Thursday, January 26, 2006

Eropa menuju Islam




Assalamu'alaikum


Perkembangan Islam yang semakin pesat di negara-negara Eropa, yang juga didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi. Hal ini membuat kebanyakan orang Eropa berpikir secara rasional. Akibat dari pergeseran nilai ini, mereka pun mulai satu demi satu meninggalkan gerejanya. Bahkan para kaum intelektual mulai membedah kitab sucinya Bible, yang ternyata banyak bertentangan dengan hati nuraninya sendiri.

Gereja-gereja mulai berubah fungsi, ada yang menjadi tempat pameran juga masjid, bahkan telah banyak tempat yang kosong dan dijual untuk umum. Setiap hari ratusan orang Eropa masuk memeluk agama Islam. Kini di Belanda saja telah berdiri lebih dari 400 masjid. Banyaknya pusat-pusat syiar Islam yang berterbaran di berbagai pelosok Eropa, membuat hampir setiap hari diadakan diskusi untuk lebih mengenal dunia Islam. Anda juga dapat menyaksikan pengakuan-pengakuan para muallaf dari Eropa yang menyentuh dan menggetarkan hati kita.

Film ini adalah full version berbahasa Indonesia dan berdurasi sekitar 45 menit. Ukuran file aslinya sekitar 490mb dan telah saya edit sehingga file sizenya menjadi 30mb dengan durasi yang tetap sama. Hanya saja kualitas gambar sedikit berkurang dan suaranya menjadi sedikit overlap dengan gerakan mulut di clip ini. Tapi insya Allah masih bisa ditonton kok :D. Semoga bermanfaat.


Wassalamu'alaikum

Wednesday, January 25, 2006

Pengalaman naik pesawat



Assalamu'alaikum





Dulu saya sering naik pesawat terbang. Karena dulu saya sempat
berprofesi sebagai event organizer, maka pekerjaan itulah yang
kadang-kadang membuat saya harus terbang dari kota satu ke kota yang
lainnya. Saya sendiri memang orangnya tidak pernah bisa tenang ketika
naik pesawat, andaikan jarak setiap kota bisa ditempuh dengan mobil
atau kereta dengan waktu yang tidak terlalu lama, saya lebih memilih
dua alternatif itu.



Saat berada di antara langit dan bumi, ini adalah saat yang tepat
merasakan takut dan pasrah kepada Allah Yang Mahaagung. Tetapi
kebanyakan penumpang atau semuanya sibuk dengan dirinya sendiri,
membaca bacaan apa saja yang ada dihadapannya, seperti koran, majalah.
Saya tidak melihat di antara mereka yang membaca Al Qur'an dan berdoa
sepenuh hati kepada Allah. Bahkan beberapa rekan kerja saya ketika
pesawat baru take off langsung tidur dan beberapa lainnya sudah bisa
tertawa bercanda dengan rekan yang lain sambil mengeluarkan kata-kata
yang kurang pantas.



Begitu pesawat hendak mendarat, cuaca di kota itu ternyata cukup buruk
yaitu hujan ditambah dengan angin yang bertiup kencang. Sayangnya,
kebetulan saya mendapat tempat duduk di dekat jendela dan bagian sayap,
sehingga mau tidak mau saya melihat sayap pesawat itu bergetar hebat
bersamaan dengan pesawat yang mulai berguncang. Saat itu rasa takut
saya semakin menjadi, dosa-dosa yang terdahulu kembali teringat sambil
memohon ampunan dan terus beristighfar kepada Allah Yang Maha Pengampun
dan tanpa terasa saya menangis.



Saya tersadar, kemana suara-suara canda dan tawa yang tadi terdengar
jelas, kemana suara makian canda yang tadi sangat vokal. Saya melihat
ke arah mereka, dan ternyata mereka pun melakukan hal yang sama. Bibir
mereka terlihat komat-kamit melafazkan doa dengan muka yang tertekan.
Tak terlihat senyum sedikit pun di wajah mereka, semua sibuk berdzikir
dan memohon ampunan dan keselamatan.



Setelah beberapa saat pesawat itu bergulat dengan angin kencang di
atas, akhirnya pesawat berhasil mendarat dengan selamat. Dan beberapa
jam kemudian kami semua termasuk saya sudah melupakan kejadian tersebut dan kembali
seperti biasa.



Saya jadi berpikir, seandainya seorang hamba Allah tetap konsisten
sebagaimana kondisi saat menghadapi keadaan yang kritis, pastilah kadar
keimanannya akan semakin meningkat, dan kebaikannya akan terus
bertambah. Tetapi, manusia itu benar-benar sangat ingkar dan lalai...



Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu
mohonkan kepadanya. Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari
segala apa yang kamu mohonkan kepadanya.Dan jika kamu menghitung nikmat
Allah, tidaklah kamu dapat menhinggakannya.Sesungguhnya manusia itu,
sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). [QS. 14:34]





Betapapun kulukiskan keagungan-Mu dengan deretan huruf,

Kesucian-Mu tetap meliputi semua arwah

Engkau tetap yang Maha Agung, sedang semua makna,

akan lebur, mencair, ditengah keagungan-Mu,

wahai Rabb ku....

Jagalah kami dari sifat lalai

lagi ingkar...







Wassalamu'alaikum










Monday, January 23, 2006

Syed M. Naquib Al-Attas

Rating:★★★★★
Category:Other
Syed Naquib Al-Attas
Megaproyek Islamisasi Peradaban

(republika.co.id)


Menjadikan peradaban Islam kembali hidup dan memiliki pengaruh yang mewarnai peradaban global umat manusia adalah salah satu gagasan dan proyek besar cendekiawan ini. Seluruh hidupnya, ia persembahkan bagi upaya-upaya revitalisasi peradaban Islam, agar nilai-nilai yang di masa lalu dapat membumi dan menjadi 'ikon' kebanggaan umat Islam, dapat menjelma dalam setiap lini kehidupan kaum Muslim sekarang ini.

Seluruh daya upaya itu telah dan terus dilakukan oleh Syed Naquib Al-Attas, intelektual yang di masa kini menjadi salah satu menara keilmuan Islam modern. Proyek besarnya itu dikemasnya dalam 'Islamisasi Ilmu Pengetahuan' melalui lembaga pendidikan yang ia dirikan, yakni International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC), Kuala Lumpur, Malaysia.

Guru Besar dalam bidang studi Islam di ISTAC-IIUM Kuala Lumpur ini lahir di Bogor, Indonesia, pada 5 September 1931. Moyang Naquib berasal dari Hadramaut (keturunan Arab Yaman). Dari garis ibu, Naquib keturunan Sunda, sekaligus memperoleh pendidikan Islam di kota Hujan itu. Sementara dari jalur ayah, ia mendapatkan pendidikan kesusastraan, bahasa, dan budaya Melayu. Ayahnya yang masih keturunan bangsawan Johor itu, membuat Naquib memiliki banyak perhatian tentang budaya Melayu sejak muda. Tampaknya kedua orang tuanya ingin Naquib kecil mendalami ilmu di negeri jiran, Malysia. Lantaran itu, sejak usia 5 tahun, Naquib dikirim menetap di Malaysia. Di sinilah ia mendapatkan pendidikan dasarnya di Ngee Heng Primary School.

Namun, sejak Jepang menduduki Malaya pada pertengahan 40-an, Naquib kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikan menengahnya di Madrasah Urwatul Wutsqa, Sukabumi. Ia tamat sekolah atas, dan kembali ke Malaysia. Naquib sempat bergabung dengan dinas ketentaraan negeri itu, dan sempat pula dikirim untuk belajar di Royal Military Academy, Inggris.

Namun pada 1957, ia keluar dari militer dan melanjutkan studi di University Malaya. Selanjutnya, ia mengambil studi Islam di McGill University, Montreal, Kanada hingga meraih gelar master. Sementara strata doktoralnya ia raih dari School of Oriental and Africa Studies, University of London (1965). Ia lantas kembali ke Malaysia dan pernah memegang beberapa jabatan penting, antara lain Ketua Jurusan Kajian Melayu, University Malaya (UM).

Naquib sempat menjadi perhatian publik intelektual Malaysia dan mendapat tentangan keras beberapa kalangan ketika ia mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa resmi pengantar di sekolah. Saat itu, bahasa resmi pengantar adalah Bahasa Inggris.

Ia juga menentang keras penghapusan pengajaran bahasa Melayu-Jawi (yang ditulis dengan huruf Arab) di sekolah-sekolah dasar dan lanjutan. Kini, sistem tersebut masih diberlakukan di negeri jiran tersebut. Naquib memang memberi perhatian besar pada bahasa dan budaya Melayu. Ia ingin putra bumi (pribumi) benar-benar terdidik sehingga tidak menjadi obyek dari penjajahan kultural dunia Barat.

