Saturday, October 28, 2006

Idul Fitri 1427 H, 24 Oktober 2006




Saya dan Nina, juga kami sekeluarga mengucapkan Taqaballahu Minna Wa Minkum. Semoga amal ibadah puasa kita selama bulan Ramadhan kemarin diganjar oleh Allah dengan sebaik-baik ganjaran dan dosa-dosa kita dihapuskan. Amin !.

Saya pribadi, mohon maaf ya apabila selama berkutat di multiply ini mempunyai banyak kesalahan kepada temen-temen semua. Mudah-mudahan tali silahturahim yang telah terjalin dengan indah ini dapat terus dipertahankan. :)

Ingin cepat terkenal ? Hujatlah Islam !

Rating:★★★★★
Category:Other

Anda ingin cepat tenar dan dipuja Barat? Caranya gampang. Hujatlah Islam dan Anda akan mendapat berbagai pujian dan undangan, khususnya dari Negara-negara Barat!

Hidayatullah.com—Cara-cara seperti ini sudah dilakukan Irshad Manji, seorang warga Muslim asal Kanada yang kini tinggal di Belanda. Dia begitu tenar setelah gagasannya yang pernah disampaikan bahwa cendekiawan Barat seharusnya tidak takut lagi mengkritik Islam. Manji begitu tenar dan dipuja sebagai pahlawan di dunia Barat karena kritik agresif mereka terhadap Islam. Tetapi mereka dihujat di dunia Muslim.


Irsyad Manji adalah seorang aktivis yang juga penganut lesbianisme. Bagi pers asing, Manji dianggap ‘seorang provokator berjalan untuk Islam tradisional’. Tahun 2003 ia mempublikasikan bukunya "The Trouble with Islam Today", yang merupakan kritik tajam terhadap pelanggaran hak-hak perempuan dan kelompok minoritas agama lainnya atas nama Islam.


Tak urung, buku ini banyak mendapat pujian Barat. Tak cuma itu, sebuah stasiun televisi langsung menjadikannya sebagai pembawa acara talkshow televisi Kanada. Tentu saja membawakan acara seputar debat mengenai Islam.


‘Serangan-serangan’nya terhadap Islam, menjadikan dia dijululi Barat sebagai seorang Muslim modernis. Seperti halnya Hirsi Ali, Manji juga mendorong kaum cendekiawan Barat mengkritik Islam. Menurutnya kritik itu sangat dibutuhkan untuk membawa pembaharuan yang dibutuhkan. Di Barat filsafat multikultural, menurut Manji, sudah ditingkatkan menjadi pandangan ortodoks, yang seperti halnya aliran agama ortodoks lainnya, selalu mengintimidasi dan membungkam orang, sehingga tidak berani menyuarakan apa yang mereka pikirkan. Orang-orang Barat takut dicap rasialis jika mengkritik Islam.[ranesi/cha]



Tuesday, October 24, 2006

Sebuah awalan


Assalamu'alaikum

Alhamdulillah, proses akad nikah telah selesai dilaksanakan
dengan lancar kurang lebih sebulan yang lalu tanpa hambatan yang
berarti. Itu artinya berakhir sudah penantian saya dalam mencari teman hidup
untuk menemani hari-hari saya. Sampai hari ini semua masih terasa seperti mimpi.
Duduk di hadapan petugas KUA, ijab kabul, menandatangani buku nikah, etc....ah
rasanya tak terasa saya telah melewati fase itu semua dan sedang menuju fase
berikutnya yaitu membangun sebuah bangunan yang dinamakan rumah
tangga.

Pasangan hidup telah kudapat.
Seorang akhwat yang dengan ikhlas menutupi dirinya dengan hijab kemuliaan.
Seseorang yang mengerti bagaimana menghargai dan menjaga miliknya dan
menyimpannya hanya untuk suami tercinta, yaitu saya. Seorang wanita yang
mengerti posisinya sebagai istri dan dia telah membuktikannya. Seseorang yang
mungkin lebih tepat saya sebut sebagai bidadari yang terjatuh dari
surga.

Sampai ada saatnya saya berpikir apa
iya Allah tidak salah pilih memilih saya sebagai teman hidupnya. Seseorang yang
pernah mempunyai masa lalu kelam, dan sekarang kejatuhan bidadari surga ? The
angels up there must been looking one of their friend right now. Terima kasih ya
Allah...karena telah membiarkan dia terjatuh dari surga untuk jatuh dipelukanku.
Inilah sebuah awalan baru bagiku untuk terus berusaha menjadi hamba-Nya yang
istiqomah dan Allah telah memberikan teman sejati untuk menemani hari-hariku.
Doakan kami ya :)

Fa bi ayyi
aalaa-i rabbikumaa tukadzibaan........

Wassalamu'alaikum







Sunday, October 22, 2006

Pemerintah Umumkan 1 Syawal / Lebaran Hari Selasa

Hidayatullah.com--Sidang Isbat untuk menentukan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 1427 Hijriah yang dilakukan pemerintah hari Ahad (22/10) hari ini yang berlangsung di Departemen Agama memutuskan 1 Syawal .

Sidang yang dipimpin langsung oleh Menteri Agama Maftuh Basyuni sedang mendengarkan pengamatan hilal dari seluruh Indonesia. sejumlah anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan organisasi masyarakat serta para perwakilan kedutaan besar negara-negara Islam.

Dari hasil pemantauan hilal di berbagai daerah di Indonesia yang disampaikan oleh Ketua Hisab Rukyat Departemen Agama, Muzakir, mayoritas menyatakan belum melihat hilal yang merupakan pertanda bergantinya bulan dalam kalender Islam.

Dengan demikian, pemerintah menetapkan 1 Syawal jatuh hari Selasa. Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1427 Hijriah ditetapkan jatuh pada hari Selasa 24 Oktober 2006. Penetapan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Agama Maftuh Basyuni dalam sidang Isbat yang berlangsung di Departemen Agama, Ahad (22/10) malam tadi.

Keputusan itu diambil berdasarkan hasil pengamatan hilal dari 29 wilayah di Indonesia yang sebagian besar menyatakan hilal masih belum terlihat.

Kendati demikian, Maftuh menyatakan pihaknya menyadari bahwa ada kelompok masyarakat yang tidak menyetujui keputusan pemerintah tersebut. Iapun menghimbau agar seluruh rakyat menyingkapi perbedaan tersebut agar tidak menjurus pada perpecahan.

Sebelumnya, Muhammadiyah telah menyatakan 1 Syawal 1427 Hijriah jatuh pada hari Senin tanggal 23 Oktober 2006. Kendati demikian, ia menyatakan Muhammadiyah tetap akan menghargai keputusan pemerintah. Senada dengan Muhammadiyah, PWNU Jatim juga memutuskan berhari raya besok Senin. [cha, berbagai sumber]

Friday, October 13, 2006

Terima kasih Denmark !

Rating:★★★★★
Category:Other

Adian Husaini
Ketua Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia


Dalam bukunya, 'Muhammad, A Biography of the Prophet (1996), Karen Armstrong menggambarkan keresahannya, bahwa di Eropa belakangan ini, kebencian lama terhadap Islam mulai terus dibangkitkan. "Orang-orang Eropa mudah menyerang Islam, walaupun mereka hanya tahu sedikit tentang Islam," tulis Armstrong, mantan biarawati yang banyak menulis buku tentang Islam, Yahudi, dan Kristen.


Apa yang ditulis Armstrong tidak berlebihan. Eropa memiliki sejarah yang panjang dalam berhadapan dengan Islam. Dan belakangan, sebagian kalangan intelektual neo-orientalis Yahudi seperti Prof Bernard Lewis, membangkitkan kembali sejarah lama itu dengan paduan skenario benturan antar-peradaban (clash of civilizations) usai Perang Dingin. Begitu Perang Dingin usai, Lewis sudah memunculkan wacana clash of civilizations, dalam artikelnya berjudul 'The Roots of Muslim Rage' di Jurnal Atlantic Monthly edisi September 1990. Artikel ini muncul sebagai persiapan penentuan musuh baru bagi Eropa/Barat usai Perang Dingin.


