Monday, July 27, 2009

Menyerah dengan keadaan ?....Not for them !

Pagi ini seperti biasa saya nganter Naura sekolah di Playgroup deket rumah. Sambil nunggu Naura sekolah saya keliling di sekitar Kemanggisan untuk nganter kue-kue kering buatan istri pesenan temen-temennya. Nah selagi di jalan itulah saya ketemu dua orang laki-laki yang menarik perhatian saya. Bahkan bukan saya aja yang tertarik dan memandang dengan pandangan takjub.

Di sekitar jalan itu juga ada seorang satpam yang melihat ke arah dua itu dengan pandangan kagum, begitu juga dengan mobil2 di jalan yang sempat melambatkan kendaraannya demi dua orang yang menakjubkan ini. Lalu siapa sih dua orang itu ?


Inilah mereka...






Dua orang tunanetra penjual kerupuk yang siap menantang kerasnya kehidupan dunia dengan berbekal keyakinan bahwa Allah ngga akan menelantarkan mahluk-Nya dan rezeki bagi mereka pun telah ditetapkan. Mereka yang buta tapi memilih untuk tetap berikhtiar seperti layaknya manusia normal, very inspirational !. Semoga Allah melapangkan rezeki bagi mereka. Amin !


Wednesday, July 22, 2009

Tuesday, July 14, 2009

Nganter anak sekolah, First experience

Hari Senin kemarin anak saya masuk sekolah untuk pertama kalinya. Sebenernya ngga pertama juga sih, anak saya Naura, sebelumnya pernah ikut beberapa bulan di Gymboree untuk latihan motoriknya. Nah kalau yang sekarang ini ummi nya Naura coba-coba daftar di TK Al Amin di dekat rumah di Kemanggisan. Sebelumnya ummi nya udah pernah ngobrol-ngobrol dengan kepala sekolah dan guru-gurunya dan mereka bilang silahkan dicoba dulu aja satu hari dan nanti mereka akan lihat gimana seterusnya.

Banyak pemandangan menarik pagi itu misalnya ada seorang ibu yang mengantar anaknya masuk ke TKIT itu. Karena TKIT itu membuat peraturan bahwa seragamnya adalah seragam muslimah maka si anak pun dijilbabin dan dipakai baju panjang. Tapi ternyata ngeliat pemandangan ini cukup kontradiktif ya, karena sang ibu dandanannya menor dengan baju alakadarnya, sementara si anak bajunya mencirikan wanita muslimah hehehe. Dulu saya juga pernah ketemu yang seperti ini di sebuah mall, seorang anak perempuan umurnya sekitar 3-4 tahun yang cantik, berkerudung dan bergamis, tapi baju ibunya ya alakadarnya.

Keliatan sekali bahwa sang ibu ingin anaknya berpakaian muslimah, tapi kenapa ngga dimulai dari ibunya dulu ? Bukankah seorang anak itu bagaikan kertas kosong yang siap diisi dengan apa aja ? Bahkan dengan lingkungan pun bisa. Dan lingkungan terdekat dari sang anak ya tentu keluarganya, terutama ibunya. Apalagi anak itu memang ahlinya meniru, nonton tivi yang isinya berantem2an maka ngga lama kemudian si anak langsung ciat ciaat deh.

Seandainya seorang ibu itu istiqomah dengan pakaian muslimahnya, insya Allah anaknya juga bakal ngikutin. Anak saya Naura, kalau ummi nya mau keluar kamar sering kali bilang gini ke ummi nya, "Ummi...ake udungg (pake kerudung)". Lucu banget yah ! dan kadang Naura juga inisiatif sendiri pake kerudungnya dia kalo mau keluar kamar, tanpa disuruh. Neneknya Naura pernah bilang ke dia untuk nyopot kerudungnya soalnya ngerti bahwa pake kerudung itu panas, keringetan dll. Tapi pas mau dilepas Nauranya malah nangis hehehe. This is what i call action becoming lessons.

Oh ya ada pengalaman lain juga. Di TK anak saya itu istri saya juga ngobrol sama seorang ibu yang anaknya udah sekolah duluan disana. Ibu itu bercerita, "Alhamdulillah anak saya setelah masuk sini jadi hafal doa2, dan juga hadits2. Kalo saya mah boro2 bisa ngajarin, makanya saya masukin kesini". Nah lho, ibu itu mungkin lupa kali ya kalo tanggung jawab terhadap seorang anak itu sebenarnya ya di peran orangtua. Apa ngga malu nanti kalo si anak udah besar nanti dia yang justru ceramahin si ibu ? atau nanti jangan2 ketika si anak nyoba ngasih tau yang bener, malah dibentak "Jangan sok tau lu, gw ini yang ngelahirin lu !".