Selain itu, Naquib amat memberi perhatian besar pada bidang pendidikan Islam. Pada Konferensi Dunia Pertama Pendidikan Islam di Makkah, 1977, ia mengungkapkan konsep pendidikan Islam dalam bentuk universitas. Respons bagus muncul dan ditindaklanjuti oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang menjadi sponsor pendirian Universitas Islam Internasional (IIU) Malaysia pada 1984.

Tak hanya berhenti di situ, Naquib juga mendirikan ISTAC, lembaga pendidikan Islam yang dimaksudkan untuk merevitalisasi nilai-nilai peradaban Islam dan islamisasi ilmu pengetahuan. Lembaga ini sempat menjadi perhatian publik intelektual internasional dan dipandang sebagai salah satu pusat pendidikan Islam terpandang. Sayangnya, akibat tragedi 11 September 2001, pemerintah Malaysia bersikap berlebihan dan mencurigai beberapa pengajar sebagai pengembang gerakan Islam.

Akibatnya pemerintah negeri itu mengeluarkan keputusan menggabungkan ISTAC ke dalam UM, sebagai salah satu departemen tersendiri, dan tak lagi sebagai lembaga pendidikan Islam independen. Atas berbagai prestasinya itu, Naquib meraih banyak penghargaan internasional. Di antaranya, Al-Ghazali Chair of Islamic Thought.

Sebagai intelektual dan ilmuwan Muslim yang sangat dihormati dan berpengaruh, Selama ini Naquib dikenal sebagai pakar di bidang filsafat, teologi, dan metafisika. Gagasannya di sekitar revitalisasi nilai-nilai keislaman, khususnya dalam bidang pendidikan, tak jarang membuat banyak kalangan terperanjat lantaran konsep yang digagasnya dinilai baru dan karena itu mengundang kontroversi.

Salah satu konsep pendidikan yang dilontarkan Naquib, seperti ditulis dalam The Educational Philosophy and Practice of Syed Muhammad Naquib Al-Attas (1998) yang telah di-Indonesiakan oleh Mizan (2003), yaitu mengenai ta'dib. Dalam pandangan Naquib, masalah mendasar dalam pendidikan Islam selama ini adalah hilangnya nilai-nilai adab (etika) dalam arti luas. Hal ini terjadi, kata Naquib, disebabkan kerancuan dalam memahami konsep tarbiyah, ta'lim, dan ta'dib.

Naquib cenderung lebih memakai ta'dib daripada istilah tarbiyah maupun ta'lim. Baginya, alasan mendasar memakai istilah ta'dib adalah, karena adab berkaitan erat dengan ilmu. Ilmu tidak bisa diajarkan dan ditularkan kepada anak didik kecuali orang tersebut memiliki adab yang tepat terhadap ilmu pengetahuan dalam pelbagai bidang.

Sementara, bila dicermati lebih mendalam, jika konsep pendidikan Islam hanya terbatas pada tarbiyah atau ta'lim ini, telah dirasuki oleh pandangan hidup Barat yang melandaskan nilai-nilai dualisme, sekularisme, humanisme, dan sofisme sehingga nilai-nilai adab semakin menjadi kabur dan semakin jauh dari nilai-nilai hikmah ilahiyah. Kekaburan makna adab atau kehancuran adab itu, dalam pandangan Naquib, menjadi sebab utama dari kezaliman, kebodohan, dan kegilaan.

Dalam masa sekarang ini, lazim diketahui bahwa salah satu kemunduran umat Islam adalah di bidang pendidikan. Dari konsep ta'dib seperti dijelaskan di atas, akan ditemukan problem mendasar kemunduran pendidikan umat Islam. Probelm itu tidak terkait masalah buta huruf, melainkan berhubungan dengan ilmu pengetahuan yang disalahartikan, bertumpang tindih, atau diporakporanndakan oleh pandangan hidup sekular (Barat).

Akibatnya, makna ilmu itu sendiri telah bergeser jauh dari makna hakiki dalam Islam. Fatalnya lagi, ini semua kemudian menjadi 'dalang' dari berbagai tindakan korup (merusak) dan kekerasan juga kebodohan. Lahir kemudian pada pemimpin yang tak lagi mengindahkan adab, pengetahuan, dan nilai-nilai positif lainnya. Untuk itulah, dalam amatan Naquib, semua kenyataan ini harus segera disudahi dengan kembali membenahi konsep dan sistem pendidikan Islam yang dijalankan selama ini.

Pada sisi lain, Naquib berpendapat bahwa untuk penanaman nilai-nilai spiritual, termasuk spiritual intelligent dalam pendidikan Islam, ia menekankan pentingnya pengajaran ilmu fardhu ain. Yakni, ilmu pengetahuan yang menekankan dimensi ketuhanan, intensifikasi hubungan manusia-Tuhan dan manusia-manusia, serta nilai-nilai moralitas lainnya yang membentuk cara pandang murid terhadap kehidupan dan alam semesta. Bagi Naquib, adanya dikotomi ilmu fardhu ain dan fardhu kifayah tidak perlu diperdebatkan. Tetapi, pembagian tersebut harus dipandang dalam perspektif integral atau tauhid, yakni ilmu fardhu ain sebagai asas dan rujukan bagi ilmu fardhu kifayah.

Berkaitan dengan islamisasi ilmu pengetahuan, sosok Naquib amat mencemaskan perkembangan ilmu pengetahuan modern. Sosok ini termasuk orang pertama yang menyerukan pentingnya islamisasi "ilmu". Dalam salah satu makalahnya, seperti ditulis Ensiklopedi of Islam, Naquib menjelaskan bahwa "masalah ilmu" terutama berhubungan dengan epistemologi. Masalah ini muncul ketika sains modern diterima di negara-negara muslim modern, di saat kesadaran epistemologis Muslim amat lemah.

Adanya anggapan bahwa sains modern adalah satu-satunya cabang ilmu yang otoritatif segera melemahkan pandangan Islam mengenai ilmu. Naquib menolak posisi sains modern sebagai sumber pencapaian kebenaran yang paling otoritatif dalam kaitannya dengan epistemologis, karena banyak kebenaran agama yang tak dapat dicapai oleh sains yang hanya berhubungan dengan realitas empirik. Pada tingkat dan pemaknaan seperti ini, sains bertentangan dengan agama. Baginya, dalam proses pembalikan kesadaran epistemologis ini, program islamisasi menjadi satu bagian kecil dari upaya besar pemecahan "masalah ilmu."

Naquib, seperti disinggung di atas, juga memberi perhatian besar pada nilai-nilai Melayu. Pemikir ini berpendapat, jati diri Melayu tak terpisahkan dengan Islam. Bahkan menurutnya, kemelayuan itu dibentuk oleh Islam. Bukti-bukti yang diajukannya bukan berdasarkan peninggalan-peninggalan fisik, tapi terutama berkaitan dengan pandangan dunia orang melayu.

Ia berpandangan, dakwah Islam datang ke wilayah Melayu sebagai "Islamisasi". Proses ini, ujarnya, berjalan dalam tiga periode dan tahap yang serupa dengan ketika Islam mempengaruhi Abad Pertengahn Eropa. Segenap apa yang dilakukan Naquib jelas menunjukkan komitmennya tentang upaya peradaban Islam tampil kembali ke permukaan dan mewarnai kancah pergaulan.

Hingga kini, Naquib masih terus menulis. Ia tergolong intelektual yang produktif. Puluhan buku telah ia tulis, antara lain: Rangkaian Ruba'iyat; Some Aspects of Shufism as Understood and Practised Among the Malays; Raniri and the Wujudiyyah of 17th Century Acheh; The Origin of the Malay Sya'ir; Preliminary Statement on a General Theory of the Islamization of the Malay-Indonesia Archipelago.

Selain itu, ia juga menulis Islam Dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu; Risalah untuk Kaum Muslimin; Islam, Paham Agama dan Asas Akhlak; Islam and Secularism; The Concept of Education in Islam; The Nature of Man and the Psychology of the Human Soul; dan The Meaning and Experience of Happiness in Islam.

Sebagian dari karyanya tersebut telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, seperti Inggris, Arab, Persia, dan Indonesia. Di usianya yang uzur kini, pemikir yang banyak pengaruhnya dalam kancah intelektualisme kontemporer ini terus aktif merealisasikan gagasan dan pemikirannya melalui lembaga ISTAC. (republika.co.id)


Thursday, January 19, 2006

Catatan Untuk Para Jama'ah Jum'at

Rating:★★★★★
Category:Other

Oleh : (Musthafa Aini. Lc)


Assalamu'alaikum wr wb,


Kesibukan dan tuntutan kehidupan yang semakin banyak dan bertambah dari waktu ke waktu dan ditambah dengan kurangnya perhatian terhadap ilmu pengetahuan agama (ilmu syar`i) telah banyak membuat orang muslim beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala secara asal-asalan dan tidak dilandasi dengan ilmu dan pengetahuan yang memadai. Akibatnya banyak kekeliruan dan kesalahan yang terjadi di dalam melaksanakan berbagai aktifitas ibadah kepada Allah subhanahu wata’ala, yang sudah barang tentu kekeliruan dan kesalahan tersebut sangat bertentangan dengan dua syarat mutlaq yang harus dipenuhi oleh setiap muslim agar ibadahnya di terima di sisi Allah.