Bernard Lewis menyebut peradaban Barat dengan sebutan Christian civilization, dengan unsur utama agama Kristen. Lewis membuka bukunya, Islam and the West, dengan ungkapan, bahwa lebih dari 1400 tahun Islam dan dunia Kristen telah hidup saling berdampingan, sebagai tetangga, sering sebagai rival, dan kadang-kadang sebagai musuh.


Tiga skenario
Wacana untuk membangkitkan kewaspadaan khusus orang-orang Barat terhadap Islam tampak jelas dalam bukunya 'The Crisis of Islam: Holy War and Unholy Terror (2004)'. Sebagai bagian dari skenario kelompok neo-konservatif --yang antara lain terdiri atas kelompok Kristen fundamentalis dan kelompok Yahudi sayap kanan-- upaya membangkitkan kebencian lama Barat terhadap Islam bisa memiliki sejumlah tujuan: (1) sebagai bagian dari upaya untuk menyatukan Eropa (juga masyarakat Barat) kembali sebagai satu kekuatan Kristen sebagaimana terjadi dalam Perang Salib yang dimulai tahun 1095, dan (2) upaya mengalihkan dukungan masyarakat Eropa terhadap perjuangan Palestina, (3) kepentingan dukungan politik dalam negeri negara tertentu.


Hingga kini, di kalangan Kristen fundamentalis, istilah crusade (perang suci) masih sering digunakan. Tokoh Kristen fundamentalis Amerika terkemuka, Billy Graham, misalnya, menggunakan istilah evangelistic crusade terhadap misi Kristen-nya yang disebarkan ke 185 negara di dunia. Presiden George Bush bukanlah sedang terselip lidahnya ketika mengucapkan crusade against terrorism, karena kata itu memang akrab dengan lingkungannya.


Peristiwa Perang Salib menunjukkan, bahwa Eropa belum pernah bersatu, kecuali saat menghadapi Islam. Pada tahun 1095 Paus Urbanus II berhasil menggalang kekuatan Kristen, melupakan perbedaan antara mereka, dan bersatu padu melawan kekuatan Islam. Dalam pidatonya, Paus menyatakan, bahwa bangsa Turki (Muslim) adalah bangsa terkutuk dan jauh dari Tuhan. Maka, Paus menyerukan, "Membunuh monster tak berTuhan seperti itu adalah suatu tindakan suci; adalah suatu kewajiban Kristiani untuk memusnahkan bangsa jahat itu dari wilayah kita."


Skenario pengalihan dukungan masyarakat Barat terhadap Palestina juga sangat masuk akal, mengingat semakin menguatnya simpati dunia terhadap Palestina. Citra Israel dalam Perang di Lebanon sangat babak belur. Israel dan Amerika gagal menempatkan Hizbullah dan Hamas sebagai musuh dunia, khususnya dunia Islam. Dengan membangkitkan sentimen lama tentang Islam di masyarakat Eropa, maka upaya pembentukan negara Palestina merdeka bisa digagalkan, setidaknya terus diundur.


Perlu dicatat bahwa sejarah benturan Eropa-Islam memang berlangsung sangat panjang. Itu fakta sejarah. Islam memang satu-satunya peradaban dan kekuatan yang pernah menaklukkan Barat. Hingga kini, di Eropa dan kalangan Kristen Barat pada umumnya, sejarah lama itu begitu mudah digunakan untuk menimbulkan kebencian atau sentimen anti-Islam.


Di Amerika, serangan Jepang terhadap Pearl Harbour tidak menimbulkan sentimen anti-Jepang. Meskipun begitu banyak warga keturunan Hispanik yang melakukan aksi terorisme, tetapi tidak muncul gelombang anti-Hispanik di Amerika. Tetapi, begitu dalam peristiwa WTC 11 September 2001 dimunculkan wajah-wajah Arab sebagai pelakunya, maka terjadi gelombang sentimen anti-Islam.


Karena begitu mudahnya sentimen anti-Islam dibangkitkan, maka para politisi di Barat juga tidak jarang menggunakan isu sentimen anti-Islam untuk meraih dukungan politik. Bukan hal yang sulit dibaca, bahwa dukungan rakyat AS terhadap George W Bush sangatlah kecil. Tetapi, setelah petistiwa 11 September itu, dukungan terhadap Bush melonjak tajam.


Terima kasih, Denmark!
Terulangnya kembali kasus pelecehan terhadap Nabi Muhammad saw di Denmark memang sangat keterlaluan. Dan ini terjadi tidak lama berselang setelah kasus ucapan Paus Benediktus XVI yang juga melecehkan Nabi Muhammad SAW. Bagi kaum Muslim, peristiwa ini tentu saja sangat menyakitkan. Kaum Muslim tidaklah sama dengan kaum Kristen liberal di Barat yang dengan mudahnya membiarkan saja pelecehan-pelecehan terhadap Tuhan mereka. Atas nama kebebasan (liberalisme) mereka membiarkan saja Jesus dilecehkan, misalnya melalui film The Last Temptation of Christ yang menggambarkan Jesus sebagai laki-laki porno.


The Times, edisi 28 Juli 1967, pernah mengutip ucapan Canon Hugh Montefiore, dalam konferensi tokoh-tokoh Gereja di Oxford tahun 1967, yang mempersoalan mengapa Jesus tidak menikah. Ada tiga kemungkinan untuk itu. Mungkin Jesus tidak mampu menikah, mungkin tidak ada perempuan, atau mungkin dia seorang homoseksual.


Semua `kekurangajaran' kepada Jesus itu biasa berlaku bagi mereka. Tetapi, Islam tidak sama dengan mereka. Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang paling banyak disebut namanya di dunia ini. Selama 24 jam penuh, umat Islam di seluruh dunia tidak pernah berhenti menyebut namanya. Sepanjang zaman, kaum Muslimin siap mengorbankan nyawanya demi kehormatan Nabi yang mulia itu. Ibnu Taymiyah menulis satu kitab khusus tentang pelecehan terhadap Nabi, yaitu Ash-Sharimul Maslul `ala Syatimir Rasul (Pedang Yang Terhunus untuk Penghujat Sang Rasul).


Peristiwa pelecehan Nabi Muhammad saw di Denmark memang begitu menyakitkan hati kaum Muslim. Tetapi, di samping itu, kaum Muslim patut mengucapkan terima kasih kepada para penghujat itu, karena kasus ini sekaligus juga membuktikan kebenaran Alquran: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu, orang-orang yang berada di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya." (QS Ali Imran: 118). Terima kasih, Denmark!


Ikhtisar
- Kebencian Barat terhadap Islam sudah memiliki sejarah yang sangat panjang.
- Sentimen anti-Islam ini dimanfaatkan untuk menyatukan Eropa dan perdaban Barat.
- Pelecehan Nabi Muhammad SAW yang terjadi berulang di Denmark tentu menyakitkan Muslimin.
- Di sisi lain, pelecehan itu menjadi bukti kebenaran ayat Alquran.


(republika.co.id)

Thursday, October 12, 2006

Biar ngga ngantuk....

Rating:★★★★★
Category:Other
Berbohong Saja!
Bubba dan Clem menemukan tiga granat tangan dan
memutuskan untuk menyerahkannya ke kantor polisi. "Bagaimana jika
salah satu dari granat ini meledak sebelum kita sampai ke kantor polisi?"
tanya Clem. "Tenang saja," jawab Buba. "Kita berbohong saja pada polisi dengan mengatakan bahwa kita hanya menemukan dua buah."

