Sunday, October 23, 2005

Lailatul Qadar - Malam seribu bulan

Rating:★★★★★
Category:Other
Bismillahirrahmannirahim,


"Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan" (HR Bukhari 4/225 dan Muslim 1169)


Malam Lailatul Qadar

Keutamaannya sangat besar, karena malam ini menyaksikan turunnya Al-Qur'an Al-Karim, yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkatnya ke derajat yang mulia dan abadi. Umat Islam yang mengikuti sunnah Rasulnya tidak memasang tanda-tanda tertentu dan tidak pula menancapkan anak-anak panah untuk memperingati malam ini, akan tetapi mereka berloma-lomba untuk bangun di malam harinya dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah.

Inilah wahai saudaraku muslim, ayat-ayat Qur'aniyah dan hadits-hadits nabawiyah yang shahih menjelaskan tentang malam tersebut.


1. Keutamaan Malam Lailatul Qadar

Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan, Allah berfirman.

"Artinya : Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur'an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu ? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah melaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala usrusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar" [Al-Qadar : 1-5]

Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.

"Artinya : Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui" [Ad-Dukhan : 3-6]


2. Waktunya

Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal malam 21,23,25,27,29 dan akhir malam bulan Ramadhan.

Imam Syafi'i berkata : "Menurut pemahamanku. wallahu 'alam, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau : "Apakah kami mencarinya di malam ini?", beliau menjawab : "Carilah di malam tersebut" [Sebagaimana dinukil Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 6/386]

Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu 'anha, dia berkata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan dan beliau bersabda. "Artinya : Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan" [Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169]

Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat dari Ibnu Umar, (dia berkata) : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya" [Hadits Riwayat Bukhari 4/221 dan Muslim 1165] Ini menafsirkan sabdanya. "Artinya : Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh hari terakhir" [Lihat Maraji' tadi]

Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para sahabat. Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ke luar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdebat, beliau bersabda. "Artinya : Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Lailatul Qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya; mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29. 27. 25 (dan dalam riwayat lain : tujuh, sembilan dan lima)" [Hadits Riwayat Bukhari 4/232]

Telah banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa malam Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan, di malam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum sedang hadits kedua adalah khusus, maka riwayat yang khusus lebih diutamakan dari pada yang umum, dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah, tidak ada masalah, dengan ini cocoklah hadits-hadits tersebut tidak saling bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisah.

Kesimpulannya

Jika seorang muslim mencari malam lailatul Qadar carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir : 21, 23,25,27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25,27 dan 29. Wallahu 'alam


3. Bagaimana Mencari Malam Lailatul Qadar.?

Sesungguhnya malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu, melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karena itu dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala-Nya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : Barang siapa berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" [Hadits Riwayat Bukhari 4/217 dan Muslim 759]

Disunnahkan untuk memperbanyak do'a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah Radhiyallahu 'anha, (dia) berkata : "Aku bertanya, "Ya Rasulullah ! Apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan ?" Beliau menjawab, "Ucapkanlah :

"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul afwa fa'fu'annii"

"Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku"

Saudaraku -semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu untuk mentaati-Nya- engkau telah mengetahui bagaimana keadaan malam Lailatul Qadar (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada isterimu dan keluargamu untuk itu, perbanyaklah perbuatan ketaatan.

Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha. "Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencanngkan kainnya[3] menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya" [Hadits Riwayat Bukhari 4/233 dan Muslim 1174]

Juga dari Aisyah, (dia berkata) : "Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya" [Hadits Riwayat Muslim 1174]


4. Tanda-Tandanya

Ketahuilah hamba yang taat -mudah-mudahan Allah menguatkanmu degan ruh dari-Nya dan membantu dengan pertolongan-Nya- sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menggambarkan paginya malam Lailatul Qadar agar seorang muslim mengetahuinya.

Dari 'Ubay Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi" [Hadits Riwayat Muslim 762]

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda. "Artinya : Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah"

Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma, ia berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : (Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan" [Tahayalisi 349, Ibnu Khuzaimah 3/231, Bazzar 1/486, sanadnya Hasan]


Disalin dari Kitab Sifat Shaum Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, edisi Indonesia Sifat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan Pustaka Al-Haura, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata.

Thursday, October 20, 2005

Tuesday, October 18, 2005

Manusia dhaif....


Wahai pencari kebenaran,

Jangan kau ikuti aku

Aku bukan malaikat berwujud manusia

Aku hanyalah manusia biasa

tempat sejuta dosa dan alpha



Wahai pencari petunjuk,

Jangan kau ikuti aku

Ikuti wahyu-wahyu itu

karena disitulah Sang Penunjuk

menunjuki ummat-Nya



Jangan kau lihat aku

dengan tatapan penuh bangga

karena itu rentan sifat riya

dan Dia takkan pernah ridha



Jadikan aku temanmu bertukar asa,

mengagumi Yang Maha Kuasa

dan terus belajar bersama

Karena manusia dhaif ini,

takkan pernah menjadi sempurna



Teriring dengan tinta airmata.....