Kedua syarat itu adalah: ikhlas yang berarti motivasi yang mendorong diri beribadah adalah murni keinginan dan kerinduan kepada keridhaan dan rahmat Allah subhanahu wata’ala semata. Dan yang kedua adalah mutâba`ah yang berarti bahwa ibadah yang dilakukan mencontoh dan mengikuti sunnah dan petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Salah satu contoh kekeliruan tersebut adalah berbagai kekeliruan dan kesalahan yang dilakukan oleh para jama`ah di dalam melakukan shalat Jum`at. Adab atau etika dan hukum-hukum yang berkenaan dengan shalat Jum`at sudah diabaikan, dan petunjuk-petunjuk Nabi Muhammad pun dicampakkan.

 

Berikut ini sejumlah kesalahan yang biasa dilakukan oleh para jama`ah di dalam melakukan shalat Jum`at:


1.  Tidak ikhlas dalam melakukan shalat Jum'at, melainkan hanya ikut-ikutan. Hal ini tampak di dalam sikap-sikap sebagian jama`ah yang dapat kita lihat pada saat datang dan berada di masjid, yakni terkesan asal-asalan dan tidak sungguh-sungguh dalam melaksanakan adab-adab shalat Jum'at.

2.  Tidak mandi dan tidak mengoles minyak wangi untuk datang ke masjid, bahkan ada yang baru mematikan rokoknya pada saat akan masuk ke dalam masjid. Padahal bau busuk rokok yang keluar dari mulut si perokok akan mengganggu kekhusyu`an shalat orang lain. Imam al-Nawawi dalam kitab Syarah Shahih Muslim ketika menjelaskan hadits tentang larangan orang yang memakan bawang putih mendekati masjid, beliau berkata, "Para ulama berkata, "Termasuk dalam katagori bawang adalah segala sesuatu yang berbau tidak sedap. Ibnu al-Murabith mengatakan, "Termasuk juga orang yang mulutnya berbau busuk." (Lihat penjelasan hadits no. 870 pada kitab tersebut. )

3.
  Tidak mengenakan pakaian khusus untuk shalat Jum`at. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, "Alangkah baiknya kalau seorang di antara kamu membeli pakaian khusus untuk hari Jum`at selain pakaian kerjanya." (Abu Daud dan Imam Malik). "Pakailah pakaian yang berwana putih, karena ia merupakan sebaik-baik pakaian kalian." (Imam Ahmad).

4.  Berleha-leha untuk datang ke masjid, bahkan tidak masuk ke dalam masjid kecuali setelah imam naik mimbar. Jika berada di masjid ia sangat gelisah dan ingin cepat-cepat keluar, seperti burung di dalam sangkar. Ia lebih suka datang terakhir dan keluar dari masjid paling cepat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan betapa besarnya pahala orang yang datang lebih dini ke masjid untuk shalat Jum`at, seraya bersabda,

"Apabila hari Jum`at, maka pada setiap pintu dari pintu-pintu masjid terdapat para malaikat yang mencatat orang yang masuk, secara berurutan. Lalu apabila imam sudah duduk di atas mimbar mereka pun menutup buku catatannya dan masuk (ke masjid) turut menyimak nasihat (khutbah). Perumpamaan (pahala) orang yang datang lebih awal adalah seperti (pahala) orang yang berkurban seekor unta, kemudian yang datang berikutnya seperti berkurban seekor sapi, dan yang datang berikutnya lagi seperti orang yang berkurban seekor domba, dan yang datang berikutnya seperti orang yang bersedekah seekor ayam, dan yang datang berikutnya seperti orang yang bersedekah sebutir telur". ( HR. Muslim dari Abu Hurairah)

5.  Tidak berdo`a dan tidak mendahulu kan kaki kanan pada saat memasuki masjid dan mendahulukan kaki kiri pada saat keluar darinya.

6.  Tidak shalat sunnat tahiyyatul masjid, akan tetapi langsung duduk pada saat datang di masjid. Bahkan duduk di barisan paling belakang dan mencari tempat bersandar, sekalipun barisan (shaff) yang di depan masih belum terisi. (kesalahan fatal)

Seharusnya, ketika seseorang masuk masjid langsung mengisi shaff yang masih kosong atau renggang, dengan melakukan shalat dua rakaat terlebuh dahulu, apalagi shaff (barisan) yang lebih depan itu banyak fadhilah dan besar pahalanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Kalau seandainya orang- orang mengetahui apa-apa (pahala, berkah dan keutamaan) yang terkandung pada adzan dan shaff yang pertama, kemudian mereka tidak menemukan jalan kecuali harus dengan undian, niscya mereka melakukan undian". (Muttafaq `alaih)

7.  Mengisi waktu di dalam masjid dengan perbuatan sia-sia, terutama saat imam berkhutbah, seperti bercanda atau ngobrol. Ini adalah kesalahan yang sangat fatal, sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, "Apabila anda berkata pada teman anda pada hari Jum`at, “Diamlah,” pada saat imam berkhutbah, maka sesungguhnya anda telah berbuat sia-sia".

Al-Syeikh al-Sindiy di dalam menjelaskan hadits ini mengatakan, “Siapa yang berbuat sia-sia (saat imam berkhutbah) maka shalat Jum`atnya menjadi sia-sia, ia tidak mendapatkan pahala dan keutamaannya.”

Dan beliau bersabda, "Barangsiapa yang menyentuh (memainkan) batu kerikil maka ia telah berbuat sia-sia". Imam al-Nawawi dalam syarahnya mengatakan, "Hadits ini mengandung larang menyentuh kerikil atau berbuat sia-sia lainnya saat khutbah, dan hadits ini juga mengandung isyarat (perintah) agar sepenuh jiwa dan raga menyimak khutbah. Sedangkan yang dimaksud perbuatan sia-sia di sini adalah perbuatan batil, tercela dan ditolak"

Demikian pula mengedarkan kotak amal saat khatib sedang berkhutbah. Seharusnya kotak amal itu cukup diletakkan di pintu-pintu masjid, kemudian jama`ah dihimbau untuk memasukkan amalnya pada saat masuk atau keluar masjid.

8. Tidur pada saat berada di dalam masjid dan tidak berupaya untuk menghilangkan rasa kantuk (dengan berpindah tempat atau berwudhu`).

9.   Membacakan pengumuman dan laporan-laporan sesaat sebelum imam naik mimbar. Sebaiknya laporan atau pun pengumuman ditempel di etalase masjid, sedangkan pengumuman yang sangat penting bisa disampaikan seusai shalat Jum`at.

10. Membaca bacaan tertentu secara bersama-sama, atau menghadiahkan bacaan surat tertentu kepada orang-orang tertentu saat menjelang khutbah, sehingga menjadi tradisi yang tidak boleh ditinggalkan. (Kesalahan fatal karena Rasulullah dan para shahabat tidak pernah melakukannya).

11. Tidak merapatkan shaff waktu melakukan shalat Jum`at. Masing-masing jama`ah menempati sajadahnya sendiri-sendiri sehingga terjadi kerenggangan yang sangat kentara, padahal dua sajadah bisa ditempati oleh tiga orang jama`ah. Ini menyebab kan shalat Jum`at tidak sempurna. (kesalahan fatal).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat perhatian dan serius dalam merapatkan dan meluruskan barisan shalat, hingga seakan-akan membidikkan anak panahnya kepada sasaran tembak.

Kesalahan-kesalahan di atas mengindikasikan tipisnya keikhlasan seseorang di dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala, juga menunjukkan bahwa orang itu tidak mempunyai keinginan untuk mendapatkan keridhaan dan rahmat Allah, apa lagi merindukan-Nya. Sebab orang yang ikhlas dan sangat menginginkan keridhaan dan rahmat Allah subhanahu wata’ala pasti serius dan sungguh-sungguh di dalam melaksana kan perintah-Nya, apalagi kalau keutamaan-keutamaan ibadah itu telah diketahuinya. Ia pasti melakukannya dengan penuh kehati-hatian dan mengikuti seluruh aturan dan etikanya.