Side A dan Side B
Seorang pasien RS Jiwa nyanyi sambil telentang,.. ..berhenti sebentar
lantas telungkup dan Nyanyi lagi.
Dokter tanya: "Kenapa begitu???"
Jawabnya: "Tadi Side A, sekarang Side B"
 
Ngga boleh ikut
Satu rombongan pengantar jenasah siap-siap berangkat ke kuburan. Tono yang baru berusia 5 tahun nekat pengen ikutan.

Tono : "Pak, tunggu dulu Pak, saya mau ikut...!!"
Tetangga : "Hei, kamu masih terlalu kecil, "gak boleh ikut nganter jenasah.. Sana di rumah aja, ya..."
Tono : "Huh... dasar pelit... Awas, ya, nanti kalo bapakku mati kamu gak boleh ikutan nganter...!"
 
Besok jangan ikut nonton
Seorang ayah memergoki anaknya yang sedang nonton film dewasa.
Ayah : "Nak, kamu tidak boleh nonton film yang begini!"
Anak : "Kok nggak boleh? Emangnya kenapa?"
Ayah : "Karena film ini untuk orang dewasa."
Anak : "Ayah curang! Kalau begitu besok ayah jangan nonton film Teletubbies lagi!"
 
Lebih bandel
Di suatu sore seseorang ayah dan anak laki lakinya sedang menikmati pisang goreng tiba sang anak berkata "kenapa rambut ayah ada ubannya"
Sang ayah pun menjawab "setiap kali kamu bandel rambut ayah tumbuh uban"
Sang anak pun menjawab lagi "berarti ayah lebih bandel dari saya,sebab kakek lebih banyak ubannya dari pada ayah”

__________

Apa bedanya pemurung dengan pemulung ?
Pemurung tidak pernah merasa gembira, sedangkan
Pemulung tidak pelnah melasa gembila

Kenapa robin jadi pembasmi kejahatan?
Soalnya dia ketemu sama batman....
kalo ketemunya sama baskin dia bakalan buka toko eskrim

Burung apa yang sayapnya satu?
Burung ngelamar kerjaan (sayap satunya megang map)

Yang kehilangan lega, yang nemu sebel. apaan ?
Kentut

Kenapa nyamuk kalau terbang pasti bunyinya nging nging dikuping ?
Sebab nyamuk menghisap darah coba kalau menghisap "solar " pasti bunyinya
bremmmmmmm......bremmmmmm...bremmmmmm..bremmmmmmmm

Lampu apa yang kalau dipecahin keluar orang?
Lampu tetangga. coba ente pecahin, kan keluar orangnya

Tempe apa yang menyakitkan ?
Tempeleng

Mata apa yang bisa keluar suara?
mata ente ketonjok

Bagaimana suara kucing kalo jalannya mundur?
gnooooem....

Ulet apa yang kalo gigit bisa bikin mati orang?...
ulet beras, ... nemplok di kepala kobra.... hiks...

Minyak apa yang disukai kebanyakan lelaki?
Minyaksikan pirtandingan sipak bola

Mengapa ada sepeda motor mereknya "Yamaha"?
Sebab bikinan Jepang. Kalau bikinan Arab mereknya "Ya Mahmud"

Mengapa turun dari kendaraan harus kaki kiri dulu?
Kalau kepala dulu, namanya nyungsep


Wednesday, October 11, 2006

Kenapa Harus Menikah ?

Rating:★★★★★
Category:Other
Berikut beberapa alasan mengapa harus menikah, semoga bisa memotivasi kaum muslimin untuk memeriahkan dunia dengan nikah.

1. Melengkapi agamanya

“Barang siapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi. (HR. Thabrani dan Hakim).

2. Menjaga kehormatan diri

“Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih mudah menundukkan pandangan dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa, karena puasa itu dapat membentengi dirinya. (HSR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasaiy, Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi).

3. Senda guraunya suami-istri bukanlah perbuatan sia-sia

“Segala sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan, kecuali empat (perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan renang.” (Buku Adab Az Zifaf Al Albani hal 245; Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 309).

4. Bersetubuh dengan istri termasuk sedekah

Pernah ada beberapa shahabat Nabi SAW berkata kepada beliau,

“Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka bisa shalat sebagaimana kami shalat; mereka bisa berpuasa sebagaimana kami berpuasa; bahkan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.”

Beliau bersabda,

“Bukankah Allah telah memberikan kepada kalian sesuatu yang bisa kalian sedekahkan? Pada tiap-tiap ucapan tasbih terdapat sedekah; (pada tiap-tiap ucapan takbir terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahlil terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahmid terdapat sedekah); memerintahkan perbuatan baik adalah sedekah; mencegah perbuatan munkar adalah sedekah; dan kalian bersetubuh dengan istri pun sedekah.”

Mereka bertanya,

“Wahai Rasulullah, kok bisa salah seorang dari kami melampiaskan syahwatnya akan mendapatkan pahala?”

Beliau menjawab,

“Bagaimana menurut kalian bila nafsu syahwatnya itu dia salurkan pada tempat yang haram, apakah dia akan mendapatkan dosa dengan sebab perbuatannya itu?”

Mereka menjawab, “Ya, tentu.”

Beliau bersabda,

“Demikian pula bila dia salurkan syahwatnya itu pada tempat yang halal, dia pun akan mendapatkan pahala.”
(Beliau kemudian menyebutkan beberapa hal lagi yang beliau padankan masing-masingnya dengan sebuah sedekah, lalu beliau bersabda, “Semua itu bisa digantikan cukup dengan shalat dua raka’at Dhuha.”) (Buku Adab Az Zifaf Al Albani hal 125).

5. Adanya saling nasehat-menasehati

6. Bisa mendakwahi orang yang dicintai

7. Pahala memberi contoh yang baik

“Siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan mendapatkan pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa dikurangi sedikit pun. Dan barang siapa yang pertama memberi contoh perilaku jelek dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa kejahatan itu dan mendapatkan dosa orang yang meniru perbuatannya tanpa dikurangi sedikit pun.” (HR. Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Orang yang pertama kali melakukan kebaikan atau kejahatan.)

Bagaimana menurut Anda bila ada seorang kepala keluarga yang memberi contoh perbuatan yang baik bagi keluarganya dan ditiru oleh istri dan anak-anaknya? Demikian juga sebaliknya bila seorang kepala keluarga memberi contoh yang jelek bagi keluarganya?

8. Seorang suami memberikan nafkah, makan, minum, dan pakaian kepada istrinya dan keluarganya akan terhitung sedekah yang paling utama. Dan akan diganti oleh Allah, ini janji Allah.

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda: “Satu dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang kamu nafkahkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang kamu berikan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka yang paling besar pahalanya yaitu satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu.” (HR Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

Dari Abu Abdullah (Abu Abdurrahman) Tsauban bin Bujdud., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang kepada keluarganya, dinar yang dinafkahkan untuk kendaraan di jalan Allah, dan dinar yang dinafkahkan untuk membantu teman seperjuangan di jalan Allah.” (HR. Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

Seorang suami lebih utama menafkahkan hartanya kepada keluarganya daripada kepada yang lain karena beberapa alasan, diantaranya adalah nafkahnya kepada keluarganya adalah kewajiban dia, dan nafkah itu akan menimbulkan kecintaan kepadanya.

Muawiyah bin Haidah RA., pernah bertanya kepada Rasulullah SAW: ‘Wahai Rasulullah, apa hak istri terhadap salah seorang di antara kami?” Beliau menjawab dengan bersabda, “Berilah makan bila kamu makan dan berilah pakaian bila kamu berpakaian. Janganlah kamu menjelekkan wajahnya, janganlah kamu memukulnya, dan janganlah kamu memisahkannya kecuali di dalam rumah. Bagaimana kamu akan berbuat begitu terhadapnya, sementara sebagian dari kamu telah bergaul dengan mereka, kecuali kalau hal itu telah dihalalkan terhadap mereka.” (Adab Az Zifaf Syaikh Albani hal 249).

