Tuesday, February 28, 2006

Majalah : Syir'ah

Rating:
Category:Books
Genre: Mystery & Thrillers
Author:Yayasan Desantara
swaramuslim.net 1
swaramuslim.net 2

desantara.org

Umat Islam yang belum mengenal dekat majalah Syir’ah, pasti akan dikelabui dengan identitas majalah tersebut. Majalah Islam atau bukan, faktanya kebanyakan umat Islam belum mengetahui, profil siapa dibalik majalah berukuran 15.5 X 21.5 cm ini. Andai saja umat Islam tahu, siapa pemodal majalah tersebut, maka bersiaplah untuk didoktrin dengan pemahaman agama (Islam) yang sesat lagi menyesatkan. Wah ternyata Ford Foundation dan Asia Foundation pun ikut gabung disini.

Jika yang menghantam Islam itu orang Yahudi dan Nasrani, bisa dimaklumi. Karena sudah ada sinyalemen Allah dalam Al-Qur‘an. Tapi kini penghantaman Islam ini dilakukan oleh orang “Islam” dan membawa-bawa dalil Al-Qur‘an. Bagaimana kita menyikapi fitnah berlabel “Islam” ini?

Majalah yang satu ini memang keterlaluan. Nama dan motonya sangat islami, diambil dari Al-Qur‘an. Dalam beberapa edisinya, Syir’ah men­can­tum­kan surat Al-Ma`idah 48 di inside cover. Kata “Syir’ah” yang berarti peraturan, memang diambil dari surat Al-Ma‘idah 48. Ujung ayat ini diakhiri dengan kalimat “Fastabiqul Khairat” yang dijadikan moto perjuangan di kala­ngan Pemuda Muham­madiyah. Tapi, apakah opini dan beritanya mendakwahkan Islam dan menjunjung kemuliaan umat Islam? Ternyata bertolak belakang seratus delapan puluh derajat. Justru sering menurun­kan tema yang mendukung kaum Nasrani dan menyebarkan pendis­kreditan Islam.

Ketika terjadi pro-kontra umat Islam dan Kristen tentang RUU Kerukunan Umat Beragama, Syir’ah malah berpihak ke kalangan Nasrani. Maka bulan Januari 2004 Syir’ah mengangkat tema utama “Kerukunan Dalam Bahaya”. Berita dan analisisnya jelas mendukung aspirasi umat Nasrani, dengan beberapa judul tulisan: “Urungkan RUU Kerukunan Umat Beragama” (hal. 16); “Aturan Kerukunan yang Mencakar” (hal. 18-22); “Akui yang Lima, Akui Selain yang Lima” (hal. 23-26); “Kerukunan Tak Bisa Didikte” (hal. 28-31), dan lain-lain.

Menjelang pemilihan DPR, DPRD dan DPD pada Pemilu yang lalu, bulan April 2004 Syir’ah menurunkan tema utama “Politikus Busuk di Partai Islam.” Dari berita yang disuguhkan, dapat ditebak bahwa tujuannya adalah penggembosan terhadap Partai-partai Islam.

Perwajahannya pun jauh dari kesan Islami. Saat umat Islam ramai-ramai mengecam pornografi dan pornoaksi dalam kasus Goyang Ngebor Inul yang seronok, Syir’ah malah memihak sang Ratu Ngebor pada edisi Juni 2003 dengan tema "Rasulullah Pun Menikmati Goyang". Fakta yang dijadikan dalih adalah adanya Tarian Duet (Hadra) Maut yang berpasangan antara laki-laki dan perempuan adalah tradisi di kalangan keturunan Rasulullah, dan pertunjukan Tari Perut yang dilakukan di atas perahu-perahu Nil ini dihiasi dengan kaligrafi Arab bertuliskan La ilaha illallah, Masya Allah, dan Subhanallah. “Tari Perut menjadi trademark negeri yang kaya peradaban itu. Di sana, lembaga fatwa tidak mengeluarkan pengharaman terhadap Tari Perut” tulis Syir’ah membela.

Ilustrasi edisi ini sangat jorok, yaitu para penari Tari Perut yang sedang bergoyang –maaf– terlihat auratnya antara buah dada sampai pusarnya. Lalu pada halaman 49 dipersembahkan puisi untuk Sang Ratu Ngebor berjudul “Syair Inul” yang dihiasi dengan foto latar seorang wanita tak berbusana yang sedang menari (bergoyang).

Edisi Januari 2004, ditampilkan potret “telanjang dada” Cornelia Agatha pada rubrik Sudut Panggung. Begitu juga edisi Februari 2004, rubrik Sudut Panggung memajang foto sensual Rieke Diah Pitaloka yang ber­telanjang dada memamerkan kalung emasnya.

Edisi Maret 2004, pada rubrik Mereka Bicara, Syir’ah mela­por­kan secara detail kehi­dupan prostitusi di kota Parung. Penyuguhan berita esek-esek ini pun tak menanamkan moral, bahkan cenderung mem­popu­lerkan. Konyolnya, Syir’ah memuji wilayah mesum ini dengan sebutan “unik” karena letaknya ber­dekatan dengan pesantren. Ini menanamkan opini kepada pembaca seolah-oleh perilaku mesum tidak ditolak oleh komu­nitas pesantren.

Pendiskreditan terhadap Islam kembali dilakukan di edisi Mei 2004 yang memblow up seks bebas di kampus Islam yang dilakukan oleh para aktivis kampus Islam dan alumnus pesantren. Foto ilustrasinya pun sangat mesum dan melecehkan Islam. Ada foto wanita berjilbab sedang tidur berpelukan di ranjang dengan lawan jenisnya, ada cover VCD porno lengkap dengan cuplikan foto bugilnya, dan seterusnya. Seolah-olah, adegan mesum itu sangat akrab di kalangan “kampus hijau.”

What next ?
   

Monday, February 27, 2006

5th Islamic Book Fair 2006 (Jadwal baru)

Start:     Mar 4, '06
End:     Mar 12, '06
Location:     Istora Gelora Bung Karno

5th Islamic Book Fair 2006
“Semai Syariah Menuju Peradaban Madani”
4 - 12 Maret 2006
Istora Gelora Bung Karno
Senayan - Jakarta


Sabtu, 4 Maret 2006

Pembukaan

Ust. Jefry Al Buchory, Agus Idwar

Temu Tokoh Internasional

Dr. Aidh Abdullah Al Qarni (Pengarang buku best seller La Tahzan)

Kerjasama dengan Qisthi Press

 

Ahad, 5 Maret 2006

Bedah Buku:

Semai Syariah dalam wacana Historis :

Perang Salib dari Sudut Pandang Islam (Penerbit Serambi)

Sejarah Freemasonry (Penerbit Cakrawala)

Semai Syariah di Dunia Pergerakan Islam, Kumpulan Risalah Hasan al-Banna (Penerbit al-I’tishom)

 

Senin, 6 Maret 2006

Lomba Guessing Picture, Lomba Mewarnai, dan Tari Kreasi, bersama TK Islam ALIFA

Semai Syariah di Dunia Politik :

“Islam dan Pergeseran Budaya Politik Indonesia”

Nara sumber: Tifatul Sembiring (Presiden PKS), Hamdan Dzoelva dan Dr. Yudi Latief

Festival Marawis / Musik Tradisional Islam

 

Selasa, 7 Maret 2006

Talkshow Penulis Remaja, bersama Forum Lingkar Pena

Penayangan Film Budaya Islam

Semai Syariah dalam Wacana Global: “Buku, Jihad dan Terorisme

Nara sumber : Prof. Dr. Atho’ Mudhzar, Anis Baswedan Ph.D

 

Rabu, 8 Maret 2006

Semai Syariah di Layar Kaca : “Sinetron Religius ? Islami atau Sekedar Trend ?”

Nara sumber: Anneke Putri, Chaerul Umam

Moderator: Komaruddin

Seminar: “Ruqyah Dalam Pandangan Islam”

 

Kamis, 9 Maret 2006

Semai Syariah di Bidang IPTEK :

“Nuklir dan Islam Bersama Ilmuwan Muslim”

Launching Buku: “Cantik Sepanjang Usia” bersama : Astri Ivo

Semai Syariah Membentuk Pribadi Unggulan, bersama Pepeng Jari-Jari, Dr. Sartono Muqadis dan Ir. Siswadi MBA

 

Jum’at, 10 Maret 2006

Semai Syariah di Dunia Kesehatan : Demo Pijat Sehat Cara Wudhu (Penerbit Qultum Media)

Semai Syariah di Dunia Remaja : “Mencari Tuhan Yang Hilang” Nara sumber: Ust. Yusuf Mansyur (Penerbit Zikrul Hakim)

Semai Syariah di Dunia Penulisan : “Parade Penulis Lintas Generasi” (Penerbit GIP) bersama: Pipit Senja, K. Usman, Azimatinur Siregar

 

Sabtu, 11 Maret 2006

Semai Syariah di Dunia Broadcasting :

Radio dan Ikhtiar Pencerdasan Masyarakat (Silaturrahmi Pendengar 95.5 RAS FM)

Semai Syariah dalam Konsumsi : 18 Langkah dalam Memilih Produk Halal Nasional dan Dunia (Penerbit Khairul Bayan)

Semai Syariah di Dunia Arsitektur

 

Ahad, 12 Maret 2006

Semai Syariah di Layar Kaca : Televisi dan Realitas Pembentukan Masyarakat, bersama: Deddy Mizwar, Sapto Waluyo (Jaringan Media Profetik)

Pengumuman Juara Festival Nasyid dan Musik Religius

Penutupan, Pengumuman Stand Terbaik

Sunday, February 26, 2006

Hermeneutika, sebuah jawaban atau.....



Tulisan ini juga dimuat di Hidayatullah.com dengan berbagai perubahan.


Assalamu'alaikum,


Hari Sabtu yang lalu tanggal 25 Februari saya berkesempatan untuk hadir dalam seminar yang bertajuk "Pro-Kontra Hermeneutika sebagai Manhaj Tafsir" yang diadakan di gedung Pusat Studi Qur'an (PSQ) di jalan Fahrudin, Tanah Abang. Acara yang dimulai pukul sembilan pagi itu menghadirkan tiga pembicara yaitu,

1). Dr.H. Yunahar Ilyas, Lc, M.A.g, staf pengajar fakultas agama Islam dan Magister studi Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan pengasuh tetap tafsir Al-Qur'an pada majalah mingguan Suara Muhammadiyah, Yogyakarta.
2). Dr. Andi Faisal Bakti, dosen Ilmu Komunikasi pada fakultas Dakwah dan Komunikasi dan program pascasarjana, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Mengambil gelar doktoralnya di McGill University, Canada tahun 2000 dan juga seorang peneliti di International Institute for Asian Studies (IIAS), Leiden, The Netherlands.
3). Prof Dr H Nasaruddin Umar, MA, Guru Besar dan dosen Progam Pascasarjana IAIN Syarief Hidayatullah Jakarta.

Saya baru bisa hadir dalam seminar itu sekitar jam setengah sepuluh dan ketika itu yang sedang menyampaikan presentasinya adalah Dr.H. Yunahar Ilyas, Lc, M.A.g. Beliau menyampaikan seputar sejarah Hermenutika yang berasal dari tradisi penafsiran Bible. Menurutnya Bible sejak awal memang sudah bermasalah dengan teksnya, oleh karena itu perlu pendekatan secara kontekstual dan dilihat dari sosio-historis si penulis dalam menafsirkan Bible.

Metode Hermeneutika ini dapat mengajak pembaca suatu teks untuk memahami isi teks tersebut lebih baik daripada si penulis teks. Seperti kita ketahui, Bible mempunya beberapa penulis yang dianggap mendapat inspirasi dari roh kudus seperti Markus, Yohannes, Matius dan sebagainya. Oleh karena itu heremeneutika ini dianggap bisa membuat si pembaca teks lebih mengerti dibandingkan si pembuat teks.

Sedangkan untuk al Qur'an, semua umat muslim di seluruh dunia mengakui bahwa kitab ini adalah kalamullah. Lafaz dan maknanya adalah dari Allah (lafdzan wa ma'nan minallah), yang diwahyukan kepada nabi Muhammad saw melalui perantara Jibril. Sehingga metode hermenutika ini tidak cocok untuk diterapkan dalam menafsirkan al Qur'an. Karena apakah kita bisa untuk memahami al Qur'an lebih baik daripada Yang membuat teks al Qur'an tersebut, yaitu Allah SWT ? Naudzu billah min dzalik.

Presentasi kedua disampaikan oleh Prof Dr H Nasaruddin Umar, MA. Beliau dalam menyampaikan pendapatnya terkesan bersikap di tengah-tengah. Artinya beliau sebagian menyetujui penolakan yang dilontarkan oleh pembicara pertama terhadap Hermeneutika dan sebagian lagi menyetujui metode Hermeneutika. Prof Dr H Nasaruddin Umar, MA intinya mengatakan bahwa sebaiknya umat muslim tidak perlu apriori terhadap metode ini, karena metode ini tetap dapat digunakan dalam menafsirkan teks lain selain al Qur'an, misalnya teks tafsir. Karena tafsir ini masih buatan manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka metode Hermeneutika ini masih bisa diaplikasikan pada teks-teks tafsir tersebut.

Presentasi ketiga disampaikan oleh Dr. Andi Faisal Bakti. Rupanya beliau inilah yang cukup ditunggu-tunggu oleh para audiens seminar. Sesaat setelah berada di podium untuk menyampaikan presentasinya, beliau mengakui bahwa dirinya adalah termasuk yang pro atau menerima metode Hermeneutika dalam penafsiran al Qur'an. Beliau menjelaskan bahwa keinginan menggunakan metode ini adalah karena menurutnya, tafsir-tafsir yang ada sekarang berada dari zaman klasik sehingga tidak mampu menyaingi perkembangan zaman masa kini, maka tidak heran umat muslim sampai sekarang tidak atau belum mampu menyaingi Barat dalam berbagai sisi.