Hal-hal di atas juga membuktikan betapa sangat lemahnya kecintaan seseorang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada sunnah dan tuntunannya di dalam melakukan ibadah kepada Allah subhanahu wata’ala. Dan dari sisi lain hal-hal di atas menunjukkan tidak adanya i`tikad baik dan keinginan untuk memperbaiki kualitas ibadah, yang menunjukkan bahwa hati orang tersebut sedang bermasalah, berpenyakit dan jauh dari Allah subhanahu wata’ala.

Ibnul Qayyim di dalam bukunya Ighâtsat al-Lahfân: (1/72) menjelaskan bahwa di antara tanda-tanda hati seseorang itu selamat (tidak sakit) adalah perhatian kepada perbaikan kualitas amal-amalnya lebih besar dari pada amalnya itu sendiri. Maka ia berupaya keras untuk meluruskan niatnya dan keikhlasan nya, berupaya keras untuk mutâba`ah dan ihsân. Disamping itu ia selalu merasakan betapa besarnya karunia Allah kepada dirinya dan betapa lalainya ia di dalam menunaikan hak-hak Allah subhanahu wata’ala. Wallahu a’lam bish shawab.


Wassalamu'alaikum wr wb

Lee Kang Hyun : Belajar Islam Melalui Korespondensi

Rating:★★★★
Category:Other
Nama: Lee Kang Hyun
Tempat tanggal lahir: Seoul, 16 Juli 1966
Status pernikahan : Menikah dengan dua anak

Pendidikan :
1991: Sarjana Manajemen Ekonomi Hankuk University (Korea), *
2000: Mendalami E-commerce di Carnegie Mellon University, Pittsburgh - USA

Pengalaman kerja:
* 1986 - 1988 : Military training requirement
* 1991: Samsung Electronics, Ltd (Export Team Audio-Video)
* 1993 : manajer ekspor-impor Samsung Electronics Indonesia
* 1998 - 2002 : Export-Import, Project General Manager
* 1999 - 2002 : General manager marketing Samsung Electronics Indonesia
* 2003 - sekarang : Direktur Samsung Electronics Indonesia


Beragam alasan mualaf menemukan kebenaran Illahiah melalui Islam. Bagi Lee Kang Hyun, Direktur PT Samsung Elektronic Indonesia, Islam dipilih karena dinilai sebagai agama yang mengajarkan keramahan dan solidaritas kepada sesama. Sekitar 10 tahun pria kelahiran Seoul Korea Selatan ini telah menjadi Muslim. Dan sepanjang waktu itu pula, dia merasa dorongan untuk beramal kian membesar.

Di tengah kesibukan sebagai orang nomor satu di perusahaan elektronik papan atas ini, ia menyempatkan diri untuk mengajarkan Islam pada kedua anaknya. ''Kegiatan itu cukup menyita waktu. Namun dengan demikian, sekaligus akan berarti saya juga terus belajar tentang Islam,'' bilang Lee.

Mulai tertarik Islam sejak bersahabat dengan orang Indonesia pada penghujung 1980-an, Lee beruntung memiliki ayah mertua yang cukup banyak mengetahui Islam. Maka korespodensi hingga diskusi soal agama selalu mengisi waktunya bila dia bertemu mertua.

Kesan Islam sebagai agama damai, menurut Lee, dia dapatkan saat mulai lebih banyak belajar tentang Indonesia. Semakin dia ingin mengetahui soal Indonesia, kian terasakan betapa bangsa ini merupakan komunitas yang beragam namun memiliki semangat bersama dan saling berbagi.

Lee menjadi lebih dalam memperhatikan Islam, setelah dia mengenal keluarga Roshim Hamzah, mantan pejabat BNI, yang dilihatnya amat tekun beribadah. Yang dia ingat, bapak angkatnya itu selalu menjalankan shalat tepat waktu, dan membaca Alquran usai shalat. ''Selesai shalat atau membaca Quran, bapak itu rona mukanya terlihat amat segar dan tenang. Sepertinya membaca Alquran itu sebagai obat. Paling tidak obat stress karena pekerjaan,'' kenang Lee.

Sejak 1988, Lee memang sering bertandang ke Indonesia. Awalnya kedatangan itu karena korespondensi dengan tamannya yang kebetulan mahasiswa Universitas Indonesia. Dia bahkan sempat tinggal beberapa minggu di rumah karibnya itu, Novianto. Dari persahabatan itu, dan pengalamannya mendatangi sejumlah tempat di Indonesia, keramahan dan keakraban masyarakat Indonesia amat membekas di dalam hatinya.

Situasi ini diakuinya, seperti kondisi Korea Selatan pada era 1970-an, saat ia masih anak-anak. Ketertarikannya kepada kehidupan masyarakat Indonesia yang kemudian semakin membuatnya tertarik ingin lebih tahu agama paling besar di sini, Islam.

Lee tak menyangka jika di kemudian hari, kedekatan batinnya dengan Indonesia mengantarnya untuk menduduki posisinya sekarang. Usai menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Hankuk University Korea Selatan pada 1991, dia kemudian bergabung dengan perusahaan elektronik terbesar di negaranya, Samsung.

Dua tahun menekuni bidang ekspor, diapun mendapat promosi jabatan. Karena dinilai banyak mengetahui Indonesia, maka penugasan berikutnya yang membawanya kembali ke Indonesia pada 1993. ''Saat itu adalah kali kedelapan saya ke Indonesia. Walaupun senang tapi tak terlalu surprise,'' ujarnya.

Namun, lanjut pria ini, pada kesempatan ke Indonesia yang kedelapan itu dirinya memiliki beban psikologis lebih tinggi. Kalau sebelumnya, datang ke Indonesia karena berlibur dan belajar banyak hal, pada 1993 dia datang ke Indonesia dengan tanggung jawab lebih besar. Ini karena Lee ditunjuk sebagai Menejer Ekspor-Impor di PT Samsung Electronic Indonesia.

Walaupun berurusan dengan soal ekspor-impor, Lee juga mencoba dekat dengan para karyawannya. Terutama, ia ingin mendorong etos kerja buruh menjadi lebih baik. Ia pun menjadi 'pengamat'. Dilihatnya, terdapat korelasi signifikan antara agama dengan prestasi kerja. ''Mereka yang tekun dan disiplin shalat ternyata adalah karyawan yang bisa berprestasi,'' ujarnya.

Maka rasa ketertarikan kepada Islam pun kian menari dalam sanubarinya. Diakuinya pula, keinginan memeluk Agama Illahi yang paling sempurna itu juga karena keinginan lebih dekat dengan lebih 2.000 karyawan di pabrik Samsung di Cikarang Jawa Barat. ''Bukan karena unsur lain. Tapi memang kalau saja saya Islam, maka bila harus menyatukan diri dengan para karyawan, saya bakal lebih diterima. Namun intinya bukan karena mayoritas Islam terus saya jadi Islam. Bukan karena itu,'' tegasnya.

Pria kelahiran 16 Juli 1966 ini mengaku sempat gamang dalam perjalanan menemukan kebenaran Islam. Perasaan itu justru kian menjadi setelah keinginannya memeluk Islam kian besar.

Beruntung, ia mendapat teman diskusi yang mumpuni, salah satunya Roshim Hamzah, mantan pejabat BNI yang berdarah Aceh. ''Pak Roshim tak pernah memaksakan kehendak. Dia malah lebih banyak hanya memberi contoh bagaimana bisa taat beragama dengan tetap bisa berkarya secara profesional,'' kenang Lee. Maka belum setahun berkarya di Indonesia keputusan berislam pun diputuskan. Pada tahun 1994, Lee Kang Hyun resmi memeluk Islam setelah bersyahadat di Masjid Sunda Kelapa Jakarta.

Sebagai Muslim, ia mengaku masih banyak 'bolong'-nya. Diakuinya, belum semua ketentuan waktu shalat diikutinya. ''Tapi setiap hari saya pasti shalat, walaupun memang belum lima waktu.'' Shubuh adalah waktu shalat yang paling sering terlewatkan. Soalnya kebiasan tidur menjelang fajar menjadikan sulitnya dia terbangun di pagi hari.

Soal larangan mengonsumsi daging babi, menurut Lee, amat mudah dia tinggalkan selekas masuk Islam. Namun soal minuman beralkohol, belum sepenuhnya ditinggalkan, terutama saat 'puulang kampung' ke Korea. ''Minum Soju itu identik dengan budaya Korea dan rasa penghormatan terhadap semasa manusia. Maka jujur saja, saya belum bisa mencari jalan keluar untuk meninggalkan budaya itu. Tapi suatu sat saya yakin bisa,'' ujarnya. Asal tahu saja, di Korea, Islam masih dianggap sebagai sekte aneh'.