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash RA., dalam hadits yang panjang yang kami tulis pada bab niat, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda kepadanya: “Sesungguhnya apa saja yang kamu nafkahkan dengan maksud kamu mencari keridhaan Allah, niscaya kamu akan diberi pahala sampai apa saja yang kamu sediakan untuk istrimu.” (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga)

Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang cukup dianggap berdosa apabila ia menyianyiaka orang yang harus diberi belanja.” (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

Dan akan diganti oleh Allah, ini janji Allah

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya.” (Saba’: 39).

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Nabi SAW bersabda: “Setiap pagi ada dua malaikat yang datang kepada seseorang, yang satu berdoa: “Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya.” Dan yang lain berdoa: “Ya Allah, binasakanlah harta orang yang kikir.” (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

9. Seorang pria yang menikahi janda yang mempunyai anak, berarti ikut memelihara anak yatim

Janji Allah berupa pertolongan-Nya bagi mereka yang menikah.

1. Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (An Nur: 32)

2. "Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya." (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)


Buku : Ikhtishar Mushthalahul Hadits

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Reference
Author:Drs. Fathur Rahman
Penulis : Drs. Fathur Rahman
Penerbit: PT Alma'arif Bandung
Cetakan : Pertama, 1974
Tebal : 395 Halaman


Drs. Fatchur Rahman - dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Yogyakarta - telah berusaha mengolah ilmu Mushthalahul Hadits dengan cara yang memudahkan bagi para mahasiswa dan masyarakat untuk mempelajari dan memahaminya. Buku ini, sebagai sebuah ikhtishar, berupaya memberikan dasar kepada pembacanya dalam memahami ilmu-ilmu hadits.

Buku ini berisi pengertian al hadits, unsur-unsur yang harus ada dalam menerima al hadits, sejarah pertumbuhan al hadits, al hadits sebagai sumber hukum, hadits qudsy, pengertian ilmu mushthalahul hadits dan obyeknya, klasifikasi al hadits dari segi banyak dan sedikitnya rawy, klasifikasi hadits ahad kepada shahih, hasan dan dla'if, mengisnadkan hadits dan hal-hal yang berhubungan dengan isnad, penerimaan riwayat, meriwayatkan al hadits, ziyadatuts tsiqah, perlawanan riwayat rawy-rawy tsiqah, macam-macam riwayat, ilmu rijalil hadits, ilmu tawarikhir ruwah, ilmu thabaqah, ilmu jarh wa ta'dil, ilmu gharibil hadits, ilmu asbabi wurudil hadits, ilmu tawarihul mutun, ilmu nasikh wa mansukh, ilmu mukhtalful hadits, ilmu ilalil hadits, sejarah ringkasan para imam pentakhrij hadits.


Penyemangat Bagi yang Puasa Ramadhan

Rating:★★★★★
Category:Other
1. Pengampunan Dosa

Allah dan Rasul-Nya memberikan targhib (spirit) untuk melakukan puasa Ramadhan dengan menjelaskan keutamaan serta tingginya kedudukan puasa, dan kalau seandainya orang yang puasa mempunyai dosa seperti buih di lautan niscaya akan diampuni dengan sebab ibadah yang baik dan diberkahi ini.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, (bahwasanya) beliau bersabda (yang artinya) :

“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan ihtisab (mengharap wajah ALLAH) maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" [Hadits Riwayat Bukhari 4/99, Muslim 759, makna "Penuh iman dan Ihtisab' yakni membenarkan wajibnya puasa, mengharap pahalanya, hatinya senang dalam mengamalkan, tidak membencinya, tidak merasa berat dalam mengamalkannya]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu juga, -Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda (yang artinya) :

“Shalat yang lima waktu, Jum'at ke Jum'at. Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa yang terjadi di antara senggang waktu tersebut jika menjauhi dosa besar" [Hadits Riwayat Muslim 233].

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu juga, (bahwasanya) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah naik mimbar kemudian berkata :

“Amin, Amin, Amin" Ditanyakan kepadanya : "Ya Rasulullah, engkau naik mimbar kemudian mengucapkan Amin, Amin, Amin ?" Beliau bersabda (yang artinya) :

“Sesungguhnya Jibril 'Alaihis salam datang kepadaku, dia berkata : "Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan tapi tidak diampuni dosanya maka akan masuk neraka dan akan Allah jauhkan dia, katakan "Amin", maka akupun mengucapkan Amin...." [Hadits Riwayat Ibnu Khuzaimah 3/192 dan Ahmad 2/246 dan 254 dan Al-Baihaqi 4/204 dari jalan Abu Hurairah. Hadits ini shahih, asalnya terdapat dalam Shahih Muslim 4/1978. Dalam bab ini banyak hadits dari beberapa orang sahabat, lihatlah dalam Fadhailu Syahri Ramadhan hal.25-34 karya Ibnu Syahin].

2. Dikabulkannya Do'a dan Pembebasan Api Neraka

Rasullullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) :

“Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka setiap siang dan malam dalam bulan Ramadhan, dan semua orang muslim yang berdo'a akan dikabulkan do'anya" [Hadits Riwayat Bazzar 3142, Ahmad 2/254 dari jalan A'mas, dari Abu Shalih dari Jabir, diriwayatkan oleh Ibnu Majah 1643 darinya secara ringkas dari jalan yang lain, haditsnya shahih. Do'a yang dikabulkan itu ketika berbuka, sebagaimana akan datang penjelasannya, lihat Misbahuh Azzujajah no. 60 karya Al-Bushri]

3. Orang yang Puasa Termasuk Shidiqin dan Syuhada

Dari 'Amr bin Murrah Al-Juhani[1] Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Datang seorang pria kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian berkata :

"Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah, engkau adalah Rasulullah, aku shalat lima waktu, aku tunaikan zakat, aku lakukan puasa Ramadhan dan shalat tarawih di malam harinya, termasuk orang yang manakah aku ?"

Beliau menjawab (yang artinya) :

“Termasuk dari shidiqin dan syuhada" [Hadits Riwayat Ibnu Hibban (no.11 zawaidnya) sanadnya Shahih]

Footnote :

[1]. Lihat Al-Ansab 3/394 karya As-Sam'ani, Al-Lubab 1/317 karya Ibnul Atsir

Judul Asli : Shifat shaum an Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, penulis Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid. Penerbit Al Maktabah Al islamiyyah cet. Ke 5 th 1416 H. Edisi Indonesia Sifat Puasa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam oleh terbitan Pustaka Al-Mubarok (PMR), penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata. Cetakan I Jumadal Akhir 1424 H.

Tuesday, October 10, 2006

Istilah-Istilah dalam Ilmu Hadits

Rating:★★★★★
Category:Other
1. Hadits, Atsar dan Matan

Ashal arti hadits ialah omongan, perkataan, ucapan dan sebangsanya. Ghalibnya terpakai untuk perkataan Nabi shallallahu alaihi wasallam. Jika disebut hadits Nabi, maka maksudnya ialah sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam. Terkadang disebut hadits Anas, umpamanya, maka maksudnya ialah hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Anas. Sering juga dikatakan Hadits Bukhari, umpamanya, maka maksudnya ialah Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari di dalam kitabnya.

Lafazh hadits yang diucapkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam dinamakan matan hadits atau isi hadits.

Atsar ialah perkataan sahabat sebagaimana hadits perkataan Nabi shallallahu alaihi wasallam. Terkadang omongan dari sahabat dikatakan riwayat.

2. Gambaran sanad

Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam didengar oleh sahabat (seorang atau lebih), kemudian mereka (sahabat) sampaikan kepada tabi’in (seorang atau lebih). Kemudian tabi’in sampaikan kepada orang2 generasi berikutnya. Demikianlah seterusnya, hingga dicatat hadits-hadits tersebut oleh Imam-Imam ahli hadits, seperti Malik, Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan lain-lain.

