.
Harmeunetika juga begitu. Sejatinya, harmeneutika yang kini dikembangkan sudah dilepaskan dari teks bibel. Harmeunetika modern justru menjadi alat liberalisasi nasrani. Ini juga yang sekarang dipakai untuk meliberalkan Islam. Bila kita baca buku pemikir Islam yang memakai harmeuneik, Nazir Hamid Abu Zair, kita akan tahu bagaimana konsep dia tentang wahyu. Dia katakan bahwa Alquran adalah produk budaya. Alquran memang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Dan sebagai manusia biasa, Nabi Muhammad menerima itu untuk kemudian merumuskannya. Nah ini yang menurut Nazir Hamid, menempatkan Nabi Muhammad seperti pengarang Alquran.
Kalau orang Islam sekarang mulai menggunakan hermeneutika, apa yang salah dengan tafsir ?
Itulah yang coba ditanyakan ke mereka. Sekarang tunjukkan bahwa tafsir sudah tidak bisa dipakai lagi. Sebab bila kita merujuk pada pendapat para ahli sunnah, selalu dinyatakan Alquran mesti ditafsirkan melalui sunnah Nabi atau pendapat sahabat dan tabi'i. Generasi pertama ini dianggap paling otoritatis dan memahami tafsir.
Apa sebenarnya dampak hermeneutika bagi umat Muslim ?
Kalau hermeunetika ini dikaji dengan tidak kritis dan diadopsi begitu saja untuk menggantikan tafsir Alquran maka akan terjadi dekonstruksi besar-besaran terhadap kesucian Alquran dan tafsir-tafsirnya. Orang-orang ini memang belum menghasilkan tafsir baru sebab mereka tidak mengembangkan keilmuan sistematis namun hanya melakukan dekonstruksi. Orang dibuat tidak percaya Alquran lantaran ada campur tangan manusia. Dari sini selanjutnya juga bakal lahir tafsir-tafsir yang 'tak terkendali'. Ketika mulai keluar dari teks--orang-orang tersebut sebenarnya tidak lagi percaya pada teks Alquran--maka yang terjadi siapa pun bisa menafsiran Alquran sesuai cara pandangnya. Misalnya saja orang-orang feminis dan pluralis tentu akan mencari ayat-ayat yang dapat mendukung sikap feminisnya atau pluralisnya.
Bisakah metode ini diaplikasikan untuk menafsirkan Alquran ?
Diperlukan dua kajian penting. Pertama, perbandingan antara konsep teks Alquran dan konsep teks Bibel. Kedua, perbandingan antara sejarah peradaban Islam dan Barat. Namun untuk sementara, dapat dipahami bahwa konsep teks Alquran dan bibel serta posisi masing-masing di mata penganutnya jelas berbeda. Tradisi keagamaan dalam memahami Alquran serta bibel sudah jelas berbeda dan realitasnya menghasilkan peradaban yang berbeda pula. Seharusnya ini dipahami agar tidak bersikap latah.
Sikap kita sebagai umat Muslim ?
Saya kira yang terbaik bagi umat, forum ini bisa dijadikan peluang terbaik untuk kembali mempelajari tafsir dengan sebenar-benarnya dan hermeneutika. Susahnya pendidikan di perguruan Islam jarang yang memberikan wacana kedua-duanya. Ada yang paham tafsir tidak paham hermeneutika atau sebaliknya. Perlu dilakukan kajian secara serius. Dan bagaimana pun juga umat perlu merespon secara ilmiah dan akademis. Juga sebagai umat Muslim, sikap kita terhadap apapun, tidak hanya pada harmeunetika, sesuatu yang asing perlu ditelaah dulu. Apa manfaatnya bagi umat, sesuai atau tidak dengan nilai-nilai Islam dll. Itu perlu dilihat. Harmeunetika juga sama.
Membangun tradisi keilmuan apakah sulit saat ini ?