Misalnya dalam makalah yang ditulis oleh pak Andi, beliau dalam menafsirkan surat an Nur ayat 31 tentang jilbab, disitu yang tertera adalah kata juyub atau sekitar wilayah dada wanita (maaf) saja yang disebutkan mesti ditutup dan tidak menyebutkan bagian lain seperti kepala, leher, kuping dan lainnya oleh karena itu bagian yang lain tidak terlalu penting untuk ditutupi dan yang terpenting menurut beliau adalah bagian juyub nya. Logika apakah ini ? ini sama saja seperti logika dari IAIN Semarang yang membuat buku "Indahnya Nikah Sesama Jenis" dan mendukung kawin sesama jenis karena di Qur'an tidak ada larangan itu. Seperti kata Adian Husaini, di Qur'an juga tidak ada larangan nikah dengan monyet, lalu apakah mereka nanti akan membuat buku "Indahnya Menikah Dengan Monyet" ?

Alumnus dari McGill, Canada itu juga mengatakan bahwa Hermeneutika ini dikatakan sebagai penyelamat kaum wanita. Berkali-kali beliau mengatakan kalimat-kalimat yang cukup mengandung "feminisme", dan terlihat seperti berusaha untuk memprovokasi kaum wanita di ruangan seminar tersebut, misalnya dengan seringnya beliau mengatakan bahwa wanita harus terus berjuang untuk mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki, wanita tidak boleh kalah dengan laki-laki. Ternyata beliau pun cukup sering memutarbalikkan ayat-ayat Al Qur'an dengan bahasa-bahasa yang sebenarnya cukup sulit untuk dimengerti oleh para audiens. Misalnya pak Andi mengatakan bahwa ayat itu (saya lupa ayatnya) seharusnya tidak memakai titik karena dulu al Qur'an tidak ada tanda bacanya.

Itu terbukti ketika setelah ketiga pembicara menyampaikan makalahnya. Moderator menunjuk tiga orang dari audiens untuk tanya jawab dengan para pembicara. Salah satunya ada seorang bapak yang sebagian rambutnya telah memutih dan memakai baju koko, beliau terlihat sederhana sekali. Tangan bapak itu terlihat bergetar ketika memegang mic seperti gugup. Beliau memberikan tanggapan-tanggapan sebanyak tiga point utama yang cukup memperlihatkan bahwa dia adalah salah seorang yang kontra dengan metode Hermeneutika.

Yang menarik adalah ketika bapak itu memberikan point yang ketiga, yaitu beliau meluruskan penafsiran yang dilakukan oleh Dr. Andi Faisal Bakti. Bapak itu mengatakan bahwa pak Andi telah melakukan kesalahan yang cukup fatal dalam membuang titik dalam suatu ayat (saya lupa ayat apa), karena apabila titik itu dibuang maka artinya apabila digabung dengan kalimat sebelumnya akan menjadi sangat tidak pas dalam susunan kalimatnya. Bapak itu memberikan contohnya yang kemudian disambut tepuk tangan riuh para audiens. Ketika mic nya dikembalikan ke depan, moderator pun mengucapkan, "Terima kasih kepada bapak......., perlu kita ketahui bahwa beliau adalah seorang guru besar ilmu tafsir al Qur'an di sebuah Perguruan Tinggi". Serentak para audiens pun berkata, "Ooo...pantes...".

Setelah sesi tanya jawab, giliran Dr. Quraish Shihab yang memberikan pernyataan. Beliau banyak memberikan saran agar para sarjana-sarjana muda yang belajar di Barat agar lebih berhati-hati dalam menggunakan metodologi yang digunakan dalam menafsirkan teks terutama teks al Qur'an. Walaupun ada anggapan bahwa beliau kurang tegas dalam masalah jilbab dan ini bukan berarti bahwa beliau tidak mewajibkan. Terlihat dari pemaparan beliau, bisa dikatakan beliau cukup kontra dengan metode Hermenutika ini dan bahkan mengeluarkan beberapa pernyataan yang sedikit menyentil para penganut Hermeneutika termasuk pak Andi Faisal.

Setelah pak Quraish memberikan tanggapan, giliran tiga pembicara tadi memberikan tanggapan balik atas pertanyaan-pertanyaan dari tiga audiens tadi dan pernyataan pak Quraish. Satu persatu, masing-masing pembicara memberikan tanggapan setiap pernyataan dari para audiens dan pak Quraish dengan baik dan lancar. Yang cukup menarik adalah setelah pak Andi memberikan tanggapan atas tiga audiens tadi, ketika giliran menanggapi pernyataan pak Quraish, pak Andi sambil senyum dan dengan raut wajah yang sedikit segan mengatakan, "Maaf, saya tidak bisa menjawab atau menanggapi pernyataan pak Quraish". Para audiens kembali dibuat tertawa oleh ulah seorang Doktor lulusan McGill, Canada tersebut.

Setelah itu acara selesai dengan penutupan dari moderator yang intinya mengatakan bahwa penilaian buruk atau baik dari penggunaan metode Hermenutika ini sebagai manhaj tafsir dikembalikan kepada para hadirin. Seorang bapak disamping saya bergumam sambil beranjak dari tempat duduknya mengatakan, "Ya sudah jelas toh gimana penilaiannya....".

Saya jadi berpikir, hermeneutika yang diagung-agungkan oleh pengusung Islam Liberal ini apakah sebuah jawaban ataukah sebuah dagelan ? mengingat di seminar itu para audiens lebih banyak tertawanya dibandingkan manut-manut tanda setuju. Kalau ini memang dianggap dagelan, jelas ini bukanlah dagelan yang lucu.


Wassalamu'alaikum









Thursday, February 23, 2006

Undangan Pengajian MQ dan Kajian Khusus Muslimah

Start:     Feb 27, '06
Location:     Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Assalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,

Bersama ini kami mengundang muslimin/muslimat dimana saja berada untuk menghadiri pengajian rutin yang Insya Allah akan diselenggarakan dengan jadwal sebagai berikut:

I. Pengajian Majelis Manajemen Qolbu
Hari/tanggal : Senin, 27 Februari 2006
Waktu : 19.00 - 21.00 WIB
Penceramah : KH. Abdullah Gymnastiar
Pimpinan PP Daarut Tauhiid
Tempat : Masjid Agung Al-Azhar
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

II. Kajian Khusus Muslimah
Hari/tanggal : Senin, 27 Februari 2006
Waktu : 15.30 - 17.30 WIB
Penceramah : Ummu Ghaida Muthmainnah (Teh Ninih)
Tempat : Aula Buya Hamka -
Masjid Agung Al-Azhar
Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan

Pengajian ini terbuka untuk umum, dan tidak dipungut biaya. Demikian undangan ini kami sampaikan, semoga Allah SWT meridhoi langkah kita. Amin ya Rabbal Alamin.

Wassalamualaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh,
Humas - Daarut Tauhiid Jakarta

Wednesday, February 22, 2006

Gerakan Homoseksual dari IAIN Semarang

Rating:
Category:Other
Written by Adian Husaini M.A
Monday, 13 February 2006
Source : www.insistnet.com



Gerakan Homoseksual dari IAIN Semarang

Saat ini, liberalisasi nilai-nilai dan ajaran Islam di Indonesia benar-benar sudah sampai pada taraf yang sangat ajaib dan menjijikkan. Orang-orang yang bergelut dalam bidang studi Islam tidak segan-segan lagi menghancurkan ajaran agama yang sudah jelas dan qath’iy. Sementara, institusi pendidikan tinggi Islam seperti tidak berdaya, membiarkan semua kemungkaran itu terjadi di lingkungannya. Pekan lalu, saya menerima kiriman buku dari Semarang berjudul Indahnya Kawin Sesama Jenis: Demokratisasi dan Perlindungan Hak-hak Kaum Homoseksual, (Semarang:Lembaga Studi Sosial dan Agama/eLSA, 2005). Buku ini adalah kumpulan artikel di Jurnal Justisia Fakultas Syariah IAIN Semarang edisi 25, Th XI, 2004.

Buku ini secara terang-terangan mendukung, dan mengajak masyarakat untuk mengakui dan mendukung legalisisasi perkawinan homoseksual. Bahkan, dalam buku ini ditulis strategi gerakan yang harus dilakukan untuk melegalkan perkawinan homoseksual di Indonesia, yaitu (1) mengorganisir kaum homoseksual untuk bersatu dan berjuang merebut hak-haknya yang telah dirampas oleh negara, (2) memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa apa yang terjadi pada diri kaum homoseksual adalah sesuatu yang normal dan fithrah, sehingga masyarakat tidak mengucilkannya bahkan sebaliknya, masyarakat ikut terlibat mendukung setiap gerakan kaum homoseksual dalam menuntut hak-haknya, (3) melakukan kritik dan reaktualisasi tafsir keagamaan (tafsir kisah Luth dan konsep pernikahan) yang tidak memihak kaum homoseksual, (4) menyuarakan perubahan UU Perkawinan No 1/1974 yang mendefinisikan perkawinan harus antara laki-laki dan wanita.” (hal. 15)

Kita tidak tahu, apakah para penulis yang merupakan mahasiswa-mahasiswa fakultas Syariah IAIN Semarang itu merupakan kaum homo atau tidak. Tetapi, umat Islam tentu saja dibuat terbelalak dan terperangah dengan berbagai tulisan yang ada di buku ini. Betapa tidak, anak-anak ini dengan beraninya melakukan ijtihad dan merumuskan hukum baru dalam Islam, bahwa aktivitas homoseks dan lesbian adalah normal dan halal, sehingga perlu disahkan dalam satu bentuk perkawinan.

Masalah perkawinan memang senantiasa menjadi sasaran liberalisasi agama. Ketika hukum-hukum yang sudah pasti – seperti haramnya muslimah menikah dengan laki-laki non-Muslim – dirombak oleh sejumlah dosen IAIN/UIN, seperti Zainun Kamal dan Musdah Mulia – maka logika yang sama bisa digunakan untuk merombak hukum-hukum lain di bidang perkawinan, dengan alasan perlindungan Hak Asasi Manusia kaum homoseks. Bahkan, mereka berani membuat tafsir baru atas ayat-ayat Al-Quran, dengan membuat tuduhan-tuduhan keji terhadap Nabi Luth.

Seorang penulis dalam buku ini, misalnya, menyatakan, bahwa pengharaman nikah sejenis adalah bentuk kebodohan umat Islam generasi sekarang karena ia hanya memahami doktrin agamanya secara given, taken for granted, tanpa ada pembacaan ulang secara kritis atas doktrin tersebut. Si penulis kemudian mengaku bersikap kritis dan curiga terhadap motif Nabi Luth dalam mengharamkan homoseksual, sebagaimana diceritakan dalam Al-Quran surat al-A’raf :80-84 dan Hud :77-82). Semua itu, katanya, tidak lepas dari faktor kepentingan Luth itu sendiri, yang gagal menikahkan anaknya dengan dua laki-laki, yang kebetulan homoseks.

Ditulis dalam buku ini sebagai berikut:

‘’Karena keinginan untuk menikahkan putrinya tidak kesampaian, tentu Luth amat kecewa. Luth kemudian menganggap kedua laki-laki tadi tidak normal. Istri Luth bisa memahami keadaan laki-laki tersebut dan berusaha menyadarkan Luth. Tapi, oleh Luth, malah dianggap istri yang melawan suami dan dianggap mendukung kedua laki-laki yang dinilai Luth tidak normal. Kenapa Luth menilai buruk terhadap kedua laki-laki yang kebetulan homo tersebut? Sejauh yang saya tahu, al-Quran tidak memberi jawaban yang jelas. Tetapi kebencian Luth terhadap kaum homo disamping karena faktor kecewa karena tidak berhasil menikahkan kedua putrinya juga karena anggapan Luth yang salah terhadap kaum homo.” (hal. 39)

Sejak kecil, anak-anak kita sudah diajarkan untuk menghafal dan memahami rukun iman. Salah satunya, adalah beriman kepada Nabi dan Rasul, termasuk sifat-sifat wajib yang dimiliki oleh para Nabi. Yaitu, bahwa para Nabi itu merupakan orang yang jujur, amanah, cerdas, dan menyampaikan risalah kenabian. Mereka juga berifat ma’shum, terjaga dari kesalahan. Tetapi, dengan metode pemahaman historis-kritis ala hermeneutika modern, semua itu bisa dibalik. Kisah Nabi Luth, misalnya, dianalisis secara asal-asalan oleh anak IAIN ini. Dan hasilnya, Nabi Luth digambarkan sebagai sosok yang emosional dan tolol.

Dikatakannya dalam buku ini:

“Luth yang mengecam orientasi seksual sesama jenis mengajak orang-orang di kampungnya untuk tidak mencintai sesama jenis. Tetapi ajakan Luth ini tak digubris mereka. Berangkat dari kekecewaan inilah kemudian kisah bencana alam itu direkayasa. Istri Luth, seperti cerita Al-Quran, ikut jadi korban. Dalam Al-Quran maupun Injil, homoseksual dianggap sebagai faktor utama penyebab dihancurkannya kaum Luth, tapi ini perlu dikritisi… saya menilai bencana alam tersebut ya bencana alam biasa sebagaimana gempa yang terjadi di beberapa wilayah sekarang. Namun karena pola pikir masyarakat dulu sangat tradisional dan mistis lantas bencana alam tadi dihubung-hubungkan dengan kaum Luth…. ini tidak rasional dan terkesan mengada-ada. Masa’, hanya faktor ada orang yang homo, kemudian terjadi bencana alam. Sementara kita lihat sekarang, di Belanda dan Belgia misalnya, banyak orang homo nikah formal… tapi kok tidak ada bencana apa-apa.” (hal. 41-42).