Ketika meriwayatkan hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam, Bukhari (misalnya) berkata bahwa hadits ini disampaikan kepada saya melalui seseorang, namanya A. Dan A berkata, disampaikan kepada saya dari B. B berkata, disampaikan kepada saya dari C, dan seterusnya sampai G (misalnya). G berkata bahwa diucapkan kepada saya dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.

Menurut contoh ini, antara Nabi shallallahu alaihi wasallam dan Bukhari ada 7 orang (A - G). Adapun dalam sebuah sanad, tidak selalu ada 7 orang perantara. Bisa kurang dan bias lebih.

3. Rawi, Sanad dan Mudawwin

Tiap-tiap orang dari A sampai G yang tersebut pada contoh diatas dinamakan Rawi, yakni yang meriwayatkan hadits. Adapun kumpulan rawi-rawi tersebut dinamakan Sanad, yakni sandaran, jembatan, titian, atau jalan yang menyampaikan sesuatu hadits kepada kita. Sanad terkadang disebut juga isnad.

Mudawwin artinya pembuku, pencatat, pendaftar, yaitu orang alim yang mencatat/membukukan hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam, seperti : Malik, Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dll.

4. Shahabi (Shahabat) dan tabi’i

G yang mendengar hadits dari Nabi shallallahu alaihi wasallam seperti contoh nomor 2 tersebut adalah sahabi (sahabat), dan F yang mendengar hadits dari G dan tidak berjumpa dengan Nabi shallallahu alaihi wasallam disebut tabi’i.

5. Awal dan akhir sanad

Menurut para ahli hadits, ada awal dan akhir dalam sebuah sanad. Awal sanad adalah A dan akhir sanad adalah G. Jadi, orang yang memberitahu mudawwin (BUkhari, Muslim, dll) dinamakan awal sanad, dan G adalah akhir sanad.

6. Sifat-sifat Rawi

Tiap-tiap orang dari rawi sebuah hadits haruslah mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

   1. Bukan pendusta
   2. Tidak dituduh sebagai pendusta
   3. Tidak banyak salahnya
   4. Tidak kurang ketelitiannya
   5. Bukan fasiq
   6. Bukan orang yg banyak keraguan
   7. Bukan ahli bid’ah
   8. Kuat hafalannya
   9. Tidak sering menyalahi rawi-rawi yang kuat
  10. Terkenal

(Rawi yang terkenal adalah rawi yang dikenal oleh sedikitnya 2 orang ahli hadits di jamannya)

7. Bagaimana mengetahui sifat-sifat rawi ?

Setiap rawi hendaklah dikenal oleh sedikitnya 2 orang ahli hadits di zamannya masing-masing. Sifat masing-masing rawi pun hendaknya diterangkan oleh ahli hadits di masing-masing masanya.

Semua rawi-rawi hadits dari zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam hingga zamannya mudawwin dicatat oleh para Imam ahli hadits di zamannya masing-masing dan telah ada di kitab-kitab mereka dari zaman sahabi hingga zaman tabi’I dan dibawahnya. Tiap ulama ahli hadits di suatu masa telah mencatat tarikh lahir dan wafat para rawi tersebut untuk diketahui oleh orang-orang di bawah mereka. Tidak seorangpun dari rawi-rawi hadits yang terluput dari catatan para ulama hadits.

Rawi yang tidak ada catatannya dinamakan maj-hul (tidak terkenal). Rawi-rawi yang maj-hul tidak diterima hadits yang diriwayatkan oleh mereka. Diantara kitab yang menerangkan tarikh para rawi adalah sebagai berikut :

   1. Tahdzibuttahdzib (Ibn Hajar) – 12.460 nama rawi
   2. Lisanul mizan (Ibn Hajar) – 15.343 nama rawi
   3. Mizanul I’tidal (Adzdzahabi) – 10.907 nama rawi
   4. Al-I shabah (Ibn Hajar) – 11.279 nama sahabat
   5. Usudul Ghobah (Ibn Al Atsir) – 7.500 nama sahabat
   6. Attarikhul khabir (Imam Bukhari) – 9.048 nama rawi
   7. Al Fihrist (Ibnun Nadim)
   8. Al Badruththoli’ (As Syaukani) – 441 nama rawi
   9. Al Jarh wa atta’dil (Ibn Abi Hatim) – 18.040 nama rawi
  10. Ad Durarul Kaminah (Ibn Hajar) – 5.320 nama rawi
  11. Dan lain-lain.

8. Marfu’

Satu hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wasallam oleh seorang rawi hingga sampai kepada ulama Mudawwin (BUkhari, muslim, dll) dinamakan hadits Marfu’, yaitu hadits yang riwayatnya sampai kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam.

Bila ada seorang ahli hadits mengatakan bahwa “hadits itu dirafa’kan oleh seorang sahabi”, misalnya Ibn Umar, maka maksudnya ialah Ibn Umar meriwayatkan hadits tersebut dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, dan bukan dari fatwanya sendiri.

Jika ada di kitab-kitab para ahli hadits “rafa’kan suatu hadits”, maka maksudnya untuk menunjukkan bahwa sanadnya sampai kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, dan bukan hanya sampai sahabat saja. Bila ada perkataan “tidak sah rafa’nya”, maka sanadnya hanya sampai kepada sahabat saja.

Kalimat “marfu’ gholibnya’ dipakai untuk hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam. Bila ada perkataan “Bukhari tarjihkan rafa’nya”, berarti hadits tersebut ada yg menganggap marfu’ dan ada yg anggap mauquf, namun anggapan yang kuat adalah marfu’.

9. Maushul

Hadits yang sanadnya sampai kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan tidak putus dinamakan maushul atau mut-tashilus-sanad, yaitu yang bersambung dan tidak putus sanadnya. Perkataan maushul ini juga dipakai buat sanad atau riwayat atau atsar sahabat atau tabi’in yang tidak putus. Apabila ulama berkata bahwa Tirmidzi washalkan hadits itu, artinya Tirmidzi bawakan bagi hadits itu atau bagi atsar itu sanad yang tidak putus.

10. Mauquf

Fatwa sahabat atau anggapan sahabat sendiri yang diriwayatkan kepada kita, dinamakan mauquf, yaitu sanadnya terhenti di sahabat dan tidak sampai ke Nabi shallallahu alaihi wasallam. Bila dalam satu perkataan yang dikatakan hadits, namun bila diperiksa sanadnya hanya terhenti sampai sahabat, maka dinamakan hadits mauquf.

Perkataan ulama misalnya bahwa hadits itu diwaqafkan oleh Tirmidzi, maka artinya bahwa Tirmidzi membawakan sanad yang hanya sampai kepada sahabat. Bila ada ulama yang mengatakan ‘mauqufnya lebih rajih’, maka artinya adalah hadits tersebut masih diperdebatkan sanadnya apakah ia marfu’ atau mauquf, namun yang lebih rajah (berat) adalah mauqufnya.

11. Mursal

Apabila ada seorang tabi’I yang pastinya tidak bertemu Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata :”telah bersabda Nabi shallallahu alaihi wasallam…….”, maka apa yang diriwayatkan dinamakan hadits mursal, karena hadits tersebut dilangsungkan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam tanpa melalui perantara sahabat.

12. Mudallas

Jika seorang perawi berkata bahwa ‘hadits ini dari si fulan’ atau ‘si fulan berkata’ atau ‘si fulan ucapkan’ dan lain-lain dengan tanpa kata ‘kepada saya’, maka perkataan-perkataan itu tidak menunjukkan dengan tegas bahwa si fulan telah menyampaikan kepadanya dengan langsung, karena bias jadi dengan perantaraan seseorang yang tidak dikenal/tidak terkenal. Hadits ini dinamakan hadits mudallas. Dan si perawi tersebut yang men-tadlis, dinamakan mudallis.