Tidak sulit tapi memang berat. Karena kita sekarang hidup dalam kultur yang tidak menghargai ilmu. Orang lebih menghargai ratu kecantikan daripada pelajar yang menang olimpiade fisika. Dengan kondisi seperti itu, membangun tradisi ilmiah sangat tidak mudah. Sebab tradisi ilmiah adalah satu-satunya jalan untuk menuju kebangkitan.
Sunday, September 25, 2005
Penyemangat Bagi yang Puasa Ramadhan
Rating: | ★★★★★ |
Category: | Other |
1. Pengampunan Dosa
Allah dan Rasul-Nya memberikan targhib (spirit) untuk melakukan puasa Ramadhan dengan menjelaskan keutamaan serta tingginya kedudukan puasa, dan kalau seandainya orang yang puasa mempunyai dosa seperti buih di lautan niscaya akan diampuni dengan sebab ibadah yang baik dan diberkahi ini.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, (bahwasanya) beliau bersabda (yang artinya) :
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan ihtisab (mengharap wajah ALLAH) maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" [Hadits Riwayat Bukhari 4/99, Muslim 759, makna "Penuh iman dan Ihtisab' yakni membenarkan wajibnya puasa, mengharap pahalanya, hatinya senang dalam mengamalkan, tidak membencinya, tidak merasa berat dalam mengamalkannya]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu juga, -Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda (yang artinya) :
“Shalat yang lima waktu, Jum'at ke Jum'at. Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa yang terjadi di antara senggang waktu tersebut jika menjauhi dosa besar" [Hadits Riwayat Muslim 233].
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu juga, (bahwasanya) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah naik mimbar kemudian berkata :
“Amin, Amin, Amin" Ditanyakan kepadanya : "Ya Rasulullah, engkau naik mimbar kemudian mengucapkan Amin, Amin, Amin ?" Beliau bersabda (yang artinya) :
“Sesungguhnya Jibril 'Alaihis salam datang kepadaku, dia berkata : "Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan tapi tidak diampuni dosanya maka akan masuk neraka dan akan Allah jauhkan dia, katakan "Amin", maka akupun mengucapkan Amin...." [Hadits Riwayat Ibnu Khuzaimah 3/192 dan Ahmad 2/246 dan 254 dan Al-Baihaqi 4/204 dari jalan Abu Hurairah. Hadits ini shahih, asalnya terdapat dalam Shahih Muslim 4/1978. Dalam bab ini banyak hadits dari beberapa orang sahabat, lihatlah dalam Fadhailu Syahri Ramadhan hal.25-34 karya Ibnu Syahin].
2. Dikabulkannya Do'a dan Pembebasan Api Neraka
Rasullullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) :
“Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka setiap siang dan malam dalam bulan Ramadhan, dan semua orang muslim yang berdo'a akan dikabulkan do'anya" [Hadits Riwayat Bazzar 3142, Ahmad 2/254 dari jalan A'mas, dari Abu Shalih dari Jabir, diriwayatkan oleh Ibnu Majah 1643 darinya secara ringkas dari jalan yang lain, haditsnya shahih. Do'a yang dikabulkan itu ketika berbuka, sebagaimana akan datang penjelasannya, lihat Misbahuh Azzujajah no. 60 karya Al-Bushri]
3. Orang yang Puasa Termasuk Shidiqin dan Syuhada
Dari 'Amr bin Murrah Al-Juhani[1] Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Datang seorang pria kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian berkata :
"Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah, engkau adalah Rasulullah, aku shalat lima waktu, aku tunaikan zakat, aku lakukan puasa Ramadhan dan shalat tarawih di malam harinya, termasuk orang yang manakah aku ?"
Beliau menjawab (yang artinya) :
“Termasuk dari shidiqin dan syuhada" [Hadits Riwayat Ibnu Hibban (no.11 zawaidnya) sanadnya Shahih]
Footnote :
[1]. Lihat Al-Ansab 3/394 karya As-Sam'ani, Al-Lubab 1/317 karya Ibnul Atsir
Judul Asli : Shifat shaum an Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, penulis Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid. Penerbit Al Maktabah Al islamiyyah cet. Ke 5 th 1416 H. Edisi Indonesia Sifat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam oleh terbitan Pustaka Al-Mubarok (PMR), penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata. Cetakan I Jumadal Akhir 1424 H.