Tentu saja, penafsiran anak IAIN ini sangat liar, karena ia tidak menggunakan metodologi tafsir yang benar. Disamping ayat-ayat Al-Quran, seharusnya, dia juga menyimak berbagai hadits Nabi Muhammad saw tentang homoseksual ini. Begitu juga para sahabat dan para ulama Islam terkemuka. Tapi, bisa jadi, si anak ini sudah terlalu kurang ajar dan tidak lagi mempunyai adab dalam mengakui kesalehan dan kecerdasan para Nabi, termasuk para sahabat Nabi. Pada catatan yang lalu, kita sudah memahami, bagaimana mereka mencaci-maki sahabat Nabi seenak perutnya sendiri.

Dengan sedikit bekal ilmu syariah yang dimilikinya, si penulis berani ‘berijtihad’ membuat hukum baru dalam Islam, dengan terang-terangan menghalalkan perkawinan homoseksual. Menurutnya, karena tidak ada larangan perkawinan homoseksual dalam Al-Quran, maka berarti perkawinan itu dibolehkan. Katanya, ia berpedoman pada kaedah fiqhiyyah, “’adamul hukmi huwa al-hukm” (tidak adanya hukum menunjukkan hukum itu sendiri).

Logika anak IAIN ini jelas sangat tidak beralasan dan berantakan. Di dalam Al-Quran juga tidak ada larangan kawin dengan anjing, babi, atau monyet. Dengan logika yang sama, berarti anak-anak Fakultas Syariah IAIN Semarang itu juga dibolehkan menikah dengan anjing, babi, atau monyet. Kita tunggu saja, mungkin sebentar lagi, mereka akan meluncurkan buku “Indahnya Menikah dengan Monyet”. Bukankah monyet juga mempunyai Hak Asasi untuk menikah dengan mahasiswa Syariah IAIN Semarang itu?

Tentang Kisah Luth sendiri, Al-Quran sudah memberikan gambaran jelas bagaimana terkutuknya kaum Nabi Luth yang merupakan pelaku homoseksual ini.

“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kalian mengerjakan perbuatan fahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun sebelum kalian. Sesungguhnya kalian mendatangi laki-laki untuk melepaskan syahwat, bukan kepada wanita; malah kalian ini kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” (QS Al-A’raf:80-84).

Para mufassir Al-Quran selama ratusan tahun tidak ada yang berpendapat seperti anak-anak ‘kemarin sore’ yang berlagak menjadi mujtahid besar di abad ini, meskipun baru mengecap bangku kuliah S-1 di Fakultas Syariah IAIN Semarang itu. Orang yang memahami bahasa Arab pun tidak akan keliru dalam menafsirkan ayat tersebut. Bahwa memang kaum Nabi Luth adalah kaum yang berdosa karena mempraktikkan perilaku homoseksual. Hukuman yang diberikan kepada mereka, pun dijelaskan, sebagai bentuk siksaan Allah, bukan sebagai bencana alam biasa. Tidak ada sama sekali penjelasan bahwa Nabi Luth dendam pada kaumnya karena tidak mau mengawini kedua putrinya. Tafsir homo ala anak IAIN Semarang yang menghina Nabi Luth itu benar-benar sebuah fantasi intelektual untuk memaksakan pehamamannya yang pro-homoseksual.

Dalam Islam maupun Kristen, hingga kini, praktik homoseksual tetap dipandang sebagai tindakan bejat. Nabi Muhammad saw bersabda, “Siapa saja yang menemukan pria pelaku homoseks, maka bunuhlah pelakunya tersebut.” (HR Abu Dawud, at-Tirmizi, an-Nasai, Ibnu Majah, al-Hakim, dan al-Baihaki). Imam Syafii berpendapat, bahwa pelaku homoseksual harus dirajam (dilempari batu sampai mati) tanpa membedakan apakah pelakunya masih bujangan atau sudah menikah. Dalam Pidatonya pada malam Tahun Baru 2006, Paus Benediktus XVI juga menegaskan kembali tentang terkutuknya perilaku homoseksual.

Gerakan legalisasi homoseksual yang dilakukan para mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Semarang – dan mendapatkan legalisasi dari Institusinya – merupakan fenomena baru dalam gerakan legalisasi homoseksual di Indonesia. Di dunia Islam pun, gerakan semacam ini, belum ditemukan. Hal semacam ini merupakan sesuatu yang “unthought”, yang tidak terpikirkan selama ini; bahwa dari lingkungan Fakultas Syariah Perguruan Tinggi Islam justru muncul gerakan untuk melegalkan satu tindakan bejat yang selama ribuan tahun dikutuk oleh agama.

Tentulah, gerakan homoseksual dari lingkungan kampus Islam, merupakan tindakan kemungkaran yang jauh lebih bahaya dari gerakan legalisasi homoseks yang selama ini sudah gencar dilakukan kaum homoseksual sendiri.

Dalam catatan penutup buku ini dimuat tulisan berjudul “Homoseksualitas dan Pernikahan Gay: Suara dari IAIN”. Penulisnya, mengaku bernama Mumu, mencatat, “Ya, kita tentu menyambut gembira upaya yang dilakukan oleh Fakultas Syariah IAIN Walisongo tersebut.”

Juga dikatakan: “Hanya orang primitif saja yang melihat perkawinan sejenis sebagai sesuatu yang abnormal dan berbahaya. Bagi kami, tiada alasan kuat bagi siapapun dengan dalih apapun, untuk melarang perkawinan sejenis. Sebab, Tuhan pun sudah maklum, bahwa proyeknya menciptakan manusia sudah berhasil bahkan kebablasan.”

Membaca buku ini, kita jadi bertanya-tanya, sudah begitu bobrokkah institusi pendidikan tinggi Islam kita? Sampai-sampai sebuah Fakultas Syariah IAIN menjadi sarang gerakan legalisasi tindakan amoral yang jelas-jelas bejat dan bertentangan dengan ajaran agama? Wallahu a’lam.

Tuesday, February 21, 2006

Seminar : "Pro-Kontra Hermeneutika sebagai Manhaj Tafsir"

Start:     Feb 25, '06 9:00a
Location:     Gedung Ikhlas, Jl. K.H. Fakhruddin No. 6
Pusat Studi al-Qur'ân (PSQ), Jakarta, mengundang rekan-rekan semua dalam launching Jurnal Studi al-Qur'ân (JSQ) dan seminar "Pro-Kontra Hermeneutika sebagai Manhaj Tafsir" yang akan diadakan pada :

Sabtu, 25 Februari 2006 (Pukul 09.00-13.00)
di Gedung Ikhlas, Jl. K.H. Fakhruddin No. 6
(Depan Hotel Millenium), Tanah Abang-Jakarta Pusat.
  
Menghadirkan

Narasumber :

1. Dr. Anis Malik Toha, penulis buku "Tren Pluralisme Agama" (dlm konfirmasi),
2. Yusuf Rahman, Ph.D.
3. Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA.
Moderator : Faried F. Saenong, MA.
  
Jurnal Studi al-Qur'ân (JSQ), Vol. I, No. 1, Januari 2006, menyuguhkan artikel utama:

  · M. Quraish Shihab, "Musibah dalam Perspektif al-Qur'ân."

  · Mulyadhi Kertanegara, "Tafsir Sufistik ttg Cahaya; Studi atas
Kitab Misykât al-Anwâr karya al-Ghazâlî."

  · Nasaruddin Umar, "Menimbang Hermeneutika sebagai Manhaj Tafsir."

  · Hassan Hanafi, "Dari Teks ke Aksi; Merekomendasi Tafsir Tematik."

  · M. Nur Kholis Setiawan, "Al-Qur'ân dalam Kesarjanaan Klasik dan
Kontemporer; Keniscayaan Geistewissenschaften."

  · "Islam Melawan Terorisme", Interview dengan Professor `Abd al-Hayy
al-Farmâwî

  · Dan tulisan lainnya dari Faried F. Saenong (`Ulûm al-Qur'ân),
Ismail K. Poonawala (Profil Tafsir/Mufassir: al-Tafsir al-Hadits karya
`Izzat Darwaza), Kenneth E. Nollin & Ilham B. Saenong (Review Tesis/
Disertasi: Jejak al-Burhân dalam al-Itqân), Eva F. Amrullah (Survei
Bibliografis).     

Untuk info lebih lanjut, silahkan hubungi
Muhtar Sadili di tlp. 021-7421661,
fax. 021-7421822, email: info@psq.or.id
 

Monday, February 20, 2006

East Asia Religious Leaders Forum


Assalamu'alaikum

Minggu yang lalu tanggal 12 Februari saya diundang untuk menghadiri pembukaan "East Asia Religious Leaders Forum" yang dilaksanakan di Jakarta Convention Center. Diskusi antartokoh agama-agama itu terselenggara atas kerja sama Indonesia Comittee on Religion for Peace, Multiculture Society dan PP Muhammadiyah. Pertemuan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan dihadiri juga oleh ketua Indonesia Comittee on Religion for Peace, Din Syamsuddin.

Tidak ada satu agama pun yang memerintahkan umatnya untuk berbuat jahat, menoleransi perbuatan jahat, atau membiarkan berlangsungnya kejahatan. Sebaliknya, semua agama memerintahkan umatnya untuk berbuat baik. Bukan hanya terhadap mereka yang satu agama, tapi juga terhadap orang lain dari agama lain.

Atas dasar itulah, antara lain, kemarin para tokoh agama dari 17 negara berkumpul di Jakarta Convention Center. Mereka mewakili sepuluh agama yang berbeda: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konfusius, Tao, Sikh, Bahai, dan Zoroaster. Selama beberapa hari, sejak kemarin, mereka yang tergabung dalam East Asia Religious Leaders Forum itu akan mendiskusikan dan membahas titik temu ajaran dari agama-agama yang berbeda tersebut. Titik temu yang diharapkan dapat menciptakan kehidupan yang lebih toleran antarpara pemeluk agama yang berbeda-beda.

Pertemuan antartokoh agama-agama tersebut tentu mempunyai makna sangat penting. Apalagi pada kondisi sekarang, di tengah memanasnya reaksi masyarakat Islam akibat pelecehan Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh surat kabar Denmark Jyllands-Posten dan beberapa media massa di beberapa negara.

Pemuatan karikatur Nabi Muhammad SAW di media itu atas nama kebebasan adalah suatu hal yang konyol. Sebebas-bebasnya seseorang pun masih ada batasnya yaitu asal tidak menyakiti pihak lain. Terlebih apa yang dilakukan media tersebut ternyata mempunyai standard ganda mengenai kebebasan berpendapat. Jika karikatur Nabi Muhammad bisa dimuat di media itu, lalu kenapa mereka pernah menolak untuk memasang karikatur Yesus ?

Setelah peristiwa tersebut, ramai umat Islam dari berbagai penjuru mulai menunjukkan rasa ketidaksukaannya atas kejadian tersebut. Cara yang mereka ekspresikan pun macam-macam dari yang bersifat anarkis sampai ke level pemikiran. Tentu cara kekerasan adalah bukan sesuatu yang diajarkan dalam Islam. Tapi bisa jadi bahwa kejadian ini memang sengaja dipicu oleh Barat untuk semakin memperkuat dugaan mereka bahwa Islam memang anarkis, penuh kekerasan dan sebagainya. Kalau memang benar itu adalah strategi mereka, maka mereka tidak lain hanyalah sekelompok banci yang hanya bisa berlindung di balik "kebebasan berpendapat".

Semoga pertemuan yang bisa dibilang cukup megah ini dapat sedikit merubah stigma agama sebagai biang bencana. Terutama Islam yang semakin hari berita tentang Islam semakin diselewengkan dan menimbulkan interpretasi negatif bagi orang diluar Islam. Kenapa menurut saya Islam yang harus menjadi fokus perhatian, adalah karena citra yang terbentuk selama ini yaitu Islam adalah teroris, penjahat dan sebagainya.

Tapi pernahkah atau seringkah kita mendengar bahwa Kristen teroris, Budha adalah agama anarkis dan sebagainya ? No ! Hanya Islam yang oleh Barat dirancang sedemikian rupa untuk dijadikan musuh. Juga penggunaan kata-kata yang tidak tepat yang selalu dialamatkan ke Islam, seperti Islam "fundamentalis" atau Islam "fanatik". Sebuah jargon-jargon yang memang sengaja dibuat oleh kalangan media Barat untuk menimbulkan Islamophobia. Mudah-mudahan stigma negatif yang terlanjur terbentuk itu akan segera pudar, cepat atau lambat. Amin

Wassalamu'alaikum

Sunday, February 19, 2006

Islam anytime anywhere...a wishful thinking


Assalamu'alaikum,

Suatu waktu saya pernah membeli majalah dan saya lupa majalah apa, entah Hidayatullah atau yang lain. Di dalam majalah itu ada artikel dari seorang siswa Al Azhar, Kairo yang tulisannya itu lumayan panjang menceritakan keadaan dan suasana kota disana. Dia bercerita bahwa di Kairo itu kalau kita menemukan dua orang yang sedang bertengkar lalu kita ingatkan tentang sosok Nabi Muhammad dengan membaca shalawat, maka bisa dipastikan mereka akan terdiam dan bisa saling memaafkan. Begitu juga ketika saya membaca novel Ayat-ayat Cintanya kang Abik, cerita semacam itu pun ada disitu, walaupun itu hanyalah novel tapi saya yakin yang diceritakan disitu adalah hasil refleksi dari penulis yang sempat tinggal di kota tersebut.