13. Maqthu’

Hadits yang sanadnya hanya sampai kepada tabi’I atau yang dibawahnya dinamakan hadis Maqthu (dibawah hadits marfu yang sanadnya sampai ke Nabi shallallahu alaihi wasallam dan hadits mauquf yang sanadnya sampai kepada sahabat)

14. Munqathi’ dan Mu’dhal

Di dalam satu sanad, jika gugur nama seorang rawi, selain sahabat, atau gugur dua orang rawi yang tidak berdekatan (maksudnya gugurnya dalam sebuah sanad berselang), maka sanad tersebut dinamakan munqathi’. Dan jika yang gugur adalah dua orang rawi yang berdekatan (tidak berselang / ditengah sanad), maka dinamakan Mu’dhal.

15. Mudhtharib

Sebuah hadits yang dibawakan oleh seorang perawi dengan satu rangkaian/sanad, namun dia bawakan juga dengan sanad lain namun dengan makna yang berbeda. Atau dia bawakan sebuah hadits dengan satu sanad, namun dia bawakan juga hadits tersebut dengan sanad yang sama, namun dengan perubahan lafazh. Sehingga tidak dapat diputuskan mana yang harus digunakan. Ini adalah hadits mudhtharib, artinya guncang, lantaran tidak tetap.

16. Maqlub

Maqlub artinya dibalik atau terbalik. Misalnya, sebuah hadits berbunyi:”tangan dulu baru lutut”, sementara diriwayatkan oleh orang lain:”lutut dulu baru tangan”. Oleh karena terbaliknya di matan hadits, maka disebut maqlub fil matan.

Bila dalam sebuah sanad ditemukan nama misalnya Muhammad bin Ali, namun dalam hadits yang sama ditemukan nama Ali bin Muhammad, maka ini disebut maqlub fil sanad.

17. Mudraj

Diantara lafazh-lafazh hadits yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, jika ditemukan terdapat tambahan-tambahan dengan maksud untuk menerangkan, tapi terbukti bukan berasal dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, maka tambahan ini dinamakan mudraj. Sementara pekerjaan menyelipkannya dinamakan idraj. Idraj dalam matan disebut idraj fil matani. Idraj dalam sanad disebut idraj fil sanad.

18. Ma’lul, Mu’allal, Mu’tal

Yaitu hadits yang terdapat didalamnya cacat yang tersembunyi. Namun bukan cacat-cacat biasa yang terdapat di point nomor 6 diatas, melainkan cacat yang hanya dapat dibuktikan dengan ketelitian dan tidak diketahui selain oleh orang yang sebenar-benar ahli hadits. Cacat tersebut dinamakan ‘illat, artinya penyakit.

19. Mu’allaq

Yaitu hadits yang diriwayatkan tanpa memakai sanad. Misalnya, “RAsulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda………” atau “Diriwayatkan dari Ibn Umar dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam………” atau Bukhari meriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam…….” Hadits mu’allaq ini kadang tidak disebut sanadnya oleh seorang ahli hadits karena hendak memperingkasnya, padahal sanadnya ada. Namun ada juga yang memang diriwayatkan begitu saja tanpa menggunakan sanad.

20. Maudhlu’ dan matruk

Hadits yang didalam sanadnya terdapat seorang pendusta dinamakan hadits maudhlu. Atau hadits yang dibuat oleh seseorang, namun dikatakan dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Hadits yang didalam sanadnya terdapat seseorang yang dituduh sebagai pendusta dinamakan matruk. Orang yang tertuduh juga dikatakan matruk, artinya yang ditinggalkan/dibuang.

21. Syahid dan mutabi’

Jika ada sebuah hadits, misalnya yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas, namun ditemukan juga hadits lain yang maknanya sama namun diriwayatkan oleh sahabat yang lain, maka hadis ini dinamakan syahid (penyaksi). Namun bila ada sanad lain yang juga diriwayatkan oleh Ibn Abbas, maka hadits ini dinamakan mutabi’ (yang mengikuti/pengiring)

22. Mahfuzh dan syaadz

Jika diriwayatkan dua hadits shahih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam yang se-olah2 artinya berlawanan, maka yang lebih kuat dinamakan mahfuzh dan yang kurang kuat dinamakan syaadz.

23. Ma’ruf dan munkar

Jika diriwayatkan dua hadits lemah dari Nabi shallallahu alaihi wasallam yang artinya berlawanan, maka yang lemah dinamakan ma’ruf, sementara yang lebih lemah lagi dinamakan munkar.

24. Mutawatir, Masyhur, ‘aziz dan gharib

Hadits mutawatir adalah hadits yang memiliki banyak sanadnya (lebih dari 3)
Hadits Masyhur adalah hadits yang memiliki se-kurang2nya 3 sanad
Hadits ‘aziz adalah hadits yang memiliki se-kurang2nya 2 sanad
Hadits Ahad adalah hadits yang memiliki hanya 1 sanad.

25. Hadits Qudsi

Yaitu firman Allah subhanahu wa ta’ala yang tidak tercantum dalam Al-Quran. Diriwayatkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam namun tidak dimasukkan dalam Al-Quran. Dalam hadits qudsi pun juga dikenal istilah shahih, dha’if dan lain-lain.

26. Dha’if

Yaitu sebuah hadits yang tidak dapat memenuhi syarat-syarat hadits shahih, juga hadits hasan. Hadits ini menjadi dha’if juga dikarenakan ketidaksesuaian yang terdapat didalam sanadnya.

27. Shahih dan hasan

Yaitu hadits yang seluruh rawi dalam sanadnya sudah memenuhi syarat seperti tercantum di point 6 diatas. Hadits shahih wajib digunakan sebagai dasar hukum dan amal. Beberapa hadits shahih walaupun kelihatan seperti bertentangan, namun bila diteliti akan ditemukan persamaanya, karena tidak mungkin ada 2 hadits shahih yang bertentangan. Dan, hadits shahih tidak mungkin bertentangan dengan Al-Quran. Kalau kita berfikir, bahwa sebuah hadits sanandnya shahih, mana mungkin matannya buruk?

28. Sifat rawi yang lemah

Sebuah hadits tidak akan dianggap shahih bila didalam sanadnya terdapat seorang rawi yang lemah. Sifat2 lemah tersebut antara lain :

   1. Pendusta, pembohong
   2. pemalsu
   3. lembek
   4. jelek hafalannya/pelupa
   5. munafiq
   6. dan lain-lain

29. Musnad dan sunan

Sebuah kitab yang urutan penulisannya berdasarkan perawi, maka disebut kitab musnad. MIsalnya Kitab musnad Ahmad, maka sistematika penulisannya berdasarkan pasal perawi, misalnya Pasal Ibn Abbas, Pasal Ibn Umar, dst.

Sementara, kitab yang yang urutannya didasarkan pada fiqh, maka disebut kitab sunan. MIsalnya kitab sunan Abu dawud, maka sistematika penulisannya berdasarkan ilmu fiqh, misalnya thaharah, shalat, jinayah, dst.

30. Sunnah RAsulullah shallallahu alaihi wasallam

Yang dikatakan sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam itu terdiri dari 3 perkara, yaitu :

   1. Sabdanya
   2. Perbuatannya
   3. Perbuatan atau perkataan orang lain yang dibiarkannya.

Inilah yang disebut qauluhu, fi’luhu dan wataqriruhu

Maraji' :
Pengantar Bulughul Maram
Ditulis ulang oleh Syaikh Abd.Qadir Hassan
dari : Terjemah Bulughl Maram (Syaikh Ibn Hajar Al-Asqalany)
oleh Syaikh A.Hassan


Belajar Hadis Itu Nikmat

Rating:★★★★★
Category:Other

Banyak penafsiran yang kurang tepat atas hadis-hadis selama ini. Dan itu terus berkwmbang dalam masyarakat. Adalah Prof KH Ali Mustafa Yaqub MA, yang mengamatinya, sekaligus berupaya meluruskannya. Ia adalah master lulusan Jurusan Tafsir Hadis Universitas King Saud, Riyad, Arab Saudi (1985).