Dua tahun ber-Islam, Lee mengaku mendapat berkah paling besar dengan menemukan jodohnya, wanita asal Sumedang, Jawa Barat. Mereka dikaruniai dua anak laki-laki, Bonny Lee (7) dan Boran Lee (2). Seiring pertumbuhan buah hatinya, ia makin terketuk untuk makin mendalami Islam. ''Soalnya bagaimana saya bisa mendidik anak dalam soal agama dengan baik, kalau saya sendiri pengetahuan Islamnya masih perlu diperdalam,'' katanya.

Maka Allah pun memberi jalan mudah. Sang ayah mertua merelakan waktunya untuk berbagi pengetahuan Islam kepada menantunya yang masih berbangsa Korea ini. Sekarang, setiap Sabtu, dia selalu menerima surat dari ayah mertuanya yang berisikan topik bahasan Islam. ''Selain surat, ayah sering mengirimkan pula data-data dan dokumen lain soal Islam. Lalu saya selalu meluangkan waktu untuk mendiskusikannya dengan Bonny, yang sekarang mulai besar,'' ceritanya.

Seiring dengan perjalanan karier Lee yang terus menanjak, hingga sekarang dipercaya menempati posisi Direktur PT Samsung Eelectronic Indonesia, kebiasaan 'menyebar' uang dan berbagi rezeki kepada kaum dhuafa terus menjadi kesehariannya. Namun ia menolak membicarakan hal itu. ''Saya hanya ingin berbagi dan mendidik anak-anak supaya tahu kewajiban saling membantu sesama,'' tukasnya.

Satu lagi yang masih menjadi cita-citanya, pergi ke Tanah Suci untuk berhaji. ''Saya ingin ke Mekkah untuk berhaji. Tapi sampai sekarang belum mendapat izin cuti lebih sebulan,'' tuturnya. (swaramuslim.net)


Doa indah dari Rashid Alfasy




Assalamu'alaikum wr wb,

First, i would like to thanks to Juwie who turn my multiply account into Gold account so i can upload this 20mb clip for everyone in MP, Thank you so much and Jazaakillah khairon. Video clip ini adalah doa qunut yang diimami oleh Rashid Alfasy, imam favoritku. Doa yang dipanjatkan didalam clip ini mulai dari hal sehari-hari sampai mendoakan para pejuang kita di Palestina. Semakin menyentuh karena clip ini disertai oleh teks Indonesianya sehingga kita bisa lebih menghayati sambil ikut berdoa, yang tanpa terasa bisa membuat mata kita berembun. Semoga bermanfaat untuk semakin mendekatkan kita kepada Allah swt. Aamiin.

Wassalamu'alaikum


Wednesday, January 18, 2006

Buku : Wajah Peradaban Barat

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Reference
Author:Adian Husaini, MA
Assalamu'alaikum wr wb,


Ada buku menarik yang perlu anda baca minggu-minggu ini. Buku itu berjudul, "Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Liberalisme-Sekularisme", karya Adian Husaini, kandidat Doktor/Ph.D bidang Islamic Civilization di International Institute of Islamic Thought and Civilization-International Islamic University (ISTAC-IIUM). Setidaknya, ini adalah buku penting yang bisa anda jadikan pegangan untuk melihat wajah asli Barat beserta "copy-paste" nya sekarang ini.

Alhamdulillah, buku yang telah lama saya rencanakan untuk membelinya ternyata malah seorang teman memberikan buku ini sebagai hadiah. Dan yang membuat saya terharu adalah, teman itu tinggal jauh di Canada dan belum pernah bertemu atau berkomunikasi langsung lewat telpon dengan saya sekalipun. Semoga Allah membalas kebaikanmu sis.

Oke back to topic. Ya peradaban Barat memang bisa membuat mata kita silau, saya sendiri termasuk yang pernah cukup silau dengan peradaban Barat tapi untungnya tidak sampai menyebabkan kebutaan. Seperti kita bisa lihat di Indonesia saat ini serbuan kebudayaan Barat sangatlah gencar. Yang terkena imbasnya adalah hampir semua lapisan masyarakat dan yang paling telak mengena adalah remaja dan kaum muda di kota-kota besar. Cara bicara dan berpakaian, bahkan menghibur diri pun kini orang kebanyakan menggunakan ukuran-ukuran kesenangan orang Barat. Term seperti clubbing, raving or rave party, lalu pagelaran event Miss Universe yang membuat para wanita derajatnya direndahkan secara tidak sadar dan diming-imingi dengan popularitas dan uang dan yang semacamnya itu darimana lagi datangnya kalau bukan dari Barat. Hal-hal semacam itu sekarang sudah mulai menguat di Indonesia.

Anda tahu Playboy ? atau minimal pernah mendengar tentang majalah bugil yang berasal dari US tersebut ? Ya, majalah bugil yang dipimpin oleh Hugh Hefner itu rencananya kalau tidak ada aral melintang (wich is pasti ada), akan terbit untuk pertama kalinya awal Maret di Indonesia dan negara ini merupakan tempat kedua setelah Jepang !. Kaget ? rasanya tidak perlu juga, walaupun buku "Wajah Peradaban Barat" ini tidak membahas masalah tentang majalah Playboy yang akan terbit itu, tapi paling tidak buku ini mengindikasikan bahwa hal-hal semacam itu kedepannya adalah sudah menjadi agenda Barat untuk menggempur nilai-nilai ketimuran yang masih dipegang erat di Asia, khususnya Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia.

Barat memang sejak dulu memang menjadi peradaban yang dominan dan banyak orang yang takjub dan bangga dengan peradaban Barat. Sayangnya tidak semua orang benar-benar paham apa inti sebenarnya dan efek dari peradaban Barat terhadap bangsa Timur, khususnya Indonesia. Pembahasan Barat oleh Adian dalam buku ini cukup lengkap, mulai dari siapa yang disebut Barat, pandangan Barat terhadap agama, perselingkuhan Barat dengan zionisme, pandangan Barat terhadap Islam-fundamenlisme--terorisme, benturan peradaban, invasi Barat dalam pemikiran Islam dan the end of the West

Pemikiran Barat tentu tidak semuanya kita tolak mentah-mentah. Ada hal-hal yang baik, misalnya dalam hal sains dan teknologi, yang bisa kita ambil dari Barat. Buku ini tidaklah bermaksud menciptakan sifat apriori terhadap Barat, tapi lebih membuat pembaca lebih waspada dan jeli tentang esensi dari peradaban Barat itu.

Buku ini merupakan salah satu karya terbaik Adian Husaini. Studi Doktornya di ISTAC-IIUM, makin menambah kedalaman pemikiran Adian dalam membedah kulit dan jeroan Peradaban Barat. Tidak heran, bila buku dengan cover berwajah klasik ini, sarat dengan referensi-referensi ilmiah baik karya ilmuwan klasik maupun kontemporer. Karena itu buku ini sangat layak dijadikan referensi dalam meneropong tingkah laku kebijakan dan politik Barat di dunia saat ini.


"The way of life known as Western Civilization is on a death path"
[John C. Mohawk, Ph.D., author and professor in the Center for the Americas at the State University at Buffalo, New York.]


Wassalamu'alaikum wr wb



Nasyid Jeritan Hati Muslim Tionghoa

Rating:★★★★
Category:Other

Di sudut lain...jiwa sedikit terusik membuat diri menitikkan air mata
Handai taulan perlahan menjauh
Karib kerabat menjaga jarak, silaturahmi terputus 

ITULAH sebait lagu yang menceritakan penggalan kehidupan seorang mualaf yang disuarakan grup nasyid Khalifah. Dari tujuh personel Khalifah, lima orang merupakan Muslim keturunan Tionghoa yang mengalami pahit getirnya hidup sebagai mualaf.

"Menyuarakan nasib lewat nasyid, kenapa tidak? Itulah yang dilakukan Yayasan Haji Karim Oei (YHKO) Cabang Bandung melalui grup nasyid Khalifah," kata juru bicara Khalifah, Sendi Yuli (Sie Sian Ni).

Grup nasyid yang baru terbentuk tiga bulan lalu itu, ternyata sudah mengeluarkan album bertajuk "Suara Hati Muallaf". "Kalau contoh album dalam bentuk kaset dan VCD sudah jadi, tinggal diperbanyak. Untuk tahap pertama baru 500 buah, masing-masing untuk VCD dan kaset," kata Sendi, yang juga sekretaris YHKO Bandung.

Selain lagu "Suara Hati Muallaf" sebagai jagoannya, lagu-lagu lainnya juga manis untuk didengar seperti "17 Ramadan", "Ar-Rahman", "Ar-Rahim", "1 Syawal", "Penerangan Murni", dan "Renungan untuk Dunia Fana". Iringan musik khas Mandarin seperti er hu (rebab) dan di zi (suling) menyentak pendengaran kita, karena terdengar berbeda dengan grup-grup nasyid yang telah ada.