18 Oktober 2005





Monday, October 17, 2005

Yang Diucapkan Ketika Berbuka

Rating:★★★★★
Category:Other

Oleh : Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid

Ketahuilah wahai saudaraku yang berpuasa - mudah-mudahan Allah memberi taufiq kepada kita untuk mengikuti sunnah Nabi-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam- sesungguhnya engkau punya do'a yang dikabulkan, maka manfaatkanlah, berdo'alah kepada Allah dalam keadaan engkau yakin akan dikabulkan, -ketahuilah sesungguhnya Allah tidak mengabulkan do'a dari hati yang lalai-. Berdo'alah kepada-Nya dengan apa yang kamu mau dari berbagai macam do'a yang baik, mudah-mudahan engkau bisa mengambil kebaikan di dunia dan akhirat.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Tiga do'a yang dikabulkan : do'anya orang yang berpuasa, do'anya orang yang terdhalimi dan do'anya musafir" [1]

Do'a yang tidak tertolak ini adalah ketika waktu engkau berbuka berdasarkan hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Tiga orang yang tidak akan ditolak do'anya : orang yang puasa ketika berbuka, Imam yang adil dan do'anya orang yang didhalimi" [2]

Dari Abdullah bin Amr bin Al 'Ash, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Sesungguhnya orang yang puasa ketika berbuka memiliki doa yang tidak akan ditolak" [3]

Do'a yang paling afdhal adalah do'a ma'tsur dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau jika berbuka mengucapkan :

DzaHabazh zhamaa-u wabtallatil ‘uruuqu watsabatal ajru insyaa Allah

"Artinya : Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat, dan telah ditetapkan pahala Insya Allah" [4]


Footnote :

[1]. Hadits Riwayat Uqaili dalam Ad-Dhu'afa' (1/72), Abu Muslim Al-Kajji dalam Juz-nya, dan dari jalan Ibnu Masi dalam Juzul Anshari { } sanadnya hasan kalau tidak ada 'an-'annah Yahya bin Abi Katsir, hadits ini punya syahid yaitu hadits selanjutnya.

[2]. Hadits Riwayat Tirmidzi (2528), Ibnu Majah (1752), Ibnu Hibban (2407) ada jahalah Abu Mudillah.

[3]. Hadits Riwayat Ibnu Majah (1/557), Hakim (1/422), Ibnu Sunni (128), Thayalisi (299) dari dua jalan Al-Bushiri berkata : (2/81) ini sanad yang shahih, perawi-perawinya tsiqat.

[4]. Hadits Riwayat Abu Dawud 92/306), Baihaqi (4/239), Al-Hakim (1/422) Ibnu Sunni (128), Nasaai dalam 'Amalul Yaum (296), Daruquthni (2/185) dia berkata : "sanadnya hasan". Aku katakan : memang seperti ucapannya.

Saturday, October 8, 2005

Berdiskusi & Mengkaji, 8 Oktober 2005


Kita tadarusan. Di ujung ada ibunda saya yang ikutan :)

Tentang diskusi & kajian dirumah


Assalamu'alaikum wr wb


Alhamdulillah, tanggal 8 Oktober kemarin temen-temen bisa hadir di rumah saya. Hari itu memang kita berencana untuk mengadakan diskusi kajian Islam yang alhamdulillah udah berjalan sampai ke delapan kalinya. Temen-temen dari MP yang hadir ada lima orang yaitu mas Iwan, Agungks, Irma, kang Opins dan Ari "mediasauna". Cukup rame juga lho yang dari MP, terutama karena ada kang Opins ! hehe dijamin ceria. Yang dari luar MP ada mas Nanang temennya mba Lulumaslach, Finna, Nita, Ani dan ada juga Yeni dan Rifa dari YISC Al Azhar (Youth Islamic Study Club). Intinya sore itu yang hadir cukup rame.

Pembicara hari itu rencananya adalah Ust. Amiruddin, Lc. Tapi karena suatu hal beliau berhalangan hadir. Kajian itu sebenernya dimulai jam 4 tapi karena ustadznya ngga hadir, akhirnya Irma mengusulkan untuk tadarus sambil menunggu ustadz pengganti. Jadi dari jam 4an kita tadarus sampai menjelang berbuka. Subhanallah indahnya ngabuburit sore itu :). Tak terasa kita semua bisa sampai satu juz dimulai dari al Fatihah.

Setelah berbuka dengan kolak dan nata de coco, kita lanjutin dengan sholat magrib. Setelah selesai magrib ust. Amiruddin kirim sms dan mohon maaf dia ngga bisa hadir hari itu. Berhubung saya sebagai tuan rumah, saya cukup panik dong, abis udah terlanjur "pasang iklan" hehe. Tapi alhamdulillah Yeni mengusulkan kalau waktu yang tersisa itu digunakan untuk rapat aja. Lho kok rapat ?

Ya, di kajian yang minggu sebelumnya, Yeni memang pernah mengusulkan agar diskusi kajian Islam ini dibuat lebih terprogram dan rutin. Tapi waktu itu yang rapat hanya berempat dan berhubung di kajian yang tanggal 8 ini ada sebelas orang maka ada baiknya langsung dirapatkan dan dibicarakan program ke depannya.