Salah satu cara yang ia lakukan adalah menerbitkan buku, antara lain berjudul Hadis-hadis Palsu Seputar Ramadhan. KH Ali Mustafa lantas menyebutkan tindakan Nabi Muhammad yang hanya membagi masa Ramadhan yang hanya menjadi dua, menurut hadis riwayat Aisyah. ''Pertama, 1-20, kemudian 21 sampai akhir Ramadhan. Satu sampai 20, Nabi masih biasa-biasa saja. Tapi ketika 21 sampai akhir, itu sudah tancap gas,'' ujar lulusan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, itu.

Aktivitas ibadah yang meninggi di 10 hari terakhir Ramadhan terjadi karena di situ ada lailatul qadar. ''Jadi untuk mendapatkan lailatul qadar tidak usah dicari di malam-malam ganjil. Sepuluh itu dikerjakan terus, kena kan lailatul qadar. Tapi kalau spekulasi, kadang-kadang meleset,'' kata kiai yang menyelesaikan pendidikan S1-nya di Fakultas Syariah Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Arab, pada 1980.

Hal ini justru berbeda dengan kebiasaan Muslim Indonesia yang membagi Ramadhan menjadi tiga bagian, dan memburu lailatul qadar di malam ganjil 10 hari terakhir. ''Ada tiga hal yang menjadi ciri khas Nabi dalam 10 hari terakhir. Pertama, beliau selalu membangunkan keluarganya untuk beribadah di masjid. Kedua, beliau sudah tidak mengumpuli istri-istrinya lagi. Dalam bahasa Siti Aisyah itu, sudah mengencangkan sarungnya. Ketiga, setiap malam diisi dengan ibadah. Jadi, 10 hari terakhir diisi dengan ibadah di masjid dan sebagainya. Itu lebih digiatkan dibanding 20 yang pertama,'' papar kiai kelahiran Batang, Jawa Tengah, pada 1952 itu.

Untuk mengetahui lebih jauh sosok yang kini menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, itu, wartawan Republika, Burhanudin Bella, menemuinya di rumah kediamannya di Ciputat, Rabu (27/9) lalu.

Mengapa Anda mendalami ilmu hadis?
Alasannya karena di Indonesia langka orang yang mau mendalami ilmu hadis. Yang fikih banyak, yang tafsir juga. Ilmu hadis ini yang banyak orang tidak berminat. Makanya saya masuk situ sajalah. Ini masalahnya penting juga, sebagai sumber agama kok.

Ada dorongan lain?
Ada juga. Belajar hadis itu lebih nikmat dari pada belajar yang lain. Karena ketika kita mempelajari, seolah-seolah kita sedang berada dengan Nabi. Itu nikmatnya. Saya belajar juga fikih, yang lain-lain juga, tapi tidak senikmat belajar hadis. Selain karena kelangkaan dan kenikmatan, orang kalau belajar hadis akan sering mendapatkan nama Nabi Muhammad. Nah, ketika itu dia akan membaca shalawat. Banyak baca shalawat kan semakin banyak pahalanya.

Kalau di sini kurang ahli hadis, bagaimana Anda memperkaya pengetahuan itu?
Pertama saya pernah belajar secara formal. Kedua, saya masih punya guru di Saudi Arabia, dan saya selalu konsultasi, di samping saya membaca kitab. Kalau ada satu hal yang musykil bagi saya, baru konsultasi dengan guru saya.

Rujukan ilmu hadis kan susah?
Betul. Tapi saya katakan, sekarang lebih bagus dibandingkan dengan 20-30 tahun lalu. Dulu kita tahunya cuma Bukhari-Muslim saja. Yang lain sulit. Tapi sekarang mencari kitab-kitab seperti Abu Daud, Tarmidzi, an-Nasa'i, dan sebagainya sudah banyak. Jadi ada perkembangan ilmu hadis di Indonesia, cuma mungkin tidak laris.

Jika sudah banyak buku hadis, tapi mengapa masih banyak hadis keliru yang dipakai?
Orang nggak mau belajar ilmu hadis. Kedua, ada fanatisme. Ada orang yang memanfaatkan buku saya bukan main. Saya dapat laporan, ada yang sampai seluruh buku saya dia kumpulkan. Tapi ada juga yang ketika membaca buku saya, disebut ini hadis adalah palsu, dia bilang, 'Kata guru saya nggak. Guru saya memakai hadis itu, ya saya ikuti. Di buku itu kan pengarangnya bukan guru saya'. Nah, ada yang seperti itu juga.

Apa reaksi Anda?
Biarlah seperti itu. Yang penting saya sudah menyampaikan untuk meluruskan hal-hal yang tidak tepat di masyarakat.

Ada yang mengecam Anda?
Mengecam ya, tidak. Tapi dalam pengertian mengoreksi biar lebih bagus, itu banyak sekali. Dan itu bagus, hingga terbitan berikutnya saya perbaiki. Salah kata, dan sebagainya.

Yang Anda tulis hadis keliru, tidak ada yang membantah?
Tidak ada. Sampai sekarang, saya justru kalau ada orang yang mau membantah, silakan. Itu ilmu bagi saya. Asal dia punya argumen yang kuat. Tapi kebanyakan tidak sampai situ.

KH Mustafa telah menulis 20 buku sejak 1986. Saat ini ada satu buku lagi dalam proses penyuntingan. Ia selalu memegang teguh pesan gurunya, yangkemudian ia jadikan sebagai falsafah hidupnya. ''Dia bilang, jadilah kamu orang yang dibutuhkan oleh masyarakat,'' kata Mustafa.

Maka, ia merasa perlu mencerahkan masyarakat. Adanya banyak hadis palsu yang beredar dandiyakini kebenarannya oleh banyak orang, mendorong Mustafa untuk meluruskannya. ''Sebab, orang kalau sudah dikatakan ini hadis, dia percaya itu adalah sabda Rasul, kemudian dipegang erat-erat. Padahal belum tentu yang disebut hadis itu benar-benar memenuhi syarat sebagai sebuah hadis yang valid. Banyak sekali, tapi yang saya tulis hanya yang berkembang dalam masyarakat,'' jelas dia.

Banyak orang salah memahami hadis. Sebagai ahli hadis, apa yang Anda lakukan?
Di Indonesia, langka yang dapat disebut sebagai ahli hadis. Karena itu banyak ulama, terutama mubalig-mubalig, menyampaikan hadis ternyata hadisnya itu palsu. Untuk memperbaiki itu, perlu waktu. Saya merasa berkewajiban meluruskan. Saya tidak menyalahkan mereka, mungkin mereka tidak tahu. Ya, salah satu cara saya untuk memberikan pelurusan dalam hal ini, pertama saya menulis. Itu melalui tulisan, ceramah-ceramah, dan sebagainya. Baik di buku, di majalah, di koran. Makanya terus terang, saya menulis buku tidak melihat royalti bagaimana. Yang penting menyebar ke masyarakat dan bermanfaat buat mereka. Itu yang penting. Kedua, untuk mengkader orang-orang yang ahli hadis, saya bikin pesantren (Darus-Sunnah, high institute for hadith science) tingkat S-1. (Bahasa pengantar di pesantren ini adalah Bahasa Arab). Itu mulai 1997 dan sudah wisuda empat kali, sudah mengeluarkan 66 sarjana ilmu hadis.

Sengaja memilih media buku?
Bagi saya, ilmu yang disebarkan melalui tulisan itu lebih awet dan lebih efektif. Memang kadang-kadang perkembangannya lambat, tapi pasti. Lain dengan ilmu yang disampaikan melalui ceramah, seketika kayak bom, tapi hilang setelah itu. Yang menarik bagi saya, kenapa saya punya keinginan yang tinggi untuk menulis? Ketika saya menulis tesis MA, saya mendapatkan referensi yang orangnya tidak terkenal sama sekali. ''Ini orang sudah meninggal 10 abad lalu, masih dibaca bukunya di perpustakaan.'' Kemudian ada syair yang menyebutkan, ''Karya tulis kekang sepanjang masa, sementara penulisnya hancur di bawah tanah. Ini berarti, orang punya buku meskipun sudah mati, itu mendapat 'kiriman' terus. Kenikmatannya seperti itu.