SENDY memperlihatkan VCD album grup nasyid Khalifah yang lima dari tujuh anggotanya Muslim keturunan Tionghoa.*SARNAPI/"PR"

Lagu-lagunya dibalut syair berisi nasihat selain ungkapan nasib seorang muallaf. Album Khalifah sengaja memakai teks bahasa Indonesia dan bukan bahasa Mandarin, agar bisa dimengerti oleh masyarakat umum, maupun warga keturunan Tionghoa pada khususnya.

Ihwal terbentuknya grup Khalifah, menurut Sendi, karena didorong keinginan kuat untuk berdakwah melalui musik, sebagai "bahasa" universal. "Dari pembicaraan selintas, akhirnya terbentuk grup dengan personel tujuh orang, lima di antaranya Muslim keturunan Tionghoa yaitu saya, Tendi, Chunchun, Ku Wie Han, dan Fifi. Sedangkan Mila adalah aktivis di YHKO Bandung dan Carli merupakan teman Mila," jelasnya.

Mengenai nama Khalifah yang dipilih sebagai identitas grup, menurut Sendi, kata khalifah juga dikenal dalam bahasa Mandarin yakni ha li fa. "Maknanya tetap sama yakni kita merupakan khalifah," katanya, seraya menunjukkan kata ha li fa dalam kamus bahasa Mandarin.

Sebanyak 10 lagu dalam album tersebut merupakan buah karya Tendi, yang sekaligus berperan sebagai vokalis dan pemain perkusi. "Sedangkan pemain musik lainnya, dari non-Muslim yang dipimpin Andri Suryana. Kami nilai album ini merupakan harmoni yang baik antara Muslim dan non- Muslim untuk saling mengisi," ujarnya.

Tampak Luar Masjid Lautze2, BandungMenyinggung pendanaan pembuatan album, Sendi mengatakan, masih meminjam dari kas YHKO Bandung, yang jumlahnya lebih dari Rp 20 juta. "Bukan hanya untuk kebutuhan pembuatan album mulai dari musik, mixing, sampai penggandaan, namun dana pinjaman juga untuk mengurus hak paten atas 10 lagu kami ke Departemen Kehakiman dan HAM," katanya.

Nantinya, kewajiban Khalifah untuk mengembalikan dana pinjaman tersebut, bahkan kalau bisa mendapatkan tambahan penghasilan. "Kami sudah dua kali tampil di Pusdai Jabar dan PT Telkom, tak lama lagi di MQ Cafe. Hasil dari tampil secara langsung dan penjualan album, untuk mengembalikan dana pinjaman milik YHKO Bandung," katanya.

Tampak Dalam Masjid Lautze 2, BandungApabila ada kelebihan dari penjualan kaset maupun VCD, Sendi mengatakan, rencananya untuk mendanai pendirian rumah singgah muallaf. "Perlu diketahui, kondisi muallaf lebih banyak yang memprihatinkan karena terusir dari keluarganya atau diputuskan tali silaturahmi. Dengan adanya rumah singgah muallaf, diharapkan menjadi tempat berteduh sementara bagi muallaf sebelum memiliki penghidupan yang mapan," ujarnya.

Selain dari penjualan album, Sendi juga mengingatkan kepada pengelola zakat untuk menyalurkan bagian asnaf muallaf, yang sampai saat ini tidak dialokasikan sama sekali. "Penerima zakat ada delapan golongan atau asnaf yang salah satunya adalah muallaf. Sampai sekarang, bagian muallaf tidak pernah disalurkan baik kepada muallaf maupun lembaga muallaf seperti YHKO," katanya.(Sar/"Pikiran Rakyat Online")

Subhanallah, semoga cici Sendi dan temen-temennya tetap istiqomah !


Tuesday, January 17, 2006

Tentang Zahir


Assalamu'alaikum wr wb,





Suatu ketika ada seorang laki-laki Badui yang bernama Zahir yang membawa hadiah
dari suku Badui untuk diberikan kepada Rasulullah saw. Ketika dia
(Zahir) akan pulang, Rasulullah memberinya bekal sebagai persiapan di
perjalanan. Lalu Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Zahir adalah teman kami dari kampung Badui dan kita adalah orang kota yang menjadi temannya"



Rasulullah saw sangat mencintai Zahir. Suatu hari, Rasulullah saw
mendatanginya ketika Zahir sedang menjual barang-barang dagangannya.
Dan tiba-tiba Rasulullah saw mendekap tubuh Zahir dari belakang sambil
berkata, "Tebak, siapakah ini ?".
Zahir pun menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang memeluk dirinya
itu. Setelah menoleh, tahulah ia kalau yang memeluk itu adalah manusia
yang paling agung. Ketika tahu bahwa itu adalah Rasulullah saw, Zahir
tidak berusaha keras untuk melepaskan diri dari Rasulullah supaya dia
tetap berada dalam pelukan manusia agung nabi Allah itu.



Setelah itu Rasulullah saw bersabda, "Siapakah yang mau membeli hamba sahaya ini ?". Mendengar hal seperti itu, Zahir terkejut dan bertanya kepada Rasulullah saw,



"Wahai Rasulullah, apakah aku seorang yang sangat buruk sehingga harus dijual ?"



Lalu Rasulullah saw pun tersenyum sambil berkata, "Wahai Zahir, sesungguhnya engkau disisi Allah harganya sangat mahal"....

[HR. Tirmidzi 239, Ahmad 3/161, Majma' az-Zawa'id 9/368, as-Sunan al-Baihaqi 10/248]





Hadits ini mengingatkanku tentang bang Zahir suaminya mba Endang.
Karena beberapa hari yang lalu aku baru aja mendapatkan kejutan.
Tiba-tiba dipagi hari ada yang datang kerumah saya yaitu suaminya mba
Mimin
dari Gema Insani yang mengantarkan buku pesananku sebanyak tiga
buku. Ketika akan kubayar tiga-tiganya, suaminya mba Mimin bilang kalau
saya hanya perlu bayar dua buku saja karena yang satu buku yang
bercover putih itu adalah hadiah. Itu adalah buku yang saya inginkan dari sejak dua bulan yang lalu tapi belum sempat terbeli. Ketika saya lihat bukunya, disitu ada kertas yang bertuliskan "To: Brother Indra, From : Zahir Husein". Subhanallah...Kesamaan
Zahir di hadits itu dengan bang Zahirnya mba Endang selain namanya yang
sama yaitu adalah sama-sama memberi hadiah. Semoga setiap yang bernama
Zahir adalah seperti yang disabdakan nabi di kalimat terakhirnya itu.
Aamiin.



Ini adalah kedua kalinya aku mendapatkan hadiah berupa buku
dengan cara yang tidak kusangka-sangka setelah aku mendapatkan hadiah kitab tafsir pertamaku
dulu. Untuk mba Endang dan bang Zahir, Syukron, terima kasih banyak dan
jazakumullah ya atas hadiahnya. Mudah-mudahan bukunya bisa bermanfaat
buat saya dan temen-temen yang lain. Dan yang pasti, Terima kasih juga
untuk Allah. Alhamdulillah...



"Fa bi ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzibaan...."





Wassalamu'alaikum wr wb







Friday, January 6, 2006

Marhaban ya Idul Adha


Assalamu'alaikum wr wb



Kemarin sewaktu saya lagi iseng main ke kamar kakak, saya lihat dia
lagi ketawa-ketawa. Ketika saya liat lagi ternyata lagi nonton film "Arisan".
Satu film karya Nia Dinata yang menceritakan berbagai konflik yang
biasa ditemui dalam kehidupan. Satu film yang menceritakan berbagai
masalah dari sudut yang berbeda. Satu film yg menceritakan kehidupan
orang-orang berada, tajir, jetset or whatever you may say.


Jujur, saya sedikit tertarik dengan film itu. Komedi yang dikemas cukup
bikin saya tersenyum. Permainan para aktor dan aktris nya yang kaku
juga lumayan menghibur. Tapi ada satu yang menarik perhatian saya.
Ternyata kehidupan kalangan Jetset yang serba glamour yang selama ini
saya liat di tivi itu ternyata ada di Jakarta dan benar ada dalam
kehidupan realnya.

Dan bukan dari film "Arisan" saja saya
taunya. Beberapa hari yang lalu saya berkunjung ke rumah teman, seorang
fotografer yang sudah bisa dibilang cukup professional. Saya
iseng-iseng buka-buka laptopnya dan disitu saya lihat hasil foto-foto
dia di suatu tempat yang acaranya adalah fashion show. Di acara itu
banyak bertaburan model-model papan atas yang sudah tidak asing lagi
nama-namanya.

