Thursday, June 30, 2005

Terima kasih untuk teman-teman MPku




Assalamualaikum,


Alhamdulillah, hari ini Dia menjawab lagi doaku yang dulu.
Alhamdulillah, tangga 10 Juli, saya diberi kesempatan untuk umrah dan
mengunjungi tempat dimana semua shalat berkiblat. Saya berangkat kesana
berdua bersama ibu, beliau kangen banget sama Mekah katanya :). Insya
Allah akan ada banyak yang bisa saya ambil manfaatnya sepulang dari
sana.




Sebelum berangkat kesana, izinkan saya mengucap kata maaf kalau
selama ini keberadaan saya di MP mungkin
mengganggu sebagian yang lain. Dan izinkan pula saya berterima kasih
yang sebesar-besarnya  buat temen-temen MP saya yang banyak
menorehkan tulisan yang penuh dengan canda tawa dan perenungan, dan
juga temen-temen baru
yang akhir-akhir ini banyak yang meng-add saya ke friendlist mereka
lengkap dengan message yang mereka kirim ke saya. Berhubung saya rada
kerepotan reply satu-satu, jadi saya satukan kesini aja ya :)





Ass.wr.wb, I really enjoy ur writing... lumayan bangett buat


refreshing dan nambah ilmu. kalau tidak keberatan, bisakah


saya di-add sebagai fren ? jazakillah bgt..[puspa lantang]


Wa'alaikumsalam wr wb. Bisa banget, thanks udah mau menambah saya sebagi teman





ini saya add juga jadi contact yaa.... :)


salam kenal. tapi maaf, sampai hari ini kesempatan berbagi


via multiply belum bisa saya miliki. jangan pundung ya... (


orang sunda bukan?? :p ). [namakulayla]


Salam kenal juga, muhun abdi ti Bogor hehe, ditunggu tulisannya ya





Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,





Afwan kalo ana mo add antum as contact yah.. ana cuma ingin


silaturahim.





wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh [binimam]


Wa'alaikumsalam wr wb,
alhamdulillah antum
yang berpengetahuan luas tentang
Islam,


mau jadi temen ana. Ana banyak belajar dari antum.Jazakallah






salaam.. pls add me.. syukran jaziran [simplisticjane]


Sure, thanks for inviting





Assalamualaikum..mau ngeadd [nianoviana]


Wa'alaikumsalam, silahkan :)





Reading your profile a while ago.. i was a psychology major


too... met kenal ya.. Lina dari Singapore [linabobo]


I have interest with psychology but i'm not a psychologist hehe. Thanks for adding me





assalamualaikum wr. wb.






Mas Indra, mau mempererat tali silaturahmi dengan mas


Indra...senang baca cerpen-cerpennya di MP....sejuk....





wassalamualaikum wr. wb. [mywritten]


Wa'alaikumsalam wr wb, alhamdulillah, mudah-mudahan saya bisa jadi temen yang baik.






Kayaknya pernah denger namanya... apa pernah satu sekolah



yah ? Whatever, di-add gpp kan ? [niake]


Mungkin karena kita sama-sama tinggal di daerah Kemanggisan ? hehe thanks for adding mba





Assalamu'alaikum. izinkan sahaya ikut belajar [jandha]


Wa'alaikumsalam, saya juga masih belajar, jadi kita sama-sama belajar aja ya mba. Terima kasih udah di add





Hi, saya liat nama kmu di kalender bazaar buku saya. saya


klik n masuk homepage kmu, n nice to read it. So, salam


kenal...[firstz3578]


Salam kenal juga ya mba, udah dateng ke pameran bukunya ?





Assalamu'alaikum wr wb..salam kenal semoga bisa menjalin


silaturahmi dan sharing ilmu....terima kasih [kpuspita]


Wa'alaikumsalam wr wb, salam kenal juga ya mba mudah-mudahan saya bisa jadi temen yang baik





Assalamu'alaikum indra...[mochusni]


Wa'alaikumsalam wr wb, salam kenal ya mas dan terima kasih udah di add





Terima
kasih untuk semua temen-temen di MP yang lain yang tulisannya banyak
memberikan
inspirasi buat saya dan big thanks juga untuk temen-temen yang baru add
saya di friendlistnya, mudah-mudahan saya bisa teman yang baik.
Kebenaran itu datangnya
hanya dari Allah semata, apabila ada kesalahan itu karena kebodohan
saya saja. Buat yang mau nitip doa, silahkan lho, insya Allah
dikabulkan. Doakan saya juga agar selamat dalam perjalanan pergi dan
kembali
dengan membawa bekal untuk hari akhir nanti.


Keep on writing and inspiring ya !





Wassalam'ualaikum wr wb















Wednesday, June 29, 2005

Hidayah


Assalamualaikum wr wb



Hidayah, betapa mahalnya ia jika dibicarakan dalam rentang hidup anak
manusia. Terlebih jika hidayah itu datang secara tiba-tiba, tanpa ada
rencana dan tidak ada proses untuk mendapatkan yang direkayasa. la
begitu saja datang lalu tergetarlah episode hidup yang penuh dengan
taburan cahaya.





Hidayah Allah SWT itu tidak diberikan kepada manusia berdasarkan
kedudukan, keluarga, pangkat, dan harta mereka. Melainkan hidayah dan
cahaya Allah itu diberikan kepada orang yang dikehendaki oleh-Nya dan
berhak untuk menerimanya. Hidayah Allah dikerahkan bagi orang yang
memang mau mencarinya dan gemar untuk mendapatkannya.





Siapa saja yang diajarkan oleh Allah sebuah hidayah didalam hatinya,
kemudian dia berjuang dengan sungguh-sungguh di jalan Allah, dia rela
Allah sebagai Tuhannya, dan menjadikan Allah sebagai tujuannya, maka
keridhaan-Nya telah dituangkan kedalam matanya dan Allah memberikannya
suatu petunjuk.





Untuk mencapai hidayah itu bukan hanya dengan banyak beribadah, tetapi
harus disertai dengan keimanan dalam hati. Bukanlah iman kalau hanya
dengan menyendiri dan berangan-angan, tetapi iman adalah yang
bersemayam di dalam hati dan di realisasikan dengan amal perbuatan.
Kebanyakan orang yang ahli ibadah zaman sekarang ini salah persepsi
ketika mereka mengira bahwa jalan untuk mencapai hidayah adalah dengan
banyak beribadah. Sehingga, mereka mengada-adakan suatu ibadah (bid'ah) yang
tidak diajarkan oleh Allah dalam syari'atnya.





Oleh karena itu Allah SWT berfirman :





Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa
dan adalah 'Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara
kamu yang lebih baik amalnya...
[QS 11:7]





Di ayat itu Dia tidak berfirman "yang paling banyak
amalnya"
. Yang tepat adalah perbuatan atau amalan yang
paling benar dan ikhlas. Seperti apakah yang paling benar dan yang
ikhlas ? tentulah apabila keikhlasannya apabila didasarkan karena
Allah saja dan kebenarannya adalah apabila mengikuti Sunnah Rasulullah
saw.





Sesungguhnya Allah mengetahui bahwa didalam hatimu ada keinginan untuk
mendapatkan hidayah dan juga mengetahui apa yang tersembunyi di balik
jiwamu bahwa kamu menginginkan-Nya. Kalau kamu bersungguh-sungguh
mencari hidayah, pastilah Allah akan membukakan dan memberikan untukmu
sesuatu yang tidak terlintas dalam hatimu. Janganlah di dalam kehidupan
ini kamu kikir memberikan kemudahan, ilham, bimbingan, pemberian,
cahaya dan keberkahan. Sesungguhnya Allah akan mendatangkan hidayah
dari salah satunya.





Inilah keinginan yang besar dan keinginan yang sesungguhnya, yang tidak
akan bisa di tandingi oleh keinginan untuk mendapatkan mobil, pekerjaan
dan tempat tinggal dll. Sesungguhnya, semua keinginan itu akan terlihat
murah kalau dihadapkan dengan keinginan yang mulia untuk mendapatkan
hidayah. Dan hanya orang-orang merugilah yang tidak mau menggenggamnya
erat-erat setelah mendapatkannya....





Alhamdulillah, terima kasih Ya Rabb...





Allah,


Sangat dekat dengan kita



bahkan lebih dekat dengan urat leher kita






Adakah kau mengerti



tiap desah nafas adalah kasih sayang-Nya






Dia tlah memangilmu,



menegurmu dengan sangat dekat



memberimu surat cinta untuk dibaca






Jika selangkah saja kau mendekat pada-Nya



Dia akan mendekat padamu seribu langkah.....






Wassalamu'alaikum wr wb











Tuesday, June 28, 2005

Buku : Bagaimana Mengakhiri Hari-Harimu

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni


Judul asli :Ilalladzina Asrafu ala Anfusihim
Penulis : Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni
Penerbit : Sahara Publishers
Halaman: 310
Harga : Rp.30.000

SHORT REVIEW

Berangkat dari tanah, manusia memiliki tabiat yang selalu berubah-ubah dan tidak pernah tetap pada satu keadaan. Potensi inilah yang menjadikan alasan mengapa manusia begitu dekat dengan apa yang dinamakan dosa. Penyimpangan lain yang kerap dilakukan manusia adalah keluar dari sistem Allah dan agama-Nya.

Sungguh ironis, karena Dia tidak menciptakan mahluk ini melainkan agar mereka menyembah dan mengesakan-Nya. Inilah potret manusia; sering melalaikan dan mengosongkan hati dari mengingat Allah, tapak kaki mereka berjalan di atas kezaliman, sedang jiwanya dalam krisis spiritual yang panjang.

Waktu berlalu dalam hitungan mundur menuju kematian seseorang, hari demi hari adalah suatu tahapan yang mendekatkannya pada hari yang telah ditetapkan itu. Manusia tidak punya pilihan lain selain mengakhiri hari-hari yang tersisa sebagaimana fitrah ketika mengawali kehidupan. Islam menawarkan banyak jalan "kembali", kembali kepada kemurnian dan kesucian diri dari dosa-dosa yang terlanjur dilakukan. Dan disini, al-Qarni menghidangkannya dalam sebuah uraian yang lebih menarik untuk disimak.

From me :

Buku ini menarik untuk dibaca, terlebih bagi mereka yang ingin mendapatkan motivasi lebih untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Didalamnya sarat dengan kisah-kisah yang penuh makna yang selalu mengingatkan kita untuk berbuat baik demi mendapatkan kembali keridhaan-Nya.

Di halaman 58, terdapat penjelasan sebab-sebab yang dapat mendorong seseorang kembali ke jalan-Nya dan juga banyak memuat pesan dan hikmah bagi yang telah berumur lanjut agar lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Lalu di halaman 70 dari buku ini ada beberapa kisah tentang orang-orang yang bertaubat. Dan masih banyak lagi tulisan-tulisan Al-Qarni dalam buku ini yang sangat sarat makna. Semoga bermanfaat. Amin



Buka Usaha Bersama Menurut Syariah Islam

Rating:★★★★★
Category:Other
Tanya Jawab Membuka Usaha Bersama

www.syariahonline.com


Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu `ala Rasulillah, wa ba'd.



TANYA :


Ana akan membuat akad tentang kerjasama pengadaan bahan bangunan dengan sebuah toko. Kami belum tahu nama dan bentuk musyarakah tersebut jika kami sebagai pihak pertama hanya menyediakan dana saja sedangkan pihak kedua yang melakukan pembelian pengadaan barang tersebut sekaligus menjualnya di toko miliknya. Kemudian kami berbagi hasil 40/60 dengan pihak kedua (toko). Tersebut. Apakah nama musyarakah dengan pola seperti tersebut diatas? Apakah sudah benar secara syariah? Jazakumullah.

JAWAB :

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Transaksi seperti itu bisa disebut syirkah mudharabah dimana ada dua pihak yang bekerjasama untuk suatu jual beli yang menguntungkan. Masing-maing pihak mengeluarkan harta atau tenaga yang disepakati lalu nanti bila menghasilkan keuntungan, maka keuntungannya dibagi dua dengan kadar yang telah disepakati sebelumnya.