Pemandangan lainnya di TK itu adalah seorang anak laki yang juga baru masuk dan dianter bapaknya. Ceritanya acara awal dimulai nih, semua anak disitu diminta saling gandengan untuk bikin lingkaran besar bareng sama para guru2nya. Nah si anak tadi entah karena malu atau belum kenal, dia mojok di samping kelas ngga mau ikutan.

Sang bapak otomatis harus bujuk doong. Eh tapi ternyata si bapak cara bujuknya dengan nunjuk2in telunjuknya ke si anak trus agak sedikit ngegas sambil bilang "Lu mao sekolah ngga seh ?!". Hahaha aduh ngga banget deh sama anak sendiri sampai bisa kaya gitu. Mending anaknya udah SMA dan dia yang males, bolos terus dll. Nah ini si anak masih TK playgroup gitu lhoo...

Disitu juga ada seorang ibu lagi nemenin anaknya masuk sekolah, trus biasalah namanya juga anak2, si anak ini keluar kelas trus lari2 di teras masjid tempat ibunya duduk. Spontan si ibu langsung tereak ke anaknya, "Heh ! masuk kelas ! mama gak suka ah kamu kaya gini ! mama cubit neh !!". Ibunya itu duduk pas benerr disamping saya, jadi manteblah kualitas suaranya, kurang pitch control dikit. Pengen rasanya ngomong, "Bu bu...itu anaknya masih kecil lho, tk juga belom resmi....perlu ya dimarahinnya sampai kaya gitu ?"

Jadi orangtua itu memang ngga gampang. Tapi jangan dibikin susah juga. Perlu banyak baca, belajar dari orang2 yang memang udah berumahtangga lebih dari 10 taun dengan anak diatas 3 orang supaya pengalamannya lebih berasa.

Saya yang baru jadi orangtua 1 taun belakangan ini juga masih perlu banyak belajar, terutama belajar sabar. Iya, saya itu paling susah sabar kalo Naura udah ikutan nangkring di paha saya pas saya lagi didepan laptop, trus kita barengan ngeliat kearah monitor. Mungkin karena Naura terlalu pinter (Amin!) trus dia ikutan ketik2 di keyboard external saya, awalnya sih lucu sampai akhirnya dia mencet tombol Power/Off di keyboardnya. BLEP !...Kalo udah begini biasanya saya tahan napas...hening sesaat dan...manggil sang ummi  untuk turun tangan :D....

Sunday, July 12, 2009

Never Forget 11 Juli 1995, 8000 Muslim Dibantai di Srebrenica

Srebrenica Never Forget !

Mengenang Tragedi Srebrenica 11 Juli 1995. Dimana pada tanggal itu sekitar 8000 umat Muslim dibantai secara kejam oleh Serbia, dibawah pemerintahan sang penjahat perang Slobodan Milosevic.


Tiga orang yang dianggap menjadi dalang aksi pembantaian tersebut adalah Radovan Karadzic, Jenderal Ratko Mladic dan ajudannya Zdravko Tolimir. Proses investigasi akhirnya juga menyeret mantan presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic sebagai salah satu tersangka pelaku kejahatan perang Bosnia.

Milosevic meninggal dunia ketika sedang menjalani proses hukum di mahkamah internasional. Sementara Radovan Karadzic baru tertangkap setelah 11 tahun buron, sedangkan Jenderal Ratko Mladic, sampai saat ini masih belum diketahui tempat persembunyiannya.


Genocide - Srebrenica (Never Again)




Monday, June 15, 2009

Iklan capres yang membosankan

Dari dulu iklan para capres itu tidak jauh dari gambaran rakyat miskin, pengemis, rumah kolong jembatan dan hal-hal menyedihkan lainnya. Jalan ceritanya pun kurang lebih sama, di scene awal digambarkan keadaan negara yang semrawut, gambaran kemiskinan dimana-mana, orang yang sedang tidur di kolong jembatan diambil gambarnya, para pemulung sampah, pengemis jadi aktor dadakan saat itu dan semua digambarkan dengan black and white alias tanpa warna supaya semakin terlihat kesan dramatisnya.

Saat itulah terlihat sang capres dalam scene selanjutnya lengkap dengan kata-kata bijaknya dan plus janji-janjinya. Orasinya indah, janjinya membuai, aktingnya pun lumayan.