Saya tanya, "Foto dimana nih ? di butik mana ?". Jawaban temen saya itu cukup bikin saya senyum kecut soalnya dia jawab "Butik ? itu di rumah klien". Hampir ngga percaya, saya perhatikan lagi foto-foto tadi dan tetap suasananya seperti di butik. Saya tanya lagi "Ini acara apa nih kok ada fashion segala gini ?" dan dia jawab "Itu acara iseng-iseng anaknya klien, yang baru pulang dari Eropa dan baju-baju itu hasil dia belanja disana".


Saya menduga baju-baju yang saya liat di foto itu harganya mungkin
sekitar 5-10 juta. Ternyata dugaan saya itu benar, barang yang paling
murah di foto itu adalah 3 juta dan itu pun hanya sepatu woman boots
leather dan barang-barang selebihnya di atas sepuluh juta. Saya cuma
bisa nelen ludah denger kata-kata temen saya itu.

Itu hak
mereka kok bikin acara mewah nan glamour seperti itu, itu uang mereka
juga kok. Mereka yang menghasilkan mereka juga yang menghabiskan.
Mereka juga bebas mau menghabiskan uangnya lewat apa, tapi yang
kadang-kadang bikin saya bertanya dalam hati, mereka sadar ngga ya
kalau masih ada kaum miskin yang untuk beli sendal jepit pun tak mampu
dan membutuhkan biaya untuk hidup dibandingkan mereka yang
penghasilannya dipakai untuk kesenangan duniawi semata. Mudah-mudahan
mereka sadar akan hal itu...

Didunia ini tidak ada seorangpun
yang mau terlahir dalam keadaan miskin dan tidak punya apa-apa. Lalu
kenapa di dunia ini ada orang miskin ? kenapa Allah menciptakan
sebagian manusia ini dalam keadaan miskin dan kenapa tidak semuanya
saja di bikin kaya raya ? Katanya Allah Maha Adil ?.
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu banyak dilontarkan oleh orang-orang
yang skeptis atau berprasangka buruk terhadap skenario Allah.

Saya
katakan, Allah SWT itu Maha Adil, Maha Pemurah lagi Maha Pengasih dan
Maha Tahu mana yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya. Dia ciptakan
orang-orang yang berkecukupan dan orang-orang yang kekurangan untuk
saling mengisi. Orang-orang yang berada pasti akan membutuhkan tenaga
orang-orang yang kekurangan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
tidak sanggup dilakukan sendiri. Begitu juga untuk orang-orang yang
kekurangan, mereka membutuhkan pekerjaan dari orang-orang yang
berkecukupan untuk mendapatkan gaji sebagai biaya hidup mereka. Kalau
semua manusia diciptakan kaya raya, siapa yang mau jadi tukang sampah
atau yang membangun rumah kita ?

Lalu bagaimana dengan para
pengemis yang suka minta-minta di lampu merah ? Tanpa harus apriori
terhadap mereka, walaupun mungkin diantara mereka masih banyak yang
sehat dan mampu bekerja tapi yang dilihat Allah adalah niat. Terlepas
untuk apa sedekah kita nantinya digunakan oleh mereka, niat baik kita
untuk bersedekah telah dicatat oleh malaikat Raqib yang akan melaporkan
kepada Allah.

Mereka itulah "celengan" kita, itulah "bank"
kita untuk di akhirat. Hasilnya tidak akan terlihat sekarang, dan
sepertinya seberapa sering pun kita menyumbang, masih akan tetap ada
yang minta-minta dijalan (semoga tidak). Hasilnya insya Allah bisa kita
rasakan nanti ketika amal ibadah dan sedekah kita dihitung di hadapan
Allah. Walaupun mungkin sedekah kita tidak akan membuat orang lain
menjadi kaya dan malah tetap miskin (semoga tidak juga), tapi minimal
hati kita tidak ikut "miskin" di hadapan Allah nanti. Marhaban ya Idul
Adha, selamat datang bulan sedekah. Semoga kali ini akan muncul lebih
banyak lagi para dermawan calon surga....
 

"Wahai
masyarakat dunia, sungguh jika kamu memberi dari sebagian rizkimu, maka
hal itu sangat baik bagimu. Tetapi jika kamu menahannya, pasti akan
membahayakan dirimu, dan kamu tidak akan terhina karena hidup
sederhana. Mulailah memberi kepada mereka yang menjadi tanggung
jawabmu. Dan tangan diatas lebih tinggi nilainya daripada tangan
dibawah"

[HR. Muslim, Diriwayatkan dari Abu Umamah]

 

Wassalamu'alaikum wr wb




Tuesday, January 3, 2006

Ternyata itu sebuah Pengampunan

Assalamu'alaikum wr wb


Firman Allah,

"Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu" [QS. An-Nisa:123]

Ayat ini menurut Al Bukhari membuat Abu Bakar menangis disamping Rasulullah saw.

Rasulullah bertanya kepadanya, "Mengapa engkau menangis ?"

Jawab Abu Bakar, "Wahai Rasulullah, Allah berfirman, 'Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu'. Bagaimana kita berbuat setelah turunnya ayat ini. Kita memang hanya dibebani dengan amalan-amalan yang mampu kita laksanakan tapi bagaimana kita melakukan amalan-amalan itu setelah turunnya ayat ini ?"

Rasulullah berkata kepada Abu Bakar, "Allah akan mengampunimu wahai Abu Bakar. Tidak pernahkah engkau sakit ? Tidak pernahkah engkau bersedih ? Tidak pernahkah engkau dirundung kegalauan ? Dan sekarang, tidakkah engkau sedang gundah ?"

Jawab Abu Bakar, "Benar, wahai Rasulullah"

Kata Rasulullah, "Itu adalah ampunan"
[HR. Ibnu Hibban, Al Ihsan 2910, Al Baihaqi 3/373]


"Musibah yang menimpa orang muslim baik yang berupa sakit, sakit-sakitan, kegundahan, kesedihan, nyeri, kegalauan, sampai duri yang menusuk bagian tubuh maka Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahannya dengan musibah tersebut". [HR. Bukhari 5642 & Muslim 2573]

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan semua hal ini menjadi ampunan bagi kita. Jika tidak maka kesalahan-kesalahan kita tidak cukup bila ditampung disemua dataran rendah dan dataran tinggi di muka bumi ini sekaligus. Bila rahmat Allah, maaf dan kemurahan-Nya tidak diberikan kepada kita, niscaya kita akan binasa. Terima kasih Ya Allah, ternyata itu sebuah pengampunan, Alhamdulillah.


Wassalamu'alaikum wr wb
 

Mereka yang kembali


Assalamu'alaikum wr wb



Beberapa hari ini aku diperlihatkan lagi hal-hal yang membuatku takjub
dan juga sedih. Sepertinya semuanya sudah mengerti kalau sebelum tahun
baru banyak beberapa dari temen-temen kita yang sibuk mempersiapkan
diri untuk menyambut tahun baru. Beberapa dari temen-temenkku kemarin
ada yang punya rencana untuk ke pantai entah itu Bali atau pantai
lainnya. Dan beberapa temenku ada yang menyiapkan untuk berlibur keluar
kota dan bertahun baruan disana. Temen-temenku memang rata-rata kreatif
dalam membuat rencana yang seru-seru.

Masih inget dengan
ceritaku bersama temen-temenku si Oji, Obby dan Ade ? Sekedar untuk
refresh memori atau yang belum membacanya, bisa dibaca disini.
Mereka adalah temen-temenku dari sejak smp di al Azhar. Dan setelah sma
kita semua berpisah, begitu juga ketika kuliah. Tapi walaupun berbeda
tempat belajar, kita selalu nyempetin untuk ketemuan main bareng dan
bandel bareng. Tapi alhamdulillah beberapa bulan yang lalu saya ketemu
lagi dengan mereka setelah 2 tahun ngga ketemu karena kesibukan
masing-masing. Singkat cerita mereka sekarang sudah berubah menjadi
lebih santun dan sholeh.


Dulu bagi kita tahun baruan dirumah
itu hukumnya haram. Tentu aja ini "fiqih" bikinan kita sendiri waktu
itu. Tahun baruan itu gimanapun juga mestilah diluar rumah dan
bersenang-senang, even dijalanan kita sadar bakal terjebak macet di
beberapa tempat istilahnya saat itu hukumnya fardhu kifayah buat
celebrate new years eve :). Aku sendiri dulu pernah terjebak macet
waktu tahun baru entah tahun yang ke berapa, dari jam 10 malam di depan
stasiun TVRI, Senayan dan stuck disitu sampai jam 3 pagi sambil
niup-niup terompet....such a
wasting time kalo dipikir-pikir. Biasanya tempat kita yang tuju
itu ya apalagi kalau
bukan tempat keriaan such as embassy, bliss, manna lounge atau tempat
joged-joged lainnya, walaupun saat itu aku udah quit drugs and anything
related with 'high' stuff (i quit in 1999) tapi saat itu sekelilingku
banyak orang-orang yang 'ngga sadar'. Intinya dulu tahun baruan dirumah
itu ngga ada
dalam kamus kita berempat !