Dalam kasus anda, anda adalah pihak pertama yang memiliki modal. Sedankan toko bahan bangunan adalah pihak kedua yang menjalankan bisnis itu mulai dari mencari barang hingga menjualkannya. Setiap periode terntentu (tiap bulan atau tiap tahun misalnya) anda dan toko bangunan itu akan menghitng keuntungan yang nanti dibagi dua.

Yang harus dihindari adalah cara pembagian keuntungan yang mengacu pada prosentase dari besarnya modal usaha. Contoh, anda tidak boleh mematok kepada pihak toko bangunan bahwa uang anda itu “harus“ dikembalikan 5% persen dari besarnya. Katakanlah uang anda Rp. 20 juta. Lalu anda syaratkan kepada toko bahwa keuntungannya yang anda terima minimal harus 1 juta dalam setahun. Atau sebesar 5% dari uang anda. Ini adalah riba karena anda sudah mematok keuntungan tanpa melihat hasilnya terlebih dahulu.

Tapi bila sekedar perkiraan bahwa dalam setahun diperkirakan anda dan toko bangunan itu akan untuk sekitar 5 juta lalu anda diprediksi akan menerima 3 juta dan toko bangunan 2 juta, itu boleh saja.Namanya saja prediksi. Tapi bila ternyata hasilnya kurang dri itu, anda tidak punya hak untuk menuntuk kepada toko bangunan sebesar 3 juta. Karena bila demikian, anda sudah mematok bahwa uang anda itu harus beranak 3 juta dalam setahun. Dan inilah riba.

TANYA :

Saya melakukan perjanjian kerjasama dengan saudara yang melakukan usaha dengan menambah modal usaha ke perusahaannya (dengan niat membantu). Dari perjanjian kerjasama tsb. saya mendapatkan fee setiap bulannya secara tetap sampai masa berlaku perjanjian berakhir. Dari sudut ekonomi Islam bolehkan saya menerima fee tsb ? (karena saudara saya katakan daripada ke bank untuk tambah modal yang resikonya lebih besar)

JAWAB :

Assalamu `alaikum Wr. Wb.
Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d

Kerjasama dalam usaha pada dasarnya dibenarkan dalam Islam, dimana posisinya bisa saja pihak I sebagai pemilik modal dan pihak kedua sebagai yang menjalankan usaha. Lalu bila nanti ada keuntungannya, maka keuntungannya itu yang dibagi dimana besarnya jatah masing-masing disesuaikan dengan kesepakatan sebelumnya. Misalnya pihak I mendapat 40 % dari keuntungan dan pihak II mendapat 60 % dari keuntungan.

Ini adalah bentuk kerjasama yang halal dan dibenarkan dalam Islam. Istilah yang sering digunakan untuk kerjasama seperti ini adalah syirkah mudharabah.

Sedangkan bentuk yang terlarang adalah apabila pihak I sebagai pemilik modal tidak mau tahu bagaimana usaha itu, apaka hmenguntungkan atau tidak, kalau untung berapa dan kalau rugi berapa. Yang penting tiap bulan dia mendapatkan uang sebesar x rupiah. Dari mana sumber uang x rupiah itu, apakah dari keuntungan atau dari modal pokok, sama sekali tidak perlu tahu.

Bentuk ini adalah riba karena pada dasarnya pihak I dan pihak II bukan melakukan kerjasama usaha, tetapi yang terjadi adalah praktek renten atau membungakan uang. Dimana pihak I meminjamkan uang kepada pihak II dengan kewajiban memberikan nilai uang yang fix setiap bulannya.

Bentuk ini adalah sistem bunga yang haram hukumnya dalam Islam baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Mau digunakan istilah apa pun pada prinsipnya ini adalah praktek ribawi. Dan pelakunya akan diancam dengan siksa yang pedih meski mereka mengatakan ini semua dilakukan dengan cara suka sama suka. Namun tetap saja praktek seperti itu tidak lepas dari riba.

TANYA :

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Saya punya temen yang sudah memiliki usaha sendiri dan alhamdulillah lumayan sukses. Saya berniat untuk ikut menyimpan modal pada usahanya. Dari modal yang ditanam tersebut saya memperoleh imbalan/bagi hasil setiap bulannya, katakanlah sebanding dengan nilai 5% dari jumlah yang ditanam. Bagaimana caranya agar hasil yang saya dapat dari temen tersebut tidak termasuk riba? Bagaimana mekanismenya yang sesuai dengan syariah Islam. Mohon penjelasannya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

JAWAB :

Assalamu `alaikum Wr. Wb.
Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d

Selama yang dibagi adalah keuntungannya, maka tidak akan jatuh ke dalam riba. Artinya yang dibagi itu adalah uang hasil keuntungan, bukan prosentase dari nilai simpanan tersebut.

Sebagai contoh, bila modal yang Anda sertakan itu misalnya 100 juta, maka akan menjadi riba bila tiap bulan Anda mendapat sekian persen dari angka 100 juta. Yang tidak riba adalah Anda bila mendapat sekian persen dari keuntungan bisnis itu. Besarnya prosentase bagian Anda bisa saja dihitung berdasarkan prosentase kesertaan modal Anda pada bisnis itu.

Misalnya bisnis itu membutuhkan total modal seharga 500 juta. Bila modal milik Anda 100 juta, maka prosentase bagian Anda dari keuntungan adalah 20 %. Angka ini didapat dari 100 juta per 500 juta = 20 %. Artinya, bila dalam sebulan, bisnis menghasilkan keuntungan 10 juta, maka Anda berhak atas keuntungan itu sebesar 20 %-nya atau 2 juta. Ini adalah sebuah sistem bagi hasil yang sesuai dengan syariah Islam.

Tapi bila kesepakatannya adalah bahwa tiap bulan Anda berhak 3 % dari besarnya modal Anda, sehingga tiap bulan Anda berhak mengantungi 1 % x 100 juta = 1 juta, maka ini adalah perjanjian ribawi. Meski hasilnya lebih kecil tapi tetap saja riba. Sedangkan yang diatas, meski pendapatan Anda lebih besar, namun jauh dari praktek riba.

TANYA :

Assalamu‘alaikum Wr. Wb.

Mohon penjelasannya, apakah hal ini termasuk dalam kategori riba atau tidak.

Sepupu saya seorang pengusaha konstruksi. Dalam pekerjaannya, sering dia harus mengeluarkan modal kerja untuk membeli bahan-bahan, karena uang muka dari klien tidak mencukupi.

Untuk menutupi kekurangannya, dia suka meminjam uang kakak saya dalam jumlah tertentu, kemudian mengembalikannya dalam jumlah lebih besar sebagai tanda terima kasih.

Jumlah uang gantinya ditentukan sendiri oleh sepupu saya tersebut, sehingga selisih pengembalian uang pinjaman itu bukan karena permintaan yang meminjamkan, tapi karena itikad baik sepupu saya.

Pada saat meminjam, sepupu saya selalu menjelaskan untuk apa uang tersebut (menunjukkan bukti proyek yang akan dikerjakan), dan mengatakan berapa jumlah yang akan dia kembalikan. Dan kakak saya selalu menyerahkan sepenuhnya kepada sepupu saya mengenai jumlah yang akan dibayarkan tersebut, karena menurutnya itu adalah bagi hasil dari keuntungan usaha, sehingga orang yang menjalankan usaha yang lebih tau berapa hasil yang bisa dibaginya.

Apakah hal ini termasuk riba walaupun pengembalian uang pinjaman yang lebih besar itu adalah atas kemauan dan itikad baik dari pihak peminjam? Tidak ada paksaan dari yang meminjamkan, bila dibayar sesuai dengan jumlah yang dipinjampun tidak masalah.

Mohon penjelasannya, terima kasih.

JAWAB :

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Sebenarnya perbedaan antara riba dan tidak riba dalam kasus ini sangat tipis sekali, yaitu pada akad atau kesepakatannya saja. Karena kelihatannya secara prinsip, keduanya sama-sama rela dan ikhlas.

Jadi lebih baik akadnya diganti dengan bagi hasil dan bukan pinjam meminjam. Konsekuensinya dalam bagi hasil, kalau untung, maka keuntungannya itu dibagi dua dengan prosentase masing-masing yang telah disepakati. Misalnya, 40% buat yang punya modal dan 60% buat yang menjalankan usaha itu.

Tapi, kalau usaha itu merugi pada suatu saat, maka pihak yang memberi modal harus ikhlas kehilangan uangnya. Dia tidak boleh menuntut pengembalian uang itu, karena akadnya bukan pinjam tapi usaha bersama dan bagi hasil.

Disinilah letak perbadaannya dengan pinjaman yang ada ceritakan. Dalam kasus usaha itu rugi, maka kakak anda itukan tidak mau tahu, pokoknya uangnya harus kembali minimal utuh. Kalau tidak, maka tetap dianggap hutang. Sementara dengan sistem bagi hasil, kalau rugi harus ditanggung sama-sama.

Pinjam meminjam seperti yang anda ceritakan itu boleh saja diterapkan asal tidak ada ketentuan ketika mengembalikan harus dengan tambahan. Jadi bila sepupu anda karena merasa berterima kasih ingin berbagi karunia atas hasil usahanya kepada kakak anda, itu boleh saja. Yang penting bukan merupakan syarat atau kewajiban.

Bila suatu saat dia untung besar sampai 300% misalnya, kakak anda sama sekali tidak dibenarkan untuk meminta cipratan walau satu rupiahpun selama sepupu anda tidak memberinya. Haknya hanyalah sebatas uang yang dipinjamkan tidak lebih.

Karena itu, sebaiknya jadikan saja akad itu bagi hasil, karena lebih adil dan imbang.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh
.

Monday, June 27, 2005

Cara-Nya menjawab doaku





Assalamualaikum wr wb,



Pernahkah anda berdoa ? di rentang
kehidupan anak manusia dimana pun pasti pernah berdoa. Berbagai macam
permohonan pastilah pernah diajukan kepada Sang Maha Pengasih. Mulai
dari memohon rezeki, jodoh, karier yang lancar dan lain-lain. Lalu
pernahkah ketika anda berdoa dan anda merasa bahwa doa itu tidak manjur
?.



Doa itu sebenarnya sudah terjawab tapi karena nafsu dalam
diri kita sudah melewati batas maka akan susah bagi seorang manusia
untuk berpikir positif tentang hakikat doa. Padahal yang tahu yang
terbaik buat kita sebagai manusia tentulah yang menciptakan kita. Bisa
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik untuk kamu, dan bisa
jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk untuk kamu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [QS 2:216]. Lalu
apabila kesusahan menimpa manusia, dia berdoa kepada Allah dalam
keadaan kembali kepada-Nya, kemudian apabila Allah memberikan
nikmatnya, maka terlupakanlah apa yang pernah dimohonkan kepada-Nya.[QS 39:8]




Sejak sekitar tiga tahun yang lalu saya bergerak di bidang entertainment atau
lebih tepatnya bergerak di bidang event organizer. Sebuah pekerjaan
yang sangat menuntut waktu lebih dan tenaga ekstra. Tapi beberapa tahun
belakangan, saya semakin merasa bahwa sepertinya ini tidak menjadi
minat saya lagi. Idealisme saya telah berubah, cara pandang saya
terhadap pekerjaan itu mulai terasa berbeda. Sampai  pada saatnya
saya memutuskan untuk mencari lapangan pekerjaan yang lain.