Baru-baru ini saya juga di invite seorang teman baru di multiply. Dia seorang siswa yang sedang belajar di Kairo. Dan disalah satu journalnya saya menemukan cerita yang serupa dengan cerita yang saya baca di majalah tadi. Sahabat baru saya itu menulis dalam journalnya bagaimana masyarakat disana memperlakukan al Qur'an dan di toko, mall, kantor atau angkutan umum tertentu, sangat sering terdengar lantunan al Qur'an. Intinya Al Qur'an disana bukan menjadi sesuatu yang terlihat aneh.

Saya berkhayal, kapan ya kira-kira Indonesia bisa seperti itu atau mungkin tidak perlu Indonesia dulu deh karena terlalu luas. Mungkin Bogor dulu atau kota-kota yang cukup kecil. Kalau Jakarta hampir no hope ya untuk bisa menjadi seperti Kairo.

Tapi why not ?! Pikir saya. Kalau ngga ada yang mulai, lalu siapa yang akan mulai. Sempet terpikir juga sih untuk mulai duluan, tapi takut disangka riya atau sok-sokan. Soalnya yang saya lihat disana jelas berbeda dengan Kairo. Di cafe-cafe itu yang saya lihat pengunjungnya yang muslim lebih menyukai majalah-majalah fashion, lifestyle plus ngopi-ngopi sambil nggosip lalu apa jadinya kalau tiba-tiba ada orang yang nyelonong datang ke cafe itu sambil membawa buku tafsirnya Ibnu Katsir, maybe they will say, you are totally weird dude ! :D. Yap, jaman sekarang orang yang mau mendalamin Islam malah kadang suka dibilang aneh hehehe...

Tapi seru juga kali ya kalau suatu saat kita menemukan salah seorang diantara pengunjung cafe Starbucks atau Coffe Bean Plaza Senayan itu ada yang membaca buku Fiqih Sunnah-nya Sayyid Sabiq, atau di pojokan kita lihat ada yang asik mencatat dari Riyadhus Sholihin-nya Imam Nawawi. Lalu kita lihat lagi, ada sekumpulan eksekutif muda berdasi yang di waktu istirahat makan siang mereka, ramai berdiskusi tentang Fathul Baari-nya Ibnu Hajar al Asqolani. Di pojokan lain kita lihat ada beberapa wanita kuliahan lagi seru gosipin Fahri-nya Ayat-Ayat Cinta.

Setelah itu dari Coffe Bean kita menuju ke atas dan melewati sebuah resto yang bernama Cafe Victoria, dan kita dapati disana seorang wanita karir lengkap dengan setelan blazernya, dia sedang membaca Menjadi Wanita Paling Bahagia-nya Aidh Al Qarni. Lalu beberapa kursi di sebelahnya ada seorang wanita lagi yang sedang membaca Fatawa an-Nisa-nya Ibnu Taymiyah sambil menunggu pesanan makanannya datang.

Melangkah ke foodcourt kita bisa melihat segerombolan abg yang sedang serius membaca Risalah Dakwah-nya Hasan Al Banna dan beberapa temannya sedang menelaah kitab hadits-nya Al Albani dengan damai dan sejahtera. TV besar yang ada di tengah-tengah foodcourt kita lihat sedang memutar film-nya Mustafa Akkad, Sejarah Perjuangan Nabi Muhammad saw. Dan ketika masuk waktu-waktu sholat, maka TV big screen itu otomatis memutar adzan dari Imam As Sudais yang berlatar belakang Masjidil Haram.......

Now don't you tell me to go home early from that mall. I'll be on that mall for hours just to see and to feel that ambience :D. Would it be something beautiful, Islam anytime anywhere...a wishful thinking....


"The revival of religion is the revival of the nation. The life of religion is the light of life"
[Bediuzzaman Said Nursi]


Wassalamu'alaikum

Diskusi Kajian Islam,19 February 2006




Wednesday, February 15, 2006

Meet.......Farrell !




Haloow ini keponakan pertamaku yang namanya Farrell Faezia Firmansyah. Dia lahir tanggal 8 Januari 2005 dan alhamdulillah itu berarti beliau (uehueh resmi bener!) sekarang udah satu tahun lebih melihat dunia. Aku sayang banget sama keponakanku ini. Dan insya Allah sekitar bulan Desember 2006, aku akan mempunyai keponakan kedua. Doakan yah :)

Monday, February 13, 2006

Kapankah hal itu akan terjadi



Assalamu'alaikum,


Kadangkala
saya suka bertanya, kapankah kira-kira dunia ini akan berakhir.
Kapankah segala aktifitas di muka bumi ini terhenti dan seperti apakah
nanti rasanya. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu seringkali hadir kalau
saya sedang sendiri atau sedang tidak memikirkan sesuatu yang berat.
Misalnya ketika saya sedang berada di jalan, saya sering melihat
gedung-gedung yang menjulang tinggi, orang-orang yang lalu lalang di
jalan, para pengemis meminta-minta atau ketika sedang hujan lebat dan
langit berubah menjadi gelap dengan seketika, saat seperti itulah
biasanya pertanyaan tentang kapan dunia ini berakhir itu timbul. Dia bertanya, "kapankah hari kiamat?" [QS 75:6].

Pertanyaan
seperti itu timbul bukan berarti saya menginginkan agar dunia ini cepat
berakhir. Walaupun kadangkala ketika saya melihat atau mendengar
sesuatu yang terlalu membuat hati saya sedih yang berkaitan dengan
agama Islam biasanya terbersit hal semacam itu, tapi hanya beberapa
detik saja karena saat itu saya langsung menyadari bahwa perbekalan
saya masih sedikit untuk nanti.

Saya masih membutuhkan
kehidupan dunia ini untuk memperbanyak amal baik saya, saya telah hidup
lebih dari dua puluh tahun tapi bukan amalan baik yang saya kumpulkan
melainkan hanya mengumpulkan dosa. Di dunia ini saya banyak menemukan
seseorang yang mempunyai hobby sebagai kolektor mobil, motor, perangko
dan lain sebagainya, dan biasanya seorang kolektor pastilah bangga dan
merawat apa yang dikoleksinya itu. Tapi....adakah orang yang bangga
menjadikan dosa sebagai koleksinya dan sekaligus merawatnya ?...ya
Allah semoga kami tidak termasuk golongan yang itu...

Setelah
saya mengenal kembali Islam dan mulai senang membaca buku-buku hadits,
saya banyak menemukan berbagai macam tanda-tanda bahwa dunia ini akan
berakhir. Saya yakin temen-temen disini pun ada beberapa yang pernah
membaca atau mendengar tentang tanda-tanda kiamat itu di al Qur'an dan
hadits. Saya perhatikan diantara tanda-tanda yang tertera dalam
kitab-kitab hadits itu banyak yang telah terjadi. Salah satu yang
seringkali terlihat adalah hadits yang mengatakan bahwa tanda-tanda
dunia akan berakhir adalah laki-laki yang mulai menyerupai perempuan
dan sebaliknya. Begitu juga dengan semakin banyak laki-laki dan wanita yang berpakaian tapi seperti telanjang dan bangga dengan tank top nya.

Walaupun tanda-tanda dunia akan berakhir telah banyak disebutkan di dalam al Quran dan hadits-hadits dari mulai yang shahih (asli) sampai yang dhaif
(lemah), tapi saya yakin tidak ada seorang pun yang mampu
memprediksikan secara tepat kapan hal itu terjadi, not even the prophet
atau malaikat sekalipun.

Tiba-tiba saya jadi berpikir, bagaimana
seorang manusia yang dhaif, yang tidak akan bisa mencapai level nabi
atau bahkan malaikat, bisa dengan bangga dan mudahnya berjalan di muka
bumi ini padahal dunia ini bisa berakhir kapan saja tanpa mengenal
waktu. Saya pun sering bertanya, sholat yang saya laksanakan lima waktu
sehari dan amalan sunnah yang dilakukan, mampukah membawa saya ke
kehidupan yang lebih baik nanti. Apakah yakin bahwa Allah pasti
menerima amalan-amalan tersebut ?. Sungguh saya tidak ingin menjadi
orang yang sombong dengan mengatakan bahwa, ya amalan saya pasti
diterima Allah.

Tapi bukankah malaikat Izrail selalu berada di
dekat kita yang selalu siap mencabut nyawa seseorang kapanpun dan
dimanapun Allah perintahkan. Saya pernah membaca sebuah hadits yang
menyatakan bahwa malaikat Izrail atau malaikat maut itu mengunjungi dan
melihat wajah kita sebanyak tujuh puluh kali dalam sehari. Hadits yang
diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a, bahwa Rasulullah s.a.w
bersabda, "Malaikat maut memerhati
wajah setiap manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika
Izrail datang merenungi wajah seseorang, didapati orang itu sedang
bergelak tawa. Maka berkata Izrail: Alangkah herannya aku melihat orang
ini, padahal aku diutus oleh Allah Taala untuk mencabut nyawanya,
tetapi dia masih saja bersenang-senang dan bergelak tawa."


Lalu
bagaimana ketika kita sedang tertawa dan bercanda, tiba-tiba malaikat
Izrail melaksanakan perintah Tuhan saat itu juga, bagaimana ketika kita
sedang bekerja tiba-tiba sang malaikat menarik nafas kita yang terakhir
detik itu juga. Dan apa jadinya ketika di waktu malam kita memejamkan
mata untuk tidur, lalu keesokannya kita bisa melihat suami, istri, anak
dan seluruh keluarga kita sedang menangisi jasad kita sendiri....

Pada saat sudden death
seperti itu, sempatkah kita mengucap ampun dan bertaubat kepada Allah,
sempatkah kita mohon maaf sekaligus pamit kepada keluarga ?. Sekali-kali
tidak, apabila nyawa telah sampai ke kerongkongan dan dikatakan.
"Siapakah yang dapat mengobati", dan dia yakin sesungguhnya itulah
waktu perpisahan dengan dunia
. [QS 75:26-28]


Ya Allah.....Allahumma ya musharrifal qulub.....sharrif qulubana ala
tha’atika

Wahai Dzat yang Maha Memalingkan hati,
palingkanlah hatiku untuk senantiasa mematuhi-Mu


Allahumma anta robbii....laa ilaaha illa anta kholaqtanii....wa anaa
'abduka...wa annaa'ala 'ahdika....wa wa'dika mastatho'tu
a'uudzubika...min syarri maa shona'tu abuu-ulaka bini'matika 'alayya wa
abuu-ulaka bidzanbii faghfirlii fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illa
anta...[HR. Bukhari 6161, Tirmidzi 3524]

"Ya
Allah, Engkau adalah Tuhanku; tiada tuhan yang berhak disembah selain
Engkau. Engkaulah yang telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu dan
aku berada dalam janji dan ikrar kepada-Mu semampuku. Aku berlindung
kepada-Mu dari keburukan apa yang telah kulakukan; aku mengakui semua
nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku; dan aku mengakui semua
dosaku, maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tiada yang dapat
mengampuni dosa-dosa selain Engkau...."


Sungguh...kita tidak akan pernah tahu kapan hal itu akan terjadi...


Wassalamu'alaikum....







Sunday, February 12, 2006

Buku : Islam Dihujat

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Reference
Author:Hj. Irena Handono
Penulis : Hj. Irena Handono, (mantan biarawati)
Isi : 357 hal.
Penerbit: Bima Rodheta


".... Dia (Muhammad) mengajar dan mencontohkan kepada murid-muridnya untuk membunuh dan merampok demi nama Allah, dan memaksa orang-orang masuk Islam."

Demikianlah kalimat yang tertulis dalam buku "The Islamic Invasion" karya Robert Morey.

Kalimat diatas adalah gambaran bagaimana beberapa kaum orientalis Barat melakukan kajian dan mempresentasikan Islam dan kaum muslimin sesuai dengan kacamata mereka, dibarengi dengan kegiatan misionaris dalam rangka memperkokoh kedudukan imperialis dan penyebaran Kristen di kalangan bangsa Timur Muslim.

Di pihak lain, umat Islam mengalami stagnasi pemikiran dan disintegrasi politik yang sangat parah, bahkan semangat interdependensi seakan lenyap akibat pertikaian interen memperebutkan kepentingan masing-masing dan fenomena taqlid dalam pemikiran agama. Sehingga umat lemah sekali tanpa adanya filter yang berarti, untuk menentang pemikiran-pemikiran mereka. Ironisnya, kalimat diatas adalah identik sekali dengan apa yang diajarkan Jesus kepada umat Kristiani dalam Bibel (lihat Ulangan 20 : 12-14, I Samuel 15 : 2-3).

Maka fenomena pembantaian 300.000 umat Islam di Bosnia oleh umat Kristiani dapat kita lihat dalam ekspresi yang mengerikan. Para jamaah ditembaki saat sedang shalat di Masjid, wanita-wanita diperkosa, walaupun media tidak banyak bersuara mengenai hal ini.

Tetapi di kalangan orientalis Barat sendiri memang ada yang jujur dan sadar dalam memahami Islam dan kaum muslimin. Mereka ini mau tampil sebagai pembela-pembela Islam yang tangguh. Kerapkali mereka juga sangat gemas dengan pandangan yang salah dan zalim dari kalangan orientalis Barat.

Buku ini menjawab beberapa hujatan terhadap Islam dan kaum Muslimin yang ditulis oleh Robert Morey dalam buku "The Islamic Invasion" yang cukup meresahkan masyarakat itu, khususnya para muallaf.

Dalam menjawab "The Islamic Invasion", buku ini merujuk pada sumber pokok Islam yang dihujat Morey, yaitu Al-Qur'an dan Hadits. Juga membandingkannya dengan ajaran Bibel, serta menyertakan komentar orientalis Barat lainnya yang jujur dan sadar dalam melihat Islam. Juga beberapa pemikiran kaum intelektual Muslim sendiri dalam "menyambut" hujatan-hujatan oleh Robert Morey itu.