Nah kemarin aku mendengar kabar
bahwa temenku, Oji sedang berencana untuk menghabiskan malam tahun baru
di puncak. Dia kesana bersama temen-temennya dari ESQ untuk
bermuhasabah dan qiyamul lail disana, Alhamdulillah seneng dengernya.
Aku penasaran dengan kabarnya Obby, lalu aku telpon Oji dan menanyakan
tentang gimana kabarnya si Obby. Ternyata jawaban dari Oji bikin aku
terkejut dan takjub. Kata Oji, "Obby
sekarang seringnya di Pekanbaru ndra, dia bantu-bantu team ESQ disana
sambil dikit-dikit ngisi ceramah/tausyah, biasanya dia tiga minggu
disana setelah itu pulang beberapa minggu di Jakarta abis itu balik
lagi, ngga tau deh nih dia taun baruan dimana".
Setelah Oji
ngasih jawaban seperti itu, rasanya mataku hampir ngga bisa diajak
kompromi. Obby yang dulu bandel, yang dulu genit, yang dulu tukang
mabok di club, yang dulu...yang dulu...dan sekarang....ah aku hanya
bisa mengucap Subhanallah atas cinta-Nya yang Dia berikan ke kita.


Hanya saja aku sedikit sedih ketika aku mendengar kabar tentang tentang
temanku, Ade. Sekarang dia berprofesi menjadi event organizer untuk
acara-acara rave & hiphop party, suatu profesi yang dulu sempet
menjadi lahanku tapi sekarang kutinggalkan karena ternyata disana
selain terdapat lahan duit ternyata lahan dosa juga sangat mudah untuk
dipanen. Profesi yang menurutku punya banyak bahaya dunia dan akhirat,
untuk bahaya akhirat sudah pasti urusannya dengan Dia dan lebih mengerikan. Tapi bahaya
didunianya ini juga sangat rentan. Di Jakarta untuk sekarang ini banyak
sekali mafianya dan juga peristiwa penembakan, penusukkan di dalam club
jadi hal yang mulai biasa yang kadang alesannya sangat-sangat sederhana
dan biasanya ngga jauh-jauh dari masalah perempuan.

Ade dulu
sering bertanya ke aku tentang bagaimana menjalani profesi itu agar
bisa berkembang dan berjalan dengan aman, pertanyaannya hanya kujawab
beberapa kali saja karena aku pun dilema. Di satu sisi aku ngga mau dia
terlibat lebih jauh dengan profesinya itu, tapi disisi lain aku
berpikir, who am i ? yang
bisa ngelarang profesi dia itu. Mungkin saat ini dia sedang
seneng-senengnya meraih keuntungan dari situ dan manusia kan kalo
sedang seneng terhadap sesuatu lalu dilarang pastilah akan marah atau
kecewa dan bisa jadi kelakuannya malah makin parah.



Setelah aku perhatikan, teman-temanku itu adalah orang-orang yang
kembali. Ada yang kembali ke fitrahnya sebagai seorang hamba Allah tapi
ada juga yang kembali.....Ah tapi mungkin ini "lahan"
yang Allah sediakan buatku supaya bisa mengajak Ade kembali ke
jalan-Nya, walau kadang aku bingung harus mulai darimana karena aku
juga pernah ada diposisi dia....but...wish me luck !




"A man must be big enough to admit his mistakes, smart enough to profit from them, and strong enough to correct them."

[John C. Maxwell]







Wassalamu'alaikum wr wb

Sejarah Tahun Baru 1 Januari

Rating:★★★★
Category:Other
Assalamu'alaikum wr wb

Sejarah Tahun Baru 1 Januari
source from here


TANGGAL TAHUN BARU


Kalender Romawi kuno menggunakan tanggal 1 Maret sebagai Hari Tahun Baru. Belakangan, orang Romawi Kuno menggunakan tanggal 1 Januari sebagai awal tahun yang baru. Pada Abad Pertengahan, kebanyakan negara-negara Eropa menggunakan tanggal 25 Maret, hari raya umat Kristen yang disebut Hari Kenaikan Tuhan, sebagai awal tahun yang baru. Hingga tahun 1600, kebanyakan negara-negara Barat telah menggunakan sistem penanggalan yang telah direvisi, yang disebut kalender Gregorian.

Kalender yang hingga kini digunakan itu menggunakan 1 Januari kembali sebagai Hari Tahun Baru. Inggris dan koloni-koloninya di Amerika Serikat ikut menggunakan sistem penanggalan tersebut pada tahun 1752. Kebanyakan orang memperingati tahun baru pada tanggal yang ditentukan oleh agama mereka. Tahun baru umat Yahudi, Rosh Hashanah, dirayakan pada bulan September atau awal Oktober. Umat Hindu merayakannya pada tanggal-tanggal tertentu. Umat Islam menggunakan sistem penanggalan yang terdiri dari 354 hari setiap tahunnya. Karena itu, tahun baru mereka jatuh pada tanggal yang berbeda-beda pada kalender Gregorian tiap tahunnya.

SEJARAH DAN CARA MERAYAKAN DI MASA LAMPAU

Kebanyakan orang di masa silam memulai tahun yang baru pada hari panen. Mereka melakukan kebiasaan-kebiasaan untuk meninggalkan masa lalu dan memurnikan dirinya untuk tahun yang baru. Orang Persia kuno mempersembahkan hadiah telur untuk Tahun Baru, sebagai lambang dari produktivitas. Orang Romawi kuno saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Bulan Januari mendapat nama dari dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang). Orang-orang Romawi mempersembahkan hadiah kepada kaisar. Para kaisar lambat-laun mewajibkan hadiah-hadiah seperti itu. Para pendeta Keltik memberikan potongan dahan mistletoe, yang dianggap suci, kepada umat mereka. Orang-orang Keltik mengambil banyak kebiasaan tahun baru orang-orang Romawi, yang menduduki kepulauan Inggris pada tahun 43 Masehi.

Pada tahun 457 Masehi gereja Kristen melarang kebiasaan ini, bersama kebiasaan tahun baru lain yang dianggapnya merupakan kebiasaan kafir. Pada tahun 1200-an pemimpin-pemimpin Inggris mengikuti kebiasaan Romawi yang mewajibkan rakyat mereka memberikan hadiah tahun baru. Para suami di Inggris memberi uang kepada para istri mereka untuk membeli bros sederhana (pin). Kebiasaan ini hilang pada tahun 1800-an, namun istilah pin money, yang berarti sedikit uang jajan, tetap digunakan. Banyak orang-orang koloni di New England, Amerika, yang merayakan tahun baru dengan menembakkan senapan ke udara dan teriak, sementara yang lain mengikuti perayaan di gereja atau pesta terbuka.

PERAYAAN MODERN

Sekalipun tahun baru juga merupakan hari suci Kristiani, tahun baru sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga Amerika. Di Amerika Serikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Desember, di mana orang-orang pergi ke pesta atau menonton program televisi dari Times Square di jantung kota New York, di mana banyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan dan orang-orang menerikkan "Selamat Tahun Baru" dan menyanyikan Auld Lang Syne.

Pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi sanak-saudara dan teman-teman atau nonton televisi: Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lomba futbol Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia; atau Orange Bowl di Florida; Cotton Bowl di Texas; atau Sugar Bowl di Lousiana.
____________________________________________________

Perayaan Tahun Baru


Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi maupun orang Kafir yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari.

Orang Kristen ikut merayakan Tahun Baru tersebut dan mereka mengadakan puasa khusus serta ekaristi berdasarkan keputusan Konsili Tours pada tahun 567. Pada mulanya setiap negeri mempunyai perayaan Tahun Baru yang berbeda-beda. Di Inggris dirayakan pada tanggal 25 Maret. Di Jerman dirayakan pada hari Natal sedangkan di Perancis dirayakan pada Hari paskah.

Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.

Bahan ini diambil dari:
Judul buku: Kamus Sejarah Gereja
Penulis : Drs. F.D. Wellem, M.Th.
Penerbit : BPK Gunung Mulia
Hal : 84
Source online
_____________________________________________________


For Muslims :

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ِعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ ، قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟

“Sungguh kalian benar-benar akan mengikuti cara/ jalan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai-sampai bila mereka masuk ke liang dhabb (binatang sejenis biawak yang hidup di padang pasir), niscaya kalian akan mengikuti mereka.”

Kami berkata: “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu orang-orang Yahudi dan Nashara?”

Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?”
[HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari shahabat Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu 'anhu, lihat Al-Lu’lu Wal Marjan, hadits no. 1708]


Wassalamu'alaikum wr wb