Beberapa hari yang lalu seorang teman mengajak untuk investasi di
usahanya yang bergerak dalam bidang otomotif. Setelah berbicara panjang
lebar dengan calon partner saya itu, ternyata nilai investasi ini tidak
bisa dibilang kecil bahkan saya sempat mengatakan "tidak" walaupun
dalam hati ini sebenarnya cukup bimbang karena "ladang"
yang baru ini cukup menjanjikan dan insya Allah diridhai oleh-Nya. Saya
pun berdoa agar dipilihkan yang terbaik dalam pekerjaan karena hanya
Dia-lah Yang Terbaik, agar selalu ditunjukkan jalan yang benar karena
cuma Dia-lah Yang Maha Benar dan yang terpenting adalah Dia ridha.
Akhirnya saya pun memberanikan diri untuk berinvestasi ke teman saya
itu dengan pembagian hasil yang diatur oleh teman saya itu. Istilahnya
saya tahu beres saja.



Malamnya, saya mendapat message di
friendster dari seorang teman saya yang lain yang menanyakan masalah
syariah Islam dalam berbisnis. Entah ada angin apa tiba-tiba dia
menanyakan hal seperti itu, do i look like pakar syariah or something ?
no !. Tapi saya jadi penasaran untuk coba mencari tahu apa itu syariah
Islam dalam berbisnis. Setelah berkelana di internet, akhirnya saya
menemukan jawabannya lalu tanpa saya baca lebih detail, saya kirim ke
teman saya itu. case closed.



Keesokan harinya calon partner
saya menelpon dan mengatakan bahwa hitungan bagi hasil yang telah disepakati
oleh kita berdua ternyata salah, tidak adil, hukumnya haram dan katanya
lagi tidak sesuai dengan syariah Islam. Syariah Islam ? kata-kata ini
mengingatkan saya dengan message di friendster tadi malam.



Saya coba buka lagi dan ternyata apa yang di tanyakan di message itu
sama persis dengan apa yang dikatakan calon partner saya itu. Hanya
berbeda di contoh kasusnya saja, tapi setelah saya baca lagi, jawaban
yang saya temukan sewaktu berkelana di internet lalu saya berikan
kepada
teman saya itu ternyata sekarang menjadi jawaban bagi diri saya !
Alhamdulillah, ternyata Allah masih mengingatkan saya. Apa jadinya
kalau seumur hidup makan dan minum dari rezeki yang haram...



Beginikah
cara-Nya menjawab doa seorang hamba ? Sungguh
Dia adalah Maha Jenius dalam memberikan jawaban dari arah yang tidak
pernah bisa kita duga. Maha Benar Al-Imran 119, ketika ada kalimat "...Innallaaha 'aliimum bi dzaatish shuduur"....




Sesungguhnya
Rabb kalian Yang Mahasuci lagi Mahatinggi itu Mahamalu lagi Mahamulia,
Dia malu terhadap hamba-Nya jika sang hamba mengangkat kedua tangannya
kepada-Nya lalu mengembalikan keduanya dalam keadaan kosong tidak
dikabulkan

[HR. Abu Dawud no.1448, at-Tirmidzi no.3556, Ibnu Majah no.3865]







Wassalamualaikum wr wb












Saturday, June 25, 2005

Ali Mustafa Yaqub, (Pakar Ilmu Hadits) : Saya Siap Mubahalah Ajaran Sesat

Rating:★★★★
Category:Other
Prof KH Ali Mustafa Yaqub, MA (Pakar Ilmu Hadits)

Saya Siap Mubahalah Ajaran Sesat

Fenomena maraknya ajaran-ajaran sesat membuat umat Islam resah. Mulai dari yang mengaku sebagai Imam Mahdi, hingga pelecehan terhadap agama, Tuhan dan Nabi ala kelompok yang menyebut dirinya sebagai Jaringan Islam Liberal (JIL).

Sejarah akan terus berulang. Fenomena ini akan terus muncul, sepanjang iblis masih mempunyai kekuatan untuk merusak akidah umat. Tinggal sekarang, kerja keras kita membentengi akidah umat, dan bersikap tegas terhadap ajaran-ajaran menyimpang tersebut.

Adalah Ali Mustafa Yaqub, pakar hadits yang juga anggota Komisi Fatwa MUI Pusat, termasuk sosok yang gerah terhadap fenomena ini. Di beberapa kesempatan, alumnus Fakultas Pasca Sarjana Universitas King Saud Riyadh Saudi Arabia ini mengeluarkan pernyataan tegas soal keberadaan JIL dan aliran-aliran sempalan lainnya. Dalam sebuah forum di Kongres Umat Islam Indonesia IV beberapa waktu lalu, Ali bahkan menyatakan dirinya siap untuk melakukan mubahalah (perang sumpah yang diajarkan Islam, red) terhadap orang-orang yang berbuat kurang ajar terhadap ajaran Islam.

Pria yang pernah nyantri di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur ini juga menyayangkan banyaknya intelektual yang mengaku Muslim, tapi terbawa alur liberalisme pemikiran. Ujung-ujungnya, menggugat aturan-aturan syariat. Murid dari ulama terkenal asal Saudi, Prof M Azami, itu saat ini mempunyai kesibukan membina Pesantren Tinggi Daarus Sunnah. Sebuah lembaga pendidikan setingkat sarjana, yang ia dirikan sejak tahun 1997 lalu. Pesantren ini memberikan pendidikan secara gratis, dan banyak diminati oleh anak-anak muda dari berbagai daerah. Selain membina pesantren tersebut, Ali juga aktif sebagai guru besar di Institut Ilmu Qur’an (IIQ), Ciputat.

Di tengah kesibukannya, kiai sederhana ini meluangkan waktu wawancara dengan wartawan SABILI Eman Mulyatman dan Artawijaya serta fotografer Arief Kamaluddin, di kediamannya di Ciputat, Banten, Sabtu (11/6) lalu.
Berikut petikannya:

Aliran sesat kembali bermunculan?
Karena di ekspos, kelihatan besar. Dari dulu sebenarnya ada, tapi nggak kelihatan. Dan bisa jadi, yang tidak terpublikasikan jauh lebih banyak. Masalah aliran sesat itu di zaman Nabi sudah ada. Ini sepanjang masa akan terus ada. Selama iblis masih ada, maka akan terus ada. Bisa jadi ini dari luar Islam, tapi memakai baju Islam.

Termasuk aliran Inkar Sunnah kembali marak, dengan membagi-bagikan selebaran di masjid-masjid?
Saya melihat dibanding dulu, sekarang tidak seberapa. Inkar Sunnah ini akan terus bermunculan. Sebelum saya pulang dari Saudi itu, dulu banyak sekali. Jangankan yang kayak begitu, yang liberal saja sudah berani menempelkan selebaran di masjid-masjid dengan mengatakan bahwa surga bukan hanya milik orang Islam saja. Itu kan ajaran sesat!

Apakah ada keterangan dari hadits, bahwa suatu saat akan kembali marak aliran sesat ini?
Ada hadits sahih yang mengatakan, Allah tidak akan mencabut ilmu dengan sekali cabutan. Tetapi dengan cara mewafatkan para ulama. Nanti kalau sudah tidak ada orang alim lagi di dunia ini, alim dalam pengertian menjadi panutan, maka orang-orang akan menjadikan pemimpin mereka itu dari kalangan orang bodoh, yang mereka berfatwa tanpa ilmu. Kemudian mereka sesat dan menyesatkan. Jadi kalau dilihat dari hadits ini, timbulnya paham sesat dan menyesatkan karena ketiadaan ilmu. Ketiadaan ilmu itu antara lain karena semakin langkanya ulama. Ulama dalam pengertian yang sering disebut waratsatul anbiya’ (Pewaris Nabi, red).

Di Indonesia, setelah reformasi segala jenis aliran tumbuh subur?
Barangkali itu benar, ini dampak dari kebebasan. Sekarang kita dengar ada orang yang ingin mengamandemen al-Qur’an, ini kan bahaya. Kesempatan ini memang muncul bersamaan dengan iklim kebebasan dan reformasi. Sekarang tukang becak bisa jadi bupati. Preman bisa jadi Walikota. Di belakang reformasi itu muncul gerakan-gerakan perilaku manusia yang tidak mengenal batas-batas lagi. Jadi reformasi seolah membuka segala-galanya. Termasuk ada orang yang merasa bebas memaki-maki al-Qur’an, memaki Nabi, melecehkan Allah SWT, sekarang bebas bukan main. Maka Indonesia sekarang adalah surga para pemaki-maki. Indonesia juga negara terbebas soal pornografi setelah Rusia. Padahal, jamaah hajinya paling banyak, Muslimnya banyak. Kita memang prihatin. Tapi fenomena ini ada hikmahnya. Ini cara Allah dalam menyeleksi umat. Sekarang jadi kelihatan, mana ulama yang gombal dan mana yang benar-benar ulama pewaris Nabi. Mana Gus yang benar dan yang tidak.

Menurut Anda apa motif di balik maraknya kembali ajaran sesat ini?
Motifnya antara lain, orang Yahudi itu punya program, yang putusan-putusan ini sudah ada di Protocol of Zion. Di antaranya berisi, agar program Yahudi berjalan lancar, maka orang Islam harus terus dibuat berkelahi antarsesamanya. Kedua, mereka juga membuat kita sibuk mengurusi hal-hal seperti olahraga, entertainment dan lain-lain. Ini mereka buat agar umat Islam, tidak memperhatikan program-program Yahudi, tapi sibuk dengan skenario yang mereka buat. Ini akan terus ada. Tidak akan pernah selesai. Saya tidak melihat kasus seperti Yusman Roy itu tidak berdiri sendiri, semua itu ada jaringannya.

Terasa ada kemacetan regenerasi atau kegagalan dakwah?
Menurut saya faktor pendidikan. Mengapa terjadi demikian, karena pendidikan kita lemah. Qur’an yang kita pakai, sama dengan Qur’an yang dipakai para sahabat. Tapi mengapa generasi sahabat disebut oleh Rasulullah sebagai khairul Qurun (Sebaik-baik generasi, red). Sementara kita terpuruk seperti ini. Pada masa Nabi, seperti dituturkan para sahabat, orang-orang di antara mereka kalau belajar sepuluh ayat Qur’an, mereka tidak akan pindah dulu ke ayat berikutnya, sampai mereka paham isi dan maknanya, dan mengamalkan kandungannya. Jadi paham dengan mengamalkan itu terintegrasi. Kalau pendidikan kita sekarang, targetnya yang penting: jadi. Tidak memikirkan integrasi ilmu dan amal. Antara kecerdasan intelektual dengan kecerdasan moral tidak berimbang. Yang penting jadi sarjana, masa bodoh shalatnya jamaah atau nggak, itu bukan urusan. Mau baik atau nggak, yang penting dapat sarjana, punya titel, selesai. Ini yang namanya formalitas. Nah, diajarkan yang formal-formal itu, maka timbul generasi formalis. Dia pintar tapi maling. Lahirlah intelektual maling. Ini hasil pendidikan kita.

Ada kritik terhadap perguruan tinggi Islam yang disebut sebagai sarang liberal. Komentar Anda?
Saya memang pernah mengajar di IAIN Jakarta, empat sampai lima tahun. Karena sibuk mengelola pesantren, saya mengundurkan diri. Memang kesalahan dalam pola pendidikan ini juga berperan. Pendidik terkadang kurang juga mengontrol. Habis mengajar, ya tidak diperhatikan lagi. Yang mau shalat, ya shalat, yang pacaran ya dibiarkan pacaran. Ini tidak ada kontrol. Seperti itu, saya katakan tidak ada integrasi antara ilmu dan amal. Maka muncul liberalisme. Ini amat disayangkan. Sebenarnya liberalisme tidak hanya di IAIN, di luar juga banyak. Hanya saja mungkin, sebagai simbol keilmuan Islam, maka pengaruhnya besar sekali. Kalau seorang liberal memegang gelar profesor doktor, itu orang awam terkadang sulit untuk tidak percaya. Kalau yang mengucapkan profesor doktor, maka orang awam akan bilang, wah yang ngomong titelnya banyak. Ini jadi pengaruh juga. Padahal liberalisme itu kan juga pemikiran sesat. Kriteria sesat itu kan kalau sudah tidak taat pada Allah dan Rasul-Nya, ya dia sesat.