Buku ini ditulis oleh seorang mantan biarawati yang pernah mendapatkan pendidikan sekolah teologi sampai akhirnya Allah menurunkan hidayah kepada beliau dan sekarang berbalik menjadi seorang ustadzah. Hj. Irena handono, saat ini sebagai ketua Umum Pimpinan pusat Gerakan Muslimat indonesia. Sebuah ormas perempuan muslim independent, lintas golongan, ras dan suku. Program andalan organisasi ini adalah membentengi umat dari bahaya deislamisasi dan pemurtadan. Beliau juga aktif melakukan dakwah, khususnya membina para mualaf-sebuah dunia yang pernah dialaminya sendiri. Beliau pun membangun website yang bisa dikunjungi di http://www.irena-center.org/.



Buku : Jangan Takut Hadapi Hidup

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Dr Aidh Abdullah Al-Qarni
Judul buku: Jangan Takut Hadapi Hidup
Penulis: Dr Aidh Abdullah Al-Qarni
Penerjemah: Masrukhin
Penerbit: Cakrawala Publishing
Resentor: Team Republika
Cetakan: I, Juni 2005


Berani Menghadapi Hidup

Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah menyatakan bahwa Allah SWT berfirman, ''Siapa yang memusuhi kekasih-Ku, maka ia telah menyatakan perang dengan-Ku. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri-Nya kepada-Ku dengan sesuatu yang paling dicintainya dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan tidak henti-hentinya hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan sesuatu yang sunah, sehingga Aku mencintainya, dan jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, tangannya yang dengannya ia menampar, dan kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku pasti Aku akan memenuhi permintaannya, dan jika ia meminta perlindungan-Ku, pasti Aku akan melindunginya.'' (HR Bukhari)

Hadis di atas merupakan salah satu sabda Rasulullah SAW yang paling penting dalam ajaran agama Islam. Hadis inilah yang dikutip oleh Dr Aidh Abdullah Al-Qarny, salah seorang penulis dan dai Islam terkemuka saat ini. Penulis buku laris La Tahzan (Jangan Takut) itu kali ini menyuguhkan sebuah buku yang sangat menarik dan menggugah. Intinya adalah jangan takut menghadapi hidup.

Bagaimana caranya agar kita berani menghadapi hidup? Penulis menegaskan pentingnya bagi kita untuk berbenah diri dan selalu optimistis dalam mengarungi kehidupan yang fana ini. Penulis mengingatkan kita agar senantiasa hidup bersama petunjuk Alquran, dan menghilangkan keterikatan hati dari segala aksesoris dunia, serta mendirikan shalat di keheningan malam (qiyamullail).

Tak kalah pentingnya adalah selalu mencermati setiap kejadian yang lalu lalang di hadapan kita, mengambil hikmah dari semua kejadian, dan merenungkan setiap lintasan peristiwa yang akan memberi pencerahan kepada kita di tengah kelalaian manusia.

Pembahasan buku ini sangat lengkap, dimulai dari kecintaan yang agung (kepada Allah SWT), karakteristik orang-orang yang beruntung, dan sepuluh sifat yang utama. Juga, pertolongan Allah terhadap para kekasih-Nya, Allah adalah sebaik-baik pelindung, keutamaan orang-orang berzikir dan bertahajjud, keutamaan doa, dan fadilah kesabaran.



Thursday, February 9, 2006

Serangan pemikiran dalam Pendidikan Islam



Assalamu'alaikum,


Serangan pemikiran atau al ghazwu'l-fikri dapat disebut sebagai sebuah istilah kontemporer yang banyak dipopulerkan di kalangan umat Islam. Sebagai serangan yang bukan berbentuk fisik, dia mempunyai karakteristik yang dekat dengan brain washing atau dengan istilah lain thought control, ideological reform. Setiap ideologi atau ajaran mengklaim mempunyai otoritas kebenaran dan berusaha meyakinkan pihak luar dengan berbagai cara. Penerimaan "kebenaran" pada pemikiran seseorang memerlukan pembersihan terhadap kepercayaan lama orang tersebut tentang makna kebenaran.

Serangan pemikiran ini apabila kita lihat dari susunan katanya sudah jelas bahwa yang dimaksud dengan serangan itu bukanlah secara fisik seperti menggunakan senjata atau apapun yang berhubungan dengan kontak fisik secara langsung yang mengandung unsur kekerasan, tapi lebih merupakan serangan yang sepintas tidak terlihat dari segi fisik tetapi mampu menembus akal dimana akal seseoranglah yang menentukan gerak tubuh dan perilaku seseorang tersebut.

Sebagai perang urat saraf, ia mempunyai strategi dan sasaran serta penghalalan berbagai cara untuk mencapai tujuannya. Misalnya, seorang musuh disulap sedemikian rupa sehingga ia menganggap lawan sebagai kawan atau juga sebaliknya, atau sekurang-kurangnya ia idak memihak kepada salah satu dari dua pihak yang sedang berkonfrontasi. Serangan pemikiran atau brain washing ini biasanya sangat efektif pada saat keadaan tidak normal atau tidak berimbang. Singkatnya serangan pemikiran ini akan mudah melancarkan serangannya di lingkungan atau individu-individu yang belum mempunyai kepribadian yang tangguh dan ilmu yang cukup.

Penggunaan istilah ghazwu'l-fikri dikalangan umat Islam, berarti maksud sebenarnya adalah ghazwu'l-fikri al Islami atau serangan yang ditujukan kepada pemikiran Islam oleh lawan pemikiran itu sendiri. Serangan ini biasanya dipahami berasal dari dunia Barat secara umum yang mempunyai hubungan atau kepentingan di dunia Islam. Dalam hal ini Barat berada dalam posisi kuat karena dominasinya dalam segala bidang dan dunia Islam berada dalam posisi lemah karena pengaruh dominasi asing tersebut.

Apabila kita cermati, serangan pemikiran terhadap umat Islam di Indonesia sangat-sangat terasa pengaruhnya dari serangan pemikiran tersebut. Dulu tidak ada kyai yang mendukung goyang erotis dan sekarang ada. Dulu tidak ada cendekiawan muslim yang menghalalkan nikah beda agama dan sekarang ada. Dan yang terpenting, di zaman sekarang sudah ada seorang profesor atau doktor yang bisa dengan mudahnya mengatakan bahwa al Qur'an yang sekarang telah mengalami distorsi dibanding ketika zaman al Qur'an pertama kali turun, oleh karena itu al Qur'an perlu dirombak dan dibuat edisi kritisnya. Itulah sekilas efek dari serangan pemikiran yang tanpa kita sadari telah masuk ke sendi-sendi umat Islam bahkan sampai ke level intelektual.

Didalam tataran intelektual, sebenarnya gejala serangan pemikiran terhadap Islam ini dapat menjadi studi banding atau rival, sehingga dari berbagai perbandingan yang dilakukan diharapkan dapat menemukan suatu metodologi baru dalam memahami Islam dan menerapkannya nilai-nilainya di masyarakat. Tapi alih-alih untuk mempelajari Islam dari Barat dan menemukan kelemahan Barat dalam kajian Islam, seorang cendekiawan pun bisa terperosok.

Prof. Dr. Harun Nasution yang sempat menjabat rektor IAIN Syarif Hidayatullah (1973-1984), berangkat ke Montreal, Kanada dan menuntut ilmu di McGill University yang saat itu dan sampai sekarang mempunyai program yang dinamakan The McGill - IAIN Relationship. Dan struktur organisasi nya pun diisi oleh beberapa tokoh pendidikan dari IAIN seperti Azyumardi Azra dari UIN Jakarta , Amin Abdullah dari IAIN Yogyakarta. Buku yang mungkin menarik untuk dibaca berkenaan dengan dampak dari program kerjasama antara IAIN dan McGill University adalah buku yang berjudul, "The Modernization of Islam in Indonesia, An Impact Study on the Cooperation between the IAIN and McGill University"

Setelah menuntut ilmu disana, beliau pulang dengan membawa segudang pemikiran baru dan mengeluarkan buku berjudul "Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya", yang ketika itu menuai banyak kritik yang cukup tajam dari kalangan cendekiawan muslim lainnya karena buku itu penuh dengan pemikiran Barat terhadap Islam yang mempunyai banyak kelemahan dan dapat membuka pintu ke arah sekularisme, plurarisme dan liberalisme, dimana faham-faham tersebut telah difatwakan haram oleh MUI pada tanggal 29 Juli 2005. Salah satu tokoh yang gigih mengkritik isi buku tersebut adalah Prof. HM Rasjidi yang ternyata adalah satu almamater dengan Prof. Dr. Harun Nasution dan sama-sama pernah menuntut ilmu dari McGill University. Hanya yang menjadikannya beda adalah, Prof. HM Rasjidi seakan menggunakan kaidah, know your enemy so you know how to defeat them, sebaliknya dengan Prof. Dr. Harun Nasution yang justru seakan berkompromi dengan mereka.

Di dalam lingkungan pendidikan yang kelihatannya Islami pun belum tentu seratus persen terbebas dari serangan pemikiran ini. Serangan pemikiran bekerja dengan cara yang lihai, terselubung dan mematikan (swift, silent & deadly). Penanaman ideologi yang menyimpang sekarang sangat mudah dilakukan bahkan di belakang titel profesor dan doktor. Maka tidak heran ketika seorang profesor dan cendekiawan muslim saat ini bisa meneriakan slogan say no to syariat Islam.

Tentunya tidak semua orang bisa mendeteksi gejala serangan pemikiran ini. Oleh karena itu penanaman ilmu tentang Islam di usia sedini mungkin sangatlah diperlukan dan juga materi pembelajarannya tidak hanya berhenti misalkan hanya sampai tahap al Qur'an itu wahyu Allah dan Hadits adalah sunnah Rasulullah oleh karena itu wajib diimani, tapi juga mengerti mengapa al Qur'an dan al Hadits bisa tetap asli dan layak untuk diimani sehingga hal-hal yang menyangkut kedua dasar aqidah Islam yang sudah pasti tersebut tidak perlu lagi diutak-atik dengan alasan modernisasi Islam.

Belajar Islam kepada orang Barat yang belum muslim, walaupun hanya untuk belajar metodologi, juga akan menyangkut aqidah keagamaan, khususnya bila metodologi yang dimaksudkan adalah metodologi pengamalan ajaran Islam. Islam sebagai pandangan hidup muslim adalah risalah (pesan yang disampaikan) dan juga thariqah (metode) tentang bagaimana menerapkan pesan-pesan tersebut dalam kehidupan nyata. Thariqah tersebut banyak terdapat dalam sirah Rasulullah saw berupa langkah-langkah yang beliau lakukan selama hidup dalam menerapkan ajaran Islam.

Bila memang dibutuhkan, maka sebenarnya belajar Islam ke Barat hanya dapat dibenarkan sebagai studi perbandingan dan pelengkap untuk memperluas wawasan. Hanya saja Allah telah memperingatkan kita di dalam surat Al Hujuraat ayat 6,

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."

Didalam kitab Muzil Al-Ilbas, para ulama mendefinisikan orang yang termasuk golongan fasiq adalah seseorang yang mengakui hal-hal semacam shalat, zakat, puasa dan lain-lain sebagai ketentuan yang Allah tentukan kepada umat Islam, hanya saja dia tidak melakukan semua itu maka dia termasuk golongan yang fasiq. Tetapi apabila dia tidak mengakui semuanya termasuk hukum Allah, maka dia termasuk golongan yang kafir.

Apabila Allah saja sudah memerintahkan kita untuk memeriksa lebih teliti dan hati-hati terhadap berita yang dibawa golongan yang fasiq, tentunya kita diharuskan lebih extra teliti lagi didalam mengambil berita atau ilmu dari golongan yang tidak mengakui Allah Subhana Wata'ala sebagai Tuhan mereka dan Muhammad sebagai nabinya agar tidak terjadi musibah seperti digambarkan Allah dalam surat al Hujuraat tadi.


Wassalamu'alaikum

Tulisan ini juga dimuat di hidayatullah.com









Wednesday, February 8, 2006

Bicara nikah yuks !


Assalamu'alaikum,


Kejadian pertama :

Jadi gini, sekitar 2-3 bulan yang lalu aku lagi iseng jalan-jalan ke toko buku. Hehe jalan-jalan sih ke toko buku yah, ngga gaul banget :p. Jadi di toko buku itu aku lihat ada bukunya Fauzil Adhim yang berjudul "Indahnya Pernikahan Dini" dan setelah aku baca belakangnya kok kayanya menarik ya, berhubung dari dulu aku memang punya rencana menikah dini jadi aku pikir perlu juga buku ini untuk jadi referensi. Juga setelah merasakan capenya pacaran makanya aku memutuskan untuk say goodbye pacaran and welcome pernikahan, lebih aman dan lebih syar'i toh :).

Akhirnya buku itu kubawa pulang dengan perasaan deg-degan hehehe abis jujur aja dari sekian buku yang aku punya, itu buku pertamaku yang berbau pernikahan jadi wajar dong agak-agak gimanaa gitu pas mau bacanya. Sampai rumah, buku itu aku namain dan nulis tanggalnya di halaman pertama, itu memang ritualku kalau abis beli buku dan biasanya baru aku baca menjelang tidur. Setelah itu buku tentang nikah dini tadi aku simpan di rak buku tapi di tempat yang agak tersembunyi....supaya ngga ketauan ibu kalau anaknya mulai beli buku-buku beginian (tentang nikah.red).

