Airmata, sebuah ungkapan untuk mewujudkan rasa
bagi yang sedang dilanda duka
Tapi bagaimana dengan airmata yang dicurahkan
karena rasa rindu yang dalam kepada kekasihnya
Sungguh ungkapan rasa yang tiada duanya
Akan tetapi pabila Sang kekasihnya itu
adalah Allah Subhanallahu wa Ta'ala
maka airmata seperti ini
akan jadi penghalang neraka[1]
Apalagi airmata itu mengalir karena rindu dan cinta
kepada-Nya,
jelas orang yang seperti ini akan mendapat
keridhaan
dari Allah Subhanallahu wa Ta'ala.
Dan apabila Allah telah meridhai seseorang,
lalu apalagi yang harus dicari didunia ?....
[1]"Dua mata yang tidak disentuh api neraka : mata yang
menangis karena takut pada Allah dan mata yang terjaga pada malam hari
di jalan Allah" [HR. Tirmidzi No.1639]
Subhanallaaaaah, bukan main poem nya Mas, begitu takzim dan mendalamnya...!
ReplyDelete*hebat euy, sepulang Umroh Mas Indra kok jadi multitalent begini!*
Wah-wah...bagus banget tu puisi...cuma jangan terus-menerus bercucuran airmata....banjir donk..hehehe
ReplyDeletesubhanallah, betapa berkesannya air mata haru. tapi, kalau air mata karena merindukan Sang Kekasih, terus terang, saya belum sampai ke sana.
ReplyDeletesemoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang senantiasa berada dalam ridha-Nya... aamiin...
ReplyDeleteAlhamdulillah kalau mba suka, mudah-mudahan ada ibrohnya :)
ReplyDeleteLebih baik bercucuran airmata karena takut ditinggal Sang Pencipta atau bercucuran airmata karena takut ditinggal pacar/istri/suami ? hehe
ReplyDeleteMudah-mudahan Sang Kekasih mendengar harapan mas Tian ini. Aamiin
ReplyDeleteAamiin, terima kasih atas doanya :)
ReplyDeleteYa akhi fillah, sedihnya......... mata kami sangat sulit menagis kini........ maka kami ingin pulang......... ke kota dimana mata kami lebih bisa mengis lagi.......semoga
ReplyDeleteAamiin, mudah-mudahan masih tersisa airmata sampai akhir hayat kita untuk Allah. Kalau kata temen, "If you can cry because of someone, why you can't cry for The One who create that someone ?"......Wallahu'alam bis shawab
ReplyDeleteMenangislah dalam kesendirian, bukan saat melakukan zikir berjamaah, karena khawatir keluarnya air mata, hanya karena kita tak kuasa melihat orang lain menangis. Menangislah dalam kesendirian, bukan menangis hanya saat menyaksikan kematian saudara, teman atau keluarga. Apalagi menangis kebohongan, menangis keputusasaan.
ReplyDeleteMenangislah dalam kesendirian. Menangis dengan penuh kejujuran di hadapan-Nya untuk mengakui segala dosa. Dan biarkan air mata membasahi bulu mata kita. Oleh karena disaat seluruh anggota tubuh memberikan kesaksian tentang dosa - dosa kita, maka bulu mata akan memberikan kesaksian juga.
Jika sampai saat ini, kita belum bisa menangis dalam sendirian karena takut kepada Allah. Belum juga mampu menangis saat membaca dan mendengar Alquran. Mulailah merasakan tangisan dari orang - orang yang sedang menderita, orang - orang yang sedang dizalimi dan hentikanlah tangisan mereka. Maka, kita pun sudah menangis karena Allah Swt. Insya allah...
"petikan nasihat dari teman dan artikelna"