Faktor apa yang menyebabkan tumbuh suburnya liberalisme di kalangan mahasiswa Islam?
Muslim itu kan orang yang menyerahkan totalitas dirinya pada Allah SWT. Gejala liberalisme itu ada, karena tidak ada ketaatan. Dalam Islam tidak ada istilah liberalisme. Islam itu ketaatan pada Allah dan Rasul. Kalau nggak taat, maka dia iblis. Makanya tidak ada pemikiran Islam liberal, yang ada pemikiran iblis liberal. Kalau mereka mengatakan ingin kebebasan berpikir, Islam itu kan diturunkan dengan memberikan batasan-batasan. Makanya dalam Islam ada hukum Islam yang membatasi. Korupsi dilarang, zina dilarang dan sebagainya. Pikiran juga begitu, kita tidak boleh memikirkan zat Allah. Hukum itu memerintah kita untuk taat. Di sini kita diuji, apakah kita loyal atau tidak. Jadi saya katakan, pemikiran liberal itu bagian dari ketidaktaatan. Ini karena kedangkalan ilmu mereka.

Apakah Islam liberal ini bagian dari skenario musuh-musuh Islam?
Kita lihat gencarnya propaganda mereka, sehingga bisa memuat iklan besar satu halaman surat kabar. Kalau Islam beneran, itu dananya dari mana? Orang Islam itu di mana-mana dananya kembang-kempis. Mereka (kalangan liberal, red) kan mampu membuat majalah, yang majalahnya itu bisa dibagikan gratis. Ini dananya dari mana? Di sini kita perlu curiga.

Dalam beberapa kesempatan Anda pernah mengatakan, kita mubahalah saja dengan kelompok Islam Liberal ini?
Ya, ajaran Islam dibegitukan, kita tidak bisa diam! Nabi pernah mengajak orang untuk ber-mubahalah. Kalau kita sudah mengatakan dia sudah keluar dari Islam, ya mau apa lagi. Kalau mereka sudah tidak mengakui Qur’an dan hadits, apakah masih pantas disebut orang Islam? Contohnya soal nikah beda agama. Saya dalam waktu dekat akan menerbitkan buku tentang nikah beda agama dalam perspektif Qur’an dan hadits. Mereka (kalangan liberal, red) mengatakan tidak ada ayat Qur’an yang mengatakan seorang Muslimah haram menikah dengan Yahudi atau Nasrani. Mereka juga bilang tidak ada haditsnya. Padahal ayat dan haditsnya ada, terus maunya apa kalian itu! Apa nggak mau dengar Qur’an dan hadits! (nada suara Kiai Ali meninggi, red). Al-Qur’an dalam surah mumtahanah jelas sekali, laa hunna hillun lahum, wa laa hum ya hillunna lahunna, wanita Muslimat tidak halal menikah dengan orang kafir, dan orang kafir tidak halal menikah dengan Muslimat. Ini jelas sekali. Tapi mereka bilang, itu nggak ada. Apa mereka nggak tahu. Kalau tidak tahu, ya kita kasih tahu agar mereka mencabut pendapatnya. Diberitahu ngeyel, ya pakai cara apa lagi? Kalau tidak bisa dibilangin, kita boleh mubahalah dengan mereka. Mubahalah itu perang sumpah. Kita siap melakukan (mubahalah) dengan yang sesat-sesat itu.

Cara ber-mubahalah?
Mubahalah itu, kita bertemu dan saling bersumpah dengan mengatakan, kalau pendapat yang saya sampaikan ini salah, maka Allah akan segera turunkan laknat pada saya. Misalnya kawin beda agama tadi. Saya mengatakan bahwa wanita Muslimat haram dinikah oleh lelaki non Muslim. Kalau pendapat saya salah, ya Allah turunkan laknat pada saya sekarang, dengan bersumpah Wallahi! Demi Allah! Mereka orang liberal juga harus bersumpah dengan mengatakan, “saya berpendapat wanita Muslimat boleh menikah dengan orang kafir, maka kalau pendapat saya salah, saya siap dilaknat atau diazab”. Itu disaksikan dengan orang banyak. Ini yang disebut perang sumpah atau mubahalah yang diajarkan Islam. Langkah ini diambil kalau mereka sudah tidak bisa dikasih tahu lagi.

Sekarang juga banyak beredar buku-buku sesat yang sangat melecehkan ajaran Islam?
Ya, saya sudah baca itu buku “Lubang Hitam Agama”. Itu kan mengobok-obok al-Qur’an. Kita ikut menyesal, orang yang disebut “ulama”, ikut memberi kata pengantar. Ini memprihatinkan. Insya Allah MUI akan meneliti dan mengajukan kepada Kejaksaan Agung untuk menindak.

Bagaimana umat menyikapi ini?
Umat harus mengikuti ulama yang benar-benar ulama. Yang mempunyai kriteria lima tadi dan konsisten terhadap Islam. Sekarang memang ada kecenderungan penilaian bahwa kalangan intelektual itu sudah banyak yang liberal. Karena itu, dalam satu kesempatan ceramah saya mencoba mematahkan itu. Saya katakan, semua agama itu batil, kecuali Islam. Ada yang kaget, wah kok profesor bicara begitu. Waktu itu saya memang disebut profesor. Jadi sekarang umat jangan melihat ulama dari simbolnya saja. Jangan lihat mentang-mentang sorbannya gede. Sekarang yang pemburu hantu di TV saja pakai sorban gede! (tertawa). Sekarang tugas kita adalah melakukan pembentengan diri, keluarga, dan lingkungan. Quu anfusakum wa ahliikum naara, bentengi diri dan keluarga kita dari api neraka.

MUI dinilai kurang tegas terhadap fenomena munculnya ajaran dan aliran sesat?
Kita tegas. Ahmadiyah misalnya, itu ajaran yang sesat dan menyesatkan yang sudah keluar dari Islam. Itu kan ada fatwa MUI-nya, tegas. Saya nggak tahu kalau MUI yang dulu. Saya diminta MUI membuat buku yang mengkonteri Islam liberal. Buku itu sudah saya serahkan, tapi belum diterbitkan. Saya tidak tahu kenapa.

MUI diharapkan menjadi terminal terakhir umat untuk bertanya dan meminta pengarahan?
Ya, di MUI kan ada dari berbagai unsur ormas. Kita memang berusaha menjadi payung untuk itu. Kita ingin masyarakat bisa bertanya persoalan agama ke MUI. Sekarang memang realitanya, masyarakat lebih mementingkan fatwa dari golongannya. Misalnya, MUI mengharamkan bunga bank, di luar itu pada protes. Termasuk dari pentolan-pentolan organisasi Islam Padahal yang mengeluarkan fatwa itu dari berbagai unsur ormas yang ada di MUI.

www.sabili.co.id

Memburu Aliran Sesat

Rating:★★★★★
Category:Other
Memburu Aliran Sesat
www.sabili.co.id

Aliran sesat kian merajalela. Berbagai modus dijalankan untuk menarik pengikutnya. Saatnya aparat berburu, sebelum umat yang melakukannya.

Setelah Yusman Roy, pimpinan Pondok I’tikaf Ngaji Lelaku di Malang yang melakukan shalat dua bahasa akhirnya diproses secara hukum, satu persatu ajaran dan aliran sesat di berbagai daerah terdeteksi oleh publik. Di Probolinggo, sebuah padepokan bernama Yayasan Kanker dan Narkoba Cahaya Alam, merilis tafsir al Qur’an dalam bentuk buku yang dibuat pimpinan padepokan, Muhammad Ardhy Husein. Jika tafsir tersebut benar, tentu saja tak ada masalah. Tapi tafsir yang disusun dan diberi judul Menembus Gelap Menuju Terang tersebut nyeleneh dan penuh masalah.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) wilayah Probolinggo, menfatwa buku ini sesat dan menyesatkan. Tak hanya itu, MUI juga mengatakan padepokan yang dipimpin oleh Ardhy Husein itu telah melakukan penodaan agama dan meresahkan umat Islam. Satu dari sekian tafsir aneh yang digagas Ardhy adalah bahasan untuk surat at-Tin ayat empat dan lima. Menurutnya, dalam ayat tersebut manusia adalah ruh dan bukan jasad. Ruh kini ditempatkan di tempat yang paling hina, yang disebut raga.

Ia juga mengatakan tentang status nabi dan rasul yang sebetulnya masih berlangsung. Kenabian menurutnya memang terhenti dan selesai pada diri Muhammad, tapi rasul akan terus berlangsung sampai akhir zaman kelak. Bahkan ia juga memilah-milah golongan manusia menjadi empat: aulia, ulama, kasab dan kehampaan. Hal aneh lainnya di padepokan yang ia pimpin adalah, istri-istri bertugas mengurus kelancaran yayasan. Ada Wati, istri pertama yang bertanggungjawab pada logistik. Ada Siti Sundari sebagai ketua yayasan, ada Irma Nurhayati dan Wulandari, istri ketiga dan keempat yang bertugas sebagai bendahara dan koordinator lapangan. Tapi menurut keterangan penduduk sekitar, jumlah istri Ardhy lebih dari itu. Jika dihitung, ada sekitar 11 orang perempuan lain yang menjadi istri Ardhy yang disebut-sebut sering shalat di Masjidil Haram dengan cara duduk bersemadi di rumahnya. Kini MUI setempat sedang melakukan tindakan dan upaya pembubaran padepokan.

Belum lagi tuntas benar kasus Probolinggo, aliran sesat kembali terendus, kini di tengah kota Surabaya. Di Jl Petemon Barat no. 9, berdiri sebuah pondok pesantren bernama al-Mardhiyah yang dipimpin oleh Maulaya. Akhir Mei lalu, penduduk setempat melaporkan al-Mardhiyah pada aparat keamanan karena dianggap meresahkan. Ritual-ritual aneh yang dilakukan Maulaya, serta gelaran pusaka-pusaka setiap Jumat Legi dirasakan penduduk sekitar tak sesuai dengan syariat Islam.

Pondok ini juga disebutkan mengajarkan paham sesat seperti zakat badan, mutu atau meditasi serta ajaran-ajaran yang disebut datang langsung dari Allah lewat mimpi gaib yang dialami Maulaya. MUI Surabaya, untuk kasus ini nampak masih belum mengeluarkan fatwa tegas. MUI Surabaya hanya menyebutkan al-Mardhiyah syirik dan mengajarkan kemusyrikan. Padahal, banyak pihak berharap MUI mengeluarkan fatwa sesat dan melarang pondok ini mengajarkan pahamnya untuk para santri. (Baca: Aliran Sesat di Sarang Bonek).

Sementara itu, ketika al-Mardhiyah masih penuh kontroversi, di wilayah utara Jawa Timur, tepatnya di Bojonegoro, masyarakat dibuat heboh oleh kabar selentingan tentang sebuah yayasan yang menerapkan dzikir dan wirid bugil. Adalah Yayasan Kesejahteraan Umat Madani (Yakuma) yang disebut-sebut menjalankan laku shalat dan wirid serta harus menghadap ke selatan bagi para pengikutnya.

Menerima laporan dan mendengar isu ini, Kapolsek Temayang, Bojonegoro menginstruksikan pengintaian pada anggotanya. Yayasan yang sekaligus rumah pimpinannya, Rasimin, diawasi oleh anggota kepolisian. Dari sore hingga malam hari, di dalamnya ada 11 orang, termasuk Rasimin yang sedang melakukan aktivitas. Tepat tengah malam, saat suara dzikir mulai terdengar, polisi menggrebek Yakuma. Namun aparat keamanan menemukan peserta pengajian yang sedang wirid masih lengkap mengenakan pakaian.

Meski tak mendapatkan bukti, polisi tetap meminta Rasimin dan peserta pengajian ke Polres Bojonegoro untuk dimintai keterangan. Rasimin sendiri kepada wartawan mengatakan tidak pernah melakukan shalat dan wirid telanjang. Hanya wirid dan khataman al-Qur’an saja. Ia mengaku hanya seorang petani yang ingin sama-sama mengajak orang lain untuk beribadah dan berbuat kebaikan. Bahkan, Rasimin mengatakan dirinya siap ditembak kalau memang benar-benar melakukan shalat dan wirid sambil telanjang.