Besoknya temenku dateng kerumah dan main ke kamar dan langsung liat-liat kearah rak buku sambil milih-milih buku. Dan....ciiaat ! buku tentang nikah itu ketauan sama dia. Setelah itu dia malah ngomong, "Wah lo salah beli buku nih, soalnya umur lo udah ngga dini lagi pak". Kurangajar kesannya aku udah tua bener huhuhu. Akhirnya temenku itu malah terkekeh-kekeh ngeliat aku yang mulai pasang tampang kikuk. ......

Kejadian kedua :

IKAPI Bookfair terakhir kemarin diadakan di JHCC tangga 7 Desember. Sudah pasti aku ngga mau kelewatan sama yang namanya bookfair, bazar buku, pameran buku atau apalah namanya yang penting tentang buku. Soalnya udah bisa dipastikan di acara-acara seperti itu harga-harga buku bisa menjadi sangat murah, apalagi kalau sekedar buku referensi yang biasanya jarang diminati masyarakat umum.

Aku kesana bareng temenku yang tadi di kejadian pertama. Kita kesana pas setelah ashar di masjid deket rumah dan sampai di JHCC sekitar jam empat. Sampai disana kita mutusin untuk mencar sesukanya dan ketemu lagi jam lima di meeting point yang udah kita tetapkan. Setelah muter-muter keliling puluhan stand disana, aku nemu satu buku yang sepertinya bagus yang judulnya "Beginilah Nabi Mencintai Istri" terbitan Gema Insani. Baru baca belakangnya aja udah terbayang gimana indahnya rumah tangga Nabiku itu dengan istrinya. Tanpa pikir panjang aku beli buku itu dan langsung menuju tempat janjian dengan temenku tadi.

Sampai di meeting point ternyata dia belum ada. Sekitar lima menit kemudian temenku itu dateng. Dan dari arah yang berbeda ternyata ada temenku yang lain seorang akhwat yang menuju ke arahku juga sambil manggil namaku.

Nah ketika temenku yang akhwat nanya, "Beli buku apa aja ndra ?", ternyata pas temenku yang pertama itu ngambil buku yang aku beli dari kantong plastik lalu dengan polosnya ngomong, "Ooo Indra beli buku tentang beginian lagi (nikah.red) toh". Akhirnya temenku yang akhwat pun angkat bicara sambil ketawa-ketawa, "Waah udah siap nih yee uhuy !".....Duh langsung luntur deh muka ...
Sampai mobil, ngga ada ampun lagi deh buat temenku itu, langsung aku

********

Inti dari dua cerita ini adalah, ternyata aku selalu kesusahan menyembunyikan niatku untuk nikah hehe. Setelah kejadian itu juga aku jadi berpikir, kenapa harus malu ya kalau kita pengen nikah, padahal nikah itu kan sunnah Nabi dan udah gitu dijamin Allah lagi bahwa kalau kita nikah itu insya Allah akan dibikin kaya. Gak percaya ? coba buka lagi Qur'annya surat An Nuur ayat 32. Hayoo masa mau meragukan janji Allah yang udah jelas terpampang disitu sih.

Dulu kalau ditanya tentang nikah cepet pasti aku jawab, yah nanti deh saling mengenal a.k.a pacaran aja dulu lah baru abis itu nikah, takut nikah buru-buru bro. Nah sekarang malah kebalikan, aku malah takut pacaran dibandingkan nikah huhuhu soalnya dosanya udah jelas banyakan yang mana sih jadi sayah males pacaran.

Udah gitu kalau pacaran itu cape yah, masa belum jadi istri aja udah minta jemput sana jemput sini anter sana anter sini emangnya supir apa ?! huhuhu ngga dilayanin juga ngga dosa kok. Beda kan kalau yang minta kaya gitu yang udah jadi istri, nah itu malah jadi tanggung jawab seorang suami dan insya Allah berpahala kalau dilaksanakan. Begitu juga buat yang cewe, masa cowonya kelayapan sampai pagi dimarahin sampai didiemin tiga hari ? ya biarin ajalah itu cowo kan masih tanggung jawab orangtuanya, dan lagi suaminya juga bukan. Beda kalau itu cowo udah jadi suami, nah itu justru jadi tanggung jawab seorang istri untuk ngingetin plus berpahala lagi.

Trus belum lagi kalau udah masalah cemburu-cemburuan, hiihh paling males deh tuh. Ditambah lagi kalo pasangan kita yang almost perfect dari segi wajah dan body, pokoknya yang bikin leher orang muter deh kalo lewat. Belum sah jadi milik aja cemburunya udah ampun-ampunan apalagi nanti udah jadi milik ? bisa bisa diiket kali tuh dirumah. Been there done that and don't wanna go back

Jadi kesimpulan dari tulisan iseng ini apa ? tanyakan saja pada rumput yang bergoyang huhuhu......

Yah ini cuma sekedar sharing-sharing aja kok hehe. Ya udah mendingan ngga usah pake pacaran-pacaran segala deh, mending mohon petunjuk Allah, lurusin niat, ukur kemampuan, abis itu bilang deh ke nyokap or bokap, "Mom/Dad i wanna get married soon !" sambil terangin dengan detail kenapa alesannya pengen nikah cepet. Dijamin deh orang tua juga bakal mikir-mikir lagi untuk nolak hihihi...

Oh ya buat om dan tante yang akan, sedang atau sudah pernah nikah (?) sharing ceritanya yuk disini atau di mpnya masing-masing supaya kita yang belum menikah ada gambaran gimana pas milih pasangan, trus cerita pas "perang" pertama dirumah tangga dan sebagainya deh. Syukron jazakumullah khairan katsiron ya akhi wa ukhti :).


Wassalamu'alaikum



Monday, February 6, 2006

Bahaya Metode Hermeneutika sebagai Penafsiran Al Qur'an




Assalaamu'alaikum,

Klip yang saya share kali ini ke temen-temen di mp adalah sebuah klip yang saya ringkas dari vcd yang berjudul "Bahaya Metode Hermeneutika dalam Penafsiran Al Qur'an". Di vcd itu ada dua pembicara ahli dari INSISTS yaitu Adian Husaini M.A dan Dr. Ugi Suharto, yang membahas tentang metode Hermeneutika mulai dari sejarahnya, awal mula penggunaannya sampai kepada efek atau hasil dari penafsiran yang menggunakan metode tersebut.

Penafsiran Hermeneutika ini adalah suatu "alat" untuk me-liberalkan pemikiran yang berasal dari tradisi penafsiran Injil/Bible. Maka tidak heran ketika ada yang berfaham Islam Liberal, bisa menghalalkan nikah beda agama, mengatakan jilbab tidak wajib, khamr halal, Al Qur'an adalah kitab puisi dan sebagainya. Salah satu contoh hasil dari penafsiran Hermeneutika yang paling kontroversial adalah peristiwa sholat Jum'at berjamaah yang di pimpin oleh seorang wanita yang bernama Dr. Aminah Wadud, profesor studi Islam di Departemen Filsafat dan Studi Agama Universitas Virginia Commonwealth. Sholat Jum'at itu pun dilakukan disebuah Gereja Katedral Saint John The Divine di kawasan Manhattan, New York, Amerika Serikat.

Hermeneutika memang tidak mengenal status seseorang dan bahkan bisa diaplikasikan oleh seorang profesor sekalipun. Seorang yang awam pun sangat mudah terkena imbas dari penafsiran ini. Ketika kita mendengar ada seseorang yang mengatakan jilbab itu tidak wajib, khamr bisa jadi halal di negara dingin, Al Qur'an adalah kitab puisi atau produk budaya, nikah beda agama itu halal, maka sebenarnya dia telah terkena efek dari Hermeneutika ini walaupun orang tersebut tidak mengerti apa itu Hermeneutika dan bagaimana efek buruknya.

Kajian tentang Hermeneutika ini penting kita telaah lebih lanjut untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh Hermeneutika ini telah merasuk di lingkungan sekitar kita dan juga untuk membentengi aqidah kita. Dalam clip yang saya share kali ini hanyalah penjelasan singkat dari Adian Husaini M.A yang saya ringkas menjadi durasi 8 menit dengan filesize 5 mb. Untuk kajian lebih lengkapnya, nanti akan saya share versi MP3 dari kedua pembicara tersebut. Semoga bermanfaat.

Wassalaamu'alaikum

Sejarah Hidup Nabi Muhammad

Rating:★★★★★
Category:Other


Sejarah Hidup Muhammad

oleh Muhammad Husain Haekal


KATA PERKENALAN

 

oleh almarhum Syaikh Muhammad Mustafa al-Maraghi (Rektor Magnificus Universitas Al-Azhar)

PRAKATA

 

Lingkungan kekuasaan Islam yang pertama -xli; Islam dan Nasrani - xliii; Kaum Muslimin dan Isa -   xliii; Orang-orang Kristen yang fanatik dan Muhammad - xlv; Dasar-dasar yang sederhana dalam kedua agama - xlvi; Perbedaan Tauhid dan Trinitas -xlvii; Kaum Nasrani mengajak Nabi berdebat -   xlviii; Masalah penyaliban Almasih - li; Rumawi dan kaum Muslimin - lii; Penulis-penulis Kristen dan Muhammad - lii; Sebab permusuhan Islam-Kristen - lv; Kristen tidak sesuai dengan watak Barat - lvi; Penjajahan dan propaganda anti Islam -   lviii; Islam dan apa yang terjadi dengan umat Islam -lviii; Sikap jumud di kalangan pemuda - lix; Ilmu dan literatur Barat - lx; Usaha-usaha modernisasi dunia Islam - lxi; Misi penginjil dan golongan yang berpikiran beku - lxii; Terpikir akan menulis buku ini -   lxiii; Qur'an sumber yang paling otentik -   lxiii; Konsultasi yang tepat - lxiv; Dalam batas-batas biografi, tidak lebih - lxvi; Penyelidikan berguna bagi seluruh umat manusia -   lxviii.
  Bagian 1,   Bagian 2,   Bagian 3,   Bagian 4,   Bagian 5,   Bagian 6.

PENGANTAR CETAKAN KEDUA

 

Pembela-pembela Orientalis -   lxxiv; Sebab-sebab kesalahan Orientalis -   lxxvi; Buku biografi penulis-penulis Islam sebagai pegangan -   lxxvi; Orientalis dan ketentuan-ketentuan agama -   lxxviii; Qur'an tidak diubah-ubah -   lxxviii; Pendapat Muir -   lxxx; Penulisan Qur'an pada zaman Nabi -   lxxxi; Bila berselisih kembali kepada Nabi -   lxxxii; Pengumpulan Qur'an langkah pertama -   lxxxiii; Mushaf Usman -   lxxxiv; Persatuan Islam zaman Usman -   lxxxv; Mushaf Usman cermat dan lengkap -   lxxxvi; Cara yang sebenarnya dalam mengadakan penyelidikan - xc; Fitnah sekitar ayan - xci; Kembali kepada ilmu pengetahuan -   xcii; Kadang ilmu yang tidak cukup -   xciii; Menyerang Muhammad karena gagal menyerang ajarannya - xcv; Pertimbangan mereka yang aktif dalam soal-soal Islam -   xcvii; Selawat kepada Nabi -   xcviii; Menangkis kecaman - c; Buku-buku sejarah dan buku-buku hadis - c; Kontradiksi - ci; Faktor waktu, ketika cerita itu ditulis -   ciii; Pengaruh pertentangan politik dalam dunia Islam - civ; Penghimpunan hadis -   civ; Kriterium yang sebenarnya tentang Hadis - cv; Penghimpunan hadis pada masa Ma'mun -   cvii; Cerita-cerita tidak masuk akal dan tidak ilmiah - cx; Qur'an dan mujizat - cx; Mujizat terbesar - cxi; Iman menurut pemuka-pemuka Islam -   cxiii; Orang-orang mukmin pada masa Nabi -   cxiii; Gharaniq dan Tabuk -   cxiv; Metoda saya dalam penyelidikan ini -   cxvi; Penyelidikan-penyelidikan Orientalis -   cxviii; Kaum Muslimin dan penyelidikan -   cxix.

PENGANTAR CETAKAN KETIGA

I. ARAB PRA-ISLAM

 

  Sumber peradaban pertama - 1; Laut Tengah dan Laut Merah - 2;   Agama-agama Kristen dan Majusi - 3;   Bizantium pewaris Rumawi - 4;   Sekta-sekta Kristen dan pertentangannya - 4; Majusi Persia di Jazirah Arab - 6; Antara dua kekuatan - 7; Letak geografis Semenanjung Arab - 7; Tidak dikenal, selain Yaman - 8; Raja sahara - 8; Lalu lintas kafilah 9;   Kekuatan Persia di Yaman - 9; Yaman dan peradabannya - 10;   Judaisma dan Kristen di Yaman -11;   Sebabnya Jazirah bertahan pada paganisma 18.
  Bagian 1,     Bagian 2,     Bagian 3,     Bagian 4

II. MEKAH KA'BAH DAN QURAISY

 

  Letak Mekah - 24; Ibrahim dan Ismail - 24; Kisah penyembelihan dan penebusan - 26; Zamzam  - 29; Perkawinan Ismail dengan Jurhum - 29; Pembangunan Ka'bah - 32; Mekah di bawah Jurhum - 35; Qushayy dan anak-anaknya - 38; Mekah di tangan Qushayy - 38; Hasyim dan Abd'l-Muttalib - 39; Tugas-tugas duniawi dan agama di Mekah - 39; Berziarah ke Mekah - 42; Abdullah bin Abd'l-Muttalib - 43; Kisah penebusannya - 43; Kisah Abraha dan gajah - 45.
  Bagian 1,   Bagian 2,   Bagian 3,   Bagian 4

III. MUHAMMAD: DARI KELAHIRAN SAMPAI PERKAWINANNYA

 

  Perkawinan Abdullah dengan Aminah - 52; Abdullah wafat - 53; Muhammad lahir - 53; Disusukan oleh Keluarga Sa'd - 56; Kisah dua malaikat dan pembedahan dada - 57; Lima tahun selama tinggal di pedalaman - 60 ; Di bawah asuhan Abd'l-Muttalib - 60; Aminah wafat - 61; Abd'l-Muttalib wafat - 62; Di bawah asuhan Abu Talib - 63; Pergi ke Suria dalam usia duabelas tahun - 63; Perang Fijar - 65; Menggembala kambing - 68; Ke Suria membawa dagangan Khadijah -71; Perkawinannya dengan Khadijah- 73
  Bagian 1,   Bagian 2,   Bagian 3

IV. DARI PERKAWINAN SAMPAI MASA KERASULANNYA

 

  Perawakan dan sifat-sifat Muhammad - 75; Penduduk Mekah membangun Ka'bah - 77; Putusan Muhammad tentang Hajar Aswad - 78; Pemikir-pemikir Quraisy dan Paganisma - 80; Putera-puteri Muhammad - 81; Kematian putera-puterinya - 82; Perkawinan puteri-puterinya - 83; Kecenderungan Muhammad menyendiri - 85; Menjauhi dosa ke Gua Hira - 86; Mimpi Hakiki - 88; Wahyu pertama - 89.
 