Buku : Metodologi Bibel dalam Studi Alquran
Rating: | ★★★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Reference |
Author: | Adnin Armas, MA |
Penulis: Adnin Armas, MA
Penerbit: Gema Insani Press
Cetakan : I, 2005
Tebal : 173 hlm
Menangkis Tudingan Orientalis
Sejak awal perkembangan Islam sampai saat ini, kalangan orientalis terus menyerang Alquran. Mereka melakukan berbagai macam cara untuk menghujat Rasulullah Muhammad dan Alquran, terutama dilandasi oleh kebencian dan kedengkiannya terhadap Alquran. Salah satu hujatan dan bentuk kebencian itu adalah pendapat Martin Luther, yang terkenal sebagai tokoh Protestan. Dalam pandangan Luther, pada akhirnya Alquran adalah karangan setan. Luther berpendapat bahwa setan adalah seorang pembohong dan pembunuh. Alquran mengajarkan kebohongan dan pembunuhan.
Buku yang ditulis oleh Adnin Armas, MA -- kandidat Doktor ISTAC-IIUM, Kuala Lumpur, Malaysia - ini menjawab dan menangis berbagai tuduhan bohong dan hujatan kaum orientalis. Adnin, dengan referensi-referensi klasik, baik dalam bahasa Arab atau Inggris, menguraikan secara tajam, mulai dari serangan-serangan orientalis terhadap Alquran dari masa klasik sampai modern. Selain itu, Adnin juga menjelaskan tentang pemikiran tokoh-tokoh yang menggunakan metodologi Bibel dalam studi Alquran, studi orientalis terhadap sejarah teks Alquran, dan kosa kata asing dalam Alquran.
Penulis membagi bukunya menjadi empat bab. Bab pertama mengungkap hujatan dan kritikan kepada Alquran yang dikemukakan kalangan Kristen terkemuka dari abad ke-8 sampai ke-16. Hujatan dan kritikan terhadap Alquran begitu sinis dan keras. Bibel diyakini sebagai kata-kata Tuhan, dan Alquran mengkritik Bibel, maka Alquran adalah karya setan. Bibel dijadikan tolok ukur menilai Alquran. Apa saja yang bertentangan dengan Bibel, maka Alquran yang salah.
Bab kedua mengupas metodologi Bibel dalam studi Alquran. Filsafat hermeneutika yang berkembang dari studi Bibel ikut diadopsi oleh beberapa sarjana Muslim kontemporer seperti Mohammed Arkoun dan Nasr Hamid untuk diserap ke dalam studi Alquran. Bab ketiga membahas dan menjawab kritikan para orientalis modern dan kontemporer yang mengkritik Alquran dengan menggunakan metodologi Bibel. Mereka menyimpulkan Alquran Mushaf Utsmani telah mengalami berbagai tahrif. Oleh sebab itu, Alquran edisi kritis diperlukan.
Sedangkan bab keempat memaparkan kajian yang dilakukan oleh sarjana Yahudi-Kristen mengenai kosa kata asing dalam Alquran. ''Teori Pengaruh'' tersebut dikembangkan untuk menyimpulkan Muhammad bukanlah seorang yang buta huruf. Muhammad bisa menulis dan membaca. Kesimpulan tersebut untuk mendukung pendapat para tokoh Yahudi-Kristen, bahwa Alquran adalah karangan Muhammad. Sebagai pengarang Alquran, Muhammad dianggap bisa baca-tulis, karena itu Muhammad bukan seorang buta huruf.
Buku ini sangat perlu dan layak dibaca terutama oleh kalangan mahasiswa, dosen, ustad, politisi Islam maupun kaum berpendidikan lainnya, untuk lebih memahami perang pemikiran (ghazwul fikri) yang terjadi. Apalagi saat ini, ketika Hermeneutika - metodologi Bibel dalam studi Alquran - diajarkan di kampus-kampus Islam maupun umum.