Daftar pelaku aliran sesat ternyata masih panjang. Di Bekasi, baru-baru ini polisi menciduk Syekh Maulana yang memiliki gelar panjang sekali: Al-Imam Arrobani Khalifatullah Aulia bil Ghoib As Syech Maulana Muhammad Amirullah. Ia dijerat pasal penodaan agama, perbuatan tidak menyenangkan dan tindakan asusila.

Kisah ini bermula dari sebuah jamaah pengajian al-Musyarofah yang diasuh oleh Syekh Maulana. Dalam jamaah ini, sang Maulana menerapkan penghormatan yang sangat mulia pada dirinya. Misalnya saja mencium tangan, bolak-balik, telapak dan punggung tangan serta mencium telapak kaki. Tak hanya itu, menurut salah seorang anggota jamaah yang telah menarik diri, sang pimpinan pengajian juga mengajarkan agar membayangkan wajahnya sebelum mengangkat tangan takbiratul ikhram setiap saat menjelang shalat.

“Nama ajaran itu biasa disebut thariq. Setiap jamaah harus menghadirkan wajah mursyid sebelum shalat. Kalau wajah sang mursyid sudah hadir, maka shalat inilah yang akan dibawa ke mi’raj,” terang Abdullah, sebut saja begitu.
Menurut Abdullah, di dalam jamaah ada tingkatan dan level tertentu untuk para anggota. Tergantung kedekatannya dengan sang mursyid. Ada yang tingkatan ustadz, habib, habibah atau kiai. Tapi lucunya, yang mengangkat dan memberhentikan semua level itu adalah Maulana. “Suatu hari pernah ada 9 ustadz, 3 kiai dan 2 habib diberhentikan lagi oleh Maulana, entah kenapa,” ujarnya lagi.

Syahri, seorang anggota lain yang telah sadar mengaku, dulunya ia sangat patuh dan mengagungkan Maulana. “Sampai-sampai saat kampanye, semua orang pakai kaos gambar calon presiden, saya pakai kaos gambar Maulana dengan tulisan For President,” ujarnya merasa geli saat mengingat kembali.

Seperti kebanyakan pemimpin aliran sesat lainnya, Maulana juga sering terlihat tak shalat Jumat. Konon, sang mursyid sedang shalat di Masjidil Haram, Makkah. Tentang hal ini, kepada jamaahnya Maulana selalu berkata, jangan selalu mencerna pakai otak, cernalah pakai hati. “Jadi setiap dia keluar dari biliknya, kami semua berebut salaman. Ingin dapat berkah, wong baru pulang shalat dari Makkah,” terang Syahri lagi.

Dalam proses pengajian, tak dibenarkan tanya jawab sebelum diizinkan oleh Maulana. Dan apabila ada seorang jamaah yang diberi kesempatan bertanya lalu berbicara tanpa mengucapkan salam kepada Maulana, yang bersangkutan langsung diperintahkan untuk bertaubat. “Nggak salam langsung dianggap dosa, disuruh taubat,” jelas Abdullah.

Kepada pengikutnya, Maulana menyebut dirinya sebagai Wali Allah, wali terakhir dan wali akhir zaman. Itu semua karena, secara gaib konon ia pernah dijemput jibril dan dibawa menghadap Rasulullah untuk berbaiat. Karena itu ia berhak membaiat, sebab, menurutnya, ia telah dibaiat oleh Rasulullah. Dan ia juga menjamin seluruh jamaah al-Musyarofah berserta tujuh turunan ke atas dan tujuh turunan ke bawah akan masuk surga.

Tapi, menurut Imran, bukan nama sebenarnya, semua itu adalah fitnah untuk sang mursyid. Imran, pengikut Maulana yang enggan disebut namanya ini menghubungi SABILI untuk memberikan klarifikasi tentang jamaah pengajian al- Musyarofah. Menurut keterangan Imran, ia sama sekali tak pernah mendengar kalimat tentang wali akhir zaman, jaminan masuk surga dan sebagainya keluar dari bibir sang mursyid. “Yang saya tahu, gelar-gelar saja, seperti al-ghoib, robbani dan mursyid,” terangnya dengan nada tak rela.

Ia mengaku miris melihat tayangan TV yang mendiskreditkan mursyidnya. Lewat polisi didapatkan keterangan bahwa Maulana juga mengaku beberapa kesalahan lain seperti pelecehan seks dan perbuatan cabul. “Saya nggak percaya itu. Tahu sendiri kan, polisi Indonesia seperti apa?” sergahnya tak terima.

Tapi, bukan satu dua pengaduan yang masuk tentang tokoh ini. Di meja redaksi SABILI, ada pengaduan dari beberapa perempuan anggota jamaah yang pernah dizinahi oleh Maulana. Ada yang baru sekali dua kali, tapi juga ada yang sampai sembilan kali karena ancaman bala dan azab yang dikeluarkan Maulana. Surat pengaduan yang juga telah dikirimkan ke Komnas Perempuan dan Majelis Ulama Indonesia wilayah Bekasi ini memang ditanggapi serius oleh aparat keamanan. Dan kini, Maulana berada di tahanan Polres Bekasi.

Pada berkas pengaduan perempuan yang dizinahi Maulana, bahkan pernah ada yang dilakukan pada saat puasa Ramadhan, pukul 09.00 pagi. Pada setiap korbannya, Maulana menyampaikan, sesungguhnya secara hakikat mereka telah dinikahkan Allah sejak 50.000 tahun yang lalu. Atau alasan lain seperti, Allah telah memilihnya untuk menjadi istri dan ibu dari anak-anak yang akan dilahirkan dari Maulana.

Sepanjang zaman, aliran sesat dan paham-paham yang menggelincirkan akidah memang sering kali terjadi. Tidak saja yang diselubungi penjelasan ilmiah yang masuk akal, yang irasional dan sangat aneh pun bisa saja dapat pengikut. Seperti yang baru-baru ini terjadi di Serang, Banten. Belasan orang mengaku pengikut seorang nabi palsu, melakukan ritual menyambut kiamat yang dikabarkan akan datang pada 8 Juni 2005. Kiamat tersebut akan didahului oleh gelombang tsunami yang menghantam Banten lalu melumatkan seluruh alam. (Baca: Nabi Palsu di Negeri Jawara).

Di berbagai penjuru negeri, sebetulnya banyak sekali yang terjadi seperti ini. Dari Sabang sampai Merauke. Ini adalah tantangan bagi dakwah, menjelaskan dan menerangkan tentang Islam yang sebenarnya. Tentu saja bukan tugas mudah, tapi inilah kewajiban kaum Muslimin di Nusantara.

Dan bagi segenap kaum Muslimin, selidiki dan laporkan saja semua kelompok yang nampak aneh, nyeleneh dan merusak akidah. Biasanya, modusnya tak jauh-jauh, menawarkan ajaran tidak shalat, tidak zakat serta tak jarang mengajarkan seks sebagai ritualnya. Jika bertemu yang demikian, gelandang saja ke kantor polisi dan jangan biarkan mereka merusak agama yang mulia.

Herry Nurdi
Artawijaya, Afriadi Murwanto, Fadli Rahman (Bekasi), Chairul Akhmad (Jawa Timur), Arif Kirdiat (Banten)


Friday, June 24, 2005

Belajar dari mereka






Assalamualaikum,





Setiap hari Jumat sore ibu saya mengadakan pengajian di rumah yang
dikhususkan untuk anak-anak yatim piatu dengan umur sekitar enam
sampai limabelas tahun. Rata-rata mereka berasal dari yayasan yatim piatu di
belakang rumah. Rata-rata mereka menjadi yatim
piatu karena kedua orangtuanya meninggal diwaktu mereka masih sangat
kecil dan ada beberapa juga yang ditinggal cerai lalu anaknya
dititipkan ke neneknya. Lalu neneknya itu menitipkan ke ibu saya agar
bisa ikut mengaji dirumah. Tidak jarang pula ada orang tua dari kampung belakang
rumah yang ikut menitipkan anak-anaknya untuk supaya bisa bergabung dan
belajar mengaji.





Kalau ditotal, jumlah mereka mungkin ada sekitar duapuluh anak. Jumlah
yang cukup untuk membuat suasana rumah seperti dipasar setiap Jumat
sore :). Sebelum pak ustadznya hadir biasanya mereka bermain dan
berlarian di belakang rumah sambil berteriak-teriak. Maklumlah namanya
juga anak kecil. Bahkan ada beberapa yang pakaiannya sudah kotor duluan
sebelum pelajaran mengajinya dimulai.





Kadang-kadang saya sering mengintip kegiatan mereka belajar mengaji.
Biasanya saya mengintip dari jendela kamar ibu saya yang letaknya
berdekatan dengan mereka. Memperhatikan gerak-gerik dan perangai mereka
kadang-kadang membuat saya tersenyum, karena ada-ada saja tingkah yang
mereka lakukan disaat pak ustadz sedang mengajar yang anak yang 
lain.





Hari Jumat kemarin cuaca dirumah saya sangat mendung dan gelap. Gerimis
pun sedikit-sedikit mulai berjatuhan ke bumi, terlihat tanaman di
halaman mulai basah. Satu persatu anak-anak itu mulai datang dari pintu
belakang dan berlarian agar tidak terkena hujan. Setelah semua
berkumpul, barulah pelajaran dimulai. Itu tandanya saya pun bisa "nyolong" pelajaran lagi :).





Pelajaran yang saya dapat dari pengajian anak-anak yatim itu,
tanpa kehadiran orangtua disisi mereka dan fasilitas yang tidak mereka miliki, mereka tidak kehilangan
semangat hidup untuk tetap belajar. Saya sering melihat dan mendengar beberapa dari mereka yang mengaji
dengan susah dan terbata-bata dalam membaca al Qur'an tapi tetap
dibarengi sikap tenang dan sabar walaupun seringkali di tegur oleh pak
ustadz karena ada kesalahan membaca. Semangat mereka dalam mempelajari
agama Islam cukup membuat hati ini terenyuh dan menyadari betapa
beruntungnya saya yang sedari kecil oleh orangtua saya dikenalkan dan
dibacakan surat cinta dari Tuhan itu. Alhamdulillah.





Dengan segala kekurangan yang mereka miliki, mereka tetap mempunyai
semangat yang tinggi dalam mempelajari ilmu Islam. Malu rasanya bagi
yang mempunyai segala kelebihan dan fasilitas dalam mencari dan
mempelajari ilmu Islam tapi tidak digunakan. Saya banyak belajar dari
mereka dan mereka adalah "guru" saya yang selalu
memberikan motivasi untuk mendapatkan pelajaran. Pelajaran yang mungkin
akan terus membekas dan menjadikan kita agar terus bersemangat dalam
mengenal agama yang dianut sejak lahir ini supaya agama ini tidak hanya
menjadi semacam status di ktp, tapi juga status di hati dan pikiran.
Semoga Allah ridha...





Wassalamualaikum.









Ibadah Tanpa Ilmu

Rating:★★★★★
Category:Other
Ibadah Tanpa Ilmu
KH Didin Hafidhuddin

Dalam perspektif ajaran Islam, ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang sangat berharga yang menentukan kualitas seseorang atau suatu bangsa. Suatu bangsa akan menjadi bangsa yang maju, modern, dan berperadaban, manakala masyarakatnya mencintai ilmu, antara lain, ditandai dengan kebiasaan bertanya dan menulis.

Betapa pentingnya suatu pertanyaan untuk membuka ilmu pengetahuan, sampai-sampai Rasulullah SAW menyatakan, ''Ilmu itu ibarat harta yang terpendam, dan kunci untuk menggalinya adalah kesediaan untuk bertanya. Karena itu, bertanyalah kamu sekalian hal-hal yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya dalam proses tanya jawab akan diberikan pahala oleh Allah pada empat kelompok, yaitu: orang yang bertanya, orang yang menjawab, orang yang mendengarkan, dan orang yang mencintai mereka." (HR Abu Nu'aim dari Ali bin Abi Thalib).