  Bagian 1,   Bagian 2

V. DARI MASA KERASULAN SAMPAI ISLAMNYA UMAR

 

  Percakapan Khadijah dengan Waraga b. Naufal -95; Wahyu terhenti - 97; Islamnya Abu Bakr - 100; Kaum Muslimin yang mula-mula - 101; Ajakan Muhammad kepada keluarganya - 102; Quraisy menghasut penyair-penyairnya terhadap Muhammad - 105; Muhammad menista dewa-dewa Quraisy - 107; Utusan Quraisy kepada Abu Talib - 109; Kedudukan Muhammad terhadap pamannya - Quraisy menyiksa kaum Muslimin - 110; Kaum Muslimin hijrah ke Abisinia - 118; Islamnya Umar - 125.
  Bagian 1,   Bagian 2,   Bagian 3,   Bagian 4

VI. CERITA GHARANIQ

 

Cerita ini biasanya digunakan oleh ahli-ahli non-Islam untuk mengatakan bahwa Al-Qur'an pernah tercemari oleh ayat-ayat setan. Haekal menjelaskan secara bagus didalam argumentasinya:
    Kembalinya mereka yang hijrah ke Abisinia -   Gharaniq yang luhur -   Orientalis-orientalis bertahan pada cerita ini -   Pegangan mereka dalam hal ini -   Lemahnya pegangan tersebut -   Cerita yang nyata-nyata dusta ini dibantah oleh penyelidikan ilmiah

VlI. PERBUATAN-PERBUATAN QURAISY YANG KEJI

 

  Umar mengumumkan keislamanannya dan Muslimin beribadat di Ka'bah - 139; Piagam pemboikotan - 139; Upaya-upaya Quraisy memerangi Muhammad - 140; Alat propaganda - 140; Kefasihan yang mempesonakan - 142; Jabr orang Nasrani - 143; Tufail ad-Adausi - 144; Delegasi Nasrani - 145; Terpengaruhnya Quraisy pada ajakan yang baru - 146; Kekuatiran-kekuatiran Quraisy: persaingan - 149; Kehilangan kedudukan di Mekah - 150; Hari kebangkitan - 151; Beberapa perbandingan - 156.
 
  Bagian 1,   Bagian 2,   Bagian 3

VIII. DARI PELANGGARAN PIAGAM SAMPAI KEPADA ISRA'

 

  Muslimin lari dari Mekah ke celah-celah gunung - 159; Tidak bergaul dengan orang kecuali dalam bulan-bulan suci - 159; Zuhair dan kawan-kawannya membatalkan piagam - 160; Abu Talib dan Khadijah wafat - 163;   Gangguan Quraisy kepada Muhammad - 165; Kepergian Muhammad ke Ta'if dan penolakan Thaqif - 166;   Menikah dengan Aisyah puteri Abu Bakr dan janda Sauda - 169; Isra' dan Mi'raj - 169.
 
  Bagian 1,   Bagian 2,   Bagian 3

IX. IKRAR 'AQABA

 

  Kabilah-kabilah menolak Muhammad secara kasar - 181; Tanda kemenangan dari arah Yathrib - 182;   Hubungan Yahudi dengan Aus dan Khazraj - 182; Beberapa orang Yathrib masuk Islam - 184; Perang Bu'ath - 185; Ikrar 'Aqaba yang pertama - 187; Mush'ab b. 'Umair - 188; Kembali ke Mekah sesudah setahun - 188;   Orang-orang Islam dari Yathrib - 184; Ikrar 'Aqaba yang kedua - 190; Beritanya di kalangan Quraisy - 193; Muhammad mengijinkan Muslimin Mekah hijrah ke Yathrib - 195 ; Komplotan Quraisy mau membunuh Muhammad - 196.
 
  Bagian 1,   Bagian 2

X. HIJRAH

 

  Perintah hijrah - 199; Ali di tempat tidur Nabi - 200; Di gua Thaur - 200;   Berangkat ke Yathrib - 203; Cerita Suraqa b. Ju'syum - 204;   Muslimin Medinah menantikan kedatangan Rasul - 207; Islam di Yathrib - 208;   Muhammad memasuki Medinah - 211.
  Bagian 1,   Bagian 2

XI. TAHUN PERTAMA DI YATHRIB

 

  Yathrib menyambut Muhajir Besar - 213;   Pembinaan mesjid dan tempat tinggal Nabi - 214;   Kebebasan beragama bagi seluruh penduduk Yathrib - 215;   Orang-orang Yahudi Medinah -   Muhammad mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan Anshar - 218;   Perjanjiannya dengan Yahudi menetapkan kebebasan beragama - 221;   Perkawinan Muhammad dengan Aisyah - 225;   Zakat dan Puasa - 226; Azan sembahyang - 226;   Teladan dan ajaran-ajaran Muhammad - 228;   Kuatnya agama baru dan takutnya pihak Yahudi - 233; Kiblat dari al-Majid'l-Aqsha dialihkan. ke al-Masjid'l Haram - 238;   Delegasi Nasrani Najran ke Medinah - 239;   Pertemuan tiga agama di Yathrib - 240; Kaum Muslimin mempertimbangkan kedudukannya terhadap Quraisy - 242.
 
  Bagian 1,   Bagian 2,   Bagian 3,   Bagian 4

XII. SATUAN-SATUAN DAN BENTROKAN-BENTROKAN PERTAMA

 

  Politik Muslimin di Medinah dan satuan-satuan yang pertama - 245; Nabi berangkat sendiri - 246;   Pendapat ahli-ahli sejarah tentang ekspedisi pertama - 247;   Pendapat kami tentang satuan-satuan ini - 248;   Menyudutkan perdagangan Quraisy - 248;   Anshar dan perang Agresi - 250; Watak penduduk Medinah - 251;   Menakut-nakuti Yahudi - 252;   Intrik-intrik Yahudi - 252; Islam dan Perang - 253;   Orang-orang suci dalam Islam dan Kristen - 260; Islam agama kodrat - 261.
 
  Bagian 1,   Bagian 2

XIII. PERANG BADR

 

  Keberangkatan Abu Sufyan ke Syam - 262; Usaha Muslimin memotong jalan - 263; Berangkat dengan sukses - 269; Perdagangan Abu Sufyan selamat - 269; Quraisy dan Muslimin ragu-ragu akan berperang - 270; Ditunggu kembalinya - 271; Quraisy mengetahui persiapan Muslimin - 273; Mereka berangkat ke Badr - 271; Posisi kedua belah pihak di Badr - 273; Doa Muhammad 275; Hilangnya keraguan - 277; Semangat dan kemenangan Muslimin - 284
  Bagian 1,   Bagian 2,   Bagian 3,   Bagian 4

XIV. ANTARA BADR DAN UHUD

 

  Muslimin dan Yahudi - 297;   Perang Qainuqa' - 300;   Yahudi keluar dari Medinah - 301; Quraisy bergerak - 303;   Ekspedisi Sawiq - 303;   Kabilah-kabilah bergerak lalu melarikan diri - 305;   Hancurnya Safwan b. Umayya - 308.
  Bagian 1,     Bagian 2

XV. PERANG UHUD

 

  Persiapan Quraisy di Mekah - 311; Berangkat perang - 311; Bagaimana Muhammad mengetahui - 312; Muslimin bermusyawarah: bertahan di Medinah atau menyongsong musuh di luar - 314; Kalah dan menang - Nabi berangkat dari Medinah - 317; Berhadapan dengan lawan - 318; Abu Sufyan dan Quraisy kembali ke Mekah - 334.
 
  Bagian 1,   Bagian 2,   Bagian 3

XVI. PENGARUH UHUD

 

  Politik Muhammad sesudah Uhud - 335;   Pasukan Abu Salama - 336;   Pasukan Abdullah b. 'Unais - 337;   Peristiwa ar-Raji' (tahun 625) - 337; Zaid b. Khubaib dibunuh - 339;   Orientalis diam saja - 340;   Orang-orang Yahudi dan orang-orang Munafik di Medinah - 342; Yahudi berkomplot terhadap Muhammad - 343;   Abdullah b. Ubayy membakar semangat orang-orang Yahudi - 344; Banu Nadzir dikepung - 345;   Exodus - 346;   Sekretaris Nabi - 348; Badr terakhir - 349;   Ekspedisi Dhat'r-Riqa' - 350;   Ekspedisi Duma'l-Jandal - 351;
  Bagian 1,     Bagian 2

XVII . ISTERI-ISTERI NABI

 

Haekal mengulas isteri-isteri Nabi Muhammad saw., terutama kepada Zainab, sebagai jawaban dari tuduhan kaum orientalis mengenai perkawinan nabi dengan Zainab.
    Teriakan Orientalis tentang Zainab bt. Jahsy -   Zainab menurut gambaran kaum Orientalis -   Orang-orang besar tidak tunduk kepada undang-undang -   Penggambaran Orientalis yang keliru -   Sampai usia 50 tahun hanya beristerikan Khadijah -   Hanya Khadijah yang membawa keturunan -   Perkawinan Sauda bt. Zam'a -   Penelitian sejarah dan kesimpulannya Cerita Zainab bt. Jahsy -   Kekeluargaan Muhammad dengan Zainab -   Melamarnya untuk Zaid dan penolakan Zainab - Terpaksa menerima -   Zaid mengadukan Zainab dan perceraian -   Hukum pengaduan dalam Islam -   Bagaimana Muhammad kawin dengan Zainab -   Bagaimana pendapat kaum Orientalis tentang cerita Zainab bt. Jahsy -   Muhammad menjunjung tinggi kedudukan wanita

XVIII. PERANG KHANDAQ BANU QURAIZA

 

  Naluri orang-orang Arab dan kewaspadaan Muhammad - 370;   Permusuhan Yahudi yang sengit - 371;   Utusan Yahudi kepada Quraisy - 372;   Yahudi lebih mengutamakan paganisma daripada Islam - 372;   Pendapat seorang Yahudi - 373;   Yahudi menghasut orang Arab - 373; -   Muslimin gentar - 374;   Menggali parit sekitar Medinah - 375;   Quraisy terkejut melihat parit - 377;   Musim dingin yang luar biasa - 377;   Quraiza melanggar perjanjian - 380;   Utusan Muhammad kepada Quraiza - 380; Yang menyerbu parit - 383;   Muslimin dianggap enteng oleh Quraiza - 384;   Intrik Nuiaim di kalangan Ahzab dan Quraiza - 384; Angin topan menghancurkan perkemahan Ahzab - 386;   Ahzab berangkat pulang - 386;   Perang Quraiza - 387;   Keputusan Sa'd b. Mu'adh - 390;   Keuletan orang-orang Yahudi dalam perang - 391; Harta benda Banu Quraiza - 393.
  Bagian 1,   Bagian 2,   Bagian 3

XIX. DARI DUA PEPERANGAN KE HUDAIBIYA

 

  Penyusunan masyarakat Arab - 395;   Affair percintaan dan semangat perang - 397;   Wanita, di negeri Arab dan di Eropa masa itu - 398;   Wanita dalam undang-undang Rumawi - 399;   Muhammad dan reformasi sosial - 400;   Islam melarang mempertontonkan diri - 401;   Rumah tangga Nabi - 404; Persiapan kehidupan sosial untuk masyarakat Islam - 405;   Ekspedisi Banu Lihyan - 406;   Pembersihan Banu Qarad - 407;   Ekspedisi menghadapi Banu'l-Mushtaliq - 408;   Fitnah Abdullah b. Ubayy - 409;   Kedengkian Ibn Ubayy kepada Nabi - 411;   Perjuangan batin yang berat - 411;   Nabi memaafkan Ibn Ubayy - 412;   Tertinggal tak terasa - 413;   Juairia bt. al-Harith - 415;   Aisyah jatuh sakit - 417;   Muhammad minta pendapat Usman dan Ali - 419;   Muhammad menemui Aisyah - 420;   Wahyu membebaskan Aisyah - 421;   Maaf yang sungguh indah - 423.
  Bagian 1,     Bagian 2,     Bagian 3

XX. PERJANJIAN HUDAIBIYA

 

  Setelah enam tahun di Medinah - 424;   Muslimin dirintangi ke Mesjid Suci - 424;   Muslimin mengumumkan naik haji - 427; Dua perkemahan bertemu - 429;   Muhammad memelihara perdamaian - 431;   Utusan Quraisy kepada Muhammad - 433;   Perutusan 'Urwa ibn Mas'ud - 434;   Utusan Muhammad kepada Quraisy - 435;   Usman b'Affan diutus - 436;   Ikrar Ridzwan - 437;   Perutusan Quraisy kepada Muhammad - 438;   Perundingan kedua belah pihak - 440; Abu Bakr dan Umar - 441; Perjanjian Hudaibiya (Maret 628) - 441;   Perjanjian Hudaibiya mulai berlaku - 442;   Hudaibiya: suatu kemenangan yang nyata - 444;   Cerita Abu Bashir - 445;   Wanita-wanita Muslihat yang hijrah - 448; Apa yang dilakukan Muhammad - 449.
  Bagian 1,     Bagian 2,     Bagian 3

XXI. KHAIBAR DAN UTUSAN KEPADA RAJA-RAJA

 

  Islam dan reformasi sosial - 451;   Kematangan ajaran Islam - 451;   Larangan khamr - 452;   Kerajaan Rumawi dan Persia - 454;   Islam: keseimbangan rohani dan jasmani - 458;   Penumpasan terakhir Yahudi seluruh jazirah - 459;   Besarnya kekuatan kedua belah pihak - 461;   Benteng Khaibar terkepung - 462; Pihak Yahudi mati-matian - 463;   Sebabnya Yahudi putus asa - 464;   Perdamaian Khaibar - 465;   Yahudi Fadak - 466;   MenyerahnyaWadi'l-Qura - 466;   Perkawinan Shafia dengan Muhammad - 468; Kisra dan surat Nabi - 471;   Jawaban Muqauqis - 472;   Jawaban Najasyi - 472;   Muslimin kembali dari Abisinia - 473;   Menantikan Umrah pengganti - 475.
  Bagian 1,   Bagian 2,   Bagian 3,   Bagian 4

XXII. 'UMRAT'L-QADZA

 

  Muslimin berangkat ke Mekah - 476; Quraisy menyingkir dari Mekah - 477; Muslimin di depan Ka'bah - 477; Bertawaf di Ka'bah - 478; Tiga hari di Mekah - 479; Perkawinan Nabi dengan Maimunah - 480; Muslimin ke Medinah - 481; Islamnya Khalid bin'l-Walid - 482; Islamnya 'Amr bin'l-Ash dan 'Uthman b. Talha - 483.