Sekilas tentang diskusi kajian Islam ini, berawal sekitar bulan May. Yang hadir saat itu pun hanya saya, mas Iwan dan Nita dengan pembicaranya Ust. Fauzi. Mas Iwan saya kenal dari MP ini dan Nita saya kenal dari friendster. Karena kita sering ngobrol-ngobrol via online, ternyata minat kita bertiga sama yaitu sama-sama ingin mengenal lebih dalam lagi tentang agama kita yaitu Islam. Dan saya terpikir untuk membuat suatu forum diskusi kajian yang insya Allah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal tentang Islam. Akhirnya jadilah diskusi kajian Islam itu dilaksanakan. Walaupun saat itu cuma bertiga yang hadir, berempat dengan ustadznya :). Sekian sekilas info.

Back to rapat, akhirnya jam setengah 7 kita ber-sebelas itu mulai merapatkan kira-kira kedepannya nanti forum diskusi kajian ini akan seperti apa dan teknisnya seperti apa. Kita mulai membicarakan materi-materi apa yang cocok mulai dari soal aqidah, tafsir hadits, bedah kitab (riyadhus shalihin, bulughul maram) sampai ke topik islamic thought untuk dibahas bersama pembicara ke depan nanti. Kita belum membicarakan siapa yang akan menjadi pembicara/ustadz di setiap kajian ini. Setelah sekitar satu setengah jam rapat yang dilangsungkan dengan banyak ketawanya gara-gara kang Opins, akhirnya jadilah agenda program diskusi kajian Islam ini sampai bulan Desember 2005 lengkap dengan topik-topik yang akan dibahas disetiap kajian. Alhamdulillah. Foto-foto kemarin ada disini.

Program ini insya Allah akan berjalan mulai tanggal 13 November dan ada yang seminggu sekali ada juga yang dua minggu sekali tergantung bobot materinya. Materi yang telah disepakati untuk periode November dan Desember adalah, Munakahat (2x pertemuan), Aqidah Islam (2x pertemuan) dan terakhir tanggal 25 Desember diisi dengan topik Mengenal Isa Al Masih.

Well, doakan kita ya supaya apa yang akan kita lakukan ini selalu mendapat kemudahan dari-Nya. Semoga apa kita lakukan ini bisa menjadi "tabungan" untuk nanti dan juga menjadi ladang ilmu bagi yang memerlukan. Aamiin Allahumma Aamiin.


Wassalamu'alaikum wr wb

Wednesday, October 5, 2005

Diskusi & Kajian Islam ke-8 "Memaknai kalimat La ilaha illAllah"

Start:     Oct 8, '05 3:00a
Location:     Rumahku, Kemanggisan, Slipi
Assalamu'alaikum wr wb

Insya Allah diskusi kajian Islam dirumah saya akan saya adakan lagi. Tema kajian kali ini adalah, "Memaknai kalimat La ilaha illAllah". Kajian akan diisi oleh Ustadz H. Amiruddin, Lc.

Beliau bernama lengkap Amiruddin Abdullah, kelahiran Bone 1 Januari 1959. Riwayat pendidikan, S1 (1985-1989) Fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah di Universitas Ummul Qura, Mekkah. Pendidikan S2 nya (1990-1996) diselesaikan di universitas yang sama dan jurusan yang sama dan pada tahun 1996 meraih gelar Lc atau Licente, Laiscon (Lc). Gelar kesarjanaan ini sama dengan S2. Beliau berdomisili di Mekkah dan sudah tinggal disana selama kurang lebih 28 tahun.

Saat ini beliau sedang ada di Jakarta dan akan kembali ke Mekkah tanggal 10 Oktober. Oleh karena itu sebelum beliau pulang, mari kita "curi" ilmunya hehehe. Kajian dimulai jam 3 sore, setelah itu kita buka puasa bersama dirumah saya. Setelah magrib, kajian dilanjutkan lagi dan bagi yang ada waktu, kita tarawih berjamaah dengan ust. Amiruddin sebagai imam. Semoga ilmu yang beliau berikan bisa bermanfaat di bulan Ramadhan ini dan seterusnya. Aamiin.

Kalimat la Ilaha illallah itu bagaikan kunci, dan amal-amal wajib adalah bagaikan giginya. Apabila engkau datang dengan membawa kunci yang bergigi, maka kunci itu dapat membukakan pintu surga untukmu, sebaliknya bila engkau datang dengan membawa kunci yang tidak bergigi, maka kunci itu tidak dapat membukakan pintu untukmu”
[HR. Bukhari, Kitabul Jana’iz]

“……Sesungguhnya tujuh langit dan tujuh bumi bila diletakkan pada suatu neraca, maka la ilaha illallah pasti mengunggulinya.Dan kalau tujuh langit dan tujuh bumi tertimbun dalam satu lingkaran, maka la ilaha illallah sanggup memecahkannya”
[HR.Bukhari, al-Adab al-Mufrad 548]



Wassalamu'alaikum wr wb