Orang yang berkesempatan mencari ilmu, tetapi tidak mau memanfaatkannya, sehingga ia tetap berada dalam kebodohannya, dianggap orang yang paling akan merugi kelak kemudian hari. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam hadis Rasulullah SAW riwayat Ibn Assakir dari Anas bin Malik. Terlebih lagi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ibadah-ibadah (khusus) yang kita lakukan dalam rangka melaksanakan kewajiban kita pada Allah SWT, seperti shalat, puasa, dan ibadah haji. Karena ibadahnya orang yang bodoh (sama sekali tidak memiliki pengetahuan terhadap apa yang dikerjakannya) bukan saja tidak hanya akan ditolak oleh Allah SWT, tetapi juga dianggap sebagai penyakit agama yang sangat berbahaya.

Apalagi kesalahan yang dilakukannya secara sadar dan sengaja, dan disebarkan kepada orang lain. Misalnya, khutbah Jumat yang dilakukan oleh seorang perempuan dengan mengatasnamakan persamaan gender dan emansipasi dan bacaan dalam shalat yang disertai terjemahannya dengan mengatasnamakan untuk kekhusyukan dan kesyahduan, mencerminkan kebodohan para pelakunya terhadap kegiatan ibadah khusus tersebut. Dalam ibadah-ibadah khusus itu terdapat suatu kaidah yang menyatakan: Ketahuilah olehmu segala yang diperintahkan. Dan jangan mengerjakan kecuali yang diperintahkan tersebut. Tugas kita dalam bidang ibadah adalah sami'na wa atho'na (kami mendengar dan kami menaati) dan ittiba (mengikuti apa yang dicontohkan Rasul).

Dalam hal shalat misalnya, Rasulullah bersabda, ''Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat". Jika seseorang atau sekelompok orang mengerjakan ibadah khusus seperti shalat dengan menambah-nambah sesuatu yang baru yang tidak ada contohnya atau mengurangi sesuatu yang telah ditetapkan, maka dianggap melakukan perbuatan bid'ah yang menyesatkan, sebagaimana dinyatakan dalam HR Imam Bukhori dan Muslim dari Siti Aisyah, Rasulullah bersabda, ''Barangsiapa yang membuat hal-hal yang baru dalam urusan ibadahku ini, maka hukumnya tertolak". Semoga kita semua terus-menerus mau belajar menambah ilmu pengetahuan, sehingga terhindar dari pekerjaan dan ibadah yang dianggap sia-sia dan ditolak oleh Allah SWT, dan membahayakan kehidupan kaum Muslimin secara luas.


Tuesday, June 21, 2005

Tentang surat cinta dari Dia





Dr.
Tariq Al Suwaidan
dalam penelitiannya menemukan
beberapa hal yang disebut dalam al-Quran mempunyai persamaan dengan
lawannya.Perkataan lelaki disebut sebanyak 24 kali dalam surah-surah
tertentu.Disebut juga sebanyak 24 kali perkataan wanita dalam
keseluruhan al-Quran.





Seterusnya dalam penelitian beliau, hal lain juga didapati berjumlah
yang sama.Perkataan Dunia disebut sebanyak 115 kali dan Akhirat juga
115 kali; perkataan Malaikat 88 kali dan Syaitan juga 88 kali; Hidup
145 kali dan Mati 145 kali; Zakat 32 kali, Barakah juga 32; Berfikir
49, Nur 49, dan Penderitaan 114, "Kesabaran" juga 114 kali.





Lebih menakjubkan, perkataan sholat muncul sebanyak lima kali,perkataan
"bulan" sebanyak 12 kali dan "hari" terdapat sebanyak 365 kali.Mungkin
kalau ingat bahwa Rasulullah itu adalah seorang yang ngga bisa membaca
dan menulis dan bahkan beliau adalah seseorang yang buta huruf, akan
susah untuk diterima dengan tingkat keimanan yang tidak seberapa
terhadap Islam.





Penemuan ini juga sekaligus menepis beberapa pandangan orang bahwa Al
Quran yang ada sejak sekitar 1400 tahun yang lalu adalah bukan kalam
Allah SWT...





Para
scientist luar
mengakui bahwa terdapat banyak kebenaran di Al
Quran :





"We're talking about 1400 years ago, you have some illiterate
person making profound statements that are amazingly accurate, of a
scientific nature..."
[Persaud, Professor of Pediatrics and
Child Health, University of Manitoba Canada]





"I think it seems to me very, very mysterious, almost
unbelievable. I really think if what you have said is true, the book is
really a very remarkable book, I agree."
[Siaveda, Professor
of Marine Geology, Japan]





"In the last three years, I became interested in the
Qur'an... From my studies and what I have learned throughout this
conference, I believe that everything that has been recorded in the
Qur'an fourteen hundred years ago must be the truth, that can be proved
by the scientific means"
[Tejasen, Dean of the faculty of
Medicine, University of Chiang Mai]





Dan inilah kata-kata yang membuat saya semakin yakin dan terharu yang
disampaikan oleh Profesor Tejasen setelah selama tiga tahun mencoba
mempelajari surat cinta dari Allah itu :





"I think this is the time to say La ilaha illa Allah, there
is no god to worship except Allah (God), Muhammad rasoolu Allah,
Muhammad is Messenger of Allah..."






Alhamdulillah Dia berkenan mengirimkan surat-Nya ke saya....








"Wa yuriikum aayaatihii fa ayyaa aayaa-tillaahi tunkiruun"

Dan Dia memperlihatkan ayat-ayat-Nya kepada kamu, maka ayat-ayat Allah
manakah yang kamu ingkari ?

[QS:Al Mu'min
81]













Buku : Silsilah Hadits Lemah (dhaif) dan Palsu (maudhu)

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Muhammad Nashiruddin Al-Albani
Penulis : Muhammad Nashiruddin Al-Albani

Penerbit: Gema Insani Press


Hadits lemah (dha'if) dan palsu (maudhu') bertebaran di sekeliling kita. Dalam ruang kuliah, mimbar pengajian, bahkan dalam kitab-kitab, termasuk kitab tafsir dan syarah hadits. Mungkin kita akan kaget bahwa beberapa di antaranya adalah hadits-hadits yang sangat 'akrab' dengan kita.

Seorang zindiq diketemukan telah memalsu lebih dari 4.000 hadits. Bahkan dari tiga orang pemalsu bisa dipastikan telah keluar puluhan ribu hadits palsu.Pemalsuan hadits-hadits ini bermacam-macam tendensinya. Ada yang bertendensi politis, fanatisme golongan, membela mahzab, dan bahkan ada yang demi mendekatkan diri kepada Allah seperti yang diakui sekelompok firqah. Selain itu, ada pula karena kesalahan tak sengaja atau karena kelemahan dalam mendeteksi hadits yang memang bukan bidang yang dikuasainya. Hal ini terjadi, misalnya, pada sebagian kaum sufi.

Penyebaran hadits lemah (dha’if) dan palsu (maudhu’)telah merasuki berbagai literatur keagamaan seperti sebagian kitab tafsir dan syarah hadits, buletin, buku ilmiah, dan sebagainya. Penggunaan hadits-hadits dha’if dan maudhu’ tersebut menimbulkan kerancuan pemahaman di berbagai unsur umat Islam, baik penguasa, ulama, apalagi masyarakat awam.

Masalah ini memang sangat pelik, karena bisa jadi seorang ulama secara tak sengaja menyertakan hadits dha’if dan maudhu’ dalam karyanya, karena ia bukanlah seorang ahli hadits dengan sengaja karena hendak mencapai tujuan politis, ekonomi, atau fanatisme mazhab.

Yang jelas, solusinya adalah mengembalikan masalah tersebut kepada pakar yang mempunyai otoritas di bidang ini, yakni ulama ahli hadits. Salah seorang dari mereka, Muhammad Nashiruddin al-Albani telah meneliti, membahas dan menulis Hadits-hadits Dha’if dan Maudhu’.

Demi tanggung jawab moral sebagai seorang ahli hadits, demi menghindarkan umat dari pemakaian hadits-hadits dha'if serta maudhu' dan demi kemurnian hadits-hadits itu sendiri, Muhammad Nashiruddin al Albani meneliti, membahas, dan menulis hadits-hadits dha'if serta maudhu' di media massa lalu dikumpulkan menjadi empat buku silsilah.

Sebuah literatur yang penting bagi dunia ilmu pengetahuan dan kehidupan beragama kita sehari-hari.


Catatan dari saya :

Judul asli kitab ini adalah Silisilah al-Ahadits adh-Dha'ifah wal maudhu'ah .Kitab ini kalau secara lengkap ada 4 buku dan masing-masing buku memuat sekitar 500 sampai 1500 hadits dhaif dan maudhu (lumayan bikin kenyang) hehe.Harga satu bukunya antara 50 ribu - 90 ribu karena tiap buku beda-beda tebalnya.Saya sarankan kalau berminat dengan kitab ini, silahkan di cari di emperan Kwitang.Lebih murah pastinya.

Monday, June 20, 2005

Buku : Memahami Ilmu Hadits

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Prof. Dr. M.M. Al-A'zami, MA, Ph.D
Untuk membentuk persepsi yang akurat terhadap hadist, pemahaman utuh terhadap metodologi dan literatur hadits mutlak diperlukan.Buku ini adalah sebuah ikhtiar ke arah itu.Didalamnya, Prof. Dr. M.M. Al-A'zami, MA, Ph.D-Guru Besar Ilmu Hadits di Universitas Riyadh, Saudi Arabia ini-melaporkan langkah-langkah, syarat-syarat, metode-metode, dan pengertian-pengertian yang telah disumbangkan ulama awal dalam usaha mereka memelihara sunnah:dalam mempelajari dan mengajarkannya, dalam mencatat dan menyebarkannya, dalam menerima dan mengkritiknya, dan sebagainya.

Semua disajikan kepada kita dibarengi analisa yang cukup tajam disana-sini.Ia juga bercerita tentang riwayat para tokoh utama hadits dan kitab-kitab mereka yang memiliki peran penting bagi perkembangan hadits.Maka jadilah buku ini pegangan bagi siapa saja yang mengkaji ilmu keislaman, khususnya ilmu-ilmu syariat.


Sunday, June 19, 2005

Berdiskusi & Mengkaji, 19 Juni 2005


Ivan, Rifky, Obby, Nita, Bella & Dewi.At backyard sambil menunggu Ust.Fauzi

Assalamualaikum,

Berhubung ada request dari beberapa temen di multiply untuk memposting review tentang acara diskusi kajian Islam yang saya adakan, maka saya coba tulis lagi disini berikut foto-fotonya.

Alhamdulillah, diskusi & kajian Islam ini berlangsung dengan lancar di rumah saya yang dihadiri oleh mas Iwan mewakili kubu multiply, Nita mewakili kubu friendster dan temen-temen yang lain.Maksudnya mas Iwan ini saya kenal lewat multiply lalu tertarik untuk ikutan, begitu juga dengan Nita yang saya kenal lewat friendster dan dia baru mulai ikut multiply.Insya Allah persahabatan kita tetap dilandasi semangat untuk mempelajari Islam lebih dalam.Amin

Acara ini saya buka dengan beberapa topik pembukaan yaitu tentang mengapa saya tertarik untuk membuat acara diskusi dan kajian seperti ini.Ketertarikan ini tidak lain karena akhir-akhir ini saya sering melihat betapa Islam ini hanya menjadi semacam stempel aja dan seperti hanya budaya ikut-ikutan karena orang tua dan nenek moyang kita memeluk Islam juga, tanpa mengetahui esensi dari Islam itu sendiri.Kurangnya pemahaman esensi beribadah dalam Islam pun membawa pengaruh cukup besar dalam kehidupan seseorang, maka tidak heran ketika ada seseorang yang taat menjalankan shalat lima waktu tapi ruang batinnya tetap merasa "kosong" dan mudah untuk goyah.