XXIII. EKSPEDISI MU'TA

 

  Perhatian Muhammad ke Syam - 484;   Mengerahkan 3000 orang - 485;   Pasukan Rumawi - 486; Dua pasukan bertemu - 487; Zaid b. Haritha sebagai panglima - 487;   Ja'far b. Abi Talib - 487;   Abdullah b. Rawaha - 487; Tiga orang panglima gugur berturut-turut - Pimpinan di tangan Khalid bin'l-Walid - 489;   Siasat Khalid - 490;   Muhammad menangisi para Syuhada - 491;   Ekspedisi Dhat's-Salasil - 492.

XXIV. PEMBEBASAN MEKAH

 

  Pengaruh Mu'ta - 494; Tersebarnya Islam di sebelah utara - 495; Quraisy melanggar Perjanjian Hudaibiya - 496;   Khuza'a meminta bantuan Nabi - 496; Orang bijaksana Quraisy cemas - 497; Abu Sufyan di Medinah - 498; -   Kegagalan misi Abu Sufyan - 498; Persiapan Muslimin membebaskan Mekah - 499; Surat Abi Balta'a kepada Quraisy - 499; Perjalanan tentara Muslimin - 501; Banu Hasyim masuk Islam - 502; Abbas b. Abd'l-Muttalib 502; Abu Sufyan mengintai - 503;   Pertemuannya dengan Abbas - 503; Abu Sufyan di hadapan Rasul - 504; Persiapan memasuki Mekah - 506; Pembagian pasukan - 508; Memasuki Mekah - 509; Gambar-gambar dalam Ka'bah - 511; Ka'bah dibersihkan dari berhala - 512; Kekuatiran Anshar - 513; Islamnya Penduduk Mekah - 515.
  Bagian 1,   Bagian 2,   Bagian 3

XXV. HUNAIN DAN TA'IF

 

  Malik b. 'Auf menghasut - 520; Muslimin berangkat ke Hunain - 521;   Serangan Hawazin dan Thaqif - 521; Muslimin kucar-kacir - Ketabahan hati Muhammad - 522;Muslimin kembali bertempur - 524; Kemenangan Muslimin - 525; Kehancuran total pihak Musyrik - 526; Harga sebuah kemenangan - 527; Ta'if dikepung - 528; Diserang dengan manjaniq - 530; Kebun anggur ditebang dan dibakar - Utusan Hawazin meminta kembali tawanan perangnya - 531; Tawanan Hawazin dikembalikan - 533-534.
  Bagian 1,   Bagian 2

XXVI. IBRAHIM DAN ISTERI-ISTERI NABI

 

Kelahiran Ibrahim, putera Nabi dengan Maria dan pertengkaran antara ister-isteri Nabi karena kelahiran Ibrahim tersebut. Cerita ini juga menimbulkan kegairahan mengarang cerita yang tidak-tidak dari kaum orientalis, yang dibalas-balik oleh Haekal secara tepat
  Kembali ke Medinah -   Kisah Ka'b ibn Zuhair -   Utusan kabilah-kabilah kepada Nabi -   Zainab wafat -   Ibrahim lahir -   Isteri-isteri Nabi cemburu -   Hafsha dan Aisyah memperlihatkan sikap -   Keterangan Umar -   Cerita Maghafir -   Maria di rumah Hafsha -   Selama sebulan Nabi meninggalkan isterinya -   Percakapan Umar dengan Nabi -   Surat At-Tahrim.

XXVII. TABUK DAN KEMATIAN IBRAHIM

 

Sejarah peperangan di Tabuk dan kematian putera kesayangan Nabi Muhammad yang bernama Ibrahim
    Ketentuan Zakat dan Kharaj -   Berita Rumawi bersiap-siap -   Seruan Muhammad menghadapi Rumawi -   Muslimin menyambut seruan Rasul -   Mereka yang tinggal di belakang dan orang-orang Munafik -   Muhammad bersikap tegas -   Tentara Rumawi -   Jalan ke Syam yang panas membakar -   Perjanjian dengan Yohanna dan para amir perbatasan -   Ibrahim sakit -   Muhammad meratapi kematian Ibrahim.

XXVIII. TAHUN PERUTUSAN

 

  Pengaruh Tabuk - 571;   Islamnya 'Urwa bin Mas'ud - 572;   Perutusan Thaqif - 573;   Nabi menolak berhala - 574;   Minta dibebaskan dari salat - 575; Lat dibinasakan - 576; Abu Bakr memimpin jemaah haji - 577;   Dasar ideal negara yang baru tumbuh - 583;   Keputusan yang berlebih-lebihan - 584;   Kebebasan berpikir dan peradaban Barat - 585;   Bolsjevisma sebagai konsepsi ekonomi - 586;   Membungkam kebebasan berpikir yang beralasan - 587;   Gambaran kehidupan syirik - 588;   Revolusi terhadap syirik dibenarkan - 589;   'Amir bin't-Tufail - 590;   Perjuangan dalam Islam dan alasannya - 592
 
  Bagian 1,     Bagian 2,     Bagian 3

XXIX. IBADAH HAJI PERPISAHAN

 

    Muhammad dan Ahli Kitab - 594;   Kedudukannya di kalangan orang-orang Nasrani - 596;   Keramahannya terhadap mereka - 599; Islam membedakan paganisma dengan Ahli Kitab - 598;   Mengalirnya perutusan - 600;   Kesatuan Arab di bawah Islam - 600;   Islamnya Ahli Kitab - 601;   Perutusan terakhir ke Medinah - 601;   Persiapan Nabi naik haji - 601;   Perjalanan kaum Muslimin ke Haji - 602;   Ihram dan Talbiah - 602;   Melepaskan Umrah - 603;   Ali kembali dari Yaman - 604;   Menjalankan manasik haji - 606;   Khotbah 'Arafat - 606; "Hari ini Kusempurnakan agamamu." - 610;
  Bagian 1,     Bagian 2

XXX. SAKIT DAN WAFATNYA NABI

 

Menceriterakan sakit dan wafatnya Nabi; termasuk sejarah   nabi-nabi palsu diawal sejarah Islam dan penunjukkan Abu Bakr untuk menjadi imam sholat
  Sesudah haji perpisahan - 611;   Rencana ekspedisi ke Rumawi - 613;   Pasukan Usama - 614; Pesan Nabi kepada Usman - 614;   Nabi mulai sakit - 615;   Kepergiannya ke pekuburan Muslimin -617;   Bergurau sekalipun dalam keadaan sakit - 619; Demam keras - 620;   Pergi ke mesjid - Mendoakan syuhada Uhud - 620; Pesannya kepada Muhajirin dan Anshar - 621;   Menyuruh Abu Bakr memimpin sembahyang - 622; Percakapan dengan Fatimah anaknya - 622;   Bermaksud menuliskan wasiat - 623; Tidak mau diobati keluarganya - 624; Kesadaran sebelum wafat - 627;   Berpulang ke rahmatullah - 627.

XXXI. PEMAKAMAN RASUL

 

  Berita kematian menggemparkan - 629;   Umar tidak percaya Rasul wafat - 629;   Kedatangan Abu Bakr - 631;   Barangsiapa akan menyembah Muhammad, Muhammad sudah meninggal - 632;   Benarkah Muhammad sudah wafat - 632;   Abu Bakr membacakan ayat Qur'an - Pendapatnya meyakinkan Muslimin - 632;   Pasukan Usama kembali ke Medinah - 633;   Sambutan Abu Bakr kepada Anshar - 634;   Ikrar Umum - 637;   Pidato Khulafa'ur-Rasyidin yang pertama - 637; Di mana Rasul akan dimakamkan? - 638;   Nabi dimandikan - 640;   Perpisahan dengan jenazah yang suci - 641;   Detik-detik yang khidmat dalam sejarah - 641;   Keguncangan orang-orang yang lemah iman - 641;   Nabi dikebumikan - 642;   Aisyah di ruangan sebelah makam - 643;   Menyelamatkan pasukan Usama - 643;   Para nabi tidak diwariskan - 644;   Warisan rohani terbesar - 644.
  Bagian 1,     Bagian 2

1. KEBUDAYAAN ISLAM SEPERTI DILUKISKAN QUR'AN

 

  Dua kebudayaan: Islam dan Barat - 649;   Pertentangan gereja dan negara - 649; Sistem ekonomi dasar kebudayaan Barat - 650; Kisah kebudayaan Barat mencari kebahagiaan umat manusia - 651; Dasar kebudayaan Islam - 652; Dalam Islam tak ada pertentangan agama dengan negara - 654; Dalam segala hal akallah patokan dalam Islam - 655;   Kekuatan iman - 657; Iman kepada Allah - 657; Iman dasar Islam - 659; Dengan mencari pertolongan Tuhan sampai kepada alam - 661;   Sembahyang - 661;   Persamaan di hadapan Tuhan - 663; Puasa bukan suatu tekanan - 665; Zakat  - 667;   Lembaga zakat - 669; Cinta harta - 670; Ibadah haji - 671;   Norma-norma etik dalam Islam - 672; Insan Kamil dalam Qur'an - 673; Qur'an dan budi-pekerti - 675; Sistem moral - 677; Arti larangan minuman keras dan judi - 679; Qur'an dan ilmu pengetahuan - 680;   Sistem ekonomi - 680;   Larangan riba - 681; Bahaya riba yang lain - 682; Riba dan penjajahan - 683;   Sosialisma Islam - 684; Tidak menghapuskan hak milik secara mutlak - 684; Sistem sosialisma yang sudah mantap - 685; Sosialisma dasarnya persaudaraan - 685;   Mungkin ada yang menjadi keberatan pihak Barat - 687;   Keberatan yang salah - 687;   Teladan yang diberikan Muhammad - 688; Ulama yang menyesatkan - 689;   Kebudayaan Islam dalam dunia kita sekarang - 690.
 
  Bagian 1,   Bagian 2,   Bagian 3,   Bagian 4,   Bagian 5,   Bagian 6

2. ORIENTALIS DAN KEBUDAYAAN ISLAM

 

    Tantangan pihak Orientalis - 692;   Irving dan jabariah - 693;   Qur'an dan takdir - 695; Yang sesat merugikan diri sendiri - 703;   Contoh dalam kehidupan pribadi - 704;   Maut, akhir dan awal hidup - 705;   Rasul-rasul Tuhan dari anak negerinya - 708;   Pengertian filosofis dalam jabariah Islam - 710;   Yang baik dan yang jahat - 713;   Pintu taubat - 715;   Evolusi rohani dalam kehidupan - 716;   Mulanya, adalah kekerasan dan fanatisma - 718;   Rasio dan iman tentang mujizat - 720;   Harta dan anak-anak keturunan serta perbuatan baik yang kekal - 724;   Muslimin berpikir jadi terbalik. Bagaimana? - 725;   Pendapat Syaikh Muhammad Abduh - 725;   Pandangan Muslimin yang kemudian - 729;   Islam-Kristen dan jalan tengah - 730;   Barangsiapa menggunakan pedang akan binasa oleh pedang - 731;   Islam tidak menggunakan pedang - 731;   Sebuah Liga umat Islam - 733;   Jiwa perdamaian di dunia - 735;   Toleransi yang tinggi dasar perdamaian - 736;   Keluhuran hidup Muhammad - 738.
  Bagian 1,     Bagian 2,     Bagian 3,     Bagian 4,     Bagian 5,     Bagian 6

UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR PUSTAKA

CUPLIKAN

  •  

    Sejarah pembentukan mushaf Al-Qur'an menurut seorang orientalis Muir: Bagian 1,   Bagian 2.

  •  

      Kotbah 'Arafat, kotbah terakhir Nabi Muhammad saw di hadapan umat Islam di desa Namira, menandai kelengkapan risalah yang dibawakannya.