Sejak mahasiswa Anda sudah berniat menulis buku?
Justru ketika mahasiswa. Dulu saya belajar di Arab Saudi 9 tahun, S-1 dan S-2 di sana. Saya mencoba apakah tulisan saya dibaca orang atau tidak. Saya coba kirim dulu ke majalah Panji Masyarakat, 1977. Terus kirim ke Kiblat. Udah, setelah dimuat di Panji Masyarkat dimuat di Kiblat, saya tidak meneruskan menulis, tapi saya belajar dulu, biar lebih konsen. Tapi dengan dimuatnya tulisan saya itu, berarti tulisan saya sudah layak terbit. Itu jadi modal saya, saya kemudian belajar saja. Setelah selesai belajar, kemudian mulai menulis. Dan saya wariskan kepada santri-santri Darus-Sunnah, 'kamu jangan mati sebelum menulis buku'. Alhamdulillah sudah banyak yang menulis buku. Bahkan ada yang lebih banyak dari saya.

Anda senang?
Saya merasa bersyukur. Berarti, ibarat saya menanam, tumbuh subur. Bukan saya merasa disaingi, saya bersyukur.

Salah satu buku Anda berjudul Haji Pengabdi Setan...
Rasulullah punya kesempatan untuk haji tiga kali, mengapa haji cuma satu kali? Rasulullah punya kesempatan umrah, ratusan bahkan ribuan kali. Tapi umrah yang sunah hanya dua kali, tiga kali dengan yang gagal. Apa sebabnya? Mestinya kita berpikir itu. Seandainya umroh berkali-kali, haji berkali-kali sesuatu hal yang afdal dari pada ibadah yang lain, mungkin Rasulullah sudah mengerjakan.

Saya mencoba mencari jawabannya, ternyata di Medinah saat itu banyak anak-anak yatim akibat perang. Banyak janda-janda yang memerlukan santunan, banyak mahasiswa yang tidak punya apa-apa, yang belajar rutin dengan nabi. Ini kan memerlukan santunan.
Uang Rasullullah dan para sahabat disalurkan untuk menyantuni mereka. Bukan untuk haji berkali-kali dan bukan untuk umrah berkali-kali. Itu adalah ibadah sosial, lebih utama dari pada ibadah individual. Dalam bahasa fiqihnya, ''Ibadah yang dirasakan manfaatnya oleh orang lain di samping oleh pelakunya lebih utama dari pada ibadah yang hanya dirasakan oleh pelakunya saja.

Makanya Rasulullah lebih memprioritaskan ibadah-ibadah sosial. Tapi kita tidak. Kita cenderung ingin haji tiap tahun, ingin umrah tiap bulan. Saya pikir, itu tuntunan dari siapa? Apakah Allah memberikan tuntunan, apakan nabi memberikan tuntunan, tidak. Lalu tuntutan dari siapa? Dari bisikan hawa nafsu melalui setan. Makanya saya bikin buku namanya Haji Pengabdi Setan. Jadi saya sampai heran ada masjid buat brosur, siapa yang mampu ke Mekkah bulan Ramadhan supaya Anda harus pergi umrah. Ternyata setelah saya lihat, itu oh kong sungai (kali) kong dengan biro travel. Sudah tidak beres kalau begitu, sudah tidak benar lagi. Justru Rasulullah itu tidak pernah, apalagi mengirim jamaah untuk umrah Ramadhan. Umrah Ramadhan saja tidak pernah kok.

KH Ali Mustafa merasa prihatin dengan maraknya orang berhaji/berumrah berkali-kali. ''Saya dengar tahun lalu ada 5.000-10 ribu orang yang umrah. Katakan 5.000, seorang mengeluarkan biaya Rp 30 juta - Rp 50 juta. Ambil Rp 40 juta saja, berarti sudah Rp 200 miliar. Kalau dana itu kita pakai untuk mengentaskan kemiskinan, mungkin dalam beberapa tahun sudah terentas kemiskinan di Indonesia,'' kata mantan ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PII) di Riyadh itu.

Ia pun menyoroti berkembangnya kegemaran umrah di bulan Ramadhan, dan merasa perlu meluruskannya pula. ''Saya pernah membaca sebuah selebaran di sebuah masjid, di situ ditulis bahwa bagi yang mampu ke Makkah, harus pergi ke Makkah untuk umrah. Rasulullah itu tidak pernah menjalankan umrah Ramadhan itu,'' ujar ketua Lembaga Pengkajian Hadis Indonesia itu.

Ia lantas menjelaskan bahwa Nabi hanya berumrah dua kali. Pertama di tahun keenam, tapi gagal karena Makkah masih dikuasai orang musyrik. Kemudian atas perjanjian dengan orang musyrik, boleh umrah di tahun ketujuh. Kedua, umrah lagi tahun kedelapan. ''Dan itu umrahnya bukan di bulan puasa. Nah, baru yang ketiga, Rasulullah umrah bersama haji itu pada tahun kesepuluh, tahun kesebelas Rasulullah wafat,'' papar dosen di berbagai perguruan tinggi Islam, seperti Institut Ilmu Alquran (IIQ), Institut Studi Ilmu Alquran (ISIQ/PTIQ), Sekolah Tinggi Islam Dakwah (STIDA) Al-Hamidiyah, dan IAIN Syarif Hidayatullah --sekarang UIN itu.

Menurut Kiai Ali Mustafa, memang ada hadis yang mengatakan, umrah dalam Ramadhan itu sama dengan haji. Tapi kalau hanya ingin meraih pahala, menurut Kiai Ali Mustafa, ada ibadah yang lebih murah lagi, pahalanya persis umrah dan haji, 'sempurna' kata Rasullulah. ''Ada hadis 'Siapa yang Shalat Subuh berjamaah kemudian duduk di tempat shalatnya untuk berdzikir kepada Allah sampai terbit matahari, kemudian setelah terbit matahari shalat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah secara sempurna','' jelas anggota Majelis Ulama Indonesia ini.

Tapi, kata Kiai Ali Mustafa, orang tidak mau melakukan hal ini, sebab tidak akan ketahuan orang. ''Makanya orang pada umrah, panggil wartawan, bawa video, nanti diberikan kepada televisi supaya disiarkan. Itu yang menjadi masalah. Saya dapat info dari kawan-kawan, mereka yang senang umroh itu rata-rata orang-orang yang pelit untuk infak. Padahal infak itu nilainya jauh lebih tinggi dari pada ibadah umrah. Tapi infak tidak diketahui orang,'' tutur dia.

Bagaimana Anda memaknai Ramadhan?
Yang paling bagus dalam memaknai Ramadhan ialah memenuhi petunjuk Rasulullah SAW. Rasulullah dalam berpuasa, baik untuk sahur atau buka, itu tidak mengada-adakan. Bahkan dalam puasa sunnah, misalnya, pernah Rasulullah bertanya kepada Aisyah, ''Hai Aisyah, sarapan apa pagi ini?''
''Tidak ada apa-apa, ya Rasullulah.''
''Kalau begitu saya puasa aja.''

Ini menunjukkan, keseharian beliau dalam berpuasa sama dengan keseharian di luar puasa. Kita tampaknya untuk makan ini justru menjadi perhatian sangat menonjol. Ada makanan khas Ramadhan, makanan kaget. Ada makanan yang tidak pernah muncul kecuali Ramadhan. Macam-macamlah. Bahkan banyak kegiatan sebelum Ramadhan datang.