Lalu scene terakhir mudah ditebak, gambaran diawal tadi yang sangat menyedihkan seketika itu berubah. Para pemulung pun tersenyum, petani pun sama tersenyumnya. Sangat-sangat membosankan.

Bukankah justru iklan yang seperti itu malah berpotensi membuat image yang diiklankan jadi lebih buruk ?. Karena kalau yang diiklankan itu tidak seperti aslinya maka akan lebih buruk lagi imagenya.

Contoh yang paling dekat adalah RS Omni misalnya, walaupun mungkin RS itu ngga pasang iklan yang heboh tapi dengan penambahan embel-embel "Internasional" maka orang akan langsung beranggapan bahwa RS ini memang punya kualitas yang mumpuni dalam segala hal. Tapi ternyata setelah kasus Prita Mulyasari kemarin, semuanya berubah total. Kemarin saya lihat berita di salah satu tv swasta yang mengabarkan bahwa pengunjung atau pasien RS Omni turun drastis, mungkin saking drastisnya sampai-sampai RS Omni enggan memberitahu berapa persen turunnya kepada tv tersebut.

Atau lihatlah kasus Ajinomoto di tahun 2001, tepatnya pada tanggal 4 Januari 2001 ketika produk MSG buatan Ajinomoto ditarik dari peredaran karena terbukti mengandung bahan yang tidak halal. Bumbu masak Ajinomoto tersebut diduga menggunakan bactosoytone yang diekstrasi dari daging babi untuk menggantikan polypeptone yang biasa diekstrasi dari daging sapi. Produk Ajinomoto menjadi produk yang haram bagi orang Muslim.

Apa efek yang terjadi atas kasus Ajinomoto itu dalam perkembangan bisnisnya ? Silahkan lihat sendiri di http://id.wikipedia.org/wiki/Ajinomoto.

Proses pencitraan ini memang bukan hal yang mudah, dia harus serta merta diikuti oleh aksi yang nyata sehingga masyarakat juga melihat. Publikasi pun rasanya tidak begitu diperlukan apabila yang dilakukannya itu merupakan hasil dari keikhlasannya membantu rakyat. Tuhan pun pasti punya balasan yang lebih pas untuk pemimpin senantiasa ikhlas membantu rakyatnya. Kalau cuma sekedar publisitas dan image yang baik di mata rakyat, itu hal yang mudah bagi-Nya.

Saya jadi teringat kata-kata bijak yang mengatakan, "There is no need to boast of your accomplishments and what you can do. A great man is known, he needs no introduction". Benar, seseorang yang hebat itu tidak perlu memperkenalkan dirinya karena dengan sendirinya ia akan dikenal. Tapi sebaiknya jangan menganalogikan sebaliknya bahwa yang memperkenalkan dirinya itu berarti belum hebat. Just act first, be known later.


Sunday, June 7, 2009

Diskusi Sabtuan INSISTS : "Perkembangan Ide Pluralisme Agama" Oleh DR. Anis Malik Thoha

Start:     Jun 13, '09
Location:     INSISTS, Jl. Kalibata Utara II No. 84 – Jaksel

Dengan ini kami mengundang rekan-rekan sekalian untuk dapat hadir dalam Diskusi Sabtuan  INSISTS, selengkapnya sebagai berikut:

Acara: Diskusi Sabtuan INSISTS

Materi Diskusi: Perkembangan Ide Pluralisme Agama

Pembicara: DR. Anis Malik Thaha

Waktu: Sabtu, 13 Juni 2009. Jam: 10:00 s/d 12:00 WIB (on time)

Tempat: Jl. Kalibata Utara II No. 84 – Jaksel

Biaya: Free

Konfirmasi: SMS 08111102549 Phone: 0217940381

Terbatas maksimal untuk 40 peserta.


Tentang pembicara: 

Bisa dikatakan, Dr. Anis Malik Thoha adalah salah satu pakar terkemuka tentang Pluralisme Agama kawasan Asia Tenggara, saat ini. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Perbandingan Agama di International Islamic University Malaysia (IIUM). Kini,  Dr. Anis yang juga Rais Syuriah NU Malaysia ini menjabat sebagai Deputy Dean IIUM Press,  Research Management Centre IIUM.  Di Indonesia, bukunya yang berjudul ”Tren Pluralisme Agama” mendapat penghargaan sebagai buku terbaik di Islamic Book Fair Award 2007 di Jakarta. Buku ini dalam edisi Arab dan Inggris sebelumnya mendapat penghargaan di Pakistan dan Malaysia.