Pengetahuan tentang ilmu agama yang dianut sejak lahir pun kadang dirasa sangat kurang dan bahkan ada beberapa yang tidak mendapatkan samasekali dan ini bisa membuka pintu-pintu yang sering digunakan penganut paham aliran yang menyimpang dari Al Qur'an dan As Sunnah untuk menyuntikkan doktrinnya.Tentang cara mendapatkan ilmu, Rasulullah pernah bersabda, "Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya ilmu itu didapatkan dengan cara belajar, dan kepahaman diperoleh dengan cara memahami, dan jika Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang maka Dia akan menjadikannya sebagai orang yang ahli fiqih" [HR.Thabrani].Amin

Pemahaman tentang ilmu-ilmu yang merupakan fondasi Islam seperti Al Qur'an dan ilmu hadist sangat diperlukan untuk menangkal berbagai macam pemikiran orientalis yang akhir-akhir ini semakin berusaha membuat Islam jauh dari fondasi dasar yaitu Qur'an dan As Sunnah.Bagi saya pribadi, saya melihat kalangan yang berusia 20-35an sangat rentan untuk disusupi pemikiran semacam ini, oleh karena itu diskusi kajian Islam ini saya adakan lebih kepada target usia tersebut.Berbeda dengan generasi yang lebih tua, pemahaman mereka tentang Islam kemungkinan besar sudah mantep dan tidak mudah untuk goyah.

Pembicara di diskusi ini adalah Drs.H.M.Fauzi Nurwahid, anggota dari komisi pendidikan dan dakwah PERSIS.Setelah selesai pembukaan, beliau memulai sesi pertama yaitu menceritakan sejarah Islam, Rasulullah saw dan kisah-kisah para sahabat.Dari situ bergulir ke masalah hadits dan pengertian dasar ilmunya, lalu bergulir lagi kepada masalah perkawinan.Perkawinan ? iya, karena kebetulan dari yang hadir ada yang baru tiga bulan menikah, yaitu Ivan dan Bella, dan juga diantara kita yang hadir disitu ada yang sudah berniat untuk menyempurnakan setengah dari agama Islam.Alhamdulillah, semoga bisa dapet jodoh yang seperti di ungkapkan Ust.Fauzi, yaitu utamakanlah dalam mencari pasangan itu dilihat dari ketaatan beribadahnya.

Tidak lupa juga ada pembahasan singkat tentang aliran-aliran menyimpang .Setelah itu seperti biasa, sesi terakhir adalah tanya jawab.Acara pun berakhir jam 19:30.Mudah-mudahan yang kemarin hadir bisa mendapatkan manfaat dari diskusi dan kajian Islam tersebut.Amin


"Barangsiapa yang menempuh jalan yang menuju ke pengetahuan, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga, dan para malaikat mengembangkan sayapnya karena senang pada orang yang mengincar ilmu, serta seluruh penghuni surga dan bumi bahkan ikan di kedalaman lautan, memohon ampunan untuknya"
[HR.Ibnu Hanbal 196]


Wassalamualaikum

Saturday, June 18, 2005

Review Hadist : Sayap Lalat Mengandung Obat ?

Rating:★★★★
Category:Other
Assalamu'alaikum wr.wb

“Jika ada seekor lalat jatuh di tempat minum salah seorang diantara kalian, maka celupkanlah seluruh tubuhnya.Kemudian buanglah.Sebab salah satu sayapnya mengandung penyakit sementara sayap yang lain mengandung obatnya” [HR.Malik, Abu Hurairah]

Hadist ini ada didalam kitab Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah wa Syai’un min Fiqiha wa Fawa’idiha halaman 74, yang ditulis dan diteliti keshahihannya oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, seorang muhaddist (ahli hadist) abad 20.Kitab ini baru ada jilid pertama dan sudah ada dalam bentuk terjemah bahasa Indonesia terbitan Qisthi Press.

Tentang hadist diatas, kelihatannya hadits tersebut meragukan, tidak ilmiah dan tersangkal (Dr. Maurice Bucaille juga termasuk yang menyangkalnya). Menurut rasional yang ilmiah bahkan anak SD kelas VI pun pasti tahu, bahwa lalat adalah binatang kotor, yang makanannya adalah bangkai, kotoran manusia dan hewan, sampah dan sebagainya.

Lalat juga menyebarkan berbagai penyakit mulai Kholera, Diare, Desentry, Thypus, TBC, dan sebagainya. Hal ini disebabkan lalat adalah media berbagai kuman penyakit (carier patogen) mulai bakteri patogen bahkan virus penyebab berbagai penyakit, yang menempel di badannya. Pelajaran inipun pernah kita terima ketika masih di SD yaitu di pelajaran IPA khususnya Ilmu Pengetahuan Hayat (biologi).

Sungguh tidak “masuk akal” hadist di atas. Wajar saja bila Dr. Maurice Bucaille yang merupakan seorang dokter ahli bedah asal Perancis yang sudah masuk Islam-pun menyangsikan hadits tersebut.

Secara rasional dan logika, mungkin hal ini benar dan hadist di atas “ngawur”. Tapi kalau anda sempat/pernah membaca di koran Republika, terbitan hari Sabtu tanggal 1 Mei 2004 yang lalu, mungkin pendapat anda akan berubah. Koran tersebut menurunkan sebuah tulisan, dengan judul: “Lalat Antara Penyakit dan Obat”.

Pada bagian tulisan tersebut dalam kolom/insert penulis kutip sebagai berikut. Bahwa studi yang dilakukan oleh Universitas Colorado di Amerika menunjukkan bahwa lalat tidak hanya berperan sebagai karier patogen (penyebab penyakit) saja, tetapi juga membawa mikrobiota yang dapat bermanfaat.

Mikrobiota di dalam tubuh lalat ini berupa sel berbentuk longitudinal yang hidup sebagai parasit di daerah abdomen (perut) mereka. Untuk melengkapi siklus hidup mereka, sel ini berpindah ke tubulus-tubulus respiratori dari lalat. Jika lalat dicelupkan ke dalam cairan, maka sel-sel tadi akan ke luar dari tubulus ke cairan tersebut.

Mikrobiota ini adalah suatu bakteriofag yang tak lain adalah virus yang menyerang virus lain serta bakteri. Virus ini dapat dibiakkan untuk menyerang organisme lain. Bakteriofag sendiri saat ini sedang dikembangkan sebagai terapi (pengobatan) bakteri terbaru.

Penelitian ini dilakukan seiring dengan meningkatnya spesies bakteri yang semakin resisten (kebal) dengan obat-obatan antibiotik yang tersedia. Mikrobiota yang terkandung di lalat ternyata juga mengeluarkan suatu metabolit aromatik yang menekan siklus hidup plasmodium sebagai patogen yang terkandung di beberapa jenis lalat.

Penelitian paling mutakhir dilakukan oleh perusahaan farmasi Glaxo Smith-Kline yang tengah mensponsori penelitian Dr. Joanna Clarke dari Universitas Maquarie. Pada mulanya penelitian menunjukkan bahwa pada satu sayap pada bakterinya, sedangkan sayap yang lain ada proteinnya. Kemudian Clarke dalam penelitian selanjutnya berusaha membuktikan bahwa lalat mempunyai kemampuan untuk menghasilkan antibiotik.

Sejauh ini penelitian itu telah menemukan bahwa empat spesies yang ia teliti (termasuk lalat rumah) memproduksi berbagai bentuk antibiotik pada berbagai bentuk antibiotik pada berbagai stadium dari siklus hidupnya. “Penelitian tersebut dipublikasikan tahun 2002, namun sampai sekarang belum diketahui kelanjutannya, “kata spesialis penyakit dalam dr. Rawan Broto, SpPD.

Walaupun dalam prakteknya akan sulit bagi kita untuk mencelupkan keseluruhan badan lalat ke dalam makanan, paling tidak kebenaran hadist ini akhirnya terbukti setelah sekian lama mengundang kontroversi dikalangan para ilmuwan.

Wallahu A`lam Bish-shawab
Wassalamu `Alaikum wr.wb

Friday, June 17, 2005

Kisah si Aceh dan si Medan



Dan duduklah Aceh lalu bersandar di dinding yang dingin menusuk
tulang.Matanya sembab dan basah oleh airmata. Wajahnya sayu dan sendu,
jelas sekali terlihat luka yang sangat mendalam di jiwanya.



"Sudahlah,Ceh.Jangan
menangis lagi, kita pasrahkan saja semuanya,"
dengan lembut Medan
menyentuh lengan Aceh dan mencoba menghiburnya.Aceh diam, tak menjawab.Pandangannya kosong menatap jauh kesana.



"Aku mengerti perasaanmu, kita semua tau penderitaanmu. Sabarlah, Ceh.kita semua siap membantumu."



"Aku hanya menyesalkan satu hal." Akhirnya Aceh mau bersuara, walau sangat pelan dan nyaris tak terdengar.



"Sudahlah Ceh, jangan menyesalkan apa
yang sudah ditakdirkan untuk terjadi, kita semua pasti membantumu
sebisa kita. Kamu lihat kan, teman-teman
yang lain juga sudah datang. Kita semua peduli sama kamu, sayang sama
kamu."




"Bukan itu, Dan. Bukan itu," suaranya serak menahan tangis



"Lalu kenapa?" tanya Medan dengan penasaran.



"Kenapa
hanya sebegitu saja gelombang dan badai yang datang. Aku ingin badai
lebih kuat, agar bersatu saja aku dengan samudera, hingga tidak ada
lagi aku."




"Jangan berkata begitu. Kita semua sama-sama menderita, tapi kita harus tetap sabar.Kamu pasti pernah baca surat dari Dia kan di surat ketiga halaman 146.Dia suka dengan orang-orang yang sabar Ceh" Mata Medan pun mulai berkaca-kaca.



"Aku
sudah capek. Penderitaan ini datang bertubi-tubi, tidak pernah sedetik
pun aku merasa bahagia. Aku udah capek, aku udah capek, Dan.!"
tangis
Aceh pun pecah di pelukan Medan.



"Sabar,Ceh.Sabar. Kita semua sayang sama kamu, kita pasti selalu membantu sebisa kita."

"Aku ingin seperti kalian semua. Aku tidak kuat lagi seperti ini terus."



Hening sejenak, hanya desau angin yang terdengar.



"O iya,
bagaimana dengan adikmu Nias? Apakah dia baik-baik saja? Aku juga
kasihan padanya. Dia kan anak yang baik, dia tidak pernah macem-macem,
pendiam dan jarang sekali terdengar namanya. Tapi kenapa dia juga harus
menjadi korban? aku ingin mengunjungi dia lain kali dengan ncing Jaka"




Tiba-tiba Aceh teringat pada Nias yang senasib
dengannya dan berkata, "Dia masih tidak mau bicara....."










Wednesday, June 15, 2005

Melihat dengan cinta Allah...

Assalamualaikum,



Sudah menjadi fitrah manusia bahwa ia menyukai "keindahan".
Begitu pun dengan cinta. Ketika cinta datang melanda, kadang kita
berbuat hal-hal yang kurang sepantasnya tanpa sadar. Mungkin bener kata
orang, cinta itu buta. Lalu ketika cinta berlalu, manusia tenggelam
dalam deritanya, merasa tak memilki siapapun, merasa kehilangan hal
terindah dalam hidupnya. Bukan sesuatu yang bodoh, mungkin di luar
kuasa manusia, tapi cobalah membuka mata.Bukankah masih ada cinta yang
lebih abadi ? Cinta Allah kepada kita. Pikirkan betapa indah cinta-Nya
kepada kita.



Betapa banyak kesalahan yang telah kita perbuat pada-Nya, tetap Dia
selalu memberi. Pantaskah kita mengkhianati-Nya dengan melebihkan cinta
kita kepada makhluknya yang lain? Bukankah telah jelas tersebut dalam
Surat Al-Ikhlas (4): "Dan tak ada seorangpun yang sebanding dengan Dia".



Maka dari itu ketika kita mencintai seseorang, usahakan cinta kita itu
tidak melebihi cinta kita kepada-Nya.Renungkan dengan hati yang
merendah di hadapan-Nya di keheningan malam, bukalah mata untuk cinta
dari Sang Maha Pencinta.Semoga tulisan ini bermanfaat untuk mereka yang
terjebak dalam butanya cinta.



Saat mencintaiMu, kami lupa semua yang berharga,

Kau bagi kami adalah yang paling berharga.

Kami dicela karena mencintaiMu,

dan cukuplah kemuliaan

saat kami dicela karena mencintaiMu






Tuesday, June 14, 2005

Buku : Muhammad Ka Annaka Tara'

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Dr. Aidh Abdullah Al-Qarny
Sungguh, hati muslim dipatri cinta Nabi
Dialah pangkal mulia
Sumber bangga kita di dunia


Demikian Iqbal, seorang cendekiawan muslim Pakistan pernah berkata. Dan sungguh, tiada nama lain dalam kehidupan seorang muslim yang begitu melekat selain nama Muhammad Saw. Tiada sosok lain yang cintanya begitu dalam terpatri di setiap hati kaum beriman selain Muhammad Saw. Tiada pribadi lain yang kemuliaannya dan keteladanannya menjadi kebanggaan dan sumber panutan terbaik selain Muhammad Saw.

"Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung."(Al-A'raf : 157)

Muhammad Ka annaka Tara merupakan karya Dr. Aidh Abdullah Al-Qarny, penulis buku La Tahzan (Don't be Sad) yang sangat menyentuh. Dalam buku ini, beliau mengungkap sosok pribadi Sang Rasul melalui jejak sirahnya, pengalaman indah sahabat saat hidup bersamanya, dan pujian serta gelar yang diberikan Allah dalam Al-Qur'an kepadanya. Inilah kisah Sang Rasul Muhammad Saw. yang ditulis dengan pendekatan cinta, luapan kekaguman dan air mata kerinduan.

Pernahkah kita berpikir...




Pernahkah kita berpikir...

tuk lepaskan satu kata dari bibir ini

bukan hanya pada saat terpuruk

dan terjungkal dalam lubang yang begitu dalam

tapi juga dalam sebuah jaman keemasan



Pernahkah kita berniat...

tuk tekukkan kaki diatas sebuah sajadah lusuh

yang tlah lama hanya tergantung disamping ranjang

sujud kepada-Nya dan mengucap ampun

atas apa yang terjadi

menitikkan airmata dalam setiap kata

yang akan terangkai menjadi sebuah DOA



Ya ALLAH......

kukeluarkan sesuatu dari bibir ini

sebuah kata, rasa syukurkan pada-Mu

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah

atas tulang-tulangku yang tlah Kau bentuk menjadi sebuah rangka

atas nama yang Kau beri lewat hati ibu bapak kami

dan atas makna hidup yang kami arungi

dulu, sekarang dan masa datang.




Alhamdulillah.....






Monday, June 13, 2005

Biografi : Karen Armstrong, "Mencari Tuhan"

Rating:★★★
Category:Other
Karen Armstrong, "Mencari Tuhan"

Melihat orang Yahudi beribadah di yeshiva, umat Islam di masjid, dan kaum Kristiani di gereja, benarlah maklumat Fritchof Chapra, bahwa identifikasi jalan menuju Tuhan akan sangat diwarnai oleh wilayah yang berbeda-beda. Di mata Karen Armstrong, jalan tersebut membentang ke biara Mother House, Sussex, dari ordo yang didedikasikan pada pendidikan perempuan Katolik, Society of the Holy Child Jesus. Di tempat itulah Karen bulatkan tekad untuk luapkan rasa cintanya yang menggebu atas kesempurnaan mitikal Tuhan. Kala itu ia baru berusia 17 tahun.

Ketika generasi muda Inggris di 1960-an dilanda demam Rock ‘n Roll, bergaya hidup gipsi, eksperimentasi narkotika dan seks, atau terjun dalam kancah politik praktis, Karen tancapkan niat mencari Tuhan. Sadar atau tidak, ia jelas memutuskan sesuatu yang luar biasa tak terpermanai. Kalau mau diketengahkan, Tuhan adalah suatu realitas ultima yang tiada terpahami oleh logika sebab-akibat. Tuhan adalah misteri imanen yang tiada terpahami secara objektif, dan tak terbuktikan secara empiris.

Barangkali Karen tidak cukup puas disodori kenyataan bahwa Tuhan punya logika kehadiran-Nya sendiri. Ia tidak cukup terima atas penjelasan tentang Tuhan yang semata berdasar principium rationis sufficientis, prinsip pendasaran secukupnya bahwa tanpa dijelaskan pun, Dia tetap Tuhan. Karen dahaga akan pengertian yang lebih. Maka, pada 14 September 1962, ia bergabung bersama dua belas gadis lain di novisiat. Ia mengawali sebuah pencarian rohani, sebuah petualangan epik, di mana asanya bertumbuh, bahwa kebingungan diri-remajanya akan lenyap dalam misteri yang tak berhingga dan teramat memuaskan yang kita sebut Tuhan (lihat Menerobos Kegelapan, Mizan, 2004).

Terlahir sebagai seorang Katolik Roma pada 1945 (dari ayah pelaku bisnis, dan ibu akademisi di Universitas Birmingham), di pedesaan dekat Birmingham, Karen tidak menyangka bahwa kehidupan di dalam biara ternyata kaku dan keras. Peraturan diterapkan sangat ketat, dan para novis digiring untuk menjalani kepatuhan buta (tidak boleh bertanya atau mengkritik kebiasaan yang sudah mapan, bersikap hormat kepada biarawati yanglebih tua, harus berlutut ketika berbicara dengan superior, dan seterusnya).

Meskipun begitu, setelah tiga tahun, ia berhasil mengambil kaul kemiskinan, kesucian, dan ketaatan (artinya, satu langkah sebelum kaul kekal), yang berlaku untuk lima tahun ke depan. Karen pun diharuskan untuk mengikuti dua tahun pelatihan (Skolastikat) di London. Selepas masa Skolastikat, 1967, walaupun masih tinggal di biara, Karen memulai studi di Kolese St. Anne’s, Oxford. Dari situlah segalanya berbalik arah.

Kultur biara, yang terlampau ketat dalam tradisi dan kuat dalam dogma, berbenturan hebat dengan atmosfer pemikiran yang bebas, kritis, dan dinamis di universitas. Karen terguncang. Ia seolah terjaga bahwa ada beberapa persoalan keagamaan yang menggoyahkan keimanannya: apakah agama berhak memonopoli kebenaran? Bukankah agama (demi mengkultuskan seorang kudus, misalnya) malah berpotensi mengaburkan kebenaran? Apakah Bunda Maria benar-benar hamil tanpa “dosa asal” dan apakah tubuh dan jiwanya terangkat ke surga setelah dia mati? Apakah Yesus bangkit kembali secara faktual? Bagaimana orang bisa tahu bahwa Yesus itu Tuhan? Apakah Tuhan itu memang ada? (Menerobos Kegelapan, hlm. 124 dan 424). Karen kian bimbang.

Kemudian, ia terkenang akan ketidakmampuannya untuk berdoa. Doa bagi kehidupan religius merupakan sebuah sine qua non, sebuah persyaratan yang tak tertolak. Doa merupakan ritual mistis, di mana seseorang merasa tengah berdekatan dengan Tuhan. Tanpa doa, kehidupan religius menjadi semacam kepura-puraan. Di sinilah Karen merasa gagal. Seturut pengakuannya, ia tak kunjung beroleh pencerahan lewat doa. Ia merasakan stagnasi (atau barangkali degradasi) iman. Dengan demikian, Tuhan tidak pernah merupakan kehadiran “nyata” baginya. Tuhan ternyata merupakan realitas yang tidak ia mengerti, yang tidak mampu memuaskan dahaga dalam dirinya. “Jika Tuhan memang ada, Dia mungkin tidak ingin ada urusan apa-apa dengan saya,” ucapnya pasrah (Menerobos Kegelapan, hlm. 125).

Ia Keluar dari Biara

Realitas dunia ternyata membuat Karen gamang. Ia merasa seperti “seorang perempuan yang lepas dari pasungan, dengan kedua kaki yang sudah tak bisa lagi dipergunakan untuk melangkah”. Ia mengalami serangkaian kekecewaan.

Ia gagal dalam ujian doktoral di Oxford. Ia gagal sebagai pengajar di sebuah sekolah di London. Serial berjudul Opinions untuk stasiun televisi Channel 4, yang ia bawakan, bangkrut. Ia terlunta-lunta. Ia, yang tadinya menderita dalam pencariannya akan Tuhan, kini dicabik kemalangan silih-berganti. Ia seperti punya alasan untuk menjadi atheis. Berkali-kali ia menjerit, “Saya sudah selesai dengan Tuhan.”
Seiring waktu, walaupun mengaku sudah selesai dengan Tuhan, Karen ternyata tidak bisa lepas sepenuhnya dari ranah keagamaan. Apalagi ketika ia diminta untuk menulis. Yang mula-mula terbersit dalam benaknya adalah menulis tentang Sejarah Tuhan. Tuhan yang bukan seperti penggambaran para teolog atau mistikus (yang berangkat dari keyakinan/iman tertentu). Tuhan yang tidak hanya berarti realitas.

Ia menjumpai fakta bahwa pandangan tentang Tuhan dalam tiga agama besar Ibrahimi (Yahudi, Kristen, dan Islam) memiliki titik perbedaan sesuai dengan konteks historis masing-masing (lihat Sejarah Tuhan, Mizan, 2001). Namun, ada semacam benang merah yang menghubungkan ketiganya: Tuhan yang sama dan ajaran yang serupa, yakni cinta kasih.

Berangkat dari tema itu, ia kemudian dipenuhi rasa prihatin melihat para pengikut Tuhan bertikai sengit demi alasan-alasan yang kurang berdasar (Perang Salib, konflik Israel-Palestina, atau tragedi 11 September). Ia menegaskan bahwa pertentangan yang mengarah pada kekerasan agama merupakan akibat dari tiadanya pemahaman timbal-balik antaragama. Ia menyesalkan itu. Lantas ia menulis sejumlah buku, di antaranya Through the Narrow Gate, Beginning the World, The Spiral Staircase, In the Beginning, Jerusalem, Crusade, The Battle for God, A History of God, Holy War, Muhammad, Islam, dan Buddha.

Dengan demikian, dimulailah babak baru dalam kehidupannya. Pengalaman biara masih membekas di dalam hatinya. Kegagalan dan kekalahan bertubi-tubi tidak akan ia lupakan. Namun, ia mesti terus menatap ke depan. Puisi Eliot, Ash Wednesday, terngiang-ngiang di telinganya. Semakin ia merenungkan keadaan dirinya, semakin ia mantap menapaki tangga spiral gubahan Eliot. Ia tahu bahwa ia akan kembali ke titik awal, namun setidak-tidaknya ia menjalaninya dengan kesadaran penuh, dan berharap beroleh secercah cahaya dari situ.

Agama memang sudah membuatnya terluka. Tetapi, pengalaman-pengalaman baru yang ia kecap selepas meninggalkan biara menyingkap makna kesejatian hidupnya sendiri. Bagaimanapun, ia memang tak kuasa berpaling dari terma agama. Hanya saja, ia mengemban bakti lain. Ia tegaskan pencariannya akan Tuhan dengan berbekal teologi universal. “Kebahagiaan saya terletak pada belajar teologi,” ungkapnya (Menerobos Kegelapan, hlm. 548). Ia telah menemukan hakikat kemanusiaannya sendiri. Semua itu ia tuntaskan dengan menulis.

Source : matabaca.com

*"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." [